Beranda / Romansa / Terjebak Gairah ABG / 184. Serangan Kedua

Share

184. Serangan Kedua

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-27 11:04:51

Aku duduk bersebelahan dengan Jatimin dan Widarti di sebelah kananku. Sementara Nara berada di sebelah kiriku. Saat itu Noni belum terlihat.

Aku katakan pada Jatimin dan Widarti, bahwa aku bertindak mewakili keluarga Nara,

“Mungkin Noni sudah cerita ya, bahwa mas mewakili keluarga Nara dalam acara lamaran ini?”

“Udah mas.. itu memang lebih baik, karena mas lebih tahu semua keadaannya.” jawab Jatimin

Saat kami sedang berbincang-bincang, Noni keluar dari ruang dalam dengan mengenakan kebaya putih dan rambutnya ditutupi hijab. Aku terkabul-kagum melihat kecantikan Noni, begitu juga dengan Nara.

“Nah! Ini princess-nya sudah muncul..” ujar Widarti

Noni menghampiri aku pertama kali, dia mencium tanganku dan memelukku dengan penuh haru,

“Pa.. terima kasih sudah bisa hadir dalam acara lamaranku.”

Sambil memeluknya, aku usap-usap punggungnya, “Papa sangat bahagia Non bisa hadir hari ini.”

Noni pun tidak lupa menyalami seluruh keluarga Nara, terakhir dia mencium tangan Nara dan memeluknya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah ABG   185. Tak Berdaya

    Enam bulan kemudian Aku hanya terduduk di kursi roda tak berdaya, aku tidak tahu sebelumnya kalau aku diserang stroke berat. Serangan kedua itu betul-betul membuatku kehilangan segalanya. Aku sempat hilang ingatan sama sekali, sekarang meskipun daya ingatku sedikit demi sedikit pulih. Namun, mulutku masih terasa melu dan sulit untuk berbicara secara lancar. Pagi itu Sri—isteriku menceritakan apa yang aku alami, “Mas sudah enam bulan diserang stroke, sekarang masih dalam pemulihan. Jabatan mas sudah diserahkan pada Nara, dia sering menjenguk mas bersama Noni.”Aku hanya bisa mendengar dan menatap Sri saat dia mengatakan itu. Kadang aku menitikkan airmata menatap Sri, dia begitu setia dan tidak pernah berkata kasar terhadapku. Sri juga cerita kalau Anya pernah datang, dia sampai menangis dipangkuan Sri. Anya merasa sangat kehilangan, karena selama ini dia sudah menganggap aku sebagai pengganti orang tuanya. “Anya itu persis Noni, mas, dia sangat perhatian padaku. Saat itu dia data

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Terjebak Gairah ABG   186. Semua Berubah

    Tinggal menghitung hari, Adriana pun akan dipersunting pak Anggoro menjadi isterinya. Ternyata pak Anggoro benar-benar mencintai Adriana. “Om jangan ada beban pikiran lagi, sebentar lagi aku menikah. Mungkin tidak lama setelah aku, Noni pun akan menikah.”Aku menatap Adriana saat dia mengatakan itu, ada keharuan yang bersemayam di hatiku. Bagaimana aku tidak terharu, mereka berdua pernah mencecap manisnya kehidupan bersamaku. Aku harus bersyukur, penyakit yang aku derita menghentikan semua aktivitas maksiatku. Diujung usia yang entah kapan waktunya Tuhan memanggil, sudah sepatutnya aku meninggalkan perbuatan kitu. Lamunanku terhenti ketika Rani menyapaku, “Papa gimana kabarnya? Sudah ada perubahankah?” tanya Rani sembari menggendong Putri Larasati—cucuku. Aku menganggukkan kepala perlahan-lahan, aku ingin mengiyakan apa yang ditanyakan Rani. Rani mendekatkan Putri kewajahku, “Eyang cium putri dong.. “ ujar Rani sembari menyodorkan pipi Putri.Aku cium pipi Putri, ketawanya seketi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Terjebak Gairah ABG   187. Mulai Pulih

    Dua bulan kemudianKini aku tidak lagi di kursi roda, perlahan-lahan aku sudah mulai bisa berjalan. Meskipun, masih ditopang dengan kruk, setidaknya anggota tubuhku sudah bisa digerakkan. Aku pun sudah bisa berkomunikasi dengan lancar. Dengan dikawal isteriku, kami berjalan-jalan disekitar perumahan. Ini masih dalam proses terapi untuk berjalan, aku hanya tinggal melancarkan berjalan agar tidak lagi memakai kruk. Sisa waktu yang diberikan Tuhan saat ini ingin aku manfaatkan sebaik mungkin. Mengulangi kesalahan yang sama adalah kebodohan, itu yang tidak ingin aku ulangi lagi. “Sekarang kamu sudah mulai pulih, semoga ingatan kamu juga semakin pulih.” ujar Sri pagi ituAku tatap wajah Sri yang mengiringi aku berjalan, aku merasa dia ingin mengatakan sesuatu. Tapi, dia masih banyak pertimbangan. “Ada yang ingin kamu katakan, Sri? Katakan saja, mas rasa ini saat yang tepat.”Sri menatapku dan melihat raut wajahku, “Mas tidak keberatan kan kalau aku cerita?”“Tidak Sri, mas siap mendeng

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Terjebak Gairah ABG   188. Kabar Baik

    Aku dijemput di rumah oleh supir pak Anggoro untuk ke kantor. Sampai di kantor aku segera menemui pak Anggoro di ruang kerjanya. “Selamat pagi pak..” aku menyapa pak Anggoro “Pagi pak Danu, silahkan duduk pak.. ada beberapa hal yang ingin saya bicara.”“Baik pak.. sebelumnya, saya mau mengucapkan turut berduka cita pak, atas meninggalnya ibu Sienna. Saya baru tahu dari Adriana.”“Terima kasih atas perhatiannya pak..” ucap pak Anggoro Pak Anggoro mengatakan padaku, bahwa dia akan menikahi Adriana. Dia perlu sampaikan itu karena aku dianggapnya sebagai bagian dari keluarga Adriana. Pak Anggoro juga memberikan aku kesempatan untuk tetap membantu perusahaannya, pekerjaannya bisa aku lakukan cukup dari rumah. Aku sangat berterima kasih pada pak Anggoro, karena masih diberikan kepercayaan. “Bapak tidak harus hadir di kantor, bisa by Phone atau via zoom. Sifatnya hanya memberikan saran dan solusi pada tim kerja perusahaan.”“Baik pak.. siap membantu pada prinsipnya.”“Bulan depan, kemun

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30
  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah ABG   197. Ending

    196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.

  • Terjebak Gairah ABG   196. Pernikahan Adriana

    Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany

  • Terjebak Gairah ABG   195. Pujian Virna

    “Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna

  • Terjebak Gairah ABG   194. Kencan dengan Virna

    Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig

  • Terjebak Gairah ABG   193. Rencana Pernikahan

    Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu

  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

DMCA.com Protection Status