Home / Pernikahan / Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam / Bab 12. Apa yang Harus Kulakukan?

Share

Bab 12. Apa yang Harus Kulakukan?

Author: Pwati
last update Last Updated: 2023-08-18 23:03:58
Srek! Lucas menarik kursi untuk Aara duduki. Dengan terus diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Aara pun duduk di kursi itu dan memandangi makanan yang sudah tersaji dengan begitu banyaknya di atas meja.

Dulu, sebelum ayahnya jatuh miskin. Dia memang hidup dengan mewah, segala sesuatu yang dia butuhkan selalu dia dapatkan.

Dia sangat dimanjakan, hingga hidupnya persisi seperti putri yang ada di negeri dongeng

Bahkan perlakuan seperti ini, hanyalah sebagian dari kemewahan yang dia dapatkan.

Namun, entah kenapa hidupnya tiba-tiba berubah. Bukan hanya kemewahan yang hilang darinya, tapi hidupnya ini penuh dengan penderitaan yang bahkan tidak ada habisnya.

“Silakan makan apa pun yang Anda inginkan Nyonya, makanan ini dibuat khusus hanya untuk Anda,” ucap Lucas.

Aara menatap tidak selera pada makanan di depannya itu. Tapi, dia harus berpura-pura ingin makan. Karena hanya dengan inilah, mereka semua tidak akan memperlakukannya dengan buruk lagi.

“Wahh, benarkah? Kalau begitu aku ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 13. Rencana Melarikan Diri

    Aara tampak masih berada di taman. Dia masih duduk di sana seorang diri, dengan wajahnya yang menunduk. Kedua tangannya terlihat mengepal, matanya juga lurus melihat rumput taman yang ada di sana. Kepalanya masih berpikir bagaimana dia harus keluar dari situasinya saat ini. Hal apa yang harus dia lakukan, agar dia terbebas dari belenggu Zayden yang amat menyakitkan ini. Dia tahu karena perjanjian itu, dirinya harus hidup terpenjara dan tersiksa di sini tanpa bisa membela diri. Tapi, jika harus seperti ini. Siapa pun tidak akan bisa menerimanya. “Nyonya, ini sudah siang. Cuaca juga sudah panas, mari masuklah ke dalam,” ucap Feni, yang baru saja datang menghampiri Aara. Aara menoleh, dia lalu menatap Feni. Matanya itu menunjukkan bahwa masih ada hal yang mengganggu pikirannya dan dia tidak bisa memecahkannya. “Feni, boleh aku menanyakan sesuatu padamu?” tanyanya. “Silakan Nyonya.” “Jika seandainya kau menikahi seseorang yang ternyata tidak mencintaimu, dan dia hanya ingin melampi

    Last Updated : 2023-08-20
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 14. Rencana yang Mulai Berjalan

    Aara sudah bersiap-siap sekarang. Dia sudah berganti pakaian dengan model pakaian yang memudahkannya untuk berlari pada saat dirinya menjalankan aksinya untuk melarikan diri. Aara menarik nafasnya dalam-dalam sebelum dirinya membuka pintu yang ada di hadapannya. Dia harus memberanikan dirinya untuk lari dari neraka ini. Jika tidak, maka dia akan menjadi orang yang sama dengan para penghuni di sini.Aara menarik dan membuang nafasnya berkali-kali, ketika merasa sudah siap. Dia pun akhirnya memegang handle pintu itu dan menggerakkannya ke bawah.Ceklek!Pintu pun terbuka. Dengan percaya dirinya, Aara keluar dari dalam kamarnya dan melangkahkan kakinya untuk menemui Lucas.Aara menuruni anak tangga dengan perlahan, karena jujur dia sangat gugup saat ini. Dia tidak boleh melakukan kesalahan, atau semua rencananya akan gagal.Aara melihat ke sana kemari untuk mencari keberadaan Lucas. Namun nihil, dia tidak menemukan keberadaan Lucas di mana pun, karena mansion ini sangat luas, Aara

    Last Updated : 2023-08-21
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 15. Rencana yang Berhasil

    Aara terus melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan walaupun rasa risih dan juga khawatir terus menerpanya, namun Aara harus tetap terlihat biasa saja.'Aku harus bisa membodohi mereka, jika aku izin ke kamar mandi. Mereka pasti akan menyuruh Feni untuk mengikutiku, itu artinya aku harus membuat Feni meninggalkanku dulu.’ Pikirnya.Aara kembali melirik ke samping kirinya, dimana di posisi itu terdapat Feni yang dengan setianya menemani langkah kakinya.‘Apa yang harus aku lakukan, agar Feni bisa menjauh,’ batinnya.Aara berjalan ke sebuah toko. Di mana di sana terdapat barang-barang untuk wanita. Di mulai dari tas, pakaian dan juga sepatu.Dia melihat tas-tas di sana. Namun, fokusnya itu tetap pada para bodyguard dan juga pelayannya.Otaknya terus berpikir, apa yang akan dia lakukan selanjutnya.“Ahh, aku haus,” ujarnya tiba-tiba.“Anda haus Nyonya?”Aara mengangguk. “Feni, bisa kau belikan aku sebotol air?”“Biar saya saja Nyonya,” ucap salah satu bodygu

    Last Updated : 2023-08-22
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 16. Kesalahan Besar

    “Maafkan saya Tuan, tapi saya harus memberitahukan hal penting ini pada Anda. Nyonya, beliau melarikan diri.”Deg!“Apa?”Zayden langsung berdiri, dia mendekat pada Sam yang baru saja menyampaikan kabar tidak menyenangkan baginya.“Apa kau bilang?!” tanyanya lagi dengan suara yang semakin mendingin.“Nyonya telah melarikan diri Tuan.” Sam kembali mengulang perkataannya.Seketika, amarah pun semakin tampak pada wajah Zayden. Dia mencengkeram kerah kemeja Sam, sebagai bentuk amarahnya.“Bagaimana dia bisa melarikan diri? Apa mereka semua tidak bekerja? Apa mereka hanya menerima gaji buta!” marahnya.Pegawai wanita itu merasa bingung siapa sebenarnya yang sedang Zayden dan Sam bicarakan. ‘Sebenarnya siapa yang sedang mereka bicarakan, siapa yang melarikan diri. Tadi sekretaris Sam memanggilnya nyonya, siapa nyonya yang dia maksud' pikirnya.“Beritahu mereka semua, cari wanita itu sampai dapat. Jika mereka tidak bisa menemukannya, jangan harap mereka masih bisa bernafas!”“Baik

    Last Updated : 2023-08-23
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 17. Hukuman yang Menunggu

    Zayden melangkahkan kakinya menuju luar rumah dengan ekspresi mengerikan yang masih tampak begitu jelas dia tunjukkan.Dia harus segera menemukan Aara. Dia tidak akan membiarkan Aara bersenang-senang terlalu lama, karena sudah waktunya tikus kotor itu kembali ke sarangnya, tepatnya sarang penjaranya.“Sam, apa kau sudah menyuruh semua anak buahmu untuk mencarinya?” tanyanya“Saya sudah menyebar seluruh anak buah saya di seluruh kota Jakarta Tuan, saat ini mereka sedang mencari keberadaan nyonya,”jawabnya.“Bagus!”Sam membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Zayden, tampak Zayden yang langsung masuk ke dalam mobil dengan ekspresi dinginnya. Sam juga langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mebilnya dengan kecepatan sedang, melewati halaman mansion Zayden yang begitu luas.Selama di perjalanan, Zayden terus mengepalkan kedua tangannya. Ekspresinya benar-benar sangat marah, seakan-akan saat ini dia bahkan bisa membunuh seseorang untuk meluapkan kemarahannya. “Aku tidak ak

    Last Updated : 2023-08-23
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 18. Rasa Sakit Luar Biasa

    “Ikut denganku! Akan aku tunjukkan padamu balasan yang akan kau dapatkan setelah berani melarikan diri dariku! Tatapan Zayden kembali menajam, dia melepaskan tangannya dari pipi Aara dengan kasar lalu beralih memegang tangan Aara dengan kasar pula. Zayden lalu menarik Aara dengan keras untuk ikut dengannya.Aara yang mendapat perlakuan seperti itu pun langsung memberontak, dia bahkan berteriak meminta tolong, berharap orang yang ada di sekitar sana akan mendengar teriakannya dan menolongnya dari Zayden.“Tolong! Siapa pun tolong aku, aku diculik. Tolong... tolong aku kumohon hiks hiks.” Namun nihil, sekeras apa pun Aara berteriak, tidak ada satu pun orang yang mendengarnya, entah kemana orang-orang di sini pergi. Aara tahu bahwa di sini memang tempat yang lumayan sepi, tapi tidak mungkin tidak ada satu pun orang di tempat ini.Aara melihat ke sana kemari, berharap dia melihat satu saja orang yang bisa dia mintai pertolongan, tapi harapan Aara kembali pupus saat dia tidak melihat sa

    Last Updated : 2023-08-24
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 19. Rasa Bersalah

    Mobil berhenti tepat di halaman rumah Zayden, tampak Zayden yang langsung keluar saat Sam membukakan pintu mobil untuknya. “Keluar!” titahnya kemudian pada Aara.Aara melihat takut kepada Zayden, dia sebenarnya tidak mau turun. Tapi keinginan itu sia-sia, karena hal itu tidak akan terjadi. Karena perintah dari Zayden adalah perintah yang mutlak bagi siapa pun yang berada di rumah ini, karena itulah tidak ada keinginan orang lain yang akan terkabul di rumah ini kecuali atas keinginan Zayden.Aara perlahan-lahan mulai menggeser tubuhnya sampai ke dekat pintu mobil yang terbuka, dia mengeluarkan sebelah kakinya terlebih dahulu lalu kakinya yang lain dengan perlahan. Sebenarnya Aara sangat tidak tahan dengan rasa sakit yang saat ini dia rasakan. Sungguh saat ini dia membutuhkan seorang dokter, jika tidak entah apa yang akan terjadi padanya setelah ini.“Apa kau tidak bisa cepat sedikit!” Zayden memerintah dengan tidak sabarnya.“I-iya,” jawab Aara dengan terbata. ‘Sakit, sakit sekal

    Last Updated : 2023-08-24
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 20. Ini Bahkan Belum Seberapa

    Aara menangis dengan arah pandangannya yang terus menatap kepada Feni dan dua bodyguard yang sedang berusaha keras berjalan keluar dari ruangan Lucas.“Maafkan aku,” gumamnya.“Tidak ada gunanya Nyonya,” ucap seseorang yang merupakan Lucas. Dia datang dari arah luar ruangannya dan masuk menghampiri Aara.Aara tersentak dan melihat ke arah Lucas, dia baru menyadari bahwa Lucas tadi tidak ada di sini. Dimana dia berada sejak tadi, Aara juga tidak tahu. Mungkinkah dia juga menerima hukuman dari Zayden karena memperbolehkannya untuk keluar dari rumah ini.“Tidak ada gunanya lagi meminta maaf Nyonya, karena mereka sudah menanggung semua yang Anda lakukan. Mereka menderita karena kesalahan Anda, Anda hampir saja membuat nyawa mereka yang berharga melayang. Apa Nyonya tidak menyadarinya?”Aara menunduk, dia sepenuhnya merasa bersalah. Dia hanya memikirkan dirinya saja yang ingin keluar dari tempat ini. Tanpa memikirkan nasib dari orang-orang yang terakhir bersamanya, kenapa dia bisa tid

    Last Updated : 2023-08-25

Latest chapter

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status