~Satu Bulan Lalu~Setelah sekian lama akhirnya Lian berhasil menghirup udara bebas. Dia berjalan melangkah meninggalkan kepolisian menuju ke sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir di halaman. “Selamat untuk kebebasannya, Nona!” ucap laki-laki yang berdiri menunggu Lian di dekat mobil tersebut.“Hem!”“Silakan, Nona!”—laki-laki itu membukakan pintu mobil.Laki-laki yang menjemput Lian bukanlah orang dari keluarga Wu. Dia merupakan suruhan seseorang untuk menjemput Lian dan membawanya ke Makau.Tidak ada satupun orang dari keluarga Wu yang tahu bahwa hari ini Lian keluar dari penjara. Lian sungguh membatasi informasi tentangnya diketahui banyak orang.“Anda sungguh tidak mau pulang ke rumah keluarga Wu dulu, Nona?” tanya laki-laki tadi dari kursi pengemudi.“Tidak, aku tidak sudi menginjakkan kaki di rumah itu sampai ada yang bersujud di kakiku memintaku kembali,” jawab Lian. Laki-laki pengemudi mobil hitam itupun melajukan mobilnya ke bandara. Seperti yang dikatakan Lian, dia tid
Pagi ini ada sedikit hal yang mengganggu pikiran Natasha dan membuatnya sedikit tidak bernafsu untuk sarapan. Semalam, dia melihat Lucas diam-diam menelepon seseorang di kamar mandi. Tidak sengaja Natasha mendengar Lucas menyebut nama Lian dan membicarakan tentang anak. Natasha menghela napas cukup keras. Hal itu rupanya diketahui oleh Lucas. “Kamu kenapa, Sayang?” tanya Lucas kepada Natasha.“Ha? ... oh, tidak tidak ada apa-apa, aku hanya sedang sedikit kepikiran tentang pekerjaan,” jawab Natasha.“Apakah ada masalah di kantor?”“Ehm ... a—da, tapi kamu tidak perlu khawatir, hanya masalah kecil.”“Beri tahu aku kalau kamu memerlukan bantuan, Natasha!”“Iya, tapi sungguh, aku masih bisa mengatasinya,” ucap Natasha.Selesai sarapan pagi itu, seperti biasa, Lucas akan mengantar Natasha ke kantor terlebih dahulu sebelum menuju ke galerinya. “Nanti kita makan siang bersama?” tanya Lucas setibanya mereka di depan lobi Scienic. “Maafkan aku! aku ingin sekali, tapi sepertinya tidak bisa,”
Setelah semalaman berpikir, akhirnya Lucas tidak jadi bertanya apapun kepada Natasha tentang Lian. Jika ia bertanya, pasti istrinya itu akan penasaran dari mana ia bisa tahu. Sekalipun ia tetap bertanya dengan berpura-pura tidak tahu apapun, Natasha pasti juga tidak akan berkata jujur. Sebab, jika Natasha ingin jujur tentu sejak awal ia tidak akan menutupi pertemuannya dengan Lian.“Kak, kamu mencariku?” tanya Kai yang baru saja tiba di galeri. Lucas lantas menghentikan aktivitas melukisnya. “Ada apa, Kak?” tanya Kai lagi.“Kemarin Natasha bertemu dengan Lian,” jawab Lucas to the point.“Benarkah?”—Kai terkejut—“Nona Lian sudah ada di sini?”“Iya, dan aku tidak tahu apa yang sudah ia bicarakan dengan Natasha.”“Lalu, apa rencana Kakak? Kakak ingin aku mencari tahu?”Lucas diam sejenak sebelum akhirnya kembali bersuara. “Tidak perlu, biar aku yang bertanya sendiri padanya.”Kai sangat paham dengan maksud ucapan Lucas. “Kakak akan menemui Nona Lian?”“Ya.”“Baik, kalau begitu akan kuca
Setelah tiba di Makau dan bertemu dengan Muchen, Lian akhirnya tahu semuanya tentang Lucas.Termasuk rahasia besar Lucas mengenai Natasha dan juga jaringan gelapnya.Muchen bisa dibilang adalah orang yang punya hubungan baik dan cukup dekat dengan Lian dan Lucas. Namun, meskipun demikian mereka bertiga tidak pernah saling mengurusi urusan antara satu dengan yang lain. Selama ini Muchen hanya cukup tahu apa yang dilakukan Lian dan Lucas. Selama mereka tidak menyinggung urusannya, maka ia juga tidak akan ikut campur dalam urusan mereka.Hanya saja, di saat Muchen tahu tentang kehamilan Lian dan bagaimana kondisi Lian saat di penjara, Muchen merasa ia tidak mampu melihat Lian yang seperti itu. Rasa cinta Muchen untuk Lian yang selama ini terpendam membuatnya harus melakukan sesuatu.“Kamu sudah bertemu dengan Lucas?” tanya Muchen melalui panggilan video.“Iya, kemarin dia menemuiku di hotel,” jawab Lian.“Lian, kuharap kamu tidak lupa dengan janjimu!”Lian memutar bola matanya, malas. “I
“Wow, senang bisa bertemu lagi denganmu, Lucas!” seru Adolf ketika bertemu dengan Lucas.Lucas dan Adolf saling memberi pelukan layaknya kawan lama yang baru bertemu setelah sekian lama. Iya, mereka memang baru bertemu setelah sekian lama. Namun, sayangnya di masa lalu mereka bukanlah kawan baik atau yang sejenisnya.“Senang juga bisa bertemu denganmu!” balas Lucas.Pelukan keduanya terlepas. Adolf melihat ke sekeliling—“Jadi, ini galerimu sekarang?”“Iya,” jawab Lucas singkat. Lucas tahu apa yang sedang dipikirkan Adolf saat ini. Dia lantas berkata, “Galeriku memang masih kalah besar dari galeri mama dulu, tapi percayalah bahwa ini karena baru kubuka.”“Aku percaya,” ucap Adolf, “tenang saja! aku sangat tahu seperti apa rekam jejakmu, Lucas. Aku tidak pernah meragukanmu.”Adolf berkeliling galeri Lucas. Dia melihat beberapa lukisan karya Lucas yang terpajang di dinding sambil sesekali memberikan komentar.
Selama beberapa hari ini Daniel berpikir sangat keras. Dia sudah tahu semuanya dari Alexa mengenai Grepes, Alexander, dan sebuah kelompok mafia Amerika bernama Ring Fire yang mengincar Scienic dan Natasha. Kenyataan itu membuat Daniel tidak tenang. Dia ingin berbuat sesuatu untuk membantu Natasha dan Scienic. “Haruskah aku mengikuti saran Alexa?” pikir Daniel. “Percaya padaku! kita ikuti alur rencana mereka.” Kalimat Alexa itu terus terputar di kepala Daniel. Berkali-kali Daniel menghela napas sampai akhirnya dia membuat keputusan. “Kurasa sudah waktunya Scienic Tech. terpisah dari Scienic Group.” Natasha terkejut, dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. “Kak ...?” Natasha tidak tahu harus berkata apa. Ini terlalu tiba-tiba. Dia bingung. “Kamu tidak perlu repot mengurus semuanya, biarkan tim kita yang bekerja!” lanjut Daniel. Natasha masih menganga dengan kebingungannya. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia sampaikan. Namun, suaranya enggan untuk keluar. Daniel melewat
“Alexa?”—Natasha mengabaikan pertanyaan Lucas.“Natasha—”“Apa Alexa yang baru saja bicara denganmu sama dengan Alexa yang ku tahu?” tanya Natasha, “Alexandria Jung, apakah kamu mengenalnya?”Suasana ruangan itu sunyi untuk beberapa saat. Natasha masih menunggu jawaban Lucas, sementara Lucas masih memilih kata untuk jawaban.Setelah beberapa saat, terdengar suara helaan napas Lucas. “Iya, itu adalah Alexa yang sama, Alexandria Jung.”Perkataan Lian beberapa hari lalu kini mulai terngiang kembali di kepala Natasha. Ternyata, benar bahwa ia belum banyak tahu tentang suaminya dan suaminya juga belum bisa terbuka padanya.Natasha mulai frustasi. “Aku bisa menjelaskan semuanya padamu, Natasha, tapi tolong jangan membenciku dan percayalah padaku!”—Lucas memohon.“Ku harap kamu juga bisa percaya padaku, Lucas. Aku tidak ingin terlewat mengetahui sesuatu tentangmu,” ucap Natasha, “kamu tahu? rasanya sangat tidak nyaman ketika orang lain lebih banyak tahu tentangmu daripada aku, istrimu sendi
Di hari pameran ....Dania memasuki galeri dan menunjukkan kartu undangan dari Lucas kepada salah seorang pegawai.“Oh, silakan lewat sini, Nona!”Dania diajak ke sebuah ruangan yang ternyata terdapat sebuah lorong rahasia di dalamnya. Sesampainya di pintu lorong, pegawai tadi mempersilakan Dania untuk memasuki lorong itu sendiri. Hanya perlu mengikuti jalur lorong maka nanti dia akan sampai ke aula tempat pelelangan.“Kamu tidak mengantarku?” tanya Dania ke pegawai tersebut.“Maaf, Nona, saya tidak bisa. Tuan Lucas hanya mengizinkan kami untuk mengantar sampai sini.”“Oh, baiklah.”Pada akhirnya Dania menelusuri lorong sendirian dengan diterangi cahaya lampu yang temaram. Sesampainya di ujung lorong dia menjumpai hanya ada satu pintu di sana. Dania membukanya ....“Dania!” panggil Kai yang berdiri tidak jauh dari pintu. “Kai ....”“Jangan hanya berdiri di sana saja, masuklah!”Menerima undangan tersebut, Dania langsung melangkahkan kakinya memasuki aula. Mata Dania mindai sekitar.