“Wow, senang bisa bertemu lagi denganmu, Lucas!” seru Adolf ketika bertemu dengan Lucas.
Lucas dan Adolf saling memberi pelukan layaknya kawan lama yang baru bertemu setelah sekian lama. Iya, mereka memang baru bertemu setelah sekian lama. Namun, sayangnya di masa lalu mereka bukanlah kawan baik atau yang sejenisnya.“Senang juga bisa bertemu denganmu!” balas Lucas.Pelukan keduanya terlepas. Adolf melihat ke sekeliling—“Jadi, ini galerimu sekarang?”“Iya,” jawab Lucas singkat. Lucas tahu apa yang sedang dipikirkan Adolf saat ini. Dia lantas berkata, “Galeriku memang masih kalah besar dari galeri mama dulu, tapi percayalah bahwa ini karena baru kubuka.”“Aku percaya,” ucap Adolf, “tenang saja! aku sangat tahu seperti apa rekam jejakmu, Lucas. Aku tidak pernah meragukanmu.”Adolf berkeliling galeri Lucas. Dia melihat beberapa lukisan karya Lucas yang terpajang di dinding sambil sesekali memberikan komentar.Selama beberapa hari ini Daniel berpikir sangat keras. Dia sudah tahu semuanya dari Alexa mengenai Grepes, Alexander, dan sebuah kelompok mafia Amerika bernama Ring Fire yang mengincar Scienic dan Natasha. Kenyataan itu membuat Daniel tidak tenang. Dia ingin berbuat sesuatu untuk membantu Natasha dan Scienic. “Haruskah aku mengikuti saran Alexa?” pikir Daniel. “Percaya padaku! kita ikuti alur rencana mereka.” Kalimat Alexa itu terus terputar di kepala Daniel. Berkali-kali Daniel menghela napas sampai akhirnya dia membuat keputusan. “Kurasa sudah waktunya Scienic Tech. terpisah dari Scienic Group.” Natasha terkejut, dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. “Kak ...?” Natasha tidak tahu harus berkata apa. Ini terlalu tiba-tiba. Dia bingung. “Kamu tidak perlu repot mengurus semuanya, biarkan tim kita yang bekerja!” lanjut Daniel. Natasha masih menganga dengan kebingungannya. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia sampaikan. Namun, suaranya enggan untuk keluar. Daniel melewat
“Alexa?”—Natasha mengabaikan pertanyaan Lucas.“Natasha—”“Apa Alexa yang baru saja bicara denganmu sama dengan Alexa yang ku tahu?” tanya Natasha, “Alexandria Jung, apakah kamu mengenalnya?”Suasana ruangan itu sunyi untuk beberapa saat. Natasha masih menunggu jawaban Lucas, sementara Lucas masih memilih kata untuk jawaban.Setelah beberapa saat, terdengar suara helaan napas Lucas. “Iya, itu adalah Alexa yang sama, Alexandria Jung.”Perkataan Lian beberapa hari lalu kini mulai terngiang kembali di kepala Natasha. Ternyata, benar bahwa ia belum banyak tahu tentang suaminya dan suaminya juga belum bisa terbuka padanya.Natasha mulai frustasi. “Aku bisa menjelaskan semuanya padamu, Natasha, tapi tolong jangan membenciku dan percayalah padaku!”—Lucas memohon.“Ku harap kamu juga bisa percaya padaku, Lucas. Aku tidak ingin terlewat mengetahui sesuatu tentangmu,” ucap Natasha, “kamu tahu? rasanya sangat tidak nyaman ketika orang lain lebih banyak tahu tentangmu daripada aku, istrimu sendi
Di hari pameran ....Dania memasuki galeri dan menunjukkan kartu undangan dari Lucas kepada salah seorang pegawai.“Oh, silakan lewat sini, Nona!”Dania diajak ke sebuah ruangan yang ternyata terdapat sebuah lorong rahasia di dalamnya. Sesampainya di pintu lorong, pegawai tadi mempersilakan Dania untuk memasuki lorong itu sendiri. Hanya perlu mengikuti jalur lorong maka nanti dia akan sampai ke aula tempat pelelangan.“Kamu tidak mengantarku?” tanya Dania ke pegawai tersebut.“Maaf, Nona, saya tidak bisa. Tuan Lucas hanya mengizinkan kami untuk mengantar sampai sini.”“Oh, baiklah.”Pada akhirnya Dania menelusuri lorong sendirian dengan diterangi cahaya lampu yang temaram. Sesampainya di ujung lorong dia menjumpai hanya ada satu pintu di sana. Dania membukanya ....“Dania!” panggil Kai yang berdiri tidak jauh dari pintu. “Kai ....”“Jangan hanya berdiri di sana saja, masuklah!”Menerima undangan tersebut, Dania langsung melangkahkan kakinya memasuki aula. Mata Dania mindai sekitar.
Setelah bergabungnya Dania, kini semua pihak memiliki lawannya masing-masing. Organisasi intelijen, Grepes, Alexander dan Ring Fire, semuanya telah memiliki lawan yang seimbang. Perjanjian Lucas dengan Adolf berhasil membuat Ring Fire kesulitan. Mereka menjadi saingan di pasar gelap. Semenatar itu, Scienic Farm. dengan dibantu oleh Dania tengah menghimpun bukti-bukti keterlibatan pihak internal perusahaan dan juga para pejabat bermasalah. Serta, bukti-bukti hubungan mereka dengan Ring Fire dan Alexander sebagai penjembatan. Sedangkan Scienic Tech. yang kini berubah nama menjadi Bite Inc., mereka tengah menyiapkan ‘bom bunuh diri’ untuk Grepes. Ketika semua sudah dirasa cukup, mereka akan pun akan menekan tombol ‘ledak’. “Kak, rusa buruan sudah lumpuh.” Pesan tersebut merupakan kode dari Kai kepada Lucas untuk memberitahukan keadaan Ring Fire yang telah berhasil dibekukan. Lucas mematikan sambungan teleponnya dengan Kai dan langsung menghubungi Alexa. Sambil terus melu
Lucas mencoba memeriksa rekaman CCTV yang ada di rumahnya untuk mencari petunjuk mengenai hilangnya Ashana. Namun, ternyata semua kamera pengawas yang ada di sana sudah mati sebelum kejadian penculikan. “Argh! sial!” umpat Lucas sambil mengusak kasar rambutnya. Dia kembali ke dalam rumah dan menghampiri Natasha yang tengah duduk menangis di sofa dan ditenangkan oleh pelayan perempuan rumah mereka. “Bagaimana, Lucas?” “Tidak ada petunjuk,” jawab Lucas. “Ah, bagaimana ini? Ashana ....” “Tenanglah, Natasha!” Semua orang yang bekerja di rumah Natasha saat ini berkumpul mengelilingi mereka. Lucas memperhatikan wajah para pegawainya satu per satu. “Seperti ada yang kurang,” batin Lucas. Dia lantas bertanya kepada para pelayannya. “Di mana satu rekan kalian yang belum datang?” Semua pelayan langsung memeriksa orang-orang di samping mereka. Barulah saat itu mereka sadar bahwa masih ada satu orang yang belum terlihat. “Oh, Nurmala!” sahut salah satu orang yang bert
Setelah selesai semua proses hukum terkait tuduhan wanprestasi yang dilakukan Scienic Tech. terhadap Grepes, Daniel dan Alexa pikir mereka dapat beristirahat dengan tenang setelah sampai di Indonesia. Namun, siapa sangka ketika baru turun dari pesawat mereka justru mendapat kabar tidak bagus tentang Ashana.“Apa yang tejadi, Lucas?” Daniel dan Alexa yang baru saja tiba di rumah Lucas itupun langsung menuntut penjelasan. “Apa maksudmu Ashana diculik? siapa yang menculiknya?” imbuh Alexa.“Masih belum jelas siapa yang menculiknya, penculik itu dengan suara samaran mengatakan kalau mereka tidak mengiginkan apapun. Mereka hanya ingin membuatku menderita dengan kehilangan anak.”“Shit!”—Daniel begitu frustasi mendengarnya.“Jika demikian, bukankah itu berarti bisa jadi mereka adalah musuh-musuhmu yang menyimpan dendam?” tanya Alexa.“Hem, kurasa begitu.”“Lalu, di mana Natasha sekarang?” tanya Daniel kemudian.“Dia ada di kamar, dia masih sangat terpukul.” Daniel ingin sekali menghampiri
Setelah mendapat perintah dari Lucas, Kai dan Dania segera menuju Swiss. Setelah seharian menunggu di sekitar bandara kedatangan luar negeri pada akhirnya mereka menemukan apa yang mereka tunggu.Nurmala, perempuan berusia tiga puluhan awal itu menginjakkan kakinya di Swiss bersama dengan seorang laki-laki. Berdasarkan informasi yang didapat oleh Kai, laki-laki itu adalah suami Nurmala yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah operasi jantung.Kai menyamar sebagai orang yang menjemput Nurmala. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan perempuan itu dan suaminya.Baik Nurmala maupun suaminya sama sekali tidak ada yang curiga. Sampai pada akhirnya, Nurmala merasa ada yang aneh.“Kenapa jauh sekali? bukankah Tuan Song bilang aku akan bekerja di perkotaan? tapi ini ....”Kai mengernyitkan dahinya—“Tuan Song?” tanyanya dalam batin. “Tuan Song ingin kalian menikmati liburan terlebih dahulu,” jawab Kai kemudian.“Oh, jadi begitu, baiklah.”“Sayang, bosmu baik sekali!” ucap suami Nurmala,
Setelah sekian lama akhirnya Lucas kembali menginjakkan kaki di rumah besar yang selama lebih dari tiga puluh tahun ia tinggali. Kabar terakhir yang ia dapat, rumah itu dilelang oleh pihak pemerintah China. Namun, siapa sangka jika yang memiliki rumah itu sekarang adalah Tuan Song.TUK! ... TUK! ... TUK!Suara langkah kaki Lucas sampai ke telinga Tuan Song yang saat ini sedang duduk di kursi rodanya di ruang keluarga. “Oh, Tuan Lucas, Anda sudah datang?” Tuan Song berbalik menghadap Lucas dan membungkuk memberi hormat padanya. “Selamat datang kembali di kediaman Li, Tuan!”“Hentikan omong kosong ini, Tuan Song! cepat katakan di mana Ashana!”“Bersantailah dulu, Tuan, Nona Muda baik-baik saja. Dia sedang tidur di kamar Anda.”Lucas tentu masing sangat ingat di mana letak kamarnya itu. Di lantai dua paling ujung sebelah kanan. “Hah ...!”—Tuan Song menghela napas seolah merasa sangat lega.“Duduklah, Tuan Lucas! memangnya Anda tidak tertarik untuk mengenang masa lalu bersama saya?” Lu