Selesai bertemu dengan Lucas, selanjutnya Alexa menuju kantor utama Scienic. Tidak ada agenda khusus, dia hanya tiba-tiba ingin bertemu dengan Natasha. “Alexa?”“Oh, Daniel? ... wow, aku tidak menduga kita akan bertemu di sini!” balas Alexa kepada Daniel yang juga akan pergi menemui Natasha.“Sedang apa kamu di sini?”—Daniel penasaran.“Tidak terlalu penting sebenarnya, tapi karena aku sudah ada di sini, rasanya aku perlu menyapa Nona Natasha!” jawab Alexa, “beliau pemilik utama Scienuc, ‘kan?” lanjutnya.Daniel curiga Alexa merencanakan sesuatu. Dia tidak percaya Alexa seramah itu mau menyapa Natasha tanpa ada kepentingan apapun.“Daniel, kamu juga akan menemui Nona Natasha, bukan?”“Hem!” sahut Daniel seadaanya.“Baiklah,”—Alexa menggandeng lengan Daniel—“kalau begitu bawa aku sekalian!”—Alexa menarik Daniel masuk ke dalam lift.Daniel merasa canggung dengan tindakan Alexa yang demikian. Terlebih lagi, hal itu menjadikan mereka sebagai pusat perhatian para karyawan yang melintas.
Di sela dirinya memakai skincare malamnya, Natasha bercerita kepada Lucas tentang pertemuannya siang tadi dengan Alexa. Lucas sempat terhenti sejenak dari aktivitasnya mengganti selimut saat mendengar nama Alexa dan Grepes disebut.“Orang Grepes?” tanya Lucas seolah tidak tahu apapun. Dia lantas kembali menggelar selimut baru ke atas tempat tidur.“Iya, dan yang lebih membuatku terkejut, perempuan bernama Alexa itu terlihat sangat akrab dengan Daniel.”“Mungkin mereka sudah kenal lebih dulu atau mungkin mereka malah teman lama,” kata Lucas.“Namun, selama ini Daniel tidak pernah sedikitpun menyebut tentang Alexa.”Lucas dapat mendengar dan melihat ada sedikit kekecewaan ketika Natasha mengatakan hal itu. Hanya saja, Lucas tidak tahu apakah kekecewaan itu karena Daniel tidak cerita apapun tentang Alexa atau karena Daniel yang bisa dekat dengan wanita lain.“Tidak semua hal bisa diceritakan, Natasha, atau mungkin menurut Daniel, Alexa tidak sepenting itu untuk diceritakan padamu.”“Ah,
Alexa berjalan mendekati Daniel lalu mengalungkan lengannya di leher Daniel. Tanpa banyak bicara keduanya sama-sama mendekatkan wajah mereka.Dua bibir kedua insan yang bahkan belum mengenal satu sama lain itupun bertemu dan dengan lembut bertarung untuk berusaha menunjukkan dominasi. Daniel tidak tahu jika perempuan di hadapannya ternyata cukup ambisius tidak hanya dalam pekerjaan, akan tetapi juga dalam urusan bercinta.Tidak mau harga dirinya terluka, Daniel akhirnya memutuskan untuk tidak menahan diri lagi. Dia terus menunjukkan dominasinya atas Alexa.Adegan Daniel melepas pakaiannya menjadi siluet di sore ini. Cahaya emas matahari itupun semakin memperindah pemandangan dada bidang di hadapan Alexa.Alexa meraba dada dan perut sixpack Daniel—“Apa ada orang lain yang pernah menikmati pemandangan indah ini?”Daniel menggenggam tangan Alexa yang merabanya. Dia mencoba menyingkirkan rasa malu dan mulai membuka diri dengan berkata jujur.“Ini yang pertama,” jawab Daniel.Alexa takjub—
“Aku sama sekali tidak punya niat dan pikiran seperti itu,” kata Sifa.“Bagus jika memang begitu!”—Natasha menatap tajam—“kalau begitu akan kuanggap tindakanmu memberi suamiku teh berisi obat tidur kemarin sebagai tindakan tidak disengaja.”Sifa semakin tidak mengerti, pasalnya ia tidak merasa memasukkan obat apapun ke teh Lucas. “Obat tidur apa? aku sama sekali tidak paham maksudmu.”“Cih!”Natasha memalingkan wajah. Dia malas menjelaskan.Sementara itu, di sisi lain Lucas mencoba mengamati. Menurutnya, tidak ada gerak-gerik yang menunjukkan bahwa Sifa berbohong. Gadis itu terlihat jujur.“Sudah, sebaiknya kamu kembali ke kamarmu, Sifa!” perintah Lucas, “besok akan ada orangku yang akan mengantarmu melihat kampus,” jelasnya.“Tapi—”“Masuklah!” perintah Lucas dengan tegas.Meskipun masih penasaran dengan maksud Natasha tetapi Sifa tidak berani jika membantah Lucas. Tatapan Lucas sungguh mengintimidasi sehingga membuatnya ketakutan. Jadi, mau tidak mau dia pergi dari sana meninggalkan
~Amerika, belasan tahun lalu~Lian mengetuk pintu kamar hotel Lucas beberapa kali tapi tetap tidak ada orang yang membukakan pintunya. Lian tahu Lucas di dalam, informasi dari anak buahnya tidak mungkin salah. Terlebih, Kai berusaha menghalanginya untuk ke kamar Lucas. Hal itu membuat Lian semakin yakin bahwa Lucas ada di kamarnya.TOK! 3xKetukan kali ini memburu tidak sabar. Lian sudah akan mengetuk pintu itu lagi dengan amarah yang mulai keluar, akan tetapi tiba-tiba terdengar seseorang membuka pintu tersebut. Namun, rupanya bukan Lucas yang membukakan pintu untuknya, melainkan seorang perempuan muda.“Siapa kamu?” tanya perempuan itu.“Harusnya aku yang bertanya, siapa kamu?” balas Lian.Perempuan di hadapan Lian itupun terdiam sejenak sambil memperhatikan baik-baik Lian dari atas sampai bawah. Dia merasa wajah itu tidak asing.“Di mana Lucas?”Perempuan tadi menyipitkan matanya. Dia mulai mengingat sesuatu, yang mana hal itu membuatnya ‘sadar’ sepenuhnya.“Lian Wu,” batin peremp
Hari ini adalah hari ulang tahun Ashana. Sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya, akan ada pesta di halaman rumah. Pesta itu hanya akan dihadiri oleh orang-orang terdekat dan teman-teman sekolah Ashana beserta para orang tua mereka. ---Selesai menyambut tamu, kini tiba waktunya untuk masuk ke acara inti, yaitu tiup lilin. Semua orang berkumpul degan Ashana dan kue karakter berukuran besar menjadi pusatnya. Semua orang sangat antusias menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sungguh, Ashana merasa sangat senang memiliki pengalaman itu. Hanya sayangnya, ada satu hal yang membuat Ashana sedikit sedih. Dia masih belum melihat sahabatnya, Cellin.Natasha yang menangkap raut sedih Ashana lantas membungkuk dan bertanya pada sang putri, “Ada apa, Sayang? apa ada yang kurang dari pestanya?”“Mama, Cellin tidak datang,” jawab Ashana.“Ah, jadi karena itu,” batin Natasha. “Sayang, siapa tahu Cellin-nya masih terjebak macet,” ucap Natasha yang berusaha menenangkan Ashana, “sudah, janga
~Satu Bulan Lalu~Setelah sekian lama akhirnya Lian berhasil menghirup udara bebas. Dia berjalan melangkah meninggalkan kepolisian menuju ke sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir di halaman. “Selamat untuk kebebasannya, Nona!” ucap laki-laki yang berdiri menunggu Lian di dekat mobil tersebut.“Hem!”“Silakan, Nona!”—laki-laki itu membukakan pintu mobil.Laki-laki yang menjemput Lian bukanlah orang dari keluarga Wu. Dia merupakan suruhan seseorang untuk menjemput Lian dan membawanya ke Makau.Tidak ada satupun orang dari keluarga Wu yang tahu bahwa hari ini Lian keluar dari penjara. Lian sungguh membatasi informasi tentangnya diketahui banyak orang.“Anda sungguh tidak mau pulang ke rumah keluarga Wu dulu, Nona?” tanya laki-laki tadi dari kursi pengemudi.“Tidak, aku tidak sudi menginjakkan kaki di rumah itu sampai ada yang bersujud di kakiku memintaku kembali,” jawab Lian. Laki-laki pengemudi mobil hitam itupun melajukan mobilnya ke bandara. Seperti yang dikatakan Lian, dia tid
Pagi ini ada sedikit hal yang mengganggu pikiran Natasha dan membuatnya sedikit tidak bernafsu untuk sarapan. Semalam, dia melihat Lucas diam-diam menelepon seseorang di kamar mandi. Tidak sengaja Natasha mendengar Lucas menyebut nama Lian dan membicarakan tentang anak. Natasha menghela napas cukup keras. Hal itu rupanya diketahui oleh Lucas. “Kamu kenapa, Sayang?” tanya Lucas kepada Natasha.“Ha? ... oh, tidak tidak ada apa-apa, aku hanya sedang sedikit kepikiran tentang pekerjaan,” jawab Natasha.“Apakah ada masalah di kantor?”“Ehm ... a—da, tapi kamu tidak perlu khawatir, hanya masalah kecil.”“Beri tahu aku kalau kamu memerlukan bantuan, Natasha!”“Iya, tapi sungguh, aku masih bisa mengatasinya,” ucap Natasha.Selesai sarapan pagi itu, seperti biasa, Lucas akan mengantar Natasha ke kantor terlebih dahulu sebelum menuju ke galerinya. “Nanti kita makan siang bersama?” tanya Lucas setibanya mereka di depan lobi Scienic. “Maafkan aku! aku ingin sekali, tapi sepertinya tidak bisa,”