“Jika kubilang tidak, maka artinya tidak!” ucap Lucas tegas.Keduanya saling menatap.dengan pergelangan tangan Natasha berada dalam genggaman Lucas. Lalu, tiba-tiba pintu ruangan Lucas terbuka dan memperlihatkan sosok Lian di sana.Lian sontak mematung di tempat. Dia tidak menduga jika Natasha berada di kantor Lucas.“Maaf, Tuan!” ucap Kai, “saya sudah katakan kepada Nona Lian bahwa Anda tidak ingin diganggu, tapi Nona Lian memaksa masuk,” jelasnya.“Tidak apa, kamu bisa pergi!” ucap Lucas kepada Kai. Kai pun meninggalkan ruangan Lucas. “Masuklah, Lian!” pinta Lucas setelahnya kepada Lian.Setelah dipersilakan oleh si pemilik ruangan, Lian tentu langsung masuk dan duduk di sofa, berhadapan dengan Natasha. Lian meletakkan kotak makanan yang ia bawa ke atas meja dan menyandingkannya dengan milik Natasha.“Aku membawakan makanan kesukaanmu, Kak, aku yang memasaknya sendiri,” jelas Lian.“Aku berterima kasih, Lian,” ucap Lucas, “tapi sudah kukatakan padamu sebelumnya, bahwa kamu tidak per
Ketika Lucas memilih untuk tidak pulang, Natasha pikir dirinya akan leluasa menempati kamarnya seorang diri, sama seperti sebelum-sebelumnya saat Lucas lembur bekerja. Natasha pikir, dirinya tidak akan peduli terhadap Lucas dan dapat tidur dengan tenang. Namun, nyatanya yang terjadi justru sebaliknya. Saat ini Natasha malah tidak bisa tidur karena terus memikirkan Lucas. Sejak tadi dia terus memaksa matanya untuk terpejam dan berharap untuk segera terlelap. Hanya saja, mata boleh beristirahat, akan tetapi tidak dengan pikirannya. Pikiran Natasha terus berfokus pada Lucas. “Argh!”—Natasha bangkit—“ada apa denganku? kenapa aku mengkhawatirkannya?” Sebenarnya, yang membuat Natasha khawatir ialah kondisi kesehatan Lucas. Sebab, saat terakhir bertemu pagi tadi Natasha merasakan badan Lucas demam.“Dia bukan anak kecil dan sudah sering kerja dari pagi sampai pagi, lalu kenapa bisa demam seperti itu? tidak mungkin hanya karena masuk angin saja, ‘kan?” gumam Natasha. Dia lantas menutupi w
“Tante ...!” teriak Zihan sambil berlari menghampiri Natasha.Natasha menyambut Zihan dengan pelukan—“Ouh ... anak ganteng, anak pinter, kita pulang sekarang?”Zihan mengangguk—“Hem!”Setelah berpamitan dengan guru kelas Zihan, Natasha pun mengajak anak laki-laki itu pulang. Sambil mengayunkan tangan mereka yang saling bertaut, keduanya masuk ke dalam mobil.“Zihan lapar?” tanya Natasha.“Iya,” jawab Zihan.“Mau makan ayam goreng dulu sebelum pulang?”“Mau!” seru Zihan, “mau es krim juga, Tante.”“Oke!”Natasha pun meminta supirnya untuk mengantar mereka ke sebuah restoran ayam goreng di jalanan sebelum pulang. Pada saat itu tidak ada satupun hal yang aneh, semua terlihat dan terasa baik-baik saja. Namun, tidak lama setelah mobil melaju, sebuah mobil datang menghadang mereka. Mobil yang ditumpangi Natasha dan Zihan itupun mendadak berhenti. Kemudian, terlihat beberapa orang dengan pakaian serba hitam, bermasker, dan topi turun dari mobil di depan mereka. Orang-orang itu berjalan men
Setelah mengetahui cucunya diculik, Suzhi langsung bergegas pulang. Saat tahu bahwa saat itu ada Natasha yang tengah bersama dengan Zihan, Suzhi dengan marah langsung menuju kamar Natasha.Suzhi langsung masuk ke kamar Natasha begitu saja. Dia tidak peduli di sana ada Lucas, Suzhi langsung menampar Natasha.“Memang pembawa sial, kamu Natasha!” maki Suzhi.“Tante Suzhi,”—Lucas mencoba menengahi.“Kali ini diamlah, Lucas! biarkan aku bicara dengan istrimu ini!” pinta Suzhi, “aku tahu kamu akan membelanya, tapi aku juga berhak marah padanya karena dia tidak bisa menjaga cucuku.”Pada akhirnya Lucas diam. Dia memberi ruang kepada Suzhi untuk mengungkapkan emosinya. Begitu pula dengan Natasha, Lucas memberi kesempatan kepadanya untuk membela dirinya sendiri.Suzhi mengeluarkan segala kalimat caciannya untuk Natasha dan Natasha berusaha menerima dan memakluminya. Tidak ada nenek yang akan senang dan tenang saat tahu cucunya diculik. Hanya saja, di sisi lain, Natasha tidak ingin dilihat seb
Di saat berita tentang penculikan Zihan belum mendapat konfirmasi dari keluarga Li maupun kepolisian, kini sudah kembali muncul artikel yang menghubungkan penculikan itu dengan pekerjaan lain Ana. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa Ana memiliki pekerjaan lain di samping pekerjaannya sebagai diplomat yang bersinggungan dengan dunia mafia.Tentu saja banyak orang tidak percaya dengan cerita itu. Namun, sayangnya artikel-artikel tersebut dibubuhi dengan foto-foto yang sulit untuk dielak.Adanya artikel yang muncul ke permukaan itupun akhirnya membuat Ana ditelepon oleh pimpinan partai. “Bagaimana bisa muncul berita seperti ini?”“Maaf, saya akan mengurus ini, Pak!”“Tentu, tentu kamu harus mengurus ini, Ana! aku turut sedih jika benar putramu diculik, tapi jangan sampai partai dan pemerintah ikut terseret dalam urusanmu ini!”“Saya meng
Di pagi hari saat akan berangkat ke kantor, Lucas sibuk menelepon sekretarisnya. Dia masuk ke dalam mobil dan kemudian mengakhiri panggilan tersebut.“Kita berangkat sekarang!” ucap Lucas. Namun, supir pribadi Lucas dan juga Kai hanya saling menatap. “Kenapa diam saja?” tanya Lucas kepada supirnya, yang kemudian beralih ke Kai, “Kai?”“E ... Tuan Muda, kita tidak akan ke kantor hari ini!” jawab Kai yang langsung menutup mata, takut tiba-tiba ia ditembak mati bosnya itu.“Apa?”Belum sampai Lucas mendapat penjelasan dari Kai, tiba-tiba saja pintu mobil terbuka dan masuklah Zihan juga Natasha. “Ayo kita berangkat sekarang!” perintah Natasha kepada sang supir.“Yeay!” sorak Zihan sambil mengangkat kedua tangannya.Kai memberi isyarat kepada sang supir untuk segera menjalankan mob
“Zihan, kamu yakin mau naik playing fox?” tanya Natasha.Zihan mengangguk dengan sangat yakin. “Iya, Tante, Zihan suka flying fox.”“Ada apa, Natasha? kamu takut? kenapa kamu terlihat sangat cemas?” tanya Lucas sedikit mengejek.“Tidak, kata siapa aku takut?” jawab Natasha.“Oh, baguslah! kalau begitu aku akan meluncur lebih dulu bersama dengan Zihan dan kamu meluncurlah sendirian setelahnya!”“Ha?”—Natasha mulai panik.Sampai dengan semua peralatan terpasang, Natasha masih belum mau menurunkan gengsinya. Baru di saat Lucas akan meluncur bersama Zihan, Natasha menarik kemeja milik suaminya itu.“Lucas, tunggu!” pinta Natasha, “aku takut ketinggian, aku tidak berani, aku turun lagi saja, ya!” ungkapnya.Mendengar penga
“Ehm ... maaf, Tuan dan Nona, ini makanannya!” sela supir Lucas.Lucas dan Natasha yang sejak tadi saling menatap itupun segera mengalihkan pandangan mereka dan menjauhkan diri. Demi menutupi kecanggungannya itu, dia memanggil Zihan untuk makan siang.Di sela makan siang mereka, Natasha berbicara kepada Zihan. “Ada peternakan di sebelah sana, bagaimana kalau setelah ini kita ke sana? kita bisa ikut memberi makan ternak dan belajar cara mengolah hasil peternakan.”Zihan mengangguk dengan penuh semangat. Dia sangat antusias dan tidak sabar untuk segera pergi ke peternakan.Lucas ikut senang melihat keponakannya senang. Namun, di sisi lain dia sedikit cemas terhadap kantor dan terus melirik ponselnya yang sejak tadi memperlihatkan panggilan dari Lian.Rupanya, sosok Lucas yang terus melirik ponselnya itu diketahui oleh Natasha. “Ada apa, Lucas? apakah a