Di saat berita tentang penculikan Zihan belum mendapat konfirmasi dari keluarga Li maupun kepolisian, kini sudah kembali muncul artikel yang menghubungkan penculikan itu dengan pekerjaan lain Ana. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa Ana memiliki pekerjaan lain di samping pekerjaannya sebagai diplomat yang bersinggungan dengan dunia mafia.
Tentu saja banyak orang tidak percaya dengan cerita itu. Namun, sayangnya artikel-artikel tersebut dibubuhi dengan foto-foto yang sulit untuk dielak.
Adanya artikel yang muncul ke permukaan itupun akhirnya membuat Ana ditelepon oleh pimpinan partai. “Bagaimana bisa muncul berita seperti ini?”
“Maaf, saya akan mengurus ini, Pak!”
“Tentu, tentu kamu harus mengurus ini, Ana! aku turut sedih jika benar putramu diculik, tapi jangan sampai partai dan pemerintah ikut terseret dalam urusanmu ini!”
“Saya meng
Di pagi hari saat akan berangkat ke kantor, Lucas sibuk menelepon sekretarisnya. Dia masuk ke dalam mobil dan kemudian mengakhiri panggilan tersebut.“Kita berangkat sekarang!” ucap Lucas. Namun, supir pribadi Lucas dan juga Kai hanya saling menatap. “Kenapa diam saja?” tanya Lucas kepada supirnya, yang kemudian beralih ke Kai, “Kai?”“E ... Tuan Muda, kita tidak akan ke kantor hari ini!” jawab Kai yang langsung menutup mata, takut tiba-tiba ia ditembak mati bosnya itu.“Apa?”Belum sampai Lucas mendapat penjelasan dari Kai, tiba-tiba saja pintu mobil terbuka dan masuklah Zihan juga Natasha. “Ayo kita berangkat sekarang!” perintah Natasha kepada sang supir.“Yeay!” sorak Zihan sambil mengangkat kedua tangannya.Kai memberi isyarat kepada sang supir untuk segera menjalankan mob
“Zihan, kamu yakin mau naik playing fox?” tanya Natasha.Zihan mengangguk dengan sangat yakin. “Iya, Tante, Zihan suka flying fox.”“Ada apa, Natasha? kamu takut? kenapa kamu terlihat sangat cemas?” tanya Lucas sedikit mengejek.“Tidak, kata siapa aku takut?” jawab Natasha.“Oh, baguslah! kalau begitu aku akan meluncur lebih dulu bersama dengan Zihan dan kamu meluncurlah sendirian setelahnya!”“Ha?”—Natasha mulai panik.Sampai dengan semua peralatan terpasang, Natasha masih belum mau menurunkan gengsinya. Baru di saat Lucas akan meluncur bersama Zihan, Natasha menarik kemeja milik suaminya itu.“Lucas, tunggu!” pinta Natasha, “aku takut ketinggian, aku tidak berani, aku turun lagi saja, ya!” ungkapnya.Mendengar penga
“Ehm ... maaf, Tuan dan Nona, ini makanannya!” sela supir Lucas.Lucas dan Natasha yang sejak tadi saling menatap itupun segera mengalihkan pandangan mereka dan menjauhkan diri. Demi menutupi kecanggungannya itu, dia memanggil Zihan untuk makan siang.Di sela makan siang mereka, Natasha berbicara kepada Zihan. “Ada peternakan di sebelah sana, bagaimana kalau setelah ini kita ke sana? kita bisa ikut memberi makan ternak dan belajar cara mengolah hasil peternakan.”Zihan mengangguk dengan penuh semangat. Dia sangat antusias dan tidak sabar untuk segera pergi ke peternakan.Lucas ikut senang melihat keponakannya senang. Namun, di sisi lain dia sedikit cemas terhadap kantor dan terus melirik ponselnya yang sejak tadi memperlihatkan panggilan dari Lian.Rupanya, sosok Lucas yang terus melirik ponselnya itu diketahui oleh Natasha. “Ada apa, Lucas? apakah a
Sebelum pulang, Lucas, Natasha, dan Zihan mampir ke sebuah restoran untuk makan malam. Mereka memesan banyak makanan enak yang menjadi favorit Zihan.“Zihan, Zihan senang jalan-jalan hari ini?” tanya Natasha.Zihan mengangguk—“Hem! Zihan sangat-sangat-sangat senang, Tante.”Agenda makan malam itupun berlanjut dengan ditemani antusiasme Zihan dalam bercerita tentang rangkuman serta kesan dari jalan-jalan mereka hari ini. Sepertinya, hari ini akan menjadi hari yang sangat berkesan di hidup Zihan.Ketika Natasha sudah tidak mendapati ada kekhawatiran dan ketakutan di mata Zihan, dia lantas mulai memancing Zihan dengan ingatan mengenai sekolah. “Zihan, Tante Natasha boleh tanya sesuatu?” izin Natasha.“Boleh,” jawab Zihan.“Zihan kangen atau tidak sama teman-teman Zihan?”Mende
Ketika menyadari bahwa sedang ada hujan lebat di luar sana, Suzhi bergegas menuju kamar Zihan. Namun, saat pintu kamar Zihan dibuka, Suzhi terkejut karena ternyata cucunya tidak ada di sana.Sebelum paniknya bertambah besar, Suzhi segera pergi ke kamar Lucas dan Natasha. Namun, sesampainya di depan kamar keponakannya itu, panik Suzhi rupanya sudah meningkat, sehingga ia lupa untuk mengetuk pintu dan langsung membukanya.“Luc—”Baru saja Suzhi akan mengadu kepada Lucas, dia sudah cepat-cepat menutup mulutnya. Ternyata, Zihan bukannya hilang, tapi tidur di kamar Lucas bersama dengan Lucas dan Natasha.“Oh, maafkan aku sudah mengganggu kalian!” ucap Suzhi sangat pelan. Pintu kamar Lucas itupun juga ia tutup dengan sangat hati-hati.Lucas yang sebenarnya belum tertidur itupun lantas membuka matanya. Dia tahu sang tante datang, tapi dia membiarkannya.
Setelah diberhentikan oleh Mei Rui sebagai pelayan Natasha, Yue pun menghadap kepada Lucas. Dia meminta maaf untuk kesalahan yang dia buat.“Maafkan saya, Tuan Muda! tidak seharusnya saya mengambil keputusan dan langkah sepihak tanpa persetujuan Tuan Muda.”“Tidak apa, Yue, apa yang sudah kamu lakukan tempo hari sudah sangat baik!” puji Lucas, “dengan mama memecatmu, itu berarti bahwa kamu cukup mengganggu baginya.”Mengetahui Lucas tidak marah, Yue merasa sedikit bersyukur. Walaupun, sebenarnya dia cukup sedih karena setelah ini harus keluar dari kediaman Li dan tidak bisa bersama dengan Natasha lagi.“Yue, setelah ini bersiaplah karena tugasmu akan menjadi lebih banyak!” perintah Lucas kemudian.“Ya?”—Yue terkejut mendengarnya—“Apa maksud Tuan?”“Bukankah yang berakhir
Setelah tahu Lucas pergi jalan-jalan bersama Natasha dan Zihan, Lian langsung menghubungi Ana. Hubungan Ana dan Lian sejak awal memang berjalan cukup baik, sehingga tidak ada kecanggungan ketika salah satu dari mereka tiba-tiba menghubungi.“Ada apa, Lian?” tanya Ana mengawali percakapan telepon mereka.“Oh, apa kamu masih bekerja, Ana?” Ana tidak mengerti—“Pertanyaan macam apa itu, Lian? tentu saja aku masih bekerja.”“Wah, aku tahu kamu cukup ambisius, tapi tidak kukira kamu akan segila ini dalam bekerja dan merelakan begitu saja putramu menjadi putra orang lain,” ucap Lian.Ana mengerutkan dahinya—“Apa maksudmu? sungguh, langsung saja bicara ke intinya! aku tidak punya banyak waktu.” Lian memanyunkan mulutnya seraya menaikkan sebelah alisnya. Setelah itu, baru dia mulai bicara to the pint kepada Ana. “Bukankah saat ini Zihan sedang marah dan tidak mau bicara denganmu?” tanya Lian.Ana masih
Ruang makan keluarga Li terasa cukup sunyi pagi ini. Semua anggotanya fokus menyantap makanan mereka dengan tenang. Natasha yang memang baru bisa tidur pagi tadi dan bangun ketika Lucas selesai mandi untuk bersiap ke kantor pun terlihat lesu bahkan tidak nafsu makan. Dia masih kepikiran tentang Zihan dan juga pertanyaan Lucas yang sampai sekarang masih sulit untuk ia jawab. “Papa,”—tiba-tiba Najia memecah keheningan—“lusa ada acara seni dan olah raga di sekolah Najia, Papa—”“Mamamu saja,” potong Anming, “lusa papa ada urusan di kantor, biasanya juga mama kamu, ‘kan, yang datang.”“Tapi ini weekend, Pa. Masa Papa tidak libur?” protes Najia.“Kalau papa bilang tidak bisa, ya berarti tidak bisa, Najia!” tegas Anming, “lagipula kenapa, sih, kamu repot sekali mau papa dan mama datang? kakakmu Leo saja dulu tidak pernah serepot ini minta papa datang.”Najia mulai kesal dan memanyunkan bibirnya. Melihat hal itu, Lin mencoba untuk men
Setelah membicarakan semuanya, Lucas bersama Ana, Duan, dan Muchen akhirnya sepakat bahwa mereka tidak akan melibatkan polisi dalam hal ini. Posisi Song Zi yang hanya hidup sendiri membuat semuanya lebih mudah untuk mereka melakukan pemakaman. Sementara anak-anak buah Song Zi, mereka diserahkan kepada Muchen. Lucas membiarkan Muchen melakukan apapun pada mereka. “Karena kalian ada di sini, mampirlah dulu ke rumah, mama dan tante pasti sangat senang bisa melihat kalian, apalagi Ashana, cucu cantik mereka,” ucap Ana seusai pemakaman tuan Song. Lucas dan Natasha saling menatap. Mereka tidak keberatan mengenai hal itu. Natasha sendiri sejak kembali ke Indonesia belum pernah bertemu lagi dengan keluarga Lucas. “Bagaimana, Sayang, kamu mau bertemu dengan tante dan yang lain?" tanya Lucas kepada istrinya. Natasha mengangguk--“Mau!” jawab Natasha dengan senang hati. Keluarga Li itupun lantas berkumpul kembali. Namun, pertemuan mereka kali ini bukanlah di kediaman Li, melainkan r
Lucas mengambil kembali ponselnya dan melacak lokasi keberadaan ponsel Natasha serta mobil yang mereka gunakan sebelumnya. Mobil yang mereka sewa masih ada di depan kediaman Li. Namun, lokasi ponsel Natasha saat ini....“Tidak, ini bukan mengarah ke bandara,” ucap Lucas.“Cepat kejar mereka, Lucas!” perintah Daniel.Lucas melihat kondisi Daniel yang sudah tidak baik-baik saja. Daniel sudah kehilangan banyak darah.“Jangan hiraukan aku! tolong selamatkan saja Natasha, Ashana, dan Alexa!” ucap Daniel sekali lagi.Lucas tidak punya pilihan. Dia mengambil tiga pistol milik anak buah Song Zi dan mengisi penuh pelurunya. Dua pistol dia bawa, sementara satu sisanya dia berikan pada Daniel untuk berjaga-jaga.“Bertahanlah, sebentar lagi adik-adikku akan sampai di sini untuk mengurus semua yang ada di sini!” pesan Lucas pada Daniel.Setelah mendapat anggukan dari Daniel, Lucas bergegas meninggalkan kediaman Li. Dia meng
Keluarnya Daniel dari mobil untuk memasuki kediaman Li dilihat oleh Tuan Song melalui jendela. “Anda membawa teman, Tuan?” tanyanya pada Lucas.Lucas yang mendengarnya pun langsung mendongakkan kepala. Matanya ikut melihat ke arah luar dan mendapati Daniel menuju pintu utama.Lucas sontak bangkit berdiri. Namun, tiba-tiba ....KLIK!Dia merasakan sesuatu menyentuh kepala belakangnya. Lucas ditodong senjata api oleh anak buah Song Zi.“Sedikit saja kau bergerak, kupastikan kau tidak akan pernah melihat putrimu, Tuan,” ucap Song Zi.Lucas tahu orang tua di depannya saat ini tidak main-main dengan ucapannya. Sehingga, hal tersebut membuat Lucas tidak bisa berkutik.Sementara itu di ruang depan, Daniel tengah berhadapan dengan beberapa orang bermasker yang tiba-tiba menyerangnya. Jumlah yang tidak seimbang cukup membuat Daniel kesusahan. Namun, pada akhirnya dia berhasil mengalahkan mereka.“Lucas!” panggil Daniel begitu dia sampai di ruang keluarga. Namun, tidak lama setelahnya ....DOR!
Setelah sekian lama akhirnya Lucas kembali menginjakkan kaki di rumah besar yang selama lebih dari tiga puluh tahun ia tinggali. Kabar terakhir yang ia dapat, rumah itu dilelang oleh pihak pemerintah China. Namun, siapa sangka jika yang memiliki rumah itu sekarang adalah Tuan Song.TUK! ... TUK! ... TUK!Suara langkah kaki Lucas sampai ke telinga Tuan Song yang saat ini sedang duduk di kursi rodanya di ruang keluarga. “Oh, Tuan Lucas, Anda sudah datang?” Tuan Song berbalik menghadap Lucas dan membungkuk memberi hormat padanya. “Selamat datang kembali di kediaman Li, Tuan!”“Hentikan omong kosong ini, Tuan Song! cepat katakan di mana Ashana!”“Bersantailah dulu, Tuan, Nona Muda baik-baik saja. Dia sedang tidur di kamar Anda.”Lucas tentu masing sangat ingat di mana letak kamarnya itu. Di lantai dua paling ujung sebelah kanan. “Hah ...!”—Tuan Song menghela napas seolah merasa sangat lega.“Duduklah, Tuan Lucas! memangnya Anda tidak tertarik untuk mengenang masa lalu bersama saya?” Lu
Setelah mendapat perintah dari Lucas, Kai dan Dania segera menuju Swiss. Setelah seharian menunggu di sekitar bandara kedatangan luar negeri pada akhirnya mereka menemukan apa yang mereka tunggu.Nurmala, perempuan berusia tiga puluhan awal itu menginjakkan kakinya di Swiss bersama dengan seorang laki-laki. Berdasarkan informasi yang didapat oleh Kai, laki-laki itu adalah suami Nurmala yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah operasi jantung.Kai menyamar sebagai orang yang menjemput Nurmala. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan perempuan itu dan suaminya.Baik Nurmala maupun suaminya sama sekali tidak ada yang curiga. Sampai pada akhirnya, Nurmala merasa ada yang aneh.“Kenapa jauh sekali? bukankah Tuan Song bilang aku akan bekerja di perkotaan? tapi ini ....”Kai mengernyitkan dahinya—“Tuan Song?” tanyanya dalam batin. “Tuan Song ingin kalian menikmati liburan terlebih dahulu,” jawab Kai kemudian.“Oh, jadi begitu, baiklah.”“Sayang, bosmu baik sekali!” ucap suami Nurmala,
Setelah selesai semua proses hukum terkait tuduhan wanprestasi yang dilakukan Scienic Tech. terhadap Grepes, Daniel dan Alexa pikir mereka dapat beristirahat dengan tenang setelah sampai di Indonesia. Namun, siapa sangka ketika baru turun dari pesawat mereka justru mendapat kabar tidak bagus tentang Ashana.“Apa yang tejadi, Lucas?” Daniel dan Alexa yang baru saja tiba di rumah Lucas itupun langsung menuntut penjelasan. “Apa maksudmu Ashana diculik? siapa yang menculiknya?” imbuh Alexa.“Masih belum jelas siapa yang menculiknya, penculik itu dengan suara samaran mengatakan kalau mereka tidak mengiginkan apapun. Mereka hanya ingin membuatku menderita dengan kehilangan anak.”“Shit!”—Daniel begitu frustasi mendengarnya.“Jika demikian, bukankah itu berarti bisa jadi mereka adalah musuh-musuhmu yang menyimpan dendam?” tanya Alexa.“Hem, kurasa begitu.”“Lalu, di mana Natasha sekarang?” tanya Daniel kemudian.“Dia ada di kamar, dia masih sangat terpukul.” Daniel ingin sekali menghampiri
Lucas mencoba memeriksa rekaman CCTV yang ada di rumahnya untuk mencari petunjuk mengenai hilangnya Ashana. Namun, ternyata semua kamera pengawas yang ada di sana sudah mati sebelum kejadian penculikan. “Argh! sial!” umpat Lucas sambil mengusak kasar rambutnya. Dia kembali ke dalam rumah dan menghampiri Natasha yang tengah duduk menangis di sofa dan ditenangkan oleh pelayan perempuan rumah mereka. “Bagaimana, Lucas?” “Tidak ada petunjuk,” jawab Lucas. “Ah, bagaimana ini? Ashana ....” “Tenanglah, Natasha!” Semua orang yang bekerja di rumah Natasha saat ini berkumpul mengelilingi mereka. Lucas memperhatikan wajah para pegawainya satu per satu. “Seperti ada yang kurang,” batin Lucas. Dia lantas bertanya kepada para pelayannya. “Di mana satu rekan kalian yang belum datang?” Semua pelayan langsung memeriksa orang-orang di samping mereka. Barulah saat itu mereka sadar bahwa masih ada satu orang yang belum terlihat. “Oh, Nurmala!” sahut salah satu orang yang bert
Setelah bergabungnya Dania, kini semua pihak memiliki lawannya masing-masing. Organisasi intelijen, Grepes, Alexander dan Ring Fire, semuanya telah memiliki lawan yang seimbang. Perjanjian Lucas dengan Adolf berhasil membuat Ring Fire kesulitan. Mereka menjadi saingan di pasar gelap. Semenatar itu, Scienic Farm. dengan dibantu oleh Dania tengah menghimpun bukti-bukti keterlibatan pihak internal perusahaan dan juga para pejabat bermasalah. Serta, bukti-bukti hubungan mereka dengan Ring Fire dan Alexander sebagai penjembatan. Sedangkan Scienic Tech. yang kini berubah nama menjadi Bite Inc., mereka tengah menyiapkan ‘bom bunuh diri’ untuk Grepes. Ketika semua sudah dirasa cukup, mereka akan pun akan menekan tombol ‘ledak’. “Kak, rusa buruan sudah lumpuh.” Pesan tersebut merupakan kode dari Kai kepada Lucas untuk memberitahukan keadaan Ring Fire yang telah berhasil dibekukan. Lucas mematikan sambungan teleponnya dengan Kai dan langsung menghubungi Alexa. Sambil terus melu
Di hari pameran ....Dania memasuki galeri dan menunjukkan kartu undangan dari Lucas kepada salah seorang pegawai.“Oh, silakan lewat sini, Nona!”Dania diajak ke sebuah ruangan yang ternyata terdapat sebuah lorong rahasia di dalamnya. Sesampainya di pintu lorong, pegawai tadi mempersilakan Dania untuk memasuki lorong itu sendiri. Hanya perlu mengikuti jalur lorong maka nanti dia akan sampai ke aula tempat pelelangan.“Kamu tidak mengantarku?” tanya Dania ke pegawai tersebut.“Maaf, Nona, saya tidak bisa. Tuan Lucas hanya mengizinkan kami untuk mengantar sampai sini.”“Oh, baiklah.”Pada akhirnya Dania menelusuri lorong sendirian dengan diterangi cahaya lampu yang temaram. Sesampainya di ujung lorong dia menjumpai hanya ada satu pintu di sana. Dania membukanya ....“Dania!” panggil Kai yang berdiri tidak jauh dari pintu. “Kai ....”“Jangan hanya berdiri di sana saja, masuklah!”Menerima undangan tersebut, Dania langsung melangkahkan kakinya memasuki aula. Mata Dania mindai sekitar.