Dua polisi datang untuk meminta kesaksian Risa, dan wanita itu tidak menyangka kalau di tempat kejadian tadi ada CCTV yang terpasang. Yang aneh adalah pihak polisi sama sekali tidak melihat Shouhei sebagai pelaku kejahatan lain. Ini jelas membuat Risa bertanya-tanya dalam hati. “Terima kasih atas bantuannya, Tuan Shiraishi. Kami telah mendengar rumor soal pria tersebut. Katanya, dia sudah banyak kasus yang disembunyikan terkait pelecehan wanita. Dengan adanya rekaman dari hotel ini, dan juga adanya beberapa pihak yang berani melapor, kami akhirnya bisa mengurusnya lebih dalam, dan menjamin tidak akan ada pihak yang bisa menginterupsinya kali ini.” Seorang polisi berbicara serius dengan Shouhei, dan Risa yang berdiri di dekatnya hanya bisa terdiam linglung. Setelah melihat kemarahan bosnya yang mirip serigala jadi-jadian itu, dia tidak tahu harus berkata apa. Dibilang takut, iya. Dibilang tidak takut, juga iya. Bagaimanapun, Shouhei baru saja menyelamatkannya dari bahaya. Lagi! “Tid
Risa sudah siap menerima jawaban seburuk apa pun dari Shouhei, tapi pria itu tiba-tiba saja tertawa anggun dan elegan. Senyum tipis dan dinginnya sangat lembut dan melelehkan jiwanya. Kedua pipi Risa sontak memerah kaget! “Ke-kenapa kamu malah tertawa begitu?” “Risa Abdullah, aku pikir kamu tidak akan tertarik kepadaku seperti yang aku harapkan. Ternyata aku salah. Kamu bertanya begitu, bukankah ada maksud lain dari pertanyaanmu barusan?” Risa terbodoh syok. Pria dingin di depannya ini sungguh narsis! Dengan memukul permukaan meja, Risa menegakkan punggung dan memberanikan diri, berkata serius, “kamu bisa serius sedikit denganku? Aku tahu pasti sangat menyenangkan memainkan dua wanita sekaligus. Tapi, Shouhei, sekalipun aku adalah simpananmu, apa kamu tidak bisa tidak membuatku takut?” “Apakah aku sangat menakutkan bagimu? Aku hanya marah karena wanitaku diganggu. Bukankah itu hal normal bagi pria mana pun di dunia ini?” Risa tidak tahan lagi! “Maaf, Shouhei. Aku rasa tidak b
Pagi-pagi sekali, Shouhei sangat gelisah di kantornya. Hari ini, Risa benar-benar mendengarkan nasihatnya. Walaupun dia senang wanita itu akhirnya memilih mengambil cuti sehari gara-gara kejadian traumatis di hotel, tapi hatinya tidak senang dengan cara mereka berpisah semalam. “Bagaimana? Kenapa wajahmu buruk seperti itu?” tegur Shouhei saat melihat wajah sekretaris Renji berjalan masuk ke ruangan, suram dan gelap. “Itu... Tuan muda... sepertinya nona Risa menolak semua hadiah dari Anda.” “Dia menolaknya?” Renji mengangguk kikuk. Untuk memperbaiki hubungan mereka yang sepertinya lagi-lagi retak, secara khusus pria dingin itu memesan beberapa makanan, suplemen kesehatan, dan juga hal-hal yang disukai oleh para wanita: pakaian, sepatu, dan tas mahal. Sayangnya, semua bujukannya sangat sia-sia belaka. Risa benar-benar marah dengan aksinya yang membuat pria kurang ajar semalam babak belur. Belum lagi dengan keterkejutannya yang mendapati dirinya berlaku kasar dan bengis. “Baiklah.
“Aku dengar kamu sedang bertengkar dengan Risa, ya? Ada apa?” Ayana Diandra Wiratama berjalan masuk ke ruangan kerja Shouhei. Menatap pria tampan itu sibuk melakukan panggilan penting. “Ya. Benar. Kami akan mengirim tim ke Dubai untuk melihat seperti apa kerja sama kita. Baiklah. Terima kasih,” ujar Shouhei kepada seseorang di telepon, lalu menoleh ke arah Ayana yang masuk begitu saja ke ruangannya. “Kenapa tidak meneleponku dulu?” “Memangnya meneleponmu ada gunanya?” ledek Ayana, menjulurkan lidah main-main. Shouhei memuram kelam, segera berjalan menuju meja kerjanya dan meraih dokumen untuk dibaca. “Katakan, apa maumu?” “Aduh! Tuan Shiraishi kita ini sangat sensitif, ya? Kenapa kamu tidak menceritakan soal Risa kepadaku? Mana tahu aku bisa membantu kalian, bukan? Tidak baik diam-diaman terus seperti ini. Kalau dia mendapat perhatian lebih dari pria playboy itu, apa kamu senang? Apa gunanya semua usaha kita selama ini untuk membuat Risa cemburu?” Pikiran Shouhei kacau, menggeru
“Ayana datang ke sana?”Suara dingin Shouhei terdengar melalui sambungan telepon.“Iya. Dia sedang berada di dapur saat ini,” balas Risa muram, sibuk berbicara diam-diam dari balik dinding, dan sesekali melirik ke arah Ayana di dapur bersih.Shouhei memuram kelam. Tidak menyangka kalau Ayana benar-benar akan datang ke sana dan membuat masalah.“Kalau begitu, tunggu satu jam lagi. Aku akan ke sana menjemputnya.”“Tidak! Aku tidak mau ada kejadian canggung di tempat ini! Apa jadinya jika sampai dia mencurigai sesuatu? Aku hanya meneleponmu agar kamu tahu apa yang dilakukan Ayana saat ini! Kamu tidak boleh datang! Awas kalau kamu melakukannya!”“Risa....”Sesaat, Shouhei terdiam mendengar ancaman Risa, lalu helaan napasnya terdengar berat. “Baiklah. Tapi, sebagai gantinya, kamu harus menerima semua pemberianku yang kamu tolak. Jika tidak, aku akan datang ke sana dan membuat keributan seperti yang kamu pikirkan.”“KAMU!” pekik Risa kesal, nadi di pelipisnya berdenyut hebat.Selama beberapa
“I-ini...” Risa terkejut dengan wajah muram ketika melihat dia dan Raza telah masuk pencarian panas di internet. Gara-gara itu, akun Linkstagramnya seketika saja mendapat banyak pengikut baru kurang dari 2 jam saja, dan jumlahnya sangat fantastis! Tentu saja sebagian dari mereka tidak benar-benar menyukai Risa, tapi hanya ingin mengolok-oloknya sebagai pelampiasan amarah di internet. “Bagus, kan?” ucap Ayana bangga, tersenyum-senyum lebar sambil menikmati kue kering buatannya beberapa saat lalu bersama Risa. “Iya, sih... bagus... tapi, kalau begini aku ketahuan, kan?” balasnya dengan wajah ingin menangis, karena kini media sosial Wetalk-nya seketika dibanjiri pesan dari para rekan kerjanya yang penasaran dengan kebenaran berita tersebut. Salah satu yang menghubunginya adalah Vera Lim, teman kuliah sekaligus sudah dianggapnya sebagai sahabat sendiri. Sayangnya, karena ada banyak pesan yang masuk ke ponselnya, Risa tidak tahu harus membuka pesan yang mana dan membalasnya. Ini adala
Shouhei tidak menjawab langsung pertanyaan Adnan, dan ketika dia baru saja hendak membuka mulut, Risa segera maju menengahi kedua pria tersebut. “Ayana ada di sini! Mungkin Shouhei tidak mau sampai kamu marah gara-gara perbuatannya yang sangat mengejutkan itu!” Mata Adnan menyipit ketika mendengar cara bicara Risa yang terdengar sangat akrab. Apakah dia sudah tidak mau berpura-pura menyembunyikan perasaannya lagi dengan cara melindunginya seperti ini? Ataukah dia hanya tidak sadar saja dengan ucapannya sekarang? Adnan berusaha terlihat tenang, tersenyum dingin dengan kacamata berkilat sama dinginnya. “Oh, begitu. Jangan cemas, Tuan Shiraishi. Saya tidak akan menyalahkan Ayana. Sebaliknya, saya akan berterima kasih dengan perbuatan cerobohnya itu. Sekalipun dia sangat ikut campur dengan masalah pribadi orang lain, dan membuatku kesal karena sudah mengusik tunanganku. Seperti kataku tadi, aku dan Risa akan mengumumkan pertunangan kami berdua secara resmi ke publik agar bisa menjernih
“Apa maksudmu?” tanya Shouhei geram ketika sudah berada di ruangan lain bersama Ayana. Wanita dengan wajah manis dan cantik itu tampak pucat dan keringat dingin, tapi senyumnya masih berusaha terlihat selebar mungkin. “I-itu... mungkin ini adalah cara yang paling efektif. Bukankah kabar mengenai pertunangan kita sudah sampai ke telinga Aihara? Dia pasti tidak akan mencurigai apa pun kalau saat ini kita membiarkan saja hubungan Risa dan Adnan. Dengan begitu, kamu tidak perlu mencemaskan apa pun saat rencana kita berjalan sampai akhir, kan?” bujuk Ayana dengan bibir gemetar gugup, karena tahu perbuatannya mengunggah foto Risa dan kakaknya adalah sebuah kesalahatan fatal, meski dia masih tidak mengerti kenapa harus seperti itu. Padahal, Risa dan Adnan sebentar lagi juga akan mengadakan pernikahan di hadapan banyak orang. Hanya masalah waktu saja sampai semua orang akan mengetahuinya. Shouhei tidak bisa membantah logika Ayana, tapi di sisi lain dia juga terjebak dengan situasi yang ada.
Pria dingin di meja mencoba untuk menenangkan diri. Lewat wajahnya yang tidak ada emosi sama sekali, dia berkata lebih lembut, "Risa Abdullah, kemarilah. Ayo duduk. Tidak baik menyisakan makanan seperti itu. Jangan melampiaskan amarahmu kepada hal-hal yang tidak bersalah. Kamu tidak ingin berdosa karena membuang-buang makanan, bukan?"Hati Risa tenggelam berat. Dia menatap muram pria dingin di meja itu, dengan tangannya yang mengepal erat. Bagaimana bisa dia begitu saja berkata seperti itu setelah mengancamnya dengan nyawa orang lain? Terlebih lagi, itu adalah nyawa calon ayah mertuanya!Melihat Risa tidak bergerak dari tempatnya, Shouhei lalu menatapnya lebih dingin. "Duduk," titahnya dengan nada yang tidak bisa dibantah. Seketika saja, Risa merasakan sekujur tubuhnya gemetar oleh rasa takut yang tidak biasa. Tatapan pria itu sangat menakutkan hingga membuat hatinya menciut hebat. Keringat dinginnya sudah turun banyak. Dengan perasaan enggan, dia berjalan kembali ke kursinya da
Pada Kamis esok paginya, Risa berangkat ke kantor dengan perasaan lesu. Sepertinya, berita mengenai kepala keluarga dari calon mertuanya menyebar dengan sangat cepat dan menghebohkan semua kalangan. Vera yang seketika melihatnya langsung mendekat buru-buru. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya dengan bisik-bisik. Risa hanya bisa menghela napas dan bergegas menuju lift, tidak ingin mendapat tatapan menarik dari banyak orang. Entah apa yang sudah beredar di internet, tetapi sepertinya itu juga terkait dengan dirinya. Vera yang sudah masuk bersama dengan Risa ke dalam lift, segera bersandar dan bertanya sembari memberi tatapan penasaran. "Katanya, rem mobil itu disabotase. Apakah benar?" Risa hanya bisa menggeleng pelan. Wajahnya semakin murung. "Aku tidak tahu. Adnan bilang, ayahnya hanya mengalami kecelakaan. Bahkan, gara-gara itu pernikahan kami harus ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan." Vera tersentak kaget mendengar ucapannya. "Jadi, pernikahan kalian ditu
Rencana lanjutan Shouhei tidak berjalan dengan lancar. Tiba-tiba saja, ada berita mengejutkan dari Ibu Kota."Risa, bangunlah! Kita sudah tiba," ucap Shouhei lembut sambil mengguncang pelan bahunya.Risa membuka mata dengan perasaan lemah. Sepertinya, dia belum sepenuhnya tersadar dari rasa kantuknya."Ada apa? Bolehkah aku tidur sebentar lagi?" ucapnya dengan nada serak.Shouhei langsung mendekatkan wajahnya ke depan wajah Risa. "Bangun. Kita sudah sampai di Ibu Kota."Risa membuka matanya lebar-lebar, terkejut luar biasa. Dia langsung mendorong pria di depannya."Kenapa begitu, sih? Bikin orang kaget saja!" protesnya marah.Shouhei hanya berdiri dengan kedua tangan terlipat di dadanya. "Nona cantik, bukankah kamu yang memaksa kita kembali ke Ibu Kota? Karena tidak sengaja mendengar kabar mengenai kecelakaan yang menimpa calon mertuamu."Risa seperti baru saja dipukul di belakang kepalanya. Seketika dia teringat dengan kejadian beberapa jam lalu."Oh, ya, ampun! Benar juga! Astaga, a
Karena tidak tahan dengan rasa lapar yang datang tiba-tiba kepadanya, Risa akhirnya terpaksa menuruti paksaan Shouhei yang terlalu tirani. Setelah makan beberapa suap, Risa baru menyadari sesuatu.Tunggu sebentar!Bukankah di yacht ini tidak ada orang lain selain mereka berdua?Itu artinya yang menyiapkan sarapan ini semua adalah dia, ataukah sudah disiapkan terlebih dahulu? Namun, saat Risa melihat hidangan rumit di depannya, keningnya segera berkerut.Shouhei, yang menyadari raut wajahnya yang berubah, segera menegurnyam, "Ada apa? Kamu tidak suka dengan sarapan yang kubuat?"Alis Risa naik dengan cepat, disertai rasa keterkejutan."Jadi benar, sarapan ini kamu yang membuatnya?"Senyum Shouhei terlihat sangat manis dan tampan. "Tentu saja. Menurutmu siapa lagi? Aku tidak akan sembarangan membiarkan orang lain memasak untukmu."Wajah Risa memerah dengan cepat. Perkataannya terkesan sangat romantis dan manis. Walaupun dia tersipu malu, tapi entah kenapa ada hal aneh yang tersembunyi
Matahari bersinar sangat lembut ketika Risa Abdullah terbangun keesokan harinya. Dia menatap linglung langit-langit yang asing baginya.Tunggu! Dia tidur di mana sekarang? Kenapa dia tidak ingat apa pun?Selama beberapa detik, dia mencoba memproses semuanya dengan pikiran kacau balau. Lalu setelah memejamkan mata sebentar, dia langsung panik mengingat kejadian semalam!Tidak!Risa tidak ingat tentang mimpi es krim rasa pandannya, tapi teringat kalau dia sedang berduaan hanya dengan Shouhei entah di mana di tengah laut saat ini.Takut terjadi hal yang tidak diinginkan sebelum hari pernikahannya, dia segera memeriksa tubuhnya dan lega mendapati pakaiannya masih utuh.“Ke mana dia? Kenapa tidak ada di mana pun?” tanyanya kepada diri sendiri begitu keluar kamar sambil mengenakan sandal tidur yang lucu.Risa mencari-cari keberadaan bos galaknya di semua lantai yacht mewah tersebut, tapi tidak menemukan siapa pun.“Kenapa rasanya sangat menakutkan begini?” gumamnya kepada diri sendiri, mengu
Meskipun Risa tidak begitu senang dengan apa yang telah disiapkan oleh Shouhei, tapi dia akhirnya bisa menikmatinya juga di bawah taburan bintang-bintang yang sangat banyak.Kembang api dinyalakan dalam berbagai macam jenis, membuat suasana di tepi pantai itu terlihat sangat meriah meski hanya ada mereka berdua.Tidak jauh dari sana, tempat untuk mengadakan makan malam dengan lilin romantis telah dipersiapkan sedemikian rupa.Pantai yang mereka datangi adalah salah satu pulai kecil yang berada tidak jauh dari pulau utama. Itu juga termasuk dari pulau yang telah dibeli oleh Shouhei.Tawa Risa sangat keras dan lepas. Dia menari dengan kedua tangan memegang kembang api yang memancarkan bunga api yang sangat indah. Keringatnya bahkan sampai menghiasi wajahnya.Walaupun dia terlihat senang, sebenarnya dia sangat merasa bersalah kepada Adnan. Tentu saja karena pernikahannya dengan pria itu hanya tinggal menghitung hari. Namun, karena dia berpikir mustahil bisa bersama cintanya yang sangat an
Keesokan paginya, di tempat lain, Adnan Budiraharja menatap kesal layar ponselnya dengan perasaan kacau.Dia telah mencoba mencari tahu keberadaan Risa sejak pesan aneh datang kepadanya. Sebenarnya, dia tahu siapa yang membalasnya, tapi dia masih mencoba memikirkannya.“Kamu yakin?” tanya Adnan kepada sekretaris pribadinya.Pria muda yang berdiri menghadapnya dengan gugup tampak tersenyum canggung. “Maaf, Pak. Tapi, sejauh yang bisa saya cari tahu kalau mereka katanya sedang dalam perjalanan bisnis.” Adnan mengerutkan kening dalam. “Perjalanan bisnis apa yang memakan waktu sangat lama dan tidak ada kabar terbaru sama sekali?”Sebentar lagi pernikahannya dengan Risa akan diadakan, tapi tiba-tiba saja dia menghilang bagaikan ditelan bumi. Kedua orang tua wanita itu telah menenangkannya kalau tidak ada masalah sama sekali. Tapi, kenapa dia merasa tidak nyaman.Seburuk apapun seorang pria, Adnan tahu dengan jelas.“Selidik lebih jauh pergerakan Shouhei Shiraishi dua minggu ini, aku yakin
Seperti biasa, Shouhei tidak memikirkan pendapat Risa sama sekali. Dia langsung menggerakkan tangan ke arah seorang pelayan pria tua, lalu berkata kepada para tim desainer, “Silakan mengukur pakaian yang sedikit longgar untuknya. Aku tidak mau dia memakai pakaian yang ketat dan menonjol. Untuk masalah desainnya, berikan saja setelah kalian mengukur tubuhnya dan pastikan berikan yang terbaik.”Risa melotot hebat mendengar perintahnya yang sangat tirani.“Shouhei! Apa kamu mendengarku?! Aku bilang aku tidak akan melakukannya! Aku tidak akan menerima apa pun yang kamu berikan kepadaku lagi. Apa otakmu ada masalah?”Shouhei diam melihatnya, menatapnya berlama-lama. Dia lalu tersenyum paling lembut hingga membuat sang wanita merasa salah tingkah dan canggung.Kenapa dia malah tersenyum seperti itu?Apakah dia tidak marah?“Kamu mengerti, kan? Aku tidak mau diberikan pakaian mewah! Aku bisa membelinya sendiri! Lagi pula, untuk apa memiliki banyak pakaian yang tidak bisa dipakai setiap hari?
Perjalanan menggunakan helikopter itu sangat menyenangkan di luar dugaaan Risa. Walaupun pada mulanya dia sangat marah kepada pilot dadakan yang ada di dekatnya, ternyata pemandangan di sekitar pulau pribadi begitu menakjubkan!Sudut bibir Shouhei tertarik melirik Risa yang terkesima melihat hamparan pemandangan indah di bawah mereka. Pasir putih yang menakjubkan dan masih alami, lautan jernih yang seperti kristal biru, dan juga luas pulau pribadi yang cukup memukau dengan daratan yang memiliki banyak variasi daratan, membuat Risa tidak sadar terlalu menikmatinya.Sebagai putri dari keluarga kaya yang sudah lama menjadi rakyat biasa, berlibur adalah hal yang jarang dilakukan olehnya. Jadi, ketika dihadapkan dengan situasi seperti sekarang, dia menjadi lebih antusias.Siapa bilang kalau menjadi kaya raya itu suka berlibur ke tempat-tempat indah? Risa tidak punya waktu sama sekali gara-gara kesibukan kerjaan yang selalu menghampirinya. Kalaupun libur, dia pasti hanya akan mengikuti libu