Keysha kini sedang makan malam bersama keluarganya. Karena dia sedang tidak nafsu makan, dia pun hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya.
"Calon pengantin gak sabar amat mau nikah, sampe makan aja gak nafsu." Ledek Andre, Papa Keysha.
"Bukan itu, Pa." Balas Keysha kesal.
"Lha terus apaan?"
"Darrel mau lanjutin kuliahnya di Inggris."
"Wahh...keren dong. Harusnya kamu bangga sahabat kamu ada yang kuliah di luar negeri."
"Iya juga sih Pa, tapi keren lagi kalau Keysha juga ikutan kuliah di sana. Ya gak, Pa?" Tanya Keysha sambil menaik turunkan sebelah alisnya.
"Wahh...kalau itu jangan deh."
"Gimana calon suami kamu, gantengkan?" Sahut Lisa, alias mamanya tiba-tiba.
"Mana Keysha tau, Mama aja gak nemuin Keysha sama dia. Main nerima-nerima aja lamarannya." Balas Keysha.
"Loh tadikan kamu dijemput sama dia."
"WHAT." Teriak Keysha kaget.
"Mama bercandakan?" Ucapnya lanjut.
"Ngapain Mama bercanda buat hal seserius ini." Balas Lisa.
"Mama jodohin aku sama om-om, Keysha kan udah bilang, Ma. keysha pengen punya suami yang seumuran."
"Om-om gimana maksud kamu? Dia itu masih muda, ganteng, sukses lagi."
"Tetep aja Ma, dia gak seumuran sama Keysha. Pokoknya Keysha minta mama batalin perjodohan ini. GIMANAPUN CARANYA, KEYSHA GAK PEDULI. POKOKNYA KEYSHA GAK MAU NIKAH SAMA OM ITU!" Bentaknya kemudian berdiri dari tempat duduknya.
"Keysha yang sopan ngomongnya kalau sama orang tua, ini permintaan Papa bukan Mama kamu. Andai kamu tau kalau pap--" Sahut Andre terhenti ketika melihat Keysha yang terus berjalan menuju kamarnya, tanpa mendengarkan ucapannya.
Sesampainya di kamar Keysha buru-buru mengunci pintu kamarnya. Kemudian berjalan mondar-mandir sambil berdoa semoga saat ini dia sedang bermimpi.
Tak lama kemudian, harapannya itu musnah tatkala kakinya tidak sengaja menendang depan kasur queen size nya.
Dukkkk......
"Awshhhh. Sakit banget kaki gue." Ringisnya, lalu terduduk di lantai.
"Masa gue harus nikah sama om tadi, sih. Keysha kan pengennya dapat suami yang seumuran, kok malah dikasih om-om. Mana nikahnya sebulan lagi, Keysha kan pengennya kalau udah lulus kuliah. Pasti ribet deh kalau nikah sekarang, udah susah berkutat dengan tugas kuliah, masih harus ngurus suami. Terus entar pasti gak bisa bebas, pasti di atur-atur kalau mau keluar, gak bisa pulang malam. Harus inilah, itulah." Curhat Keysha entah pada siapa. Hingga ia merasa capek dan akhirnya tertidur.
***
"Keysha bangun, ini udah siang. Ayo sarapan! Anak gadis jam segini masih aja tidur, bentar lagi kamu nikah loh, harusnya bangun pagi biar terbiasa." Ucap Andre membangunkan putri semata wayangnya.
Karena tak ada pergerakan dan Keysha justru menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya, dari kaki hingga kepala, dan dengan terpaksa Andre langsung menyeret kaki anaknya hingga membuatnya terjatuh.
Bukkkk.....
"Awshhhh...PAPA." Ringis Keysha, setelah terjatuh dari kasur dalam keadaan terduduk.
"Papa harusnya manja-manjain Keysha dong, bentar lagikan Papa udah pisah sama Keysha. Kok malah nyakitin Keysha kayak gini, sih." Aduhnya sambil mengusap-usap bokongnya.
"Justru itu Papa harus keras sama kamu. Malu dong papa, kalau Daffin tau anak Papa itu manjanya gak ketulungan. Padahal tampilannya kayak cowok." Balas Andre.
"Bagus dong biar batal perjodohannya."
"Kalau itu Papa pastikan gak bakalan terjadi. Buruan mandi kamu lupa kalau hari ini, hari pertama kamu masuk kuliah."
"Keysha gak masuk ah Pa, males palingan cuma perkenalan doang. Gak penting, ogah Keysha kenalan-kenalan kayak gitu."
"Oke, berarti mobil sama ATM kamu gak jadi Papa kasih hari ini. Papa ngasihnya sesuai perjanjian di awal. Kalau kamu udah nikah." Ucap Andre kemudian keluar dari kamar Keysha.
"Ehh...kok gitu sih Pa, IYA DEH KEYSHA BERANGKAT NGAMPUS." Teriak Keysha yang melihat papanya semakin menjauh.
Empat puluh lima menit kemudian, Keysha telah usai dalam ritual mandi dan lainnya. Kini dia sudah siap untuk berangkat ke kampus.
Keysha pun menuruni anak tangga menuju meja makan. "Pagi Mama, pagi Papa." Sapanya kepada kedua orang tuanya.
"Pagi sayang. Buruan makan, nanti kamu telat, masa hari pertama udah telat." Balas Lisa.
"Gitu dong baru anak Papa, kalau kayak gini Papa jadi pengen majuin nikahan kamu minggu depan." Sahut Andre dan membuat Keysha yang sedang mengunyah sarapannya tersedak.
Uhukkk....uhukkkkk......
"Keysha hati-hati kalau makan." Nasihat Lisa sambil menyodorkan segelas air.
Keysha pun menerima gelas itu, kemudian meminumnya. "Papa apa-apaan sih Keysha kan minta dibatalin bukan dimajuin." Ucapnya kemudian.
"Udah ah protes mulu kamu, nih kunci mobil sama ATM kamu. Buruan berangkat, jangan sampe telat, apalagi nyangkut di suatu tempat!" Balas Andre mengingatkan anaknya yang selalu nyangkut di tongkrongan jika ke sekolah, sambil menyodorkan kunci mobil dan kartu ATM.
"Nyangkut juga gak apa-apa kali Pa, namanya juga anak muda." Jawab Keysha sambil mengambil dua benda kesayangannya.
"Ohh...oke, Papa bakalan bilang sama Daffin kalau nikahnya dimajuin minggu depan."
"Ish... Papa apaan sih, iya deh iya. Keysha bakalan kuliah yang bener tapi Papa harus batalin perjodohan itu."
Di Sebuah rumah mewah milik keluarga Pradipta, kini semua orang yang tinggal disana sedang berada di ruang makan.Sang tuan rumah yang sedang menikmati makanan mereka dan para ART yang sedang membereskan juga membersihkan bekas masakan yang mereka olah."Sepi banget ya, Yah. Gak ada si bungsu." Ucap Talia disela-sela menikmati makanannya."Kan masih ada Daffin, Bun." Jawab Daffin."Tapi tetep sepi, biasanya kalian kan selalu ribut, kalau ginikan rumah bakalan tentram banget. Kira-kira sekarang dia lagi ngapain ya?""Tidurlah Bun palingan, tuh anak kan kebo banget.""Ayah juga heran, kenapa dia tiba-tiba mau kuliah di Inggris. Padahal dulu dia ngotot banget, katanya pengen kuliah di Indonesia, biar barengan sama sahabatnya." Sahut Raka."Dapat hidayah kali, Yah." Balas Daffin."Sayang banget, Fin. Masa di nikahan kamu dia gak hadir. Padahal udah Ayah majuin minggu depan, tetep aja dia bilang pengen cepet-cepet ke Inggris. Ayah jemput juga gak mau.""Apa Yah, dimajuin minggu depan? Da...
Hari yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga kini telah tiba, tapi tidak untuk sang kedua mempelai. Perjodohan yang mereka inginkan untuk dibatalkan, justru dipercepat.Disinilah Daffin berada, duduk diantara banyaknya tamu. Tubuhnya dilanda hawa panas dingin dengan keringat yang mengucur di pelipisnya."Mempelai pria sudah siap?" Tanya sang penghulu kepadanya."I...insyaallah siap." Jawabnya sedikit gugup."Baik kita mulai."Andre pun mengulurkan tangan kanannya dan langsung disambut oleh Daffin. "Saya nikahkan engkau Daffin Naufal Abiyyu bin Raka Pradipta dengan anak saya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin delapan milyar rupiah dibayar tunai." Ucap Andre."Saya terima nikahnya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin tersebut tunai."Sedangkan di sebuah ruangan yang telah disulap dengan berbagai bunga yang menghiasi, seorang gadis kini sedang terduduk di kursi riasnya. Memandang dirinya sendiri di pantulan cermin."Masa gue udah nikah
Ceklekk..... "Aaaaa... Om jangan masuk dulu, Keysha mau ganti baju." Jeritnya. Dengan terpaksa Daffin menutup pintunya kembali. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Pikirannya kembali terbang melayang-layang. "Perasaan tadi aku ngintip gak ada orang deh. Om itu tau aja kalau Keysha mau keluar ganti baju. Ish...Keysha kan malu jadinya, mana handuknya mini banget." Gumam seseorang di dalam kamar. Karena tidak mau sesuatu terjadi setelahnya, Keysha memakai piyama bergambar spongebob panjangnya dan bergegas ke ranjang tidur dengan cepat, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Diluar kamar Daffin masih berdiri didepan pintu. Dia bingung, sudah sepuluh menit lebih Keysha tidak membukakan pintu, karena capek berdiri Daffin pun membuka sendiri pintunya. Ceklekkkk..... "Dimana dia?" Ucapnya dalam hati dengan melihat ke penjuru ruangan dan tak melihat istrinya berada. Dia mendekat ke arah ranjang. Baru saja duduk di bibir kasur, dengan cepat seseorang yang berada d
"Handphone Keysha." Ucapnya lirih, lalu memungut benda itu yang sudah retak di layarnya.Daffin yang melihat itu seketika merasa bersalah. "Nanti saya ganti." Ucapnya."Gak bakalan bisa, Om tau gak seberapa pentingnya isi dalam handphone ini? Gak tau kan Om." Marah Keysha yang berusaha menyalakan handphone itu."Om juga gak tau kan kalau handphone ini pemberian sahabat Keysha, waktu ultah kemarin. Masa baru beberapa bulan udah ganti aja. Nanti kalau ditanya Keysha jawab apa Om." Lanjutnya dengan mata berkaca-kaca dan keluar dari kamarnya."Keysha tunggu, maafin saya, saya gak sengaja. Nanti biar saya yang bilang sama sahabat kamu." Ucap Daffin menarik pergelangan tangan Keysha."Silahkan Om bilang sama sahabat Keysha, sekarang dia di Inggris. Lepasin tangan Keysha, Keysha pengen sendiri." Balas Keysha.Daffin pun melepas cekalannya dan membiarkan Keysha pergi sendiri sesuai keinginannya. Dia juga ikut keluar dari kamarnya, tapi bukan untuk menyusul Keysha, melainkan pergi ke suatu temp
"Kenapa harus malu punya suami setampan saya?""Itu menurut Om, menurut Keysha Om itu jelek malu-maluin, udah tua.""Umur saya baru 24 tahun, masa tua?""Ya iyalah, buktinya lebih tua dari umur Keysha."Karena tak mau berdebat lama-lama, akhirnya Daffin mengalah. "Ya sudah pilih kamar sesuai keinginan kamu." Ucap Daffin.Keysha pun segera keluar dari kamar itu. Melihat sekitarnya, kemudian pilihannya jatuh di sebelah kamar Daffin.Dia segera berjalan ke arah sana. Menata barang-barangnya. Satu jam kemudian dia telah menyelesaikannya. Dia pun merebahkan tubuhnya di ranjang kasur. Lelah sekali, pikirnya.Kryukkkkk.....Bunyi suara dalam perutnya seakan mengingatkannya, dia belum makan sedari pagi. Dengan terpaksa dia berjalan menuju kamar sebelahnya.Ceklekkk......"Aaaaaa...." Teriak Keysha ketika berhasil membuka pintu kamar itu."Kenapa?" Tanya datar orang yang berada di dalam kamar itu."O... Om kenapa gak pakai baju?" Ucapnya dengan wajah yang dia tutupi menggunakan jari tangannya.
"Kamu gak mau berangkat bareng saya?" Balas orang itu."Gak." Jawabnya cepat."Kenapa?""Nanya mulu kayak wartawan."“Bareng saya aja!”“Gak mau, elah buruan siniin kuncinya, lama amat sih.” Ucapnya sambil merebut kunci mobilnya yang berada ditangan Daffin.Keysha pun buru-buru beranjak pergi. Melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Hingga dia sampai di kampus hanya memakan waktu sepuluh menit, padahal biasanya paling tidak dua puluh menit.Baru keluar dari mobilnya, dua sahabatnya menghampirinya, lalu merangkulnya disebelah kanan dan kiri. "Ngagetin aja." Ucapnya."Tiga hari kemarin kemana, bolos kok gak ngajak-ngajak?" Tanya Kevin yang langsung mendapatkan pukulan di perutnya."Enak aja bolos, gue sakit." Balas Keysha tersenyum bangga melihat Kevin kesakitan."APA? Kok gak bilang, mana ditelpon gak diangkat, di chat gak dibalas." Sahut Riski.Keysha hanya menggaruk pelipis nya yang tak gatal, bingung menjawab apa. "Sakit mana main handphone, udah ah yuk bentar lagi masuk." Aj
"Kok, Om udah pulang, sih." Balas Keysha kesal."Kamu sakit apa?" Tanya Daffin lagi, mengubah pertanyaannya."Om kerja dimana, kok udah pulang?" Balas Keysha ikut-ikutan."Kamu gak tau saya kerja dimana?""Ya gak lah, Om aja gak ngasih tau.""Nanti juga bakalan tau.""Ish...nyebelin. Dasar tua.""Saya ingetin sekali lagi ya! Umur saya baru 24.""24 bulan? Cih.""Kalau 24 bulan mana mungkin saya nikahi kamu."Keysha tak menjawab hanya meliriknya sekilas, membuat Daffin kembali menanyainya. "Kamu sakit apa?""Sakit perut, gara-gara nasi goreng yang Om buat." Balas Keysha membuat Daffin terkejut."Saya nanya serius.""Dih...siapa juga yang bercanda.""Saya lihat tadi pagi kamu doyan banget makannya.""Iya, Keysha lupa soalnya."Daffin menaikkan sebelah alisnya, dia bingung mencerna ucapan istri kecilnya. Keysha yang melihat itu, perlahan menjelaskan."Keysha gak bisa makan nasi goreng saat pagi, makanya sakit perut.""Kok gak bilang?""Kan udah dibilangin lupa.""Mau ke rumah sakit?""Ha
Pagi-pagi sekali Keysha sudah sibuk dengan alat-alat dapur, dia kini sedang menggoreng telur untuk isian sandwich.Lima belas menit berlalu, makanannya telah selesai dia buat. Keysha kembali menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke kampusnya.Di Sebelah kamarnya, Daffin baru saja selesai mandi. "Andai saja Keysha mau masangin dasi, gue pasti seneng banget." Gumamnya sambil memasang dasinya.Setelah selesai, Daffin menuju kamar Keysha untuk membangunkan istri kecilnya itu. Bibirnya perlahan naik keatas, tatkala melihat ranjang yang kosong dan bunyi percikan air dari dalam kamar mandi.Perlahan Daffin melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin sekali memakan sandwich. Dia pun memutuskan akan membuat sarapan itu untuk pagi ini.Langkahnya terhenti di ruang makan. Matanya menangkap dua sandwich di piring yang berbeda. "Dia tau aja gue lagi pengen makan sandwich." Ujarnya senang.Tak lama, Keysha datang dengan menenteng tasnya. Dia duduk di kursi, kemudian langsung melahap m
"Cuma tidur doang, kan, Pak?" Cicit Keysha sambil memainkan beberapa jarinya.“iya. Kenapa? Gak mau ya udah.”Dengan terpaksa, Keysha ikut membaringkan tubuhnya di samping Daffin. Ini adalah kali pertamanya dia berada seranjang dengan manusia yang berbeda kelamin dengannya. Rasa gugup datang menghampirinya, Keysha pun terbaring lurus menghadap ke atas dengan tubuhnya yang kaku dan tidak berani bergerak sama sekali.“Gak usah gugup gitu. Saya lagi sakit, jadi gak mungkin apa-apain kamu.” Ucap seseorang di sebelahnya sambil menarik dirinya mendekat, setelah itu sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya.Keysha tercekat, bahkan untuk bernapas saja dia tidak berani, alhasil dia benar-benar menahan napasnya beberapa detik. “Napas, Key.” Ucap seseorang disebelahnya lagi, seolah tau apa yang sedang ia rasakan. Padahal penyebabnya adalah orang itu sendiri.“P…Pak, harus banget, ya, kayak gini?” cicitnya sangat pelan. Merasa takut dan tak nyaman dengan posisinya sekarang.“Maaf, kalau kamu
Halo!!! Hehe, maaf, ya. Baru bisa nerusin cerita ini. Padahal dapat kontraknya udah dari bulan November, tapi kemarin-kemarin emang sibuk banget, jadi gak sempet buat megang cerita ini. Mulai sekarang, aku usahain buat update cerita ini secara berkala. Gak janji bisa update rutin teratur, tapi aku usahain buat bisa minimal update tiap minggunya. Terima kasih, ya, buat yang udah mau baca atau bahkan nunggu ceritaku ini ") Oh, ya, aku mau kenalan dong sama kalian, boleh gak? Komen di bawah, ya! Buat yang mau tau akun media sosialku, aku tulis di bawah ini, ya I*******m: @flhfrds_ Twitter: @pecanduimpian_ W*****d: @fadikaaa Bye-bye readers.See you next chapters. Salam tulus penulis Fadikaaa
“Hehe, minta ya, Pak. Laper banget, nih!” Ucap seseorang yang tadi dicarinya. Rasa laparnya menguap begitu saja, Daffin pun segera beranjak dari tempat itu. Berjalan menuju di mana kamarnya berada. Sesampainya di sana ia langsung membersihkan dirinya di kamar mandi. Tak butuh waktu lama, sepuluh menit berkutat dengan barang-barang yang berada di sini, kini tubuhnya kembali segar. Rasa kantuk menghampirinya, dengan segera ia membaringkan tubuh lelahnya di kasur empuknya. Perlahan-lahan dia memejamkan matanya, hingga akhirnya benar-benar masuk ke dalam alam mimpi. Melupakan gejolak perutnya yang sebenarnya berdemo meminta di isi. Tak peduli jika hari esok ia akan terbangun dengan rasa sakit. *** Pagi masih buta, tetapi Keysha telah meyelesaikan masakannya. Kini dia tengah memindahkan beberapa makanan itu menuju meja makan. Senyum puas terpatri di wajah cantiknya. Dengan segera dia kembali ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, dia berjalan menuju kamar sebelah un
Kaki kecilnya terus melangkah menuju parkiran. Lalu terduduk disalah satu kursi yang berada di sana. Tangan mungilnya mengotak atik handphone mencari kontak sahabatnya. Riski Woi gue di parkiran Buruan sini Bentar Ngabisin makanan gue dulu Si Kevin juga lagi ke toilet Oke Buruan tapi Gue tungguin Awas aja kalo lama Baik ndoro ayu Setelah menghubungi sahabatnya, dia kembali menyimpan ponselnya. Dia hanya duduk melamun sambil melihat area sekitar parkiran, dengan orang-orang yang berlalulalang mengeluarkan
“Enak-enak, pala lu enak.” Sahut seseorang kemudian menonyor kepalanya dengan lumayan keras.“Arhhhhh. Sakit bangsat.” Umpatnya, kemudian meraih tangan itu, lalu memintingnya. “Shhh. Sakit, Key, sakit.” Adu orang itu.“APA?” balas Keysha galak.“Iya, iya. Ampun, Key.”Keysha pun melepaskan tangan itu. “Ngapain lu di sini, diusir juga?” tanyanya.“Bukan.”“Terus?”“Ijin ke toilet tadi, terus kaki gue malah minta jalan ke sini.” Jawab orang itu kemudian mencomot tahu mercon setan milik Keysha.Sang pemilik makanan yang melihat itu, lantas memelototkan matanya. “Taruh balik!” suruhnya.“Elah, Key. Minta satu doang juga.”“Gak boleh. Taruh balik buru atau lo mau ganti dua kali lipatnya?”“Buset, pelit amat, Mbak. Iya, iya ini mau naruh lagi.”“Balik sono!”“Dih, siapa lu nyuruh-nyuruh. Ogah gue.”“RISKI BALIK! GUE LAGI GAK MAU DIGANGGU.”“Sapa juga yang mau ganggu lu. Gue juga lapar mau makan. MANG PESEN SOTO AYAM DUA MANGKUK.”“Siap, Mas.” Balas sang pemilik warung.“DIH, SERAKAH AMAT
Hembusan udara dingin bercampur hangatnya secarik cahaya dari ufuk timur membuat Keysha mulai terusik. Namun, bukannya terbangun dia justru menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.Tanpa disadari, waktu terus bergulir detik demi detik. Hingga kesadaran sepenuhnya terkumpul pada saat jarum jam menunjukkan pukul delapan kurang seperempat menit."Euughhhh," Matanya mulai mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk dan seketika terbuka lebar-lebar saat pandangannya berhenti di jam dinding yang tertempel di tembok kamarnya."WHAT, GUE TELAT." Pekiknya, kemudian buru-buru bangun dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Sepuluh menit berada di dalam sana, Keysha pun keluar setelahnya.Hanya dengan mengenakan setelan baju kaos pendek putih yang dipadukan dengan hem kotak-kotak dan celana jeans panjang, Keysha siap berangkat. Dia berjalan menuruni tangga rumahnya menuju garasi mobil.Keysha berusaha menyalakan mesin mobilnya berkali-kali, tetapi tak berhasil. Hingga dia tersadar jika m
Jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam. Keysha bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang sudah dikasih tau oleh Kevin. Tempat dimana dia akan mengadakan balapan.Untungnya Daffin belum pulang, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk menjelaskan jika dia akan pergi balapan.Keysha menjalankan mobilnya, melajukan dengan kecepatan rata-rata. Hingga lima belas menit kemudian dia telah sampai ditempat tujuannya.Di sana sudah lumayan ramai orang, Keysha melajukan mobilnya dengan sangat pelan mencari keberadaan Kevin dan Riski.Matanya menelisik satu persatu orang yang disana dan berhenti sebuah teras rumah kosong. Keysha keluar dari mobilnya, berjalan kaki untuk menyusul teman-temannya."Biar gue aja Key yang ikut balapan." Ucap Riski ketika Keysha sudah berada disampingnya."Gak." Balas Keysha ketus."Hahaha...berani juga ternyata kalian. Siapa yang bakalan lawan gue?" Tanya Gilang yang tiba-tiba muncul."Gue." Jawab Keysha cepat."Seriusan? Hahaha masa gue lawan cewek, sih, tapi gak apa-ap
"Kalau Pak Daffin gak suka masakan Keysha itu bilang. Keysha tau masakan Pak Daffin lebih berkelas timbang masakan Keysha. Tapi setidaknya biarin makanan itu di meja. Gak usah dimakan gak apa-apa.Asal Pak Daffin tau, kemarin Keysha nahan lapar demi bisa makan bareng Pak Daffin. Keysha emang belum menerima pernikahan ini, tapi Keysha gak mau di cap istri durhaka karena tidak menjalankan kewajiban Keysha untuk melayani Pak Daffin." Cerocos Keysha panjang lebar dan air matanya kembali mengalir."Maaf sebenarnya tad--" Ucap Pak Daffin terpotong karena Keysha memaksa keluar dari mobilnya.Daffin ikut turun, baru saja mau mengejarnya. Handphone miliknya tiba-tiba berbunyi, ternyata itu adalah panggilan dari kantornya, dengan terpaksa dia tidak jadi mengejar Keysha. Toh Keysha juga sedang marah, nanti kalau dia menyusulnya dan orang kampus tau, Keysha pasti akan tambah marah.Disisi lain, Keysha terduduk di kursi dekat parkiran. Bingung dengan dirinya sendiri. "Ini kenapa juga, mata gue kok
Baru saja ingin memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. Tiba-tiba ada orang yang menghampirinya dengan napas ngos-ngosan."Keysha, lo...lo dipanggil Pak Daffin disuruh ke parkiran sekarang." Ucap orang itu yang ternyata adalah Putri."Ngapain?" Balas Keysha."Mana gue tau." Jawab Putri menyerobot minuman di meja."Ehh...monyet minuman gue." Timpal Kevin melihat minuman yang belum dia sentuh telah kandas tak tersisa."Elah... minta dikit pelit amat lo. Gue capek nih habis lari gara-gara Pak Daffin. Untung ganteng." Balas Putri tanpa merasa bersalah."Ogah gue. Biarin aja." Ujar Keysha yang membuat Putri melotot kearahnya."Gak bisa gitu. Lo harus nemuin Pak Daffin sekarang, kalau enggak minggu depan gue gak boleh ikutan kelasnya." Marah Putri."Enak dong. Berarti lo gak usah ngerjain tugasnya yang tadi dia kasih." Sahut Kevin.TAKKKKK...."Lemes banget mulut lo." Ucap Putri setelah menoyor kepala Kevin."Udah deh Key sana, lo temuin Pak Daffin. Lo gak kasian sama gue?" Melas Putri den