Kaki kecilnya terus melangkah menuju parkiran. Lalu terduduk disalah satu kursi yang berada di sana. Tangan mungilnya mengotak atik handphone mencari kontak sahabatnya. Riski Woi gue di parkiran Buruan sini Bentar Ngabisin makanan gue dulu Si Kevin juga lagi ke toilet Oke Buruan tapi Gue tungguin Awas aja kalo lama Baik ndoro ayu Setelah menghubungi sahabatnya, dia kembali menyimpan ponselnya. Dia hanya duduk melamun sambil melihat area sekitar parkiran, dengan orang-orang yang berlalulalang mengeluarkan
“Hehe, minta ya, Pak. Laper banget, nih!” Ucap seseorang yang tadi dicarinya. Rasa laparnya menguap begitu saja, Daffin pun segera beranjak dari tempat itu. Berjalan menuju di mana kamarnya berada. Sesampainya di sana ia langsung membersihkan dirinya di kamar mandi. Tak butuh waktu lama, sepuluh menit berkutat dengan barang-barang yang berada di sini, kini tubuhnya kembali segar. Rasa kantuk menghampirinya, dengan segera ia membaringkan tubuh lelahnya di kasur empuknya. Perlahan-lahan dia memejamkan matanya, hingga akhirnya benar-benar masuk ke dalam alam mimpi. Melupakan gejolak perutnya yang sebenarnya berdemo meminta di isi. Tak peduli jika hari esok ia akan terbangun dengan rasa sakit. *** Pagi masih buta, tetapi Keysha telah meyelesaikan masakannya. Kini dia tengah memindahkan beberapa makanan itu menuju meja makan. Senyum puas terpatri di wajah cantiknya. Dengan segera dia kembali ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, dia berjalan menuju kamar sebelah un
Halo!!! Hehe, maaf, ya. Baru bisa nerusin cerita ini. Padahal dapat kontraknya udah dari bulan November, tapi kemarin-kemarin emang sibuk banget, jadi gak sempet buat megang cerita ini. Mulai sekarang, aku usahain buat update cerita ini secara berkala. Gak janji bisa update rutin teratur, tapi aku usahain buat bisa minimal update tiap minggunya. Terima kasih, ya, buat yang udah mau baca atau bahkan nunggu ceritaku ini ") Oh, ya, aku mau kenalan dong sama kalian, boleh gak? Komen di bawah, ya! Buat yang mau tau akun media sosialku, aku tulis di bawah ini, ya I*******m: @flhfrds_ Twitter: @pecanduimpian_ W*****d: @fadikaaa Bye-bye readers.See you next chapters. Salam tulus penulis Fadikaaa
"Cuma tidur doang, kan, Pak?" Cicit Keysha sambil memainkan beberapa jarinya.“iya. Kenapa? Gak mau ya udah.”Dengan terpaksa, Keysha ikut membaringkan tubuhnya di samping Daffin. Ini adalah kali pertamanya dia berada seranjang dengan manusia yang berbeda kelamin dengannya. Rasa gugup datang menghampirinya, Keysha pun terbaring lurus menghadap ke atas dengan tubuhnya yang kaku dan tidak berani bergerak sama sekali.“Gak usah gugup gitu. Saya lagi sakit, jadi gak mungkin apa-apain kamu.” Ucap seseorang di sebelahnya sambil menarik dirinya mendekat, setelah itu sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya.Keysha tercekat, bahkan untuk bernapas saja dia tidak berani, alhasil dia benar-benar menahan napasnya beberapa detik. “Napas, Key.” Ucap seseorang disebelahnya lagi, seolah tau apa yang sedang ia rasakan. Padahal penyebabnya adalah orang itu sendiri.“P…Pak, harus banget, ya, kayak gini?” cicitnya sangat pelan. Merasa takut dan tak nyaman dengan posisinya sekarang.“Maaf, kalau kamu
Seorang gadis kini sedang asyik membaca novel di kamarnya. Namun, kenyamanan itu seketika sirna ketika seseorang meneriakkan namanya dari luar kamarnya. "KEYSHA." "Iya Ma, kenapa?" Balasnya malas-malasan. Ceklek... Orang yang tadi memanggilnya pun membuka pintu kamarnya, kemudian berdecak. "Ck, Keysha. Mama kan udah bilang, hari ini kamu fitting baju." "Males ah Ma, Mama aja deh sana. Keysha terserah Mama kok, pilih aja yang mama suka." Balasnya. "Yang mau nikah kan kamu, bukan Mama. Buruan Keysha atau Mam--" "Iya Ma iya, Keysha siap-siap." Potongnya cepat, karena dia tau mamanya akan mengancamnya. "Ya udah buruan." Keysha pun segera mengganti pakaiannya. Dia mengenakan dress selutut berwarna hijau army dengan tali di bagian perut. Setelahnya Keysha keluar dari kamarnya kemudian menghampiri mamanya. "Yuk Ma, berangkat." Ucap Keysha, ketika berada didekat mamanya. "Makan dulu, itu Mama udah siapin, dari pagi kamu belum makan loh." Karena tak mau mamanya marah-marah dan mengec
"Om bukain pintunya! Ngapain dikunci sih." Ucap Keysha kesal, tapi tak mendapatkan sahutan dari orang yang diajaknya bicara, karena orang itu kini sedang menerima panggilan. "Om." Panggil Keysha lagi dan hasilnya tetep sama. Keysha yang sebal pun menolehkan kepalanya menghadap keluar jendela dengan bibir yang dimonyongkan. "Keysha." Mendengar namanya dipanggil Keysha pun menoleh. "Kok, Om, tau nama gue?" Tanya Keysha heran. "Tadi kan, kamu nyebutin nama kamu terus." Balas orang itu. "Ehh... Iya juga ya, kenapa lagi, Om? Bukain dong pintunya, bayarnya nanti minta mama aja, ya, Om, Keysha gak punya uang soalnya." "Maaf ya gak bisa nemenin, ada rapat dadakan." "Gak nyambung, Om." "Ya udah ntar disambungin." "Terserah Om lah, ngapain bilang sama Keysha." "Nanti pulangnya dijemput sopir saya." "Om ngomong apaan sih, Keysha gak ngerti. Udah deh Om, buruan bukain!" Pintu mobil pun terbuka dan Keysha buru-buru keluar dari mobil itu, lalu masuk kedalam butik itu. Seorang wanita pa
"Keysha!""Lo kok tau gue di sini, nguntitin gue ya, lo?" Tuduh Keysha."Enak aja, gue sunatin mulut lo baru tau rasa." Balas orang itu."Terus apa? Udah deh ngaku aja.""Gue gak sengaja lewat sini, eh...malah lihat gembel dipinggir jalan, kan kasihan gue.""Apa lo bilang? Gue gembel pingir jalan?" Tanyanya dengan marah."Ikut gue yuk!" Ucap orang itu tiba-tiba."Ogah ah, palingan lo ngajakin gue nemenin lo potong rambut.""Beneran gak mau? Entar lo nyesel, nangis-nangis gak bisa ketemu gue.""Emang lo mau kemana, alam kubur?""Mau gak nih, besok gue udah gak ada di sini loh?""Lo ngomong apa, sih?""Makannya ayo ikut gue." Ucapnya sambil menarik tangan Keysha, kemudian mendudukannya di kursi sebelah pengemudi.Tiga puluh menit membelah jalan, kini mereka sampai di salah satu cafe langganan mereka."Ohh...lo ngajakin gue nongkrong. Gue pesen minum aja kayak biasa, habis makan gue tadi di rumah." Ucap Keysha setelah mendudukkan bokongnya.Tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri me
Keysha kini sedang makan malam bersama keluarganya. Karena dia sedang tidak nafsu makan, dia pun hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya."Calon pengantin gak sabar amat mau nikah, sampe makan aja gak nafsu." Ledek Andre, Papa Keysha."Bukan itu, Pa." Balas Keysha kesal."Lha terus apaan?""Darrel mau lanjutin kuliahnya di Inggris.""Wahh...keren dong. Harusnya kamu bangga sahabat kamu ada yang kuliah di luar negeri.""Iya juga sih Pa, tapi keren lagi kalau Keysha juga ikutan kuliah di sana. Ya gak, Pa?" Tanya Keysha sambil menaik turunkan sebelah alisnya."Wahh...kalau itu jangan deh.""Gimana calon suami kamu, gantengkan?" Sahut Lisa, alias mamanya tiba-tiba."Mana Keysha tau, Mama aja gak nemuin Keysha sama dia. Main nerima-nerima aja lamarannya." Balas Keysha."Loh tadikan kamu dijemput sama dia.""WHAT." Teriak Keysha kaget."Mama bercandakan?" Ucapnya lanjut."Ngapain Mama bercanda buat hal seserius ini." Balas Lisa."Mama jodohin aku sama om-om, Keysha kan udah bilang,
"Cuma tidur doang, kan, Pak?" Cicit Keysha sambil memainkan beberapa jarinya.“iya. Kenapa? Gak mau ya udah.”Dengan terpaksa, Keysha ikut membaringkan tubuhnya di samping Daffin. Ini adalah kali pertamanya dia berada seranjang dengan manusia yang berbeda kelamin dengannya. Rasa gugup datang menghampirinya, Keysha pun terbaring lurus menghadap ke atas dengan tubuhnya yang kaku dan tidak berani bergerak sama sekali.“Gak usah gugup gitu. Saya lagi sakit, jadi gak mungkin apa-apain kamu.” Ucap seseorang di sebelahnya sambil menarik dirinya mendekat, setelah itu sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya.Keysha tercekat, bahkan untuk bernapas saja dia tidak berani, alhasil dia benar-benar menahan napasnya beberapa detik. “Napas, Key.” Ucap seseorang disebelahnya lagi, seolah tau apa yang sedang ia rasakan. Padahal penyebabnya adalah orang itu sendiri.“P…Pak, harus banget, ya, kayak gini?” cicitnya sangat pelan. Merasa takut dan tak nyaman dengan posisinya sekarang.“Maaf, kalau kamu
Halo!!! Hehe, maaf, ya. Baru bisa nerusin cerita ini. Padahal dapat kontraknya udah dari bulan November, tapi kemarin-kemarin emang sibuk banget, jadi gak sempet buat megang cerita ini. Mulai sekarang, aku usahain buat update cerita ini secara berkala. Gak janji bisa update rutin teratur, tapi aku usahain buat bisa minimal update tiap minggunya. Terima kasih, ya, buat yang udah mau baca atau bahkan nunggu ceritaku ini ") Oh, ya, aku mau kenalan dong sama kalian, boleh gak? Komen di bawah, ya! Buat yang mau tau akun media sosialku, aku tulis di bawah ini, ya I*******m: @flhfrds_ Twitter: @pecanduimpian_ W*****d: @fadikaaa Bye-bye readers.See you next chapters. Salam tulus penulis Fadikaaa
“Hehe, minta ya, Pak. Laper banget, nih!” Ucap seseorang yang tadi dicarinya. Rasa laparnya menguap begitu saja, Daffin pun segera beranjak dari tempat itu. Berjalan menuju di mana kamarnya berada. Sesampainya di sana ia langsung membersihkan dirinya di kamar mandi. Tak butuh waktu lama, sepuluh menit berkutat dengan barang-barang yang berada di sini, kini tubuhnya kembali segar. Rasa kantuk menghampirinya, dengan segera ia membaringkan tubuh lelahnya di kasur empuknya. Perlahan-lahan dia memejamkan matanya, hingga akhirnya benar-benar masuk ke dalam alam mimpi. Melupakan gejolak perutnya yang sebenarnya berdemo meminta di isi. Tak peduli jika hari esok ia akan terbangun dengan rasa sakit. *** Pagi masih buta, tetapi Keysha telah meyelesaikan masakannya. Kini dia tengah memindahkan beberapa makanan itu menuju meja makan. Senyum puas terpatri di wajah cantiknya. Dengan segera dia kembali ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, dia berjalan menuju kamar sebelah un
Kaki kecilnya terus melangkah menuju parkiran. Lalu terduduk disalah satu kursi yang berada di sana. Tangan mungilnya mengotak atik handphone mencari kontak sahabatnya. Riski Woi gue di parkiran Buruan sini Bentar Ngabisin makanan gue dulu Si Kevin juga lagi ke toilet Oke Buruan tapi Gue tungguin Awas aja kalo lama Baik ndoro ayu Setelah menghubungi sahabatnya, dia kembali menyimpan ponselnya. Dia hanya duduk melamun sambil melihat area sekitar parkiran, dengan orang-orang yang berlalulalang mengeluarkan
“Enak-enak, pala lu enak.” Sahut seseorang kemudian menonyor kepalanya dengan lumayan keras.“Arhhhhh. Sakit bangsat.” Umpatnya, kemudian meraih tangan itu, lalu memintingnya. “Shhh. Sakit, Key, sakit.” Adu orang itu.“APA?” balas Keysha galak.“Iya, iya. Ampun, Key.”Keysha pun melepaskan tangan itu. “Ngapain lu di sini, diusir juga?” tanyanya.“Bukan.”“Terus?”“Ijin ke toilet tadi, terus kaki gue malah minta jalan ke sini.” Jawab orang itu kemudian mencomot tahu mercon setan milik Keysha.Sang pemilik makanan yang melihat itu, lantas memelototkan matanya. “Taruh balik!” suruhnya.“Elah, Key. Minta satu doang juga.”“Gak boleh. Taruh balik buru atau lo mau ganti dua kali lipatnya?”“Buset, pelit amat, Mbak. Iya, iya ini mau naruh lagi.”“Balik sono!”“Dih, siapa lu nyuruh-nyuruh. Ogah gue.”“RISKI BALIK! GUE LAGI GAK MAU DIGANGGU.”“Sapa juga yang mau ganggu lu. Gue juga lapar mau makan. MANG PESEN SOTO AYAM DUA MANGKUK.”“Siap, Mas.” Balas sang pemilik warung.“DIH, SERAKAH AMAT
Hembusan udara dingin bercampur hangatnya secarik cahaya dari ufuk timur membuat Keysha mulai terusik. Namun, bukannya terbangun dia justru menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.Tanpa disadari, waktu terus bergulir detik demi detik. Hingga kesadaran sepenuhnya terkumpul pada saat jarum jam menunjukkan pukul delapan kurang seperempat menit."Euughhhh," Matanya mulai mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk dan seketika terbuka lebar-lebar saat pandangannya berhenti di jam dinding yang tertempel di tembok kamarnya."WHAT, GUE TELAT." Pekiknya, kemudian buru-buru bangun dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Sepuluh menit berada di dalam sana, Keysha pun keluar setelahnya.Hanya dengan mengenakan setelan baju kaos pendek putih yang dipadukan dengan hem kotak-kotak dan celana jeans panjang, Keysha siap berangkat. Dia berjalan menuruni tangga rumahnya menuju garasi mobil.Keysha berusaha menyalakan mesin mobilnya berkali-kali, tetapi tak berhasil. Hingga dia tersadar jika m
Jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam. Keysha bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang sudah dikasih tau oleh Kevin. Tempat dimana dia akan mengadakan balapan.Untungnya Daffin belum pulang, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk menjelaskan jika dia akan pergi balapan.Keysha menjalankan mobilnya, melajukan dengan kecepatan rata-rata. Hingga lima belas menit kemudian dia telah sampai ditempat tujuannya.Di sana sudah lumayan ramai orang, Keysha melajukan mobilnya dengan sangat pelan mencari keberadaan Kevin dan Riski.Matanya menelisik satu persatu orang yang disana dan berhenti sebuah teras rumah kosong. Keysha keluar dari mobilnya, berjalan kaki untuk menyusul teman-temannya."Biar gue aja Key yang ikut balapan." Ucap Riski ketika Keysha sudah berada disampingnya."Gak." Balas Keysha ketus."Hahaha...berani juga ternyata kalian. Siapa yang bakalan lawan gue?" Tanya Gilang yang tiba-tiba muncul."Gue." Jawab Keysha cepat."Seriusan? Hahaha masa gue lawan cewek, sih, tapi gak apa-ap
"Kalau Pak Daffin gak suka masakan Keysha itu bilang. Keysha tau masakan Pak Daffin lebih berkelas timbang masakan Keysha. Tapi setidaknya biarin makanan itu di meja. Gak usah dimakan gak apa-apa.Asal Pak Daffin tau, kemarin Keysha nahan lapar demi bisa makan bareng Pak Daffin. Keysha emang belum menerima pernikahan ini, tapi Keysha gak mau di cap istri durhaka karena tidak menjalankan kewajiban Keysha untuk melayani Pak Daffin." Cerocos Keysha panjang lebar dan air matanya kembali mengalir."Maaf sebenarnya tad--" Ucap Pak Daffin terpotong karena Keysha memaksa keluar dari mobilnya.Daffin ikut turun, baru saja mau mengejarnya. Handphone miliknya tiba-tiba berbunyi, ternyata itu adalah panggilan dari kantornya, dengan terpaksa dia tidak jadi mengejar Keysha. Toh Keysha juga sedang marah, nanti kalau dia menyusulnya dan orang kampus tau, Keysha pasti akan tambah marah.Disisi lain, Keysha terduduk di kursi dekat parkiran. Bingung dengan dirinya sendiri. "Ini kenapa juga, mata gue kok
Baru saja ingin memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. Tiba-tiba ada orang yang menghampirinya dengan napas ngos-ngosan."Keysha, lo...lo dipanggil Pak Daffin disuruh ke parkiran sekarang." Ucap orang itu yang ternyata adalah Putri."Ngapain?" Balas Keysha."Mana gue tau." Jawab Putri menyerobot minuman di meja."Ehh...monyet minuman gue." Timpal Kevin melihat minuman yang belum dia sentuh telah kandas tak tersisa."Elah... minta dikit pelit amat lo. Gue capek nih habis lari gara-gara Pak Daffin. Untung ganteng." Balas Putri tanpa merasa bersalah."Ogah gue. Biarin aja." Ujar Keysha yang membuat Putri melotot kearahnya."Gak bisa gitu. Lo harus nemuin Pak Daffin sekarang, kalau enggak minggu depan gue gak boleh ikutan kelasnya." Marah Putri."Enak dong. Berarti lo gak usah ngerjain tugasnya yang tadi dia kasih." Sahut Kevin.TAKKKKK...."Lemes banget mulut lo." Ucap Putri setelah menoyor kepala Kevin."Udah deh Key sana, lo temuin Pak Daffin. Lo gak kasian sama gue?" Melas Putri den