Share

Bab 79

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 18:01:01

"Ada, Van," jawab Monica setelah berpikir sejenak. "Ayah memiliki kakak yang tinggal di Novena,"

"Nona mau pergi ke sana?" tanya Ivan hendak memastikan.

Monica yang duduk di jok belakang dengan memangku kepala jasad Ayahnya mengangguk. "Iya, tolong antarkan aku ke sana,"

Ivan menoleh ke belakang sebentar, lantas mengangguk.

"Maaf aku jadi merepotkan kalian," ucap Monica serak. "Maaf pula karena aku harus melibatkan kalian berdua, kalian harus terjebak dalam situasi seperti ini."

Mendengar itu, Susan langsung menoleh ke belakang menghadap Monica seraya menggeleng. "Sudah. Jangan pikirkan hal itu Nona. Kita semua tidak ada yang tahu bukan jika kejadiannya akan seperti ini?" ucap Susan. "Yang penting kita semua selamat dan Nona bisa menempatkan Ayah Nona di tempat peristirahatan terakhirnya dengan layak."

Ucapan Susan dibalas anggukan kepala Monica.

Susan lanjut berkata, "Aku turut berduka cita dengan apa yang terjadi dengan Tuan Adiwijaya, pemilik Grup Adiwijaya yang terke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 80

    Sebab sejak tadi perhatiannya hanya terfokus kepada Adiwijaya dan Monica saja, membuatnya tidak menyadari keberadaan mereka berdua. "Siapa mereka berdua?" "Mereka Ivan dan Nona Susan, Paman. Mereka berdua sepasang suami istri yang menolongku dan membawaku ke sini." Monica buru-buru mengenalkan. "Mereka berdua tamuku yang kebetulan masih berada di rumah saat kejadian Alex membunuh Ayah. Sebelumnya, kami mengajak mereka berdua makan malam di rumah kami karena Ivan sudah menolongku dari Johan yang hendak berbuat jahat kepadaku." Kata Monica lagi. Yudis mangguk-mangguk mendengarnya. Tersenyum kecil, Yudis berkata, "Terima kasih karena kalian telah menolong Monica dan membawanya ke sini," Ditengah suasana berkabung, mereka berkenalan singkat, juga Ivan dan Susan yang mengungkapkan bela sungkawa atas kematian Adiwijaya. Setelah itu, Ivan dan Susan pamit pergi. Tentu keduanya merasa tenang sekarang sebab Monica sudah bersama anggota keluarganya. Sembari menyetir, Ivan mengajak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 81

    "Bagaimana mungkin Bu Padmi tiba-tiba mencabut aduannya?!" ucap Ivan bingung sekaligus heran. Padahal Ibunya Seila tahu bahwa Romo bukan orang baik, anaknya dalam bahaya—menginginkan anaknya kembali meskipun awalnya pasrah sebab takut akan kekuasaan Romo. Tapi kenapa tiba-tiba dia berubah pikiran? "Tadi pagi Bu Padmi datang ke sini bersama suami dan juga Seilanya, kedua orang tuanya menjelaskan jika Seila akan menikah dengan Tuan Romo dan Seila sendiri mengatakan bersedia menikah dengan beliau," jelas polisi itu. Ivan terperangah, tidak percaya jika Seila bersedia. Pasti dia berbohong karena suatu alasan. Diancam! Polisi itu lanjut berkata, "Disini tidak ada unsur paksaan, juga tidak terjadi hal buruk padanya. Keadaannya baik-baik saja, tak seperti yang kalian kira. Seila memang terpaksa menikah, tapi untuk membantu kedua orang tuanya. Pun hutang piutang antara yang bersangkutan sudah selesai. Mereka memilih jalan damai." Tentu Ivan merasa hal itu ganjil. "Tidak mungkin tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 82

    Mendengar namanya disebut, Ivan langsung balik badan dan mendapati seorang pria bertampang dingin, mengenakan jaket kulit telah berdiri di belakangnya. "Benar," jawab Ivan dengan nada datar setelah terdiam sesaat sebelum kemudian mengamati pria itu. Siapa pria itu? Jelas, dia bukan orang sembarangan sebab bisa langsung mengetahui namanya. Juga sudah pasti ada hubungannya dengan apa yang tengah Seila alami ini. Selagi Ivan tengah berpikir, pria itu melangkah maju, berdiri di hadapan Ivan dan menatapnya tajam. "Kuperingatkan kepada Anda untuk tidak ikut campur dengan masalah ini, jika Anda masih ikut campur setelah ini. Maka kami akan membuat perhitungan kepada anda dan membakar sekolah anda!" ancam pria itu. Seketika Ivan tercengang, langsung tahu jika pria itu adalah suruhan Romo. Memang percuma menyerahkan masalah ini kepada polisi sebab sepertinya polisi melindungi seseorang, yang ada keburu terjadi apa-apa dengan Seila. Ivan pun memutuskan akan menyelamatkan Seila sendi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 83

    Tiba-tiba, ponsel Ivan yang ia letakan di atas meja menyala sekaligus berbunyi disaat bersamaan tanda ada panggilan masuk. Hal tersebut membuat perhatian Ivan teralihkan. Begitu pula dengan Renata. Ivan pun memberi isyarat kepada Renata untuk berhenti bicara terlebih dahulu. Ternyata panggilan masuk dari anak buahnya yang ia tugaskan sebagai mata-mata sekaligus informan di rumahnya Romo, sepertinya dia hendak melaporkan situasi terkini di sana. Anak buahnya itu menyamar sebagai tukang bersih-bersih dan pelayan di rumah itu. Sehingga bisa memantau kondisi Seila di rumah itu dengan lebih mudah. "Kami ingin melaporkan jika Nona Seila baru saja kembali ke rumah dan langsung dibawa ke kamar di lantai atas, Tuan Muda," ucap anak buahnya. Ivan terperangah, "Seila kembali ke rumah itu bersama siapa? Apakah bersama kedua orang tuanya?" "Tidak, Tuan Muda. Nona Seila kembali ke rumah ini sendiri dengan dikawal oleh bodyguard." Seketika Ivan berpikir. Sepertinya Seila dikembalik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 84

    "Saya telah mengancam kepala sekolah itu dan memberinya sedikit pelajaran dengan menghancurkan mobilnya, Tuan," ucap seseorang di ujung ponsel. "Saya yakin, dia sudah takut sekarang dan tidak akan berani menyelamatkan Nona Seila lagi." Mendengar itu, seorang pria yang tak lain adalah Romo terbahak, "Kerja bagus. Sudah pasti jika kepala sekolah itu sudah tidak akan berani lagi sekarang!" Kini ia sedang duduk di jok belakang dalam perjalanan pulang ke rumah keduanya, tempat ia mengurung Seila. Selesai menelfon, Romo berganti menghubungi anak buah yang lain yang berjaga di rumah itu. "Seila sudah kembali ke rumah, 'kan?" Romo sedikit kesal sebab ulah kepala sekolah tempat Seila mengajar yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ivan yang membujuk Ibunya Seila untuk melaporkan dirinya ke polisi. Sehingga ia harus membuang sedikit energi dan waktu untuk mengurus hal tersebut. Namun sekarang curut penganggu itu sudah ia bereskan. "Sudah, Tuan. Nona Seila sudah kembali ke ruma

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 85

    Selesai menelfon, ekspresi wajah Romo berubah masam! Sebab ia harus segera bersiap untuk pergi lagi, ada urusan bertemu dengan orang penting, sehingga ia tidak bisa melanjutkan aksi bejatnya barusan kepada Seila. Sambil berkacak pinggang, Romo menatap Seila yang kini telah melorotkan diri di lantai, tengah menangis. "Sayang sekali kita tidak bisa menuntaskan permainan panas kita sampai selesai," Seila tidak membalas perkataan Romo, tangisnya malah kian menjadi. Melihat hal itu, Romo sama sekali tidak kasihan. Justru merasa begitu puas! Dengan pandangan memicing, Romo berkata, "Tapi nanti malam kita bisa lanjutkan," Di ujung kalimat, Romo terkekeh. Terang saja Seila langsung ketakutan dalam diam seraya menggeleng. Ya... Tuhan kenapa hal mengerikan ini harus terjadi padaku!? teriak Seila dalam hati. Tiba-tiba... Plak! Plak! Plak! Romo berjongkok di hadapan Seila dan langsung menamparnya dengan keras, membuat Seila buru-buru melindungi wajah dengan kedua tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 86

    Ivan langsung tahu sesuatu begitu mendapati pemandangan kamar tempat Romo mengurung Seila yang dipenuhi alat-alat pelengkap seks. Sementara itu, Seila yang tengah melongok keluar jendela langsung berbalik ke arah pintu. Ia seketika membeliak. Sebelumnya, ia mendengar suara tembakan yang bersahut-sahutan, teriakan, jerit kesakitan dari luar kamar. Tentu ia panik sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi, mencoba mencari tahu dengan mengecek ke luar jendela. Dan ia sama sekali tidak berpikir jika ada penyelamat yang datang untuknya. Dan penyelamat itu adalah... "Pa-pak Iv-ivan!" ucap Seila terbata, "Anda benar-benar... Pak Ivan?" tanya Seila lagi hendak memastikan. Pada saat bersamaan, perasaanya langsung tidak karu-karuan. Ivan yang saat ini masih mengamati keadaan dalam kamar tersebut seketika tersadar dan buru-buru menatap Seila. "Seila!" Ivan pun bergegas menghampiri yang kemudian Seila langsung memeluk Ivan dengan erat. "Ya, Tuhan... Anda benar-benar Pak Ivan?

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 87

    Tiba-tiba... Romo terhenyak, langsung menurunkan senjatanya. Juga menahan gerakan kedua pengawalnya yang hendak kembali melepas tembakan. Sebab, orang-orang itu adalah Delon beserta pasukannya. "Tu-tuan Delon! Ke-kenapa Tuan Delon ada di sini?" tanya Romo bingung sekaligus heran. Mendengar itu, Delon mendesis seraya menatap Romo tajam, "Apalagi kalau bukan untuk memecahkan kepalamu!" seru Delon dengan suara lantang. Sontak saja, Romo terperanjat! Delon akan memecahkan kepalanya? Seketika Romo bergidik ngeri, juga dua pengawalnya. Romo pun langsung mencoba mengingat ia ada menyinggung Delon atau keluarga Graha atau tidak. Namun ia merasa tidak menyinggung mereka. Sementara Ivan yang masih berada di lantai atas, begitu merasa situasi sudah aman, ia lanjut menuruni tangga. Tiba-tiba perhatian Romo teralihkan oleh kemunculan Ivan dengan menggendong Seila. Seketika ia terbelalak! Bukan kah dia kepala sekolah tempat Seila mengajar? Di titik ini, Romo menjadi nai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 161

    "Nona Monica... " ucap Ivan sekaligus terkejut, "ada apa Nona kemari? Menemuiku?" Kini, Monica telah berdiri di hadapan Ivan sembari menatap pria itu penuh arti. "Ada hal yang mau aku bicarakan padamu, Van!" ucap Monica setelah terdiam sebentar dengan gelisah. Mendapati kegelisahan di wajah wanita itu, Ivan tahu bahwa Monica sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana mungkin wanita itu baik-baik saja, Ayahnya dibunuh oleh pengkhianat keluarganya! Tidak hanya itu, rumah sekaligus markas keluarganya telah dikuasai. Monica diusir. Ivan paham betul mengenai situasi dan kondisi seperti itu. Di dunia bawah, jangankan itu, di mana pun, pasti tidak terlepas dari yang namanya pengkhianatan. Lebih mengerikannya lagi adalah pengkhianatan dari orang dalam. Apalagi di dunia bawah, tidak jarang, cara-cara licik dan kotor terus digunakan! Meski Monica adalah seorang perempuan, tapi pasti Monica telah dipersiapkan sebelumnya untuk menghadapi segala situasi dan kondisi seperti itu. Sete

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 160

    Tanpa menoleh ke arah Ayahnya, Ivan berkata, "Apa saja yang dilakukan oleh Ayah bersama Kakek Rahardian dalam upaya membuatku dan Susan bersatu?" "Ayah meminta Rahardian untuk mempercepat pernikahan kalian, lalu Ayah juga menyuruhnya untuk membuat kalian berdua supaya segera berbulan madu." "Hanya itu saja?" "Hanya itu, Van. Ayah tidak melakukan hal lainnya!" jawab Graha penuh keyakinan. Lalu, ia kembali menatap Ivan yang masih mencerna perkataannya, "Jika kamu tidak percaya, kamu bisa—" "Aku percaya padamu, Yah," sela Ivan. Graha begitu tersentak mendengarnya. Sungguh? "Termasuk Ayah dan Kakek Rahardian yang tidak ada sangkut pautnya atas pertemuanku dengan Susan. Pertemuanku dengan Susan itu murni karena takdir. Dan aku percaya bahwa apa yang dilakukan oleh Ayah dan Kakek Rahardian itu hanya untuk mewujudkan harapan kalian dulu!" Graha menggeleng tidak percaya begitu kata-kata itu keluar dari mulut Ivan. Graha buru-buru mengondisikan diri dan berkata, "Terima kasih, Van k

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 159

    Tanpa berani menatap kedua mertuanya, Susan berkata, "Maafkan aku, Ayah, Ibu, mengenai kalian yang tidak bisa datang sebagai orang tua Ivan di pesta pernikahan kami. Aku sendiri saja tidak tahu dengan rencana Ivan itu. Juga, tidak tahu jika ternyata Ivan adalah pewaris keluarga Graha, anaknya Ayah dan Ibu... " "Itu bukan salahmu, Susan. Jadi, berhenti lah merasa bersalah. Meski kami sedih tidak bisa menghadiri pesta pernikahan kalian, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kami begitu bahagia karena Ivan telah menikah denganmu," sela Rosalinda yang dibenarkan oleh Graha. Ivan yang mendengar itu juga tiba-tiba merasa bersalah, ia tahu betul bahwa pasti kedua orang tuanya sangat sedih sebab tidak bisa menghadiri pesta pernikahannya. Ivan, dengan menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar angkat bicara, "Maafkan aku, Ayah, Ibu, jika apa yang aku lakukan itu membuat kalian merasa sedih dan kecewa." "Tidak apa, Van. Kami sudah tidak mempermasalahkan hal itu. Yang penting, ka

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 158

    Sesampainya di rumah bak istana, keduanya langsung disambut para bodyguard dan pelayan di depan rumah itu yang membungkukan badan dengan hormat begitu mereka berdua turun dari mobil. "Selamat datang kembali, Tuan Muda!" "Selamat datang di kediaman keluarga Graha, Nona Susan!" Kini Susan tengah terpana, menggeleng penuh takjub dengan penyambutan serta rumah bak istana milik keluarga Graha. Sementara itu, Ivan tiba-tiba merasa cemas. Bagaimana jika Susan mengetahui fakta bahwa sebenarnya keduanya dulu hendak dijodohkan oleh kedua belah pihak keluarga masing-masing? Apa kira-kira reaksi Susan setelah tahu bahwa ia dulu menolak perjodohan? Susan akan marah atau tidak? Namun, Ivan buru-buru membuang jauh kekhawatirannya. Berharap Susan tidak akan marah! Tiba-tiba... "Ivan! Susan!" "Kalian sudah sampai!" Suara yang terdengar begitu menggelegar itu membuat perhatian keduanya teralihkan, lalu kompak menoleh ke arah sumber suara. Dari dalam rumah, muncul Tuan Graha dan Nyon

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 157

    Pukul lima sore, Basuki telah sampai. Kini, keduanya duduk saling berhadap-hadapan di sebuah cafe yang dipilih Ivan. Tujuan Ivan meminta asisten pribadi Ayahnya untuk bertemu karena mau menanyakan jadwal Ayahnya setelah kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa belakangan ini. Begitu mendengar bahwa jadwal sang Ayah yang lebih sering bertemu dengan Kakek Rahardian dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya membuat Ivan penasaran. Apa yang Ayahnya itu bicarakan dengan Kakek Rahardian? "Apa yang mereka bicarakan, Pak Bass? Sehingga sering bertemu akhir-akhir ini?" tanya Ivan setelah terdiam sebentar. "Saya tidak tahu, Tuan Muda." Jawab Basuki sambil menggeleng. "Tidak mungkin anda tidak tahu!" Tiba-tiba, rahang Basuki mengeras, "Mungkin membahas soal bisnis, Tuan Muda. Atau hanya sekadar bertemu sebab keduanya adalah teman sekaligus partner bisnis. Selain itu, juga berolahraga bersama sebab Tuan Besar sudah pulih total." Tidak puas dengan jawaban Basuki, Ivan menat

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 156

    "Aku belum memberitahu Susan bahwa Ivan anakmu adalah pria yang dulu akan dijodohkan dengannya." "Bagus lah jika demikian," balas Graha. Lalu, terdengar gumaman sebentar di sebrang sana sebelum akhirnya Graha kembali bicara. "Apakah Ivan sudah pernah mengajakmu bicara empat mata? Menyinggung soal pertemanan diantara kita?" Rahang Rahardian mengeras, "Belum pernah, Graha. Kami masih bersikap layaknya seorang Kakek dan cucu saja. Sebagai menantu di keluargaku. Ivan juga terus memposisikan dirinya sebagai orang biasa yang berprofesi sebagai guru. Tapi, sepertinya Ivan sudah tahu kalau aku itu adalah temanmu. Hanya saja, dia berpura-pura tidak tahu." Lengang sejenak di ujung ponsel. "Biar lah Ivan yang menanyakan tentang perjodohan itu sendiri kepadaku, Bang. Kalau pun tidak, hal itu malah bagus. Toh, mereka berdua sudah sama-sama saling mencintai, sudah menikah dan sebentar lagi akan memiliki anak." Graha kembali menyahut setelah terdiam beberapa saat. Perkataan Graha langs

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 155

    Sebelumnya, Susan berencana memberitahu Kakeknya mengenai Ivan yang tidak semiskin yang semua orang kira. Ternyata, Ivan yang dianggap sebagai suami yang hanya numpang hidup pada istri dan keluarganya mempunyai uang 500 miliar serta Lamborghini yang merupakan harta warisan dari Kakek Neneknya. Demikian, setidaknya di mata orang-orang, Ivan tidak akan dianggap parasit lagi. Namun, kini Susan telah mengetahui bahwa Ivan terpaksa berbohong mengenai hal itu sebab masih menyembunyikan identitas aslinya, ditambah fakta yang begitu mencengangkan. Tidak lain dan tidak bukan adalah Ivan yang merupakan anak dari keluarga konglomerat kaya raya dan terpandang di negara Ferania! Terang saja Susan ingin cepat-cepat memberitahukan hal itu kepada Kakeknya. Akhirnya Susan pun meminta ijin dan Ivan memperbolehkannya. Namun reaksi dari Kakeknya malah membuatnya kaget bukan main. Malahan, membuatnya semakin pusing, hingga rasanya mau pingsan. Bagaimana tidak, Kakeknya malah lebih dulu mengetah

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 154

    Susan telah menanyakan sekaligus memastikan semua hal yang memenuhi benaknya kepada Ivan. Begitu pula dengan Ivan yang telah memberitahu semua kebohongan dan rahasianya kepada sang istri. Sudah tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Meski demikian, kini Susan masih saja terdiam seperti orang linglung. Tengah mencerna fakta bahwa Ivan adalah suaminya yang miskin bergaji kecil, tapi ternyata kaya raya! Susan masih merasa hal tersebut bagai mimpi! Di saat ini, Ivan meraih kedua tangan Susan dan menatapnya dengan senyum tidak berdaya. Hal tersebut membuat Susan tersadar, balik menatap Ivan dengan sayu. "Bersiap lah, sayang sebab aku akan membawamu ke hadapan kedua orang tuaku. Aku akan mengenalkanmu pada mereka," ucap Ivan, "Dan perlu kamu ketahui bahwa itu adalah permintaan dari Ayah dan ibuku langsung yang ingin segera melihatmu!" Mendengar itu, Susan terperangah. "T-tuan Graha dan Nyonya Rosalinda memintamu untuk segera membawaku? Kedua orang tuamu sudah tahu jika aku adala

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 153

    Kini, Susan mematung dengan punggung bersandar pada tepi ranjang. Telah pindah dari pangkuan Ivan. Tentu, pengakuan Ivan barusan terdengar gila! Mendapati Susan seperti itu, Ivan memilih diam, membiarkan sang istri mencerna apa yang barusan ia katakan. Ia telah menduga bahwa Susan pasti akan bereaksi demikian. Setelah tersadar dari keterkejutan, Susan menatap Ivan dengan tidak karuan. Juga sekujur tubuh gemetaran. Benar kah? Pria yang ada di depannya adalah pewaris keluarga kaya raya? Suaminya adalah anak pemilik perusahaan terbesar yang ada di negara ini? Lalu, dengan suara tergagap, Susan mulai angkat suara. "Ta-tapi kenapa kamu tinggal di kota ini? Dengan menjadi Guru? Dan sebelumnya kenapa kamu memilih tinggal di kos-kos san sempit dan kecil, padahal kamu adalah... " Susan tidak kuasa melanjutkan kalimatnya. Begitu suara Susan terdengar, Ivan buru-buru menghadap sang istri. "Aku pergi dari rumah sebab mempunyai masalah dengan kedua orang tuaku dan hidup sebagai ora

DMCA.com Protection Status