Sebelum menuju ruang rapat, Ivan dan Susan telah membahas soal laporan gedung perusahaan dan pabrik yang disabotase di apartemen. Yang mana, hal tersebut mengakibatkan kerusakan parah dan perusahaan mengalami kerugian hebat. Ivan yang sudah tahu apa yang terjadi dengan Malice langsung meminta Susan untuk menyerahkan masalah itu padanya saja. Setelah itu, Ivan pun langsung memerintah Delon untuk mengecek lokasi dan mencari tahu siapa pelakunya. Baik Ivan mau pun Susan menduga jika itu adalah ulah diantara Mahendra dan Doni. Siapa lagi jika bukan saingan bisnis Malice? Perusahaan yang mengalami krisis diambang kebangkrutan, cara-cara licik kerap dilakukan oleh musuh. Juga serbuan terang-terangan atau sabotase. Sementara itu, berdiri dari tempat duduknya, adalah Herlambang yang barusan berbicara dengan lantang sekaligus penuh ketidaksukaan yang ditunjukan kepada Ivan. Mendengar itu, wajah Susan seketika berubah. Sedangkan Ivan hanya menatap Herlambang dengan memasang ekspresi
Ivan mendapat informasi tentang Irwandi dari Renata yang sangat mengejutkan. Hingga membuat ia berpikir ; apakah sang paman memiliki niat jahat dibaliknya? Tiba-tiba, Ivan angkat bicara yang membuat keduanya seketika berhenti mengobrol dan menoleh ke arahnya. Lalu, Ivan menatap Herlambang dengan pandangan memicing, "Paman yakin, akan meminjam uang padanya?" Mendapatkan pertanyaan itu, kening Herlambang ikutan berkerut. "Yakin sekali! Kenapa aku harus ragu meminjam uang padanya? Dia itu pebisnis handal. Pemilik bank swasta terkenal di negara kita, salah satu bank swasta terbesar!" Sementara Susan yang kebingungan dengan perkataan Ivan buru-buru menghadapnya yang kini langsung balik menatap istrinya. Tahu apa yang tengah Susan pikirkan, Ivan segera menyodorkan ponsel padanya, "Baca lah, sayang. Nanti, kamu akan mengerti siapa Pak Irwandi lebih dalam!" Separuh masih bingung sekaligus penasaran, Susan menerima ponsel yang disodorkan Ivan dan seketika langsung membaca informas
Mendengar itu, Herlambang tertawa. Lalu, ia menatap Ivan dengan sinis sekaligus jijik, "Dengar, uang yang dibutuhkan Malice itu bukan uang satu juta, dua juta, melainkan satu triliun!" ucap Herlambang penuh penekanan. "Kau saja belum pernah memiliki uang dengan nominal segitu banyaknya. Dan sekarang, dengan sangat percaya dirinya, kau akan meminjamkan uang satu triliun kepada Malice? Astaga, orang-orang miskin memang suka berkhayal ya!" Ivan hanya tersenyum miring sambil menyilangkan tangan di depan dada menyaksikan Herlambang yang lanjut terkekeh usai berkata demikian. Sedangkan Susan sendiri jengah bukan main. Susan, dengan mendengus menimpali, "Paman, aku tau paman sangat tidak percaya. Tapi, Ivan sungguh akan meminjamkan uang kepada Malice. Sehingga, kita tidak perlu meminjam uang kepada orang lain!" Tanpa menunggu respon Herlambang, Susan segera memberikan tanda pada Ivan untuk mengirimkan uangnya. Mendapati hal tersebut, Ivan mengangguk. Lantas, segera berkutat dengan
Sebab Ivan yang telah berkontribusi besar dalam menangani krisis keuangan dan sabotase yang terjadi pada Malice Inc. Kini, Ivan jadi dihormati, dipuji oleh petinggi perusahaan dan karyawan Malice setelah sebelumnya sempat dipandang rendah. Bahkan, tidak sedikit yang sebelumnya menghina, juga merendahkan. Sebenarnya, Ivan mulai dipandang berbeda semenjak Ivan diketahui berteman dekat dengan Tuan Muda Aditama. Demikian, seseorang itu akan dianggap hebat jika bisa berteman dengan pewaris dari keluarga terkaya negara Ferandia tersebut. Apalagi hanya segelintir orang saja di negara Ferania yang mengenalnya. Sementara itu, orang yang tidak suka atas keberhasilan Ivan dan Susan dalam mengatasi krisis kali ini tidak lain adalah Herlambang. Tentu, hal itu membuat Ivan pasti akan lebih disayang oleh kakek Rahardian. Diterima oleh orang-orang. Herlambang pun tidak tahan untuk tidak mempermasalahkan hal itu, "Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu, Ivan? Kau meminjamnya dari sia
Mendengar itu, Ivan mengangguk. Tanda setuju dengan apa yang barusan Susan katakan. Ivan, dengan rahang mengeras menimpali, "Urusan ini serius, sayang. Musuh sedang mengincar untuk menumbangkan perusahaan!" "Jelas, jika perusahaan dan pabrik Malice runtuh. Maka, bisnis keluarga Rahardian akan terganggu!" Seketika Susan gelagapan. Kentara langsung cemas. Lalu, ia kembali menoleh, menatap suaminya sebentar. Kenapa tiba-tiba saingan bisnis keluarganya menyerang perusahaan? Padahal, beberapa tahun belakangan ini, adem ayem saja. Tidak ada serangan secara sembunyi mau pun terang-terangan. Meski hal itu lazim terjadi di dunia bisnis, tapi mengingat Malice Inc yang diakusisi oleh Graha Group membuat para kompetitor diluar sana merasa iri. Mungkin, hal itu lah yang membuat para kompetitor Malice ingin menghancurkannya. Sebenarnya, Susan selalu berhati-hati, waspada semenjak ia menjabat sebagai CEO. Namun, setahun yang lalu, Susan sedikit lengah. Bagaimana tidak, pikirannya
"Benar, sayang. Om Doni lah orangnya!" ucap Ivan sambil menatap Susan dengan memasang ekspresi wajah datar. "Aku harap, setelah ini, mata kamu terbuka dan dapat menerima kenyataan bahwa Om Doni tidak sebaik yang kamu kira selama ini. Om Doni adalah orang yang sebenarnya jahat kepada keluargamu! Bukan Pak Mahendra, dia hanya dijadikan kambing hitam!" Ucapan Ivan membuat Susan tersadar dari lamunannya. Kemudian, Susan menatap suaminya sambil mengangguk, "Sekarang, aku sudah sepenuhnya percaya jika om Doni lah yang jahat, sayang. Kebaikannya yang selama ini dia ulurkan kepada keluarga kami itu palsu. Ck, Kenapa aku bisa tertipu olehnya..." Susan mendecak kesal seraya menyugar rambut dengan kasar. Disaat yang sama, matanya berkaca-kaca. Kini perasaanya begitu campur aduk tidak karuan. Bagaimana tidak, selama bertahun-tahun, ia telah mempercayai orang yang salah! Orang yang ia anggap saudara, ternyata adalah musuh. Benar-benar musuh dalam selimut! "Hei, sekarang kamu sudah menge
"Kami berhasil menemukan saksi kejadian delapan belas tahun silam yang memberikan keterangan jika melihat Natasha waktu itu terjebur ke sungai dan tenggelam sebelum akhirnya hanyut terbawa arus, tuan muda." Di sebrang sana, suara Renata terdengar. Ivan begitu tersentak. Lalu, ia refleks menarik tubuh dari sandaran kursi dan berkata, "Apakah dia benar-benar melihatnya? Atau dia berbohong?!" "Dia berbohong, tuan muda," balas Renata. Kini Ivan menghela napas. Demikian, ada seseorang yang menyuruhnya, supaya kejadiannya jadi seperti itu. Lalu, rahang Ivan mengeras. Jelas, itu adalah salah satu skenario yang dibuat oleh dalang dibalik penculikan Natasha! Sebelum Ivan angkat bicara, suara Renata di ujung ponsel kembali terdengar, "Ternyata saksi itu memberikan keterangan palsu kepada orang-orang yang waktu itu ada di sana, juga yang ikut melakukan pencarian dan tentu saja kepada pihak kepolisian, tuan muda," "Sebenarnya, dia tidak melihat adiknya Nyonya Susan itu terjebur dan te
Informasi itu memuat hubungan antara Doni dengan Samuel lebih detail lagi yang disertai dengan foto-foto. Juga dijabarkan segala macam bentuk teror yang dulu dialami oleh anggota keluarga Rahardian merupakan ulah Doni. Sebenarnya, hal tersebut sudah mencurigakan dari awal mengingat teror itu tiba-tiba berhenti ketika keluarganya Susan berhenti mengusutnya. Selesai membaca dokumen dan mengamati foto yang telah dikumpulkan oleh para bawahannya, Ivan menghempaskan punggung ke sandaran kursi dengan rahang mengeras. Sembilan puluh sembilan persen semua bukti mengarah kepada Doni yang merupakan dalang dibalik kasus hilangnya Natasha. Terang saja, kini Ivan sudah tidak ragu untuk segera memanggil mereka berdua untuk diintrogasi. Kemudian, Ivan menempelkan ponsel di telinga lagi, "Segera jadwalkan pertemuanku dengan mereka berdua, Renata!" ucap Ivan tegas, "kita akan bicara baik-baik terlebih dahulu dengan mereka, mengundang mereka! Itu adalah plan A," "Jika tidak berhasil, maka, ter
Tidak disangka, ternyata Susan tidak marah saat Ivan memberitahu perihal ia yang dulu menolak perempuan yang dijodohkan oleh orang tuanya yang tidak lain adalah perempuan yang saat ini menjadi istrinya. Yang mana, hal itu membuat Ivan ribut dengan kedua orang tuanya dan akhirnya Ivan memutuskan pergi dari rumah demi kebebasan. Susan berpikir, tidak ada gunannya ia marah. Toh, dulu, Ivan juga tidak tahu jika yang akan dijodohkan dengannya itu adalah dirinya. Pun kalau seandainya perjodohan itu terjadi, cinta keduanya mungkin tidak akan sedalam seperti sekarang ini. Malahan, kala teringat awal pertemuannya dengan Ivan, rasanya Susan ingin tertawa saja. Memang, benci dan cinta itu beda tipis. Sedangkan Ivan yang mendengar jawaban Susan terang saja lega bukan main. Demikian, kini sudah tidak ada yang dicemaskan lagi. Sudah tidak ada rahasia yang ia sembunyikan dari Susan lagi. Bisa dikatakan, ia telah terbuka sepenuhnya kepada Susan. Begitu sebaliknya. *** Di saat ini, seorang d
Pesta besar-besaran yang sebelumnya telah direncanakan oleh keluarga Graha akhirnya digelar! Pesta itu tidak lain adalah bentuk rasa syukur Graha dan Rosalinda atas kembalinya Ivan, pulang-pulang sudah berstatus menikah, ditambah istrinya yang kini sedang mengandung. Jelas saja, kebahagiaan yang tengah dirasakan oleh pasangan konglomerat itu bertambah berkali-kali lipat. Selain itu, Graha dan Rosalinda juga ingin mengenalkan Susan–istrinya Ivan sekaligus menantu mereka berdua–yang kini telah resmi menjadi bagian dari keluarga keduanya kepada semua orang. Malam ini, kediaman keluarga Graha disulap menjadi tempat pesta yang begitu megah. Ada ratusan undangan yang datang dalam acara tersebut. Graha mengundang kerabat, kolega, rekan bisnis dan kenalannya. Kesibukan terlihat sejak tadi di dalam mau pun luar rumah. Tamu-tamu undangan mulai berdatangan. Pelayan hilir mudik membawakan gelas minuman. Tukang pukul berjaga, di tempatkan di setiap sudut ruangan dan beberapa titik. Sementa
"Mendekam diri di penjara!!!" Sontak saja, perkataan Rahardian membuat keduanya terkejut bukan main. Di saat yang sama, mereka berdua balik menatap Rahardian sambil menggeleng tidak percaya. Tega sekali Ayahnya memutuskan hal demikian? Alasan Herlambang menggelapkan dana perusahaan sebab ia yang sangat marah dengan Ayahnya yang selalu berpihak kepada Ivan dan Susan. Alih-alih kepada keluarganya. Sebenarnya, Herlambang hanya ingin melampiaskan kemarahannya saja dan untuk mendapat perhatian kembali dari Ayahnya. Namun, tentu saja, apa yang dilakukan oleh Herlambang sangat keterlaluan dan fatal. Bagaimana tidak, kedua orang tuanya Susan sudah bersusah payah membesarkan Malice hingga seperti sekarang ini dan juga Rahardian sudah setengah mati mempertahankannya. Tapi kini Malice malah akan dihancurkan oleh orang dalam? Anggota keluarganya sendiri? Rahardian terang saja tidak akan memaafkannya, sekali pun orang itu adalah anggota keluarganya sendiri! "Aku adalah anak Ayah. Sedang
Susan menghela nafas lega mendengar jawaban suaminya, "Aku memang pernah menjalin hubungan dengan pria yang umurnya lebih muda sepertimu, sayang. Tapi, tidak untuk memenuhi hasratku saja. Memangnya aku wanita apaan? Dan aku, sungguhan berpacaran dengannya!" "Kalau kamu ingin bertemu dengannya, aku bisa mempertemukanmu dengannya, sayang. Kamu bisa tanya-tanya supaya lebih percaya–" Belum usai kalimat Susan, Ivan sudah memotongnya lebih dulu. "Tidak usah, sayang. Aku percaya padamu. Setelah apa yang dilakukan tante Irene, bodoh sekali jika aku masih mempercayai ucapannya!" Mendengar itu, Susan tersenyum sembari manggut-mangut, "Terima kasih, sayang." Susan kembali memeluk Ivan dengan begitu erat yang langsung dibalas oleh Ivan. Dan yang terjadi selanjutnya membuat Susan sedikit tersentak! Tiba-tiba, Ivan main melumat bibir Susan seraya kedua tangannya menelusuri setiap lekuk tubuh istrinya. Susan juga tidak mau kalah, ia pun membalas lumatan bibir suaminya. Juga melakukan hal y
Semua orang telah beranjak dari pengadilan dan pulang ke rumah masing-masing. Tentu saja, Herlambang, Hesti, Irene dan Rasya pulang dalam keadaan ketakutan luar biasa. Saking ketakutannya, mereka merasa seperti seseorang yang mau menemui ajalnya saja! Bagaimana tidak, mereka akan mendapatkan hukuman dari keluarga yang paling ditakuti di negara Ferania. Baik dari kalangan pebisnis mau pun mafia. Demikian, tamat sudah riwayat mereka! Seketika rencana membalas perbuatan Ivan dan Susan, menghancurkan rumah tangga keduanya, menggugurkan kandungan Susan, lenyap sudah. Jelas, sekarang mereka sudah tidak berani melakukan hal tersebut. Selagi masih ada waktu, mereka tidak henti-hentinya meminta maaf dan memohon ampunan kepada Ivan dan Graha. Namun, keduanya tidak mengubrisnya sama sekali. Mengatakan bahwa sudah terlambat untuk mereka melakukan hal itu, tidak ada kata maaf dan ampunan lagi! Hal tersebut membuat ketakutan yang tengah melanda mereka semakin menggila. Tidak sulit untuk m
Mendengar itu, ke empatnya seketika terlonjak! Belum sempat mereka berempat membalas perkataannya, mulut Graha lanjut bicara, "Tidak perlu dijelaskan. Aku sudah tahu semuanya. Aku sudah tahu apa yang dialami oleh Ivan di keluarga kalian. Perlakukan kalian kepadanya dan tentu, setelah ini, kalian akan mendapatkan balasan dariku langsung!" "Tidak hanya anggota keluarganya Susan saja, tapi semua orang yang dulu pernah menghina dan jahat kepada Ivan!" Sontak saja, mendapatkan ancaman menggelegar dari orang paling kaya di negara ini membuat mereka berempat ketakutan hebat! Kini, mereka mulai menerima fakta bahwa Ivan adalah anaknya tuan besar Graha setelah memikirkannya agak lama. Kala teringat dengan apa yang dulu pernah Ivan lakukan yang bagi mereka itu sangat mustahil dan tidak masuk akal, tapi sekarang seakan semuanya terjawab sudah! "Sebenarnya, mengungkapkan identitas asliku kepada kalian semua bukan lah gayaku. Jujur, aku senang bermain-main dengan kalian. Itu sedikit menghib
Melihat kedatangan konglomerat yang begitu dihormati itu, membuat semua orang kompak terbeliak kaget sekaligus bertanya-tanya. Kenapa tiba-tiba sang penguasa Ferania itu muncul dan tengah berjalan ke arah mereka? Apakah ada perlu dengan salah satu diantara mereka? Alhasil, semua orang pun buru-buru mengondisikan diri, bersiap menyambut konglomerat tersebut. Sementara Ivan, Susan dan Rahardian saling pandang. Apakah Graha akan ... Seketika semua orang gelagapan saat orang nomor satu itu tiba dan berhenti di hadapan mereka. Demikian, Graha ada urusan dengan salah satu diantara mereka! Kemudian, semua orang kompak membungkuk hormat sembari memuja-muja. Graha sendiri langsung menatap mereka satu persatu dengan tatapan penuh selidik sebelum kemudian pandangannya jatuh kepada Irene. Hal tersebut membuat Irene terlonjak! Kenapa tuan besar Graha menatapku seperti itu?! Alhasil, Irene langsung merasa tidak karuan. Lalu, sebisa mungkin wanita itu mengulas senyum terbaiknya sambil meng
Keesokan harinya, persidangan dilanjutkan. Masing-masing dari Irene dan Ivan kembali memberikan keterangan, membantah, menyampaikan keberatan, memberikan alat bukti dan menghadirkan saksi-saksi. Ivan tidak tahan untuk tidak terbahak seraya menggeleng tidak mengerti saat saksi yang dihadirkan Irene memberikan keterangan. Bagaimana tidak, saksi-saksi itu memberikan keterangan palsu! Tidak kah mereka berpikir konsequensi apa yang akan didapatkannya? Kini waktu yang Ivan tunggu-tunggu telah tiba, Irene terpojok sebab alat bukti yang dihadirkan Ivan ke ruang sidang. Melihat kedatangan orang itu, Irene dan pengacaranya terang saja terbelalak! Bukan kah dia ... Lalu, keduanya pun menjadi panik. Bagaimana tidak, orang itu adalah orang suruhan Irene yang mengedit foto dan video viral tersebut. Kenapa Ivan bisa mengetahui dan berhasil menangkapnya? Padahal, Irene sudah membayarnya tinggi dan menyuruhnya untuk pergi jauh-jauh hari. Melihat reaksi Irene juga pengacaranya seperti itu,
Persidangan ditunda! Hal itu digunakan oleh Irene dan pengacaranya mencari cara untuk dapat memenangkan kasus ini sebab harus melawan pengacara besar yang disewa Ivan. Demikian, Irene dan pengacaranya menjadi ketar-ketir. Apalagi pengacara yang disewa Ivan belum pernah gagal menangani kasus. Entah bagaimana caranya, selalu saja menang! Ivan sendiri juga sibuk mencari cara, saksi atau pun sesuatu yang bisa digunakan untuk menyerang Irene dan menjatuhkannya. Apalagi setelah mengetahui jika Irene hamil dan mengaku-ngaku bahwa dirinya lah Ayah dari bayi yang sedang dikandungnya. Sementara itu, Susan dan Rahardian cepat-cepat menemui Irene. Keduanya berharap masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Toh, mereka memang keluarga. Miris jika harus lapor polisi dan melalui persidangan. Namun, baik Susan mau pun Rahardian sudah tidak heran jika hal itu terjadi mengingat sikap dan perlakuan Irene selama ini. Sebelumnya, Susan dan Rahardian ingin bukti bahwa Irene memang sungg