Share

Bab 166

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 09:21:04

Sesampainya di lokasi yang dikirim Felix melalui aplikasi pesan, Ivan langsung turun dari atas motor.

Lalu, ia mengedar pandangan ke sekeliling, mengamati keadaan sekitar yang tampak lengang. Tidak ada penjagaan sama sekali.

Ivan menegadahkan kepala, mengamati gedung lokasi tempat Felix menyekap kedua orang tua dan menyiksanya.

Seketika amarah Ivan meluap-luap, menjadi tidak sabar ingin segera menghajar Felix.

Baik lah. Kau mau bermain-main denganku, Felix?! Akan aku ladeni! Kau benar-benar telah membuat kesabaranku habis! Kali ini aku tidak main-main karena kau telah membawa-bawa orang terdekatku!

Ivan, dengan tatapan yang tiba-tiba berkilat mengerikan bergegas menuju ke arah gedung tidak terpakai tersebut.

Di lantai dasar Ivan berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan. Masih tidak ada orang di dalam.

Hingga akhirnya Ivan menemukan tangga yang menghubungkan ke lantai berikutnya.

Saat Ivan hendak menaiki tangga tersebut...

Tiba-tiba...

"Berhenti!!!"

Terdengar teriakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 167

    Namun, Ivan memilih mengabaikan semua orang yang ada di situ. Ivan langsung mencari-cari keberadaan kedua orang tua pura-puranya. Akhirnya, Ivan menemukan mereka berdua tergeletak di lantai dengan posisi tubuh terikat pada kursi, berada di belakang mereka. Kondisinya kurang lebih sama seperti yang ada di foto dan video yang dikirimkan Felix sebelumnya. Mendapati pemandangan kedua orang tua pura-puranya dalam keadaan seperti itu, Ivan mengepalkan kedua tangan begitu kuat. Sorot matanya kembali berkilat tajam. Di saat yang sama, aura bak pembunuh berdarah dingin terpancar kuat. Kentara bengis. Melihat Ivan, Joko dan Yuni lega buka main. "I-Ivan... akhirnya kamu datang juga, Nak... " ucap Joko dengan suara tersendat di lantai. Seketika berusaha menatap ke arah Ivan. "I-ivan... tolong Ibu dan Bapakm, Nak... selamatkan kami... " ucap Yuni menambahi suaminya. Kini keduanya begitu tidak peduli dengan luka yang didapatkan. Mereka berdua yakin jika Ivan akan datang untuk meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 168

    Felix tidak suka dikatai pengecut. Tentu hal itu ditunjukan padanya. Felix pun berjalan lebih dekat ke arah Ivan. Kini, wajah keduanya berhadap-hadapan. Hanya satu jengkal saja jaraknya. "Siapa yang kau maksud pengecut itu, bajingan?!" ucap Felix dengan gigi gemeretak. Setelah mengatakan hal itu, dengan sangat kurang ajar Felix menyemburkan asap rokok di wajah Ivan. Hal tersebut membuat Ivan naik pitam. Namun, Ivan memilih memalingkan muka, menghindari semburan asap rokok tersebut. Ivan sengaja menahan emosinya, memilih akan menghadapi Felix dengan kepala dingin. Sebab, ia sudah menyiapkan rencana untuk menghajar pria itu. Selain itu, keadaan dirinya saat ini tidak memungkinkan untuk ia langsung bertindak menyelamatkan kedua orang tua pura-puranya dan memberi pelajaran kepada Felix. Juga ada belasan anak buah Felix yang semuanya memegang senjata dan sedang diarahkan kepadanya. Setelah terdiam beberapa saat, Ivan membuka mata, kembali menatap Felix yang kini juga teng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 169

    Felix dan Jonathan sedang menertawakan ancaman Ivan barusan yang mereka berdua anggap hanya bualan semata. Tidak hanya itu, keduanya juga kian menjadi-jadi menghina dan merendahkan Ivan. Sementara itu, Joko dan Yuni yang masih tergeletak di lantai berusaha saling pandang. Padahal apa yang dikatakan Ivan sungguhan. Bukan hanya bualan semata!Tentu, Felix dan Jonathan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Ivan. Keduanya pun memilih diam, mempercayakan Ivan sepenuhnya jika dapat menghadapi dua orang jahat itu dan membalas perbuatannya meskipun hanya seorang diri tanpa senjata. "Kau mau aku melepaskan kedua orang tua miskinmu itu, bukan?" tiba-tiba, setelah tawa menghina mereda, Felix angkat bicara.Sambil menghisap rokok dengan nikmat dan penuh kepuasaan. Ivan sendiri masih bergeming di tempat dengan tatapan begitu dingin, "Kedatanganku ke sini memang untuk melepaskan kedua orang tuaku darimu! Tapi, tidak dengan cara memohon padamu!"Felix mengernyitkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 170

    Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa seketika menghentikan aksi bejat yang dilakukan terhadap kedua orang tua pura-puranya Ivan. Detik berikutnya, mereka membelalak. Senyum jahat beberapa saat lalu yang tampak menghiasi bibir masing-masing mendadak pudar. Juga tawa menggelegar yang memenuhi atmosfer gedung lantai tersebut ikutan terhenti dan digantikan dengan sunyi senyap. Bagaimana tidak, anak buah Felix yang berjumlah sepuluh orang, berjejer di kanan-kiri mereka. Dari leher masing-masing orang itu, darah merembes keluar. Lalu secara bersamaan, mereka semua ambruk ke lantai. Diikuti bunyi senjata berkelontangan. Setelah itu, Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa menatap bingung ke arah Ivan yang kini masih berdiri di tempatnya dengan tersenyum miring. Bagaimana mungkin semua anak buah Felix tiba-tiba mengeluarkan darah dari leher dan ambruk? Apa yang terjadi? Semua orang juga akan menebak jika Ivan akan tunduk pada Felix sebab orang tuanya yang telah berada di tanga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 171

    Tidak ada gelak tawa meremehkan dan merendahkan seperti sebelumnya. Apa yang barusan dilakukan oleh Ivan itu berhasil membuat mereka merasakan ketakutan seraya menelan ludah susah payah. Sementara Joko dan Yuni yang sebelumnya juga sama terkejutnya mengernyitkan kening, lantas saling pandang. Mungkin kah... "Bagaimana mungkin sebuah kartu bisa membunuh orang, Om? Memangnya terbuat dari apa kartu itu?!" ucap Felix heran dengan suara tercekat. Jonathan, tanpa menoleh ke belakang menimpali, "Entah lah, Lix. Yang pasti, kartu yang digunakan oleh Ivan bukan kartu biasa. Kita harus segera mengeceknya!" Dengan napas memburu sekaligus tidak karuan, mulut Jonathan kembali bicara, "Kau tidak lihat bagaimana pria itu membunuh anak buahmu tadi, Felix? Dia melakukannya dengan sangat cepat! Dan hebatnya, tidak hanya satu orang saja, melainkan semuanya! Sepertinya, benar apa kata orang tuanya jika dia bukan orang sembarangan. Kita harus berhati-hati padanya!" Felix termangu mendengar penjel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 1

    “No-nona! Kenapa membuka semua bajumu begitu?”Ivan begitu tersentak melihat pemandangan wanita yang kini ada di depannya. Nafasnya memburu, gairahnya bergejolak.Bagaimana tidak, wanita itu kini tak mengenakan sehelai benang pun, menampilkan dadanya yang besar dan ranum serta tubuhnya yang begitu berisi.Rambut coklatnya yang panjang tergerai di tubuhnya yang begitu putih dan mulus, memancarkan aura kecantikan luar biasa yang membuat lutut Ivan sesekali bergetar.Pria mana yang tak membeku disuguhi pemandangan seperti itu?!Namun, ada yang aneh. Wanita itu sangat gemetar dan mengeluarkan banyak keringat. Wajahnya yang memerah kini menatap Ivan dengan tajam.“Aku tidak peduli siapa kamu! Tapi tolong lepaskan pengaruh obat ini dariku!” ucap wanita itu parau.Obat?Melihat kondisi wanita di depannya, Ivan seketika tersentak. Jangan-jangan…Sebelumnya, sepulang dari mengoreksi tugas dan ujian para siswanya, Ivan yang seorang guru di sebuah sekolah menengah tak sengaja berpapasan dengan w

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 2

    "Kenapa tiba-tiba Bapak memecat saya? Apa salah saya, Pak?" tanya Ivan bingung.Hernomo mendengus dingin. "Karena anda telah memberikan contekan kepada para murid, Pak Ivan!" Jawab Hernomo tegas setelah terdiam sebentar yang dibalas anggukan kepala oleh Andreas. Ivan terkejut bukan main mendengar tuduhan tersebut.Mencerna dalam sepersekian detik, lalu menggeleng. "Itu tidak benar, Pak. Saya tidak mungkin melakukan hal itu," ucap Ivan penuh keyakinan. Di saat ini, Andreas berkata. "Sudahlah, Pak Ivan. Anda tidak perlu mengelak lagi karena saya mempunyai buktinya!"Seketika Ivan beralih menatap Andreaz. Selagi Ivan terdiam kaget, Andreaz meletakan beberapa lembar kertas di atas meja. "Itu adalah bukti-buktinya!" ujarnya dengan sinis.Mendengar ucapan guru baru itu, Ivan mengernyitkan kening, lalu menatap ke arah kertas-kertas itu. Bertanya-tanya, Ia lalu meraih dan mengeceknya. Selagi fokus Ivan terpaku pada kertas-kertas itu, Hernomo dan Andreaz saling tatap.Kemu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 3

    "Dia orangnya, Nona, Ivan, guru yang anda cari," ucap Ilyaz seraya menunjuk ke arah Ivan. Susan pun langsung menatap Ivan. "Pak Ivan, ikut saya keluar!" titahnya dengan nada dingin setelah terdiam sebentar. Ivan gelagapan untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk. Kemudian, ia melangkah keluar mengikuti wanita tersebut. Kepergian mereka berdua dari ruangan itu diiringi tatapan heran semua orang sekaligus penasaran.Apalagi Hernomo dan Andreaz, mereka saling pandang, “Pecundang itu…”Keduanya menatap kepergian Ivan sambil mengepalkan tangan!Sementara itu, setelah keduanya memasuki mobil, Susan menatap tajam Ivan seraya melayangkan tangannya!Plak!“Dasar bedebah!” Hal tersebut membuat Ivan terkejut dan refleks memegangi pipi yang terasa panas seketika. Ia lalu melemparkan tatapan kebingungan ke arah Susan yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Selagi Ivan terdiam tak mengerti, Susan berujar. "Apa yang kau lakukan kepadaku tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 171

    Tidak ada gelak tawa meremehkan dan merendahkan seperti sebelumnya. Apa yang barusan dilakukan oleh Ivan itu berhasil membuat mereka merasakan ketakutan seraya menelan ludah susah payah. Sementara Joko dan Yuni yang sebelumnya juga sama terkejutnya mengernyitkan kening, lantas saling pandang. Mungkin kah... "Bagaimana mungkin sebuah kartu bisa membunuh orang, Om? Memangnya terbuat dari apa kartu itu?!" ucap Felix heran dengan suara tercekat. Jonathan, tanpa menoleh ke belakang menimpali, "Entah lah, Lix. Yang pasti, kartu yang digunakan oleh Ivan bukan kartu biasa. Kita harus segera mengeceknya!" Dengan napas memburu sekaligus tidak karuan, mulut Jonathan kembali bicara, "Kau tidak lihat bagaimana pria itu membunuh anak buahmu tadi, Felix? Dia melakukannya dengan sangat cepat! Dan hebatnya, tidak hanya satu orang saja, melainkan semuanya! Sepertinya, benar apa kata orang tuanya jika dia bukan orang sembarangan. Kita harus berhati-hati padanya!" Felix termangu mendengar penjel

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 170

    Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa seketika menghentikan aksi bejat yang dilakukan terhadap kedua orang tua pura-puranya Ivan. Detik berikutnya, mereka membelalak. Senyum jahat beberapa saat lalu yang tampak menghiasi bibir masing-masing mendadak pudar. Juga tawa menggelegar yang memenuhi atmosfer gedung lantai tersebut ikutan terhenti dan digantikan dengan sunyi senyap. Bagaimana tidak, anak buah Felix yang berjumlah sepuluh orang, berjejer di kanan-kiri mereka. Dari leher masing-masing orang itu, darah merembes keluar. Lalu secara bersamaan, mereka semua ambruk ke lantai. Diikuti bunyi senjata berkelontangan. Setelah itu, Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa menatap bingung ke arah Ivan yang kini masih berdiri di tempatnya dengan tersenyum miring. Bagaimana mungkin semua anak buah Felix tiba-tiba mengeluarkan darah dari leher dan ambruk? Apa yang terjadi? Semua orang juga akan menebak jika Ivan akan tunduk pada Felix sebab orang tuanya yang telah berada di tanga

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 169

    Felix dan Jonathan sedang menertawakan ancaman Ivan barusan yang mereka berdua anggap hanya bualan semata. Tidak hanya itu, keduanya juga kian menjadi-jadi menghina dan merendahkan Ivan. Sementara itu, Joko dan Yuni yang masih tergeletak di lantai berusaha saling pandang. Padahal apa yang dikatakan Ivan sungguhan. Bukan hanya bualan semata!Tentu, Felix dan Jonathan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Ivan. Keduanya pun memilih diam, mempercayakan Ivan sepenuhnya jika dapat menghadapi dua orang jahat itu dan membalas perbuatannya meskipun hanya seorang diri tanpa senjata. "Kau mau aku melepaskan kedua orang tua miskinmu itu, bukan?" tiba-tiba, setelah tawa menghina mereda, Felix angkat bicara.Sambil menghisap rokok dengan nikmat dan penuh kepuasaan. Ivan sendiri masih bergeming di tempat dengan tatapan begitu dingin, "Kedatanganku ke sini memang untuk melepaskan kedua orang tuaku darimu! Tapi, tidak dengan cara memohon padamu!"Felix mengernyitkan ke

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 168

    Felix tidak suka dikatai pengecut. Tentu hal itu ditunjukan padanya. Felix pun berjalan lebih dekat ke arah Ivan. Kini, wajah keduanya berhadap-hadapan. Hanya satu jengkal saja jaraknya. "Siapa yang kau maksud pengecut itu, bajingan?!" ucap Felix dengan gigi gemeretak. Setelah mengatakan hal itu, dengan sangat kurang ajar Felix menyemburkan asap rokok di wajah Ivan. Hal tersebut membuat Ivan naik pitam. Namun, Ivan memilih memalingkan muka, menghindari semburan asap rokok tersebut. Ivan sengaja menahan emosinya, memilih akan menghadapi Felix dengan kepala dingin. Sebab, ia sudah menyiapkan rencana untuk menghajar pria itu. Selain itu, keadaan dirinya saat ini tidak memungkinkan untuk ia langsung bertindak menyelamatkan kedua orang tua pura-puranya dan memberi pelajaran kepada Felix. Juga ada belasan anak buah Felix yang semuanya memegang senjata dan sedang diarahkan kepadanya. Setelah terdiam beberapa saat, Ivan membuka mata, kembali menatap Felix yang kini juga teng

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 167

    Namun, Ivan memilih mengabaikan semua orang yang ada di situ. Ivan langsung mencari-cari keberadaan kedua orang tua pura-puranya. Akhirnya, Ivan menemukan mereka berdua tergeletak di lantai dengan posisi tubuh terikat pada kursi, berada di belakang mereka. Kondisinya kurang lebih sama seperti yang ada di foto dan video yang dikirimkan Felix sebelumnya. Mendapati pemandangan kedua orang tua pura-puranya dalam keadaan seperti itu, Ivan mengepalkan kedua tangan begitu kuat. Sorot matanya kembali berkilat tajam. Di saat yang sama, aura bak pembunuh berdarah dingin terpancar kuat. Kentara bengis. Melihat Ivan, Joko dan Yuni lega buka main. "I-Ivan... akhirnya kamu datang juga, Nak... " ucap Joko dengan suara tersendat di lantai. Seketika berusaha menatap ke arah Ivan. "I-ivan... tolong Ibu dan Bapakm, Nak... selamatkan kami... " ucap Yuni menambahi suaminya. Kini keduanya begitu tidak peduli dengan luka yang didapatkan. Mereka berdua yakin jika Ivan akan datang untuk meny

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 166

    Sesampainya di lokasi yang dikirim Felix melalui aplikasi pesan, Ivan langsung turun dari atas motor. Lalu, ia mengedar pandangan ke sekeliling, mengamati keadaan sekitar yang tampak lengang. Tidak ada penjagaan sama sekali. Ivan menegadahkan kepala, mengamati gedung lokasi tempat Felix menyekap kedua orang tua dan menyiksanya. Seketika amarah Ivan meluap-luap, menjadi tidak sabar ingin segera menghajar Felix. Baik lah. Kau mau bermain-main denganku, Felix?! Akan aku ladeni! Kau benar-benar telah membuat kesabaranku habis! Kali ini aku tidak main-main karena kau telah membawa-bawa orang terdekatku! Ivan, dengan tatapan yang tiba-tiba berkilat mengerikan bergegas menuju ke arah gedung tidak terpakai tersebut. Di lantai dasar Ivan berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan. Masih tidak ada orang di dalam. Hingga akhirnya Ivan menemukan tangga yang menghubungkan ke lantai berikutnya. Saat Ivan hendak menaiki tangga tersebut... Tiba-tiba... "Berhenti!!!" Terdengar teriakan

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 165

    Kini, Susan menaruh harapan besar pada suaminya, "Aku mohon, sayang. Tolong, temukan adikku. Hanya kamu satu-satunya yang bisa aku andalkan. Aku sudah janji kepada kedua orang tuaku bahwa akan menemukannya!" ucap Susan dengan mulut dan suara bergetar. Di saat yang sama, memasang wajah tidak berdaya. Setelah mengatakan hal itu, Susan menundukan kepala, "maafkan aku, sayang jika keinginanku, permintaanku ini sungguh tidak masuk akal! Tapi jika kamu bertanya apa keinginanku, maka, adikku yang ingin aku temukan yang langsung terlintas di benakku!" Ivan mengangkat wajah Susan. Lalu, ia menatap sang istri yang kini wajahnya berubah murung, "Jangan bicara seperti itu, sayang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaanmu sebagai seorang Kakak. Kamu tenang saja, aku akan segera mencari adikmu. Kebahagiaanmu itu adalah kebahagiaanku juga!" balas Ivan tegas. "Keluarga Graha begitu mudah mencari keberadaan seseorang. Semoga saja, adikmu benar-benar masih hidup seperti yang kamu yakini selama i

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 164

    Seketika Susan gelagapan dan buru-buru mengusap sudut matanya. Lalu, ia menggeleng dan berkata, "Tidak. Mana ada aku menangis. Mataku perih saja, sayang karena terkena irisan bawang dan asap masakan!" Lipatan di kening Ivan kian bertambah begitu mendengar alasan Susan. Kini ia mengamati sang istri untuk beberapa saat. Benar kah? Bukan, karena hal lain? Namun, Ivan memilih tidak bertanya lebih lanjut. "Bagaimana bisa? Hati-hati dong sayang—" "Ya ampun! Gosong masakannya, sayang!" tiba-tiba, Susan berseru panik. Seketika Susan langsung fokus pada masakannya kembali. Mendapati hal itu, Ivan menggelengkan kepalanya, "Maka dari itu, jika sedang memasak, tidak boleh sambil melamun!" Ivan berkata demikian sebab tadi melihat sang istri yang mematung di depan kompor tidak fokus pada apa yang tengah dikerjakannya pada saat ia berjalan menghampiri. Sepertinya memang sedang ada yang dipikirkan oleh istrinya, diperkuat dengan kedua matanya yang sembab. Namun, Ivan memilih ti

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 163

    Susan melotot, "Tidak boleh! Nanti, ujung-ujungnya di dalam tidak jadi mandi lagi!" Ivan terkekeh, lalu menggeleng dan berkata, "Melainkan?" Ivan yang malah memancing-mancing membuat Susan salah tingkah, "Ya, pasti kita akan melakukan itu... " Meski tubuh keduanya telah sering menyatu, tapi tetap saja Susan selalu salah tingkah jika digoda sang suami. Ivan melambaikan tangan seraya geleng-geleng kepala, "Aku hanya bercanda, sayang. Aku juga akan lihat-lihat keadaanmu dulu sebelum melakukannya. Kamu pasti capek sekali karena habis pulang." Kemudian, Ivan bangkit berdiri. Tersenyum penuh pengertian dan lanjut berkata, "Mandi lah, sayang. Habis ini kita makan malam. Aku akan mengerjakan sesuatu dulu." Setelah itu, Susan pun masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Ivan beranjak dari kamar menuju ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. *** Keesokan paginya, Susan tampak berjalan riang menuju dapur. Rambut perempuan itu terlihat masih agak basah. Susan memang baru

DMCA.com Protection Status