Share

Bab 149

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 09:33:46

Briefing membahas strategi penyerangan gedung kasino milik keluarga Gao malam ini telah usai.

Saat ini, jam menunjukan pukul sembilan malam waktu Nozil, masih dua jam lagi.

Para Letnan kembali ke pos masing-masing, bersiap sesuai rencana.

Ada tiga orang yang sudah berangkat duluan, mereka bertugas menyamar sebagai pengunjung kasino, yang akan membuat keributan, pengalih perhatian.

Pasukan Aditama dan Ivan tidak bisa langsung menyerang gedung kasino itu sebab ada banyak pengunjung di sana.

Tadi sudah dibahas pada saat briefing, mereka harus mengeluarkan para pengunjung dari dalam gedung kasino tersebut terlebih dahulu.

Baru, mereka akan menyerbu dengan menyamar sebagai tenaga medis dan polisi.

Pukul 22.45 waktu Nozil.

Sebentar lagi jam sebelas malam. Persiapan penyerangan telah matang!

Begitu tiga orang yang sebelumnya bertugas sebagai pengalih perhatian melaporkan jika telah membakar gedung kasino itu, Aditama langsung berseru, "Semua pasukan! Berangkat sekara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 150

    Persis saat pintu terbuka, belasan tukang pukul keluarga Gao menyambut di dalam sana, seketika melepas tembakan. Mendapati hal tersebut, Ivan langsung balas menembak, menjatuhkan tiga orang sekaligus, disusul Aditama yang melumpuhkan dua orang setelahnya, sisanya mendapat tembakan dari Letnan dan tukang pukul. Kini, bau mesiu tercium pekat, tubuh-tubuh tukang pukul itu terkapar di lantai. Lengang sejenak. Setelah memastikan sudah tidak ada tukang pukul lain yang akan menyerang di dalam sana, mereka melangkah masuk ke dalam. Tiba-tiba... "Kurang ajar! Berani-beraninya kalian menyerang dan menghancurkan bisnis keluarga kami?!" Itu adalah suara Tuan Muda Gao! Di pojok ruangan, tampak Tuan Muda Gao tengah mengarahkan pistolnya ke arah mereka dengan muka merah padam. "Letakan senjata itu, bajingan!" salah satu Letnan bergegas menghampiri seraya balik menodongkan pistol ke arah Tuan Muda Gao. Hal tersebut membuat Tuan Muda Gao ketakutan, tidak punya pilihan lain selain me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 151

    Selagi tukang pukul sibuk membereskan sisa-sisa peperangan, Aditama dan Ivan duduk bersebelahan. Mengamati. "Bagaimana dengan anggota keluarga Gao yang masih hidup, Kak?" tanya Ivan. "Aku akan mengumumkan kepada mereka untuk menyerahkan diri atau tinggalkan Nozil untuk selama-lamanya. Juga semua anggota penting keluarga Gao, aku akan mengumpulkan mereka dan bicara baik-baik, aku akan membiarkan bisnis mereka berjalan seperti biasa dengan syarat mereka tidak akan menganggu antar keluarga yang lainnya lagi." Ivan manggut-manggut tanda setuju, "Ya, keluarga Gao akan memulai era baru. Kita harap, pemimpin keluarga Gao yang baru tidak seperti yang sebelumnya." Tiba-tiba, Aditama mengganti topik pembicaraan, "Bagaimana kemarin malam, Van? Kuat berapa ronde kau dengan istrimu?" Ivan yang mendapatkan pertanyaan seperti itu tertegun sejenak sebelum kemudian tergelak, "Aku sih bisa kuat beronde-ronde, Kak. Tapi sayangnya, Susan yang tidak kuat." Seketika keduanya tertawa bersama. Ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 152

    Enam hari Ivan dan Susan berbulan madu di Maldives. Dan di hari ke enam, mereka berdua pulang. Tentu, pulang dengan perasaan bahagia bukan main. Sesampainya di apartemen, Susan langsung teringat dengan surat perjanjian pernikahan kontrak dengan Ivan selama satu tahun dan surat perjanjian yang berisi hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh Ivan selama menjadi suami kontraknya. Setelah ia mengakui perasaanya kepada Ivan, maka, ia berpikir bahwa surat perjanjian itu sudah tidak berlaku lagi. Ketika lelah sudah mulai berangsur menghilang, Susan langsung mencari surat perjanjian itu karena hendak disampaikan kepada sang suami. "Mulai sekarang, surat perjanjian ini sudah tidak berlaku lagi, sayang!" ucap Susan seraya mengangkat map berisi surat perjanjian di hadapan Ivan. "Termasuk pernikahan kontrak kita selama satu tahun? Dan setelah satu tahun kita akan bercerai? Itu juga sudah tidak berlaku?" tanya Ivan yang dibalas anggukan pelan oleh Susan. Tiba-tiba, wajah Susan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 153

    Kini, Susan mematung dengan punggung bersandar pada tepi ranjang. Telah pindah dari pangkuan Ivan. Tentu, pengakuan Ivan barusan terdengar gila! Mendapati Susan seperti itu, Ivan memilih diam, membiarkan sang istri mencerna apa yang barusan ia katakan. Ia telah menduga bahwa Susan pasti akan bereaksi demikian. Setelah tersadar dari keterkejutan, Susan menatap Ivan dengan tidak karuan. Juga sekujur tubuh gemetaran. Benar kah? Pria yang ada di depannya adalah pewaris keluarga kaya raya? Suaminya adalah anak pemilik perusahaan terbesar yang ada di negara ini? Lalu, dengan suara tergagap, Susan mulai angkat suara. "Ta-tapi kenapa kamu tinggal di kota ini? Dengan menjadi Guru? Dan sebelumnya kenapa kamu memilih tinggal di kos-kos san sempit dan kecil, padahal kamu adalah... " Susan tidak kuasa melanjutkan kalimatnya. Begitu suara Susan terdengar, Ivan buru-buru menghadap sang istri. "Aku pergi dari rumah sebab mempunyai masalah dengan kedua orang tuaku dan hidup sebagai ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 154

    Susan telah menanyakan sekaligus memastikan semua hal yang memenuhi benaknya kepada Ivan. Begitu pula dengan Ivan yang telah memberitahu semua kebohongan dan rahasianya kepada sang istri. Sudah tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Meski demikian, kini Susan masih saja terdiam seperti orang linglung. Tengah mencerna fakta bahwa Ivan adalah suaminya yang miskin bergaji kecil, tapi ternyata kaya raya! Susan masih merasa hal tersebut bagai mimpi! Di saat ini, Ivan meraih kedua tangan Susan dan menatapnya dengan senyum tidak berdaya. Hal tersebut membuat Susan tersadar, balik menatap Ivan dengan sayu. "Bersiap lah, sayang sebab aku akan membawamu ke hadapan kedua orang tuaku. Aku akan mengenalkanmu pada mereka," ucap Ivan, "Dan perlu kamu ketahui bahwa itu adalah permintaan dari Ayah dan ibuku langsung yang ingin segera melihatmu!" Mendengar itu, Susan terperangah. "T-tuan Graha dan Nyonya Rosalinda memintamu untuk segera membawaku? Kedua orang tuamu sudah tahu jika aku adala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 155

    Sebelumnya, Susan berencana memberitahu Kakeknya mengenai Ivan yang tidak semiskin yang semua orang kira. Ternyata, Ivan yang dianggap sebagai suami yang hanya numpang hidup pada istri dan keluarganya mempunyai uang 500 miliar serta Lamborghini yang merupakan harta warisan dari Kakek Neneknya. Demikian, setidaknya di mata orang-orang, Ivan tidak akan dianggap parasit lagi. Namun, kini Susan telah mengetahui bahwa Ivan terpaksa berbohong mengenai hal itu sebab masih menyembunyikan identitas aslinya, ditambah fakta yang begitu mencengangkan. Tidak lain dan tidak bukan adalah Ivan yang merupakan anak dari keluarga konglomerat kaya raya dan terpandang di negara Ferania! Terang saja Susan ingin cepat-cepat memberitahukan hal itu kepada Kakeknya. Akhirnya Susan pun meminta ijin dan Ivan memperbolehkannya. Namun reaksi dari Kakeknya malah membuatnya kaget bukan main. Malahan, membuatnya semakin pusing, hingga rasanya mau pingsan. Bagaimana tidak, Kakeknya malah lebih dulu mengetah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 156

    "Aku belum memberitahu Susan bahwa Ivan anakmu adalah pria yang dulu akan dijodohkan dengannya." "Bagus lah jika demikian," balas Graha. Lalu, terdengar gumaman sebentar di sebrang sana sebelum akhirnya Graha kembali bicara. "Apakah Ivan sudah pernah mengajakmu bicara empat mata? Menyinggung soal pertemanan diantara kita?" Rahang Rahardian mengeras, "Belum pernah, Graha. Kami masih bersikap layaknya seorang Kakek dan cucu saja. Sebagai menantu di keluargaku. Ivan juga terus memposisikan dirinya sebagai orang biasa yang berprofesi sebagai guru. Tapi, sepertinya Ivan sudah tahu kalau aku itu adalah temanmu. Hanya saja, dia berpura-pura tidak tahu." Lengang sejenak di ujung ponsel. "Biar lah Ivan yang menanyakan tentang perjodohan itu sendiri kepadaku, Bang. Kalau pun tidak, hal itu malah bagus. Toh, mereka berdua sudah sama-sama saling mencintai, sudah menikah dan sebentar lagi akan memiliki anak." Graha kembali menyahut setelah terdiam beberapa saat. Perkataan Graha langs

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 157

    Pukul lima sore, Basuki telah sampai. Kini, keduanya duduk saling berhadap-hadapan di sebuah cafe yang dipilih Ivan. Tujuan Ivan meminta asisten pribadi Ayahnya untuk bertemu karena mau menanyakan jadwal Ayahnya setelah kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa belakangan ini. Begitu mendengar bahwa jadwal sang Ayah yang lebih sering bertemu dengan Kakek Rahardian dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya membuat Ivan penasaran. Apa yang Ayahnya itu bicarakan dengan Kakek Rahardian? "Apa yang mereka bicarakan, Pak Bass? Sehingga sering bertemu akhir-akhir ini?" tanya Ivan setelah terdiam sebentar. "Saya tidak tahu, Tuan Muda." Jawab Basuki sambil menggeleng. "Tidak mungkin anda tidak tahu!" Tiba-tiba, rahang Basuki mengeras, "Mungkin membahas soal bisnis, Tuan Muda. Atau hanya sekadar bertemu sebab keduanya adalah teman sekaligus partner bisnis. Selain itu, juga berolahraga bersama sebab Tuan Besar sudah pulih total." Tidak puas dengan jawaban Basuki, Ivan menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 171

    Tidak ada gelak tawa meremehkan dan merendahkan seperti sebelumnya. Apa yang barusan dilakukan oleh Ivan itu berhasil membuat mereka merasakan ketakutan seraya menelan ludah susah payah. Sementara Joko dan Yuni yang sebelumnya juga sama terkejutnya mengernyitkan kening, lantas saling pandang. Mungkin kah... "Bagaimana mungkin sebuah kartu bisa membunuh orang, Om? Memangnya terbuat dari apa kartu itu?!" ucap Felix heran dengan suara tercekat. Jonathan, tanpa menoleh ke belakang menimpali, "Entah lah, Lix. Yang pasti, kartu yang digunakan oleh Ivan bukan kartu biasa. Kita harus segera mengeceknya!" Dengan napas memburu sekaligus tidak karuan, mulut Jonathan kembali bicara, "Kau tidak lihat bagaimana pria itu membunuh anak buahmu tadi, Felix? Dia melakukannya dengan sangat cepat! Dan hebatnya, tidak hanya satu orang saja, melainkan semuanya! Sepertinya, benar apa kata orang tuanya jika dia bukan orang sembarangan. Kita harus berhati-hati padanya!" Felix termangu mendengar penjel

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 170

    Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa seketika menghentikan aksi bejat yang dilakukan terhadap kedua orang tua pura-puranya Ivan. Detik berikutnya, mereka membelalak. Senyum jahat beberapa saat lalu yang tampak menghiasi bibir masing-masing mendadak pudar. Juga tawa menggelegar yang memenuhi atmosfer gedung lantai tersebut ikutan terhenti dan digantikan dengan sunyi senyap. Bagaimana tidak, anak buah Felix yang berjumlah sepuluh orang, berjejer di kanan-kiri mereka. Dari leher masing-masing orang itu, darah merembes keluar. Lalu secara bersamaan, mereka semua ambruk ke lantai. Diikuti bunyi senjata berkelontangan. Setelah itu, Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa menatap bingung ke arah Ivan yang kini masih berdiri di tempatnya dengan tersenyum miring. Bagaimana mungkin semua anak buah Felix tiba-tiba mengeluarkan darah dari leher dan ambruk? Apa yang terjadi? Semua orang juga akan menebak jika Ivan akan tunduk pada Felix sebab orang tuanya yang telah berada di tanga

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 169

    Felix dan Jonathan sedang menertawakan ancaman Ivan barusan yang mereka berdua anggap hanya bualan semata. Tidak hanya itu, keduanya juga kian menjadi-jadi menghina dan merendahkan Ivan. Sementara itu, Joko dan Yuni yang masih tergeletak di lantai berusaha saling pandang. Padahal apa yang dikatakan Ivan sungguhan. Bukan hanya bualan semata!Tentu, Felix dan Jonathan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Ivan. Keduanya pun memilih diam, mempercayakan Ivan sepenuhnya jika dapat menghadapi dua orang jahat itu dan membalas perbuatannya meskipun hanya seorang diri tanpa senjata. "Kau mau aku melepaskan kedua orang tua miskinmu itu, bukan?" tiba-tiba, setelah tawa menghina mereda, Felix angkat bicara.Sambil menghisap rokok dengan nikmat dan penuh kepuasaan. Ivan sendiri masih bergeming di tempat dengan tatapan begitu dingin, "Kedatanganku ke sini memang untuk melepaskan kedua orang tuaku darimu! Tapi, tidak dengan cara memohon padamu!"Felix mengernyitkan ke

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 168

    Felix tidak suka dikatai pengecut. Tentu hal itu ditunjukan padanya. Felix pun berjalan lebih dekat ke arah Ivan. Kini, wajah keduanya berhadap-hadapan. Hanya satu jengkal saja jaraknya. "Siapa yang kau maksud pengecut itu, bajingan?!" ucap Felix dengan gigi gemeretak. Setelah mengatakan hal itu, dengan sangat kurang ajar Felix menyemburkan asap rokok di wajah Ivan. Hal tersebut membuat Ivan naik pitam. Namun, Ivan memilih memalingkan muka, menghindari semburan asap rokok tersebut. Ivan sengaja menahan emosinya, memilih akan menghadapi Felix dengan kepala dingin. Sebab, ia sudah menyiapkan rencana untuk menghajar pria itu. Selain itu, keadaan dirinya saat ini tidak memungkinkan untuk ia langsung bertindak menyelamatkan kedua orang tua pura-puranya dan memberi pelajaran kepada Felix. Juga ada belasan anak buah Felix yang semuanya memegang senjata dan sedang diarahkan kepadanya. Setelah terdiam beberapa saat, Ivan membuka mata, kembali menatap Felix yang kini juga teng

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 167

    Namun, Ivan memilih mengabaikan semua orang yang ada di situ. Ivan langsung mencari-cari keberadaan kedua orang tua pura-puranya. Akhirnya, Ivan menemukan mereka berdua tergeletak di lantai dengan posisi tubuh terikat pada kursi, berada di belakang mereka. Kondisinya kurang lebih sama seperti yang ada di foto dan video yang dikirimkan Felix sebelumnya. Mendapati pemandangan kedua orang tua pura-puranya dalam keadaan seperti itu, Ivan mengepalkan kedua tangan begitu kuat. Sorot matanya kembali berkilat tajam. Di saat yang sama, aura bak pembunuh berdarah dingin terpancar kuat. Kentara bengis. Melihat Ivan, Joko dan Yuni lega buka main. "I-Ivan... akhirnya kamu datang juga, Nak... " ucap Joko dengan suara tersendat di lantai. Seketika berusaha menatap ke arah Ivan. "I-ivan... tolong Ibu dan Bapakm, Nak... selamatkan kami... " ucap Yuni menambahi suaminya. Kini keduanya begitu tidak peduli dengan luka yang didapatkan. Mereka berdua yakin jika Ivan akan datang untuk meny

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 166

    Sesampainya di lokasi yang dikirim Felix melalui aplikasi pesan, Ivan langsung turun dari atas motor. Lalu, ia mengedar pandangan ke sekeliling, mengamati keadaan sekitar yang tampak lengang. Tidak ada penjagaan sama sekali. Ivan menegadahkan kepala, mengamati gedung lokasi tempat Felix menyekap kedua orang tua dan menyiksanya. Seketika amarah Ivan meluap-luap, menjadi tidak sabar ingin segera menghajar Felix. Baik lah. Kau mau bermain-main denganku, Felix?! Akan aku ladeni! Kau benar-benar telah membuat kesabaranku habis! Kali ini aku tidak main-main karena kau telah membawa-bawa orang terdekatku! Ivan, dengan tatapan yang tiba-tiba berkilat mengerikan bergegas menuju ke arah gedung tidak terpakai tersebut. Di lantai dasar Ivan berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan. Masih tidak ada orang di dalam. Hingga akhirnya Ivan menemukan tangga yang menghubungkan ke lantai berikutnya. Saat Ivan hendak menaiki tangga tersebut... Tiba-tiba... "Berhenti!!!" Terdengar teriakan

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 165

    Kini, Susan menaruh harapan besar pada suaminya, "Aku mohon, sayang. Tolong, temukan adikku. Hanya kamu satu-satunya yang bisa aku andalkan. Aku sudah janji kepada kedua orang tuaku bahwa akan menemukannya!" ucap Susan dengan mulut dan suara bergetar. Di saat yang sama, memasang wajah tidak berdaya. Setelah mengatakan hal itu, Susan menundukan kepala, "maafkan aku, sayang jika keinginanku, permintaanku ini sungguh tidak masuk akal! Tapi jika kamu bertanya apa keinginanku, maka, adikku yang ingin aku temukan yang langsung terlintas di benakku!" Ivan mengangkat wajah Susan. Lalu, ia menatap sang istri yang kini wajahnya berubah murung, "Jangan bicara seperti itu, sayang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaanmu sebagai seorang Kakak. Kamu tenang saja, aku akan segera mencari adikmu. Kebahagiaanmu itu adalah kebahagiaanku juga!" balas Ivan tegas. "Keluarga Graha begitu mudah mencari keberadaan seseorang. Semoga saja, adikmu benar-benar masih hidup seperti yang kamu yakini selama i

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 164

    Seketika Susan gelagapan dan buru-buru mengusap sudut matanya. Lalu, ia menggeleng dan berkata, "Tidak. Mana ada aku menangis. Mataku perih saja, sayang karena terkena irisan bawang dan asap masakan!" Lipatan di kening Ivan kian bertambah begitu mendengar alasan Susan. Kini ia mengamati sang istri untuk beberapa saat. Benar kah? Bukan, karena hal lain? Namun, Ivan memilih tidak bertanya lebih lanjut. "Bagaimana bisa? Hati-hati dong sayang—" "Ya ampun! Gosong masakannya, sayang!" tiba-tiba, Susan berseru panik. Seketika Susan langsung fokus pada masakannya kembali. Mendapati hal itu, Ivan menggelengkan kepalanya, "Maka dari itu, jika sedang memasak, tidak boleh sambil melamun!" Ivan berkata demikian sebab tadi melihat sang istri yang mematung di depan kompor tidak fokus pada apa yang tengah dikerjakannya pada saat ia berjalan menghampiri. Sepertinya memang sedang ada yang dipikirkan oleh istrinya, diperkuat dengan kedua matanya yang sembab. Namun, Ivan memilih ti

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 163

    Susan melotot, "Tidak boleh! Nanti, ujung-ujungnya di dalam tidak jadi mandi lagi!" Ivan terkekeh, lalu menggeleng dan berkata, "Melainkan?" Ivan yang malah memancing-mancing membuat Susan salah tingkah, "Ya, pasti kita akan melakukan itu... " Meski tubuh keduanya telah sering menyatu, tapi tetap saja Susan selalu salah tingkah jika digoda sang suami. Ivan melambaikan tangan seraya geleng-geleng kepala, "Aku hanya bercanda, sayang. Aku juga akan lihat-lihat keadaanmu dulu sebelum melakukannya. Kamu pasti capek sekali karena habis pulang." Kemudian, Ivan bangkit berdiri. Tersenyum penuh pengertian dan lanjut berkata, "Mandi lah, sayang. Habis ini kita makan malam. Aku akan mengerjakan sesuatu dulu." Setelah itu, Susan pun masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Ivan beranjak dari kamar menuju ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. *** Keesokan paginya, Susan tampak berjalan riang menuju dapur. Rambut perempuan itu terlihat masih agak basah. Susan memang baru

DMCA.com Protection Status