Beberapa menit kemudian, pintu kamar Ivan diketuk, pelayan memberitahu jika sang Ayah telah pulang. Ivan pun segera beranjak dari kamar dan melangkah keluar. Kini anggota keluarga Graha yang telah utuh kembali tengah makan malam bersama. Sungguh makan malam yang sudah lama didamba-dambakan. Begitu makan malam selesai, dilanjut dengan ngobrol santai penuh canda dan tawa. Setelah itu, Ivan mengajak Ayahnya bicara empat mata. Anak dan Ayah itu berbincang di taman rumah yang dibelakangnya terdapat pemandangan air mancur. Disekelilingnya, dihiasi lampu-lampu. Indah sekali. "Ayah sudah menyuruh Delon untuk menyiapkan pasukan untuk besok?" Graha mengangguk. "Sudah, Van," jawab Graha mantap, "Berapa tukang pukul yang dibutuhkan Aditama? Dia belum memberitahu Ayah berapa jumlahnya," "Lima puluh, Yah. Ditambah tiga Letnan," Mendengar hal tersebut, rahang Graha mengeras seraya manggut-manggut, "Berapa pun tukang pukul yang Aditama butuhkan, akan Ayah berikan!" Kemudian, Grah
Kini, Susan tengah mengeringkan rambut Ivan dengan menggunakan hairdryer. Selagi Susan melakukan hal itu, hatinya berdebar-debar. Sebab, kali pertama wanita cuek dan dingin itu memberikan perhatian kepada prianya. Sementara Ivan menganggap apa yang tengah Susan lakukan padanya serasa mimpi. Meski demikian, Ivan begitu senang bukan main. Namun, kali ini Ivan memilih tidak menggoda sang istri, takut membuat Susan kesal yang mengakibatkan suasana hatinya berubah buruk. Jika hal itu terjadi, bisa gawat! Selesai mengeringkan rambut, Susan bilang kepada Ivan jika hendak ke dapur untuk menyiapkan hidangan bersama pembantu. Tidak lama kemudian, Ivan menyusul sang istri ke dapur. Sesampainya di sana, Ivan harus dibuat terkesima dengan pemandangan hidangan yang sudah tersaji di atas meja. Terlebih, Susan yang katanya membuat hidangan itu dan menyajikan khusus untuknya. "Ini, aku tidak salah lihat? Kamu menyiapkan minuman hangat, makanan, sup untukku, sayang?" ucap Ivan seteng
Keesokan harinya, ketika Susan membuka mata, ia seketika mendelik seraya berteriak. Bagaimana tidak, pemandangan wajah Ivan yang sangat dekat dengan wajahnya langsung menyambutnya. Tidak hanya itu, pria itu juga tengah memeluknya! Disaat yang sama, Susan refleks mendorong tubuh Ivan hingga ke tepi ranjang sebelum akhirnya terjatuh. Ivan yang belum sadar sepenuhnya hanya bisa meringis kesakitan di lantai. Sedangkan Susan buru-buru beranjak bangun dan menyenderkan punggung. Sontak saja, Susan marah sebab Ivan yang lancang tidur bersamanya! Namun, detik berikutnya, Susan terhenyak. Menyadari sesuatu. Astaga! Bukan kah tadi malam... Susan tak pelak menepuk jidat, merutuki diri. Ya ampun! Aku lupa jika tadi malam aku yang meminta Ivan untuk tidur denganku! Kini, Ivan telah berdiri. Lalu, menatap Susan dengan pandangan memicing, "Kenapa kamu mendorongku, sayang?" "Ma-maafkan aku, Van. Aku refleks mendorongmu barusan karena kaget pas aku buka mata ada wajah kamu di depa
9 jam kemudian, pesawat yang ditumpangi Ivan dan Susan mendarat di bandara Internasional Male. Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan dengan menaiki seaplane sebelum kemudian dilanjutkan dengan speedboat untuk menuju resor. Conrad Maldives Rangali Island, adalah resor yang dipilih. Kesan mewah dan personal, dua kata yang tepat untuk menggambarkan resor tersebut. Selain itu, semakin indah pula karena dikelilingi alam Maladewa. Sementara itu, mereka berdua memilih vila tipe pantai yang menawarkan akses mudah ke pasir putih dan laut jernih. Juga dilengkapi balkon yang bisa digunakan untuk bersantai sambil menikmati pemandangan laut. Ditambah kolam renang pribadi. Sesampainya di sana, setelah beristirahat agak lama di kamar, mereka berdua langsung makan malam sebab sampai di vila sore hari. Keduanya makan malam di restoran mewah dengan suasana tepi laut yang elegan. Ivan benar-benar merasa sangat bahagia. Pasalnya, Susan tidak menolak saat ia berinisiatif memegang
Kini Ivan menatap pemandangan sang istri yang tengah duduk di atas tubuhnya. Ia sungguh tidak menyangka jika Susan akan bertindak agresif seperti ini... Namun, tentu saja Ivan sangat senang. Hal yang telah ia tunggu-tunggu sejak lama adalah Susan yang juga menginginkannya. Bukan hanya dirinya. Lalu, Ivan sedikit mengangkat tubuh dan menopang dengan kedua tangannya. Sementara Susan tengah mengamati wajah Ivan dengan aura nakal sekaligus memberikan sentuhan-sentuhan lembut pada leher dan wajah sang suami yang membuat tubuh Ivan bergetar. Susan memutuskan menuruti saran dari sekretarisnya dengan bertindak agresif seperti ini. Selain itu, juga ingin memberikan kode kepada Ivan bahwa ia telah menyerahkan jiwa dan raga sepenuhnya. Susan, dengan pandangan memicing berkata, "Cinta itu buta ya... bagaimana mungkin aku bisa jatuh hati pada pria sepertimu, Van?" Sontak saja, senyum langsung terkembang lebar di bibir Ivan. Benar, Susan telah mencintainya! Dan selanjutnya hal ti
Di saat ini, Susan dan Ivan tengah berpelukan dengan erat. Sebab, Susan hendak melepas Ivan pergi ke negara Nozil bersama Aditama. "Kembali dengan selamat, sayang. Aku tidak mau mendengar kabar buruk apa pun tentangmu," ucap Susan cemas bukan main begitu pelukan terlepas. Ivan mengangguk seraya mengusap kedua pipi sang istri tercinta dengan lembut. "Pasti, sayang. Aku akan kembali kepadamu dengan kedaan baik-baik saja!" Kini, keduanya tengah berada di rumahnya Aditama dan Vania. Negara Ferandia. Ivan memutuskan menitipkan Susan kepada Vania demi keselamatan istrinya. Rasanya tidak tenang jika meninggalkan Susan sendirian di vila Maldives. Ia akan menjalankan misi yang berbahaya, bisa jadi, musuhnya itu akan mengincar orang-orang tercintanya. Setelah melanjutkan bercinta di pagi harinya, sarapan, mereka berdua langsung terbang ke Negara Ferandia. Sehingga, Ivan dan Aditama akan terbang bersama ke negara Nozil dari Ferandia. Meski kebersamaan keduanya sudah lebih dari
Briefing membahas strategi penyerangan gedung kasino milik keluarga Gao malam ini telah usai. Saat ini, jam menunjukan pukul sembilan malam waktu Nozil, masih dua jam lagi. Para Letnan kembali ke pos masing-masing, bersiap sesuai rencana. Ada tiga orang yang sudah berangkat duluan, mereka bertugas menyamar sebagai pengunjung kasino, yang akan membuat keributan, pengalih perhatian. Pasukan Aditama dan Ivan tidak bisa langsung menyerang gedung kasino itu sebab ada banyak pengunjung di sana. Tadi sudah dibahas pada saat briefing, mereka harus mengeluarkan para pengunjung dari dalam gedung kasino tersebut terlebih dahulu. Baru, mereka akan menyerbu dengan menyamar sebagai tenaga medis dan polisi. Pukul 22.45 waktu Nozil. Sebentar lagi jam sebelas malam. Persiapan penyerangan telah matang! Begitu tiga orang yang sebelumnya bertugas sebagai pengalih perhatian melaporkan jika telah membakar gedung kasino itu, Aditama langsung berseru, "Semua pasukan! Berangkat sekara
Persis saat pintu terbuka, belasan tukang pukul keluarga Gao menyambut di dalam sana, seketika melepas tembakan. Mendapati hal tersebut, Ivan langsung balas menembak, menjatuhkan tiga orang sekaligus, disusul Aditama yang melumpuhkan dua orang setelahnya, sisanya mendapat tembakan dari Letnan dan tukang pukul. Kini, bau mesiu tercium pekat, tubuh-tubuh tukang pukul itu terkapar di lantai. Lengang sejenak. Setelah memastikan sudah tidak ada tukang pukul lain yang akan menyerang di dalam sana, mereka melangkah masuk ke dalam. Tiba-tiba... "Kurang ajar! Berani-beraninya kalian menyerang dan menghancurkan bisnis keluarga kami?!" Itu adalah suara Tuan Muda Gao! Di pojok ruangan, tampak Tuan Muda Gao tengah mengarahkan pistolnya ke arah mereka dengan muka merah padam. "Letakan senjata itu, bajingan!" salah satu Letnan bergegas menghampiri seraya balik menodongkan pistol ke arah Tuan Muda Gao. Hal tersebut membuat Tuan Muda Gao ketakutan, tidak punya pilihan lain selain me
Persidangan ditunda! Hal itu digunakan oleh Irene dan pengacaranya mencari cara untuk dapat memenangkan kasus ini sebab harus melawan pengacara besar yang disewa Ivan. Demikian, Irene dan pengacaranya menjadi ketar-ketir. Apalagi pengacara yang disewa Ivan belum pernah gagal menangani kasus. Entah bagaimana caranya, selalu saja menang! Ivan sendiri juga sibuk mencari cara, saksi atau pun sesuatu yang bisa digunakan untuk menyerang Irene dan menjatuhkannya. Apalagi setelah mengetahui jika Irene hamil dan mengaku-ngaku bahwa dirinya lah Ayah dari bayi yang sedang dikandungnya. Sementara itu, Susan dan Rahardian cepat-cepat menemui Irene. Keduanya berharap masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Toh, mereka memang keluarga. Miris jika harus lapor polisi dan melalui persidangan. Namun, baik Susan mau pun Rahardian sudah tidak heran jika hal itu terjadi mengingat sikap dan perlakuan Irene selama ini. Sebelumnya, Susan dan Rahardian ingin bukti bahwa Irene memang sungg
Di kediaman keluarga Graha, tampak Graha dan Rosalinda tengah duduk bersebelahan dengan muka mengeras karena mendapatkan berita tentang anaknya yang tidak mengenakan. Sedangkan di sofa sebrang yang dibatasi meja, duduk Renata yang kini tengah menjelaskan mengenai berita serta foto dan video yang dimaksud kepada tuan dan nyonyanya. "Jelas, foto dan video itu telah diedit, tuan, nyonya. Nona Irene sengaja melakukan hal itu untuk merusak rumah tangga tuan muda dan nyonya Susan, serta untuk menghancurkan reputasi mereka berdua," "Hal itu masuk akal mengingat nona Irene termasuk salah seorang anggota di keluarga Rahardian yang membenci dan tidak menerima kehadiran tuan muda di keluarganya nyonya Susan." Graha dan Rosalinda kompak mangguk-mangguk mendengar penjelasan Renata. Keduanya sudah tahu kalau Irene termasuk orang yang tidak menyukai anaknya. Pun sebelumnya, Renata sudah pernah melaporkan siapa-siapa saja yang pernah berbuat jahat kepada Ivan mau pun Susan. Sebab kebahagiaan y
"Sayang, ini salah paham. Tidak seperti yang kamu pikirkan. Foto dan video itu tidak benar. Aku mohon, percaya padaku kalau aku tidak berselingkuh dengan tante Irene dan tidak melakukan perbuatan tak senonoh seperti apa yang kamu liat di foto dan video itu!" ucap Ivan yang tengah mencoba meyakinkan Susan sambil memegangi kedua lengannya. Sebelumnya, Ivan menghubungi Susan ketika masih berada di sekolah dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Susan belum percaya. Akhirnya, keduanya memutuskan pulang dan hendak membahas masalah yang sedang terjadi lebih lanjut di apartemen. Sesampainya di apartemen, Susan kembali meluapkan amarah sekaligus kekecewaannya terhadap Ivan. "Tapi ada foto dan videonya, Van. Orang yang ada di situ jelas-jelas adalah kamu dan tante Irene sedang... astaga, bayangan dua orang itu mirip sekali dengan kalian berdua walau terhalang kaca. Dan kalian berdua melakukannya di dalam kamar mandi apartemen?!" seru Susan tertahan dengan kedua mata sembab samb
Seketika kolom komentar foto juga video syur antara Ivan dan Irene yang mendadak viral itu membeludak oleh komentar netizen. Tentu saja menuai berbagai tanggapan yang beragam. Tapi, lebih banyak mencibir dan menjudge! Di sekolah Ivan, para guru dan staf tengah dihebohkan dengan berita dan video viral tersebut. "Apa yang dipikirkan Pak Ivan sih?! Bisa-bisanya Pak Ivan berselingkuh?! Padahal, Bu Susan itu jauh lebih cantik daripada tantenya!" "Pak Ivan benar-benar tidak bersyukur! Sudah memiliki istri yang cantik, pintar dan kaya. Tapi terpincut dengan wanita lain. Lebih gilanya lagi dengan tantenya sendiri!" "Hei, hei, jangan pada berasumi yang tidak-tidak dulu dong! Kita belum tahu kebenarannya. Bisa saja itu semua bohong!" Melihat kemunculan Ivan, perhatian mereka seketika langsung teralihkan dan buru-buru mendesak Ivan, mencecarnya dengan pertanyaan. "Apakah berita dan video itu benar Pak Ivan? Anda berselingkuh dengan tantenya Bu Susan sendiri?!" "Pak Ivan, bisa jelaskan p
Pagi itu, Rahardian, Susan dan Natasha tengah berpelukan di sebuah rumah sakit elit. Kebahagiaan tengah menyelimuti mereka bertiga karena hasil tes DNA menyatakan bahwa Sheila adalah adik kandungnya Susan. Sebab hasil test DNA menyatakan demikian, maka, sudah tidak ada yang diragukan lagi! Sebenarnya, sejak awal, Rahardian dan Susan sudah sangat yakin jika hasilnya akan menyatakan seperti itu. Dan sekarang, terang saja, keduanya semakin bahagia tidak terkira. "Sekarang kamu sudah percaya, 'Kan? Kalau kamu itu adalah adikku? Cucunya kakek Rahardian?" ucap Susan sambil menatap Natasha penuh kasih sayang. Mendengar itu, Natasha yang juga tengah balik menatap sendu Susan dan kakek Rahardian secara bergantian mengangguk. "Sekarang aku sudah percaya, kak, kek," Sementara Herlambang, Hesti, Irene dan Felix terperangah dan lalu saling pandang, "Jadi, wanita itu benar-benar Natasha... " Sebelumnya, anggota keluarga Rahardian yang lain tentu saja langsung shock bukan main setelah di
Air mata Sheila pun pecah seketika, "Aku sungguh bahagia sekali karena akhirnya aku bisa kembali ke keluarga asliku. Aku dipertemukan kembali dengan keluargaku. Tak pernah kubayangkan sebelumnya kalau hal itu akan terjadi. Meski aku sangat sedih disaat yang sama karena kedua orang tuaku ternyata sudah meninggal." "Jadi, aku tidak akan bisa bertemu dengan mereka lagi. Tapi, untungnya, aku masih memiliki kakak perempuan dan kakek." Lalu, ketiga orang yang baru dipertemukan kembali setelah 18 tahun lamanya berpisah itu saling berpelukan sebelum kemudian disertai dengan tangis, membuat atmosfer ruangan tersebut dipenuhi isak tangis sebab terharu. "Terima kasih ya Tuhan karena engkau telah mengabulkan doa-doa kami. Sehingga, mempertemukan kami dengan anggota keluarga kami yang telah bertahun-tahun lamanya menghilang. Ini adalah anugerah terindah yang pernah engkau berikan kepada kami," "Kami mohon, jangan pisahkan kami lagi setelah ini, ya Tuhan." Sementara Ivan dan Graha yang meliha
Sheila bersama kedua orang tua angkatnya juga sempat tinggal di luar kota selama beberapa tahun sebelum akhirnya memutuskan tinggal di kota ini ; kota kelahiran Sheila. Entah, sebuah kebetulan atau apa. Hal itu membuat Sheila berada di kota yang sama dengan Susan. Tentu saja setelah melalui berbagai pertimbangan terlebih dahulu, juga berbagai alasan dan persetujuan dari Doni yang kala itu tidak terlalu khawatir. Tanpa mempedulikan reaksi Sheila, Susan buru-buru menjatuhkan diri di samping adik perempuannya itu sambil menatapnya sendu penuh haru. Pokoknya, kini perasaanya tengah campur aduk tak karuan. Detik berikutnya, Susan langsung memeluk Sheila. Tangis Susan pun pecah seketika dalam posisi mendekap tubuh adiknya, "Kenapa aku tidak sadar sejak awal sih. Bertahun-tahun lamanya aku memikirkanmu, berusaha mencarimu, dik. Bertahun-tahun lamanya pula aku memendam perasaan rindu ini padamu. Selalu, terbayang-bayang janjiku pada Ayah dan ibu," "Padahal, kamu itu dekat denganku. Ka
Sebelumnya, Sheila sudah takut duluan dengan kemunculan Susan. Ia berpikir bahwa istrinya Ivan itu hendak melabrak dirinya seperti terakhir kali sebab kini ia kembali meminta tolong kepada Ivan untuk menyelamatkannya, padahal Susan sudah memperingatinya. Namun, Sheila terpaksa melakukan hal demikian sebab situasi yang benar-benar genting dan tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi. Dugaan Sheila semakin kuat, dengan dirinya dibawa ke rumah kakeknya Susan. Namun, kepanikan dan ketakutan itu mendadak terhempas kala melihat Susan seperti tidak akan marah padanya. Malahan, raut mukanya menunjukan sikap sebaliknya. Menatap dirinya penuh arti juga dengan kedua mata berkaca-kaca. Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah perkataannya barusan yang membuat Sheila kaget sekaligus bingung. Apa maksud Susan memanggilnya Natasha? Bukan kah Susan sudah tahu kalau dirinya adalah Sheila? Sheila sendiri masih shock berat, tengah mencerna apa yang terjadi dengan dirinya sejak pagi tad
Graha menggeleng takjub, "Renata dan Basuki benar-benar bisa diandalkan! Tak salah lagi aku memilih mereka berdua!" Kemudian, wajah Graha tiba-tiba berubah. "Rasakan kau tuan muda Charles. Siapa suruh kau menyinggung keluarga kami dan keluarga Fairuz, akan menyesal karena telah mencari masalah dengan keluarga Graha!" ucap Graha lagi dengan geram. Ivan, Graha dan Rahardian tengah membahas mengenai Renata juga Basuki yang berhasil meringkus Charles dan menyelamatkan Natasha darinya. Rahardian, dengan raut muka cemas juga tidak sabaran menimpali, "Di mana sekarang mereka, Van?" Ivan menghadap kakek Rahardian, "Renata dan Basuki sedang membawa Natasha ke rumah sakit, kek sekedar untuk mengecek kondisinya." Seketika raut muka Rahardian berubah kala mendengar kabar itu, "Apakah dia terluka, Van? Sehingga..." "Tidak ada luka serius padanya kok, kek. Kakek tenang saja. Hanya luka-luka ringan dan akan segera diobati," jawab Ivan sambil tersenyum. Rahardian tak ayal menghembuskan naf