แชร์

BAB 48

ผู้เขียน: LaSheira
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-31 13:05:40

"Aku mencintaimu Kak, aku mencintai Kak Argen bukan karena kakak teman Kak Ale, aku mencintai Kak Argen sebagai wanita yang jatuh cinta pada laki-laki."

Sejak pertama kali kita bertemu. Aaaaaa, andai aku boleh membuat pengakuan cinta saat kakak sadar. Ah, andai Kak Argen bukan laki-laki yang secuek itu pada cinta dan perempuan, mungkin aku masih ada harapan.

"Aku bahagia walaupun hanya bisa mencintai Kak Argen diam-diam. Seperti ini. Mimpi indah Kak. Hoaaam. Karena banyak mengoceh, aku jadi mengantuk juga." Ana mendekatkan kepala, terkikik kecil lalu menjatuhkan satu kecupan di bibir Argen. Dia juga mau tidur.

Tapi.

"Ana, apa yang kau lakukan?"

"Huaaaaaa!" Ana mendorong tubuh Argen karena kaget. Dia mundur bangun ke pojok tempat tidur. Meraih bantal, menyembunyikan wajahnya. Terdengar Argen menguap, lalu dia bangun sambil mengucek matanya. "Kakak tidak tidur?"

&nb

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 49

    Menjelang sore.Ana mampir ke toko roti setelah dari perpustakaan menyelesaikan tugas. Amira dan Rene ikut mampir. Amira beralasan mau membeli roti. Kalau Rene sengaja ikut karena mau mengantar Ana."Saya kan mendapat pinjaman mobil dari Domaz Group, bagaimana saya bisa membuatkan Ana pergi naik taksi sendirian." Manfaatkanlah saya sesuka hati Anda Nona begitulah garis besarnya sikap Rene. Sudah untung Kak Rene mau merubah panggilan kalau di kampus, jadi akhirnya Ana datang dengan mereka bertiga.Renovasi bangunan toko berjalan dengan cepat. Ana berdiri di depan toko, bagian depannya sudah hampir 70 persen selesai. Sekarang mereka sedang menyelesaikan lantai dua.Kekuatan uang menakutkan sekali, gumam Ana. Lalu berbalik menuju toko baru sementara mereka. Pelanggan ramai. Dia ke dapur mencuci tangan. Ale menyelesaikan panggangan terakhir rotinya."Kak." Ana memeluk Ale

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 50

    Malam belum larut, Daisy Bakery Shop sudah tutup sedari tadi. Setelah membereskan dapur dan peralatan, serta menyiapkan bahan-bahan untuk besok, dua karyawan Daisy Bakery shop pamit. Meninggalkan Ale dalam kesendirian. Semenjak Ana menikah, Ale jadi malas untuk pulang ke rumah. Kesunyian di ruang-ruang kosong rumah terasa menyiksa. Biasanya tempat itu di penuhi senyum dan keceriaan Ana. Namun, toko sementaranya pun tidak ada kamar untuk tidur. Mau tidak mau, Ale harus memadamkan lampu dan mengunci toko.Aku kesepian hiks.Memasukkan kunci dalam tas kecil di pinggangnya. Kalau renovasi sudah selesai sepertinya Ale akan memilih tinggal di toko. Dalam pendar lampu teras yang menyala, Ale masing termenung.Tin, tin. Suara klakson mobil memecah keheningan malam.Lampu sorot mobil menyala. Ale memicingkan mata, diselingi makian. Menghujat pengemudi tidak sopan yang sudah menyorotnya. Eh, mel

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 51

    "Sudah sampai, Ale." Miria menyenggol lengan Ale yang berjalan sambil melamun."Ah maaf. Aku malah melamun."Kenapa cepat sekali sampai rumahnya!"Masuklah, aku akan pergi setelah kau masuk."Ehhm, sepertinya adegan ini ketuker deh... Wkwkwk.Miria menunjuk rumah gelap gulita. Temaran bulan dan cahaya lampu dari rumah sekitar yang membagi sinarnya, sedikit mengusir kegelapan."Mau mampir? Mau minum kopi dulu sebelum pergi."Ale bodoh! Kau bahkan tidak punya kopi di rumahmu."Sudah terlalu malam untuk minum kopi, nanti malah kau tidak bisa tidur." Jawaban Miria menohok di hati Ale. Tapi dia tidak menyerah."Kalau begitu, mau makan roti." Ale membuka peluang lagi. Wajahnya bersemu malu."Kau kan tidak bawa roti." Melihat kedu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 52

    Benar juga, dulu saja aku tahu ada Angela. Wanita-wanita cantik yang berbeda level denganku yang hanya anak kuliahan ini. "Hemm, sepertinya yang dibilang Amira juga benar Nona." Rene jadi ikut berpindah haluan selangkah melewati garis yang dia buat. Gadis itu teringat bagaiman mantan bosnya Angela, yang melakukan berbagai macam cara untuk mendekati Tuan Argen. "Pasti banyak wanita, mungkin Nona Angela juga belum menyerah. Apalagi Nyonya sangat mendukungnya." Rene sudah melihatnya langsung, rencana yang dipakai Angela dan ibu Tuan Argen. "Anda harus bergerak dari semua arah." Amira terlihat merasa bangga sekali, setelah Rene mendukungnya."Anda bisa juga bertanya pada pengawal Tuan Argen, apa kesukaan Tuan Argen. Itu bisa mempermudah kan. Pokoknya serang dari semua Arah seperti yang Amira katakan tadi." Rene benar-benar keracunan juga, setelah dia teringat dengan Angela."Ah, Tuan pengawal tangannya terluka Kak. Kak Rene kenal dengan Tuan pengawal." Rene terlihat terperanjat. "Saya p

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 53

    Gagal!Sat, set, dorong dan terjang apanya. Ana mendengus di belakang pintu kamarnya yang masih tertutup rapat. Bibi pasti sudah selesai memasak sekarang. Karena perasaan kecewa dia bahkan tidak keluar dari kamar, padahal biasanya Ana akan sibuk di dapur membantu ini dan itu, ataupun sekedar menjadi tim sorak yang bertanya ini itu tentang apa yang sedang dimasak bibi. Memindahkan piring atau masakan yang sudah selesai dimasak. Semuanya karena kejadian tadi malam.Semalam Ana sudah mencoba memakai baju tidur seksi pilihan Amira. Mau memilih memakai yang warna apa saja memakan waktu hampir satu jam sendiri. Mondar mandir dari kamar dan ruang tamu beberapa kali. Praktek dan latihan bicara beberapa kali di depan kaca. Namun, keberadaan suaminya bahkan tidak tercium sekedar aroma tubuhnya sekalipun. Akhirnya Ana ketiduran di kamar, masih dengan baju tidur seksinya.Mood Ana pagi ini agak murung karena kejadian semalam.Ana keluar kamar juga pada akhirnya setelah waktu bergulir. Dia sudah

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 54

    "Tahulah, karena dia tahu aku suka pada Kak Argen makanya Kak Ale menerima tawaran Kakak. Sebenarnya aku sedikit memaksanya si. Hehe." Jawaban Ana membuat hati Argen menjerit.Kakak sialan! Kau tahu segila apa aku beberapa hari ini saat bersama adikmu. membayangkan aku menyentuh Ana dan mengatakan padamu membuatku frustasi. Apalagi kalau sampai membuat Ana marah dan jijik karena aku menginginkannya. Kau benar-benar kakak sialan ya!Hah! Sebenarnya kenapa aku bisa sebodoh ini. Argen menampar dirinya sendiri. Benar juga, setelah dipikirkan ini terasa masuk akal. Kalau dia Ale, tidak mungkin dia akan membiarkan Ana menikah. Karena Argen tahu sesayang apa Ale pada adiknya. Tawaran toko roti tidak akan dia terima kalau dia tidak yakin Ana akan menyukai pernikahan ini.Dasar bodoh! Kenapa aku tidak terpikir sampai ke sana.Sedikit bengong karena mengutuki kebodohannya, Argen mengikuti Ana, setelah gadis itu mengambil tas dan buku-bukunya. Ana sudah selesai memakai sepatu. Argen memakai sepa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 55

    Ale meneguk minumannya. Kenapa aku sering mendadak gatal tenggorokan begini si, akhir-akhir ini. Apa ada orang yang memakiku di belakangku.Dia berjongkok, memeriksa isi kulkas. Ana bilang mau memasak untuk makan malam nanti, bahan makanan masih ada apa ya. Satu persatu di periksa Ale. Masih lengkap gumamnya sambil duduk di kursi. Dia sedang menunggu roti di panggang. Tangannya meraih hp. Seutas senyum malu-malu muncul.Aku sudah berkencan dengan Miria kan. Ah, malunya aku, kenapa dia yang menyatakan cinta duluan si. Ale, kau memang tidak berguna. "Kau pasti sedang sibuk ya? Aku sedang memanggang roti.""Kau tidur dengan nyenyak?""Selamat bekerja. Aku akan mengirim makan siang ke kantormu. Berikan untuk Argen juga, jadi jangan merasa terbebani.""Selamat bekerja 😘"Aku harus memaklumi dia membalas pesan sedikit lebih lama. Dia juga sudah bilang kan. Hiiii, aku merinding seperti sedang melihat Argen memelototi ku.Ale belum cerita dengan Ana. Lebih-lebih dia belum mau mengatakannya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 56

    Sedang persiapan maksimal. Ana kembali merapikan rambut. Mencoba beberapa gaya, tapi pada akhirnya rambut lurusnya tetap dia biarkan jatuh tergerai. Sekali lagi memastikan meja makan bersih sempurna. Meletakkan dua lilin dengan aroma bunga di atas meja makan. Sekuntum bunga Daisy dalam vas. Dia sengaja memilih yang kelopaknya kecil-kecil saat di toko bunga tadi."Hallo Kak Miria, Kak Argen hari ini tidak lembur kan?" Memastikan sekali lagi. Dia sudah berdandan dengan maksimal, apa jadinya kalau orang yang ditunggu datang, saat dia sudah tenggelam dalam selimut mimpi. Semua perjuanganku kan jadi sia-sia. Hiks."Benar ya, syukurlah kalau begitu. Terimakasih infonya Kak." Kegirangan mencuat setelah mendengar jawaban Miria. Ana duduk, melepas kegelisahan, lalu memilin kelopak bunga Daisy di tangan kiri. Ehm, berdehem sebentar. Setelah Miria selesai bicara, Ana pun sudah menyiapkan kalimat yang sudah sekian lama ia simpan, untuk siapa pun orangnya, yang akan dipilih Kak Ale. Dan dia ingi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31

บทล่าสุด

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 62

    Di rumah sederhana yang dihuni oleh 7 orang. Ada 4 kamar tidur di dalamnya. Dapur, dua kamar mandi dan satu ruang keluarga yang selalu mereka pakai berkumpul setiap harinya. Ruang tamu kecil dengan sofa yang sudah tampak lusuh, meja bundar kaca yang dihiasi taplak meja motif bunga.Dan di akhir pekan ini ada sedikit yang berbeda. Sedari pagi para penghuni rumah sudah berjibaku, bahu membahu bersama membereskan sudut rumah. Merapikan halaman rumah yang tidak terlalu luas. Mereka dengan giat melakukannya bersama, untuk menyambut kedatangan teman ibu. Teman lama ibu dulu, yang beberapa kali ditemui Rene saat remaja. Yang kata ibu setiap bulan selalu mengirimkan uang donasi untuk anak-anak. Bahkan ketika ibu sudah meninggal, Rene selalu mendapati uang transferan setiap bulan di hari yang sama tanpa terlewat sekalipun. Dan hari ini adalah hari yang sangat penting bagi mereka semua, setelah sekian lama, Rene dan adik-adiknya berkesempatan untuk berterimaksih pada orang baik itu.Saat wakt

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 61

    Sementara itu di kantor Domaz Group.Miria yang sudah memberikan makan siang Argen membawa kotak bekalnya sendiri ke kantin kantor. Ramai. Beberapa orang menunduk hormat saat berpapasan dengannya. Miria menggangukan kepala, duduk di meja yang kosong. Biasanya dia makan siang sendirian, karena jarang ada karyawan lain yang mendekat. Kecuali satu orang ini. Laki-laki berwajah cerita tapi memiliki sejuta muslihat di otaknya. Pengacara Domaz Group. Laki-laki itu duduk tanpa meminta izin terlebih dahulu. Miria mendongak sebentar, lalu tak acuh lagi. Fokus melihat makanan yang ada di kotak bekal.Aaaaa, bagaimana ini aku mulai terbiasa. Kenapa Ale bisa membuat bekal yang berbeda setiap hari si. Aaaaa, aku jadi jatuh cinta setengah mati karenanya."Ternyata benar ya, gosip yang aku dengar selama beberapa hari ini." Pengacara itu mebuka suara.Cih, jangan bicara denganku. Aku sedang menikmati bekal makan siang buatan pacarku. Nasinya pulen dan nikmat, aromanya harum dan menggugah selera. Miri

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 60

    "Mira, mau kan?""Ah mau donk,"Mereka pun membuat janji untuk datang ke rumah Rene. Lalu berjalan beriringan menuju kelas. Para mahasiswa yang lain pun terlihat berjalan di depan atau belakang mereka. Pergantian kelas membuat koridor ramai. Ada yang masih berkerumun di depan kelas, belum masuk."Senior!" Amira memanggil ketika bertemu di simpang koridor dengan senior Alvin. Wajah laki-laki itu pias ketika melihat Ana. Dia langsung membuang muka. Ana menangkap perubahan sikap itu dan seperti Dejavu.Apa sih, kenapa sikapnya begitu padaku. Seperti teman laki-lakiku di SMU."Amira, maaf ya, aku mau ke kelas dulu." Dia bahkan tidak menyapa Ana dan langsung berlalu. Rene melihat senior Alvin yang berjalan cepat tanpa menoleh menyunggingkan seringai kecil di bibirnya. "Kenapa dia? Kalian bertengkar?" Ana menoleh sekilas lalu memalingkan wajah lagi."Hah! Kenapa aku bertengkar dengan senior Alvin." Mereka mempercepat langkah saat sudah semakin dekat dengan kelas."Lho, bukannya kalian seda

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 59

    Pelataran kampus. Para mahasiswa yang mengisi jeda waktu kuliah dengan mengobrol, bermain dengan hp masing-masing, atau yang berkutat dengan tugas kuliah yang sudah mendekati deadline. Mereka mengisi waktu dengan cara mereka masing-masing.Seperti ketiga gadis yang sekarang selalu bersama itu.Padahal cuma dua orang, tapi polusi suara yang disebabkan obrolan mereka rasanya memenuhi udara. Pepohonan menggoyangkan dedaunannya. Melambai ke kanan dan ke kiri. Ikut menikmati cerita Ana. Gadis manis itu terlihat tersipu, sesaat kemudian tertawa, jauh lebih sering menutup wajahnya dengan tangan. Menyembunyikan kebahagiaan yang bercampur rasa malu.Amira yang paling ngotot, tidak membiarkan Ana beranjak dari sampingnya sebelum menyelesaikan cerita misi sat set, dorong dan terjang yang diajarkan Amira. Setelah mendengar cerita yang sebenarnya tidak dibeberkan dengan gamblang oleh Ana, gadis itu ikut memerah wajahnya. Apalagi kalau Ana menceritakannya tanpa filter, pasti sudah membuat Amira pa

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 58

    "Kak, seperti apa sebuah hubungan kedepannya kan tidak ada yang tahu akan seperti apa." Ana beringsut mendekat. Menyentuh kedua pipi Argen. "Kalau kita bertengkar dan marah, kalau aku marah dan kecewa pada Kakak, mungkin saja hal seperti itu akan terjadi." Ana mendaratkan kecupan tiba-tiba di bibir Argen. "Yang harus kita lakukan kan mempertahankan cinta kita." Menjatuhkan kepala ke dada Argen, dan memeluk tubuh Argen. "Kalau aku ngambek, kakak peluk aku seperti ini, lalu usap kepalaku, dan bisikan kata. Ana, aku mencintaimu. Karena aku mencintaimu maka aku melakukan itu. Jadi, karena aku mencintaimu bisakah kau berhenti marah dan memaafkan ku." Mendongak, melihat wajah Argen yang terlihat membeku. "Aku janji, walaupun marah, aku akan mendengarkan alasan kakak."Ana mundur dan menyentuh pipi Argen lagi. "Kakak berdebar-debar kan?" Semua hal yang ia lakukan secara spontan tadi seperti di tuntun Tuhan secara langsung. Ana sampai tercengang, karena dia bisa melakukannya dengan sangat n

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 57

    Ana pelan-pelan membuka pintu. Tidak mau menimbulkan suara. Hening, yang ditangkap matanya hanya ruang kosong. Kak Argen tidak terlihat di manapun. Apa! Jadi dia benar-benar mandi dan tidur!Sekarang Ana membanting pintu dengan keras. Bodo amat mau Kak Argen dengar atau tidak. Kalau laki-laki itu dengar malah lebih baik pikir Ana. Gadis itu menggerutu, menyambar baju tidur asal-asalan. Masuk ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi. Gubrak, rak tempat sabun jatuh. Hah! Memang apa si yang aku harapkan.Setelah wajahnya tersapu air, sepertinya otaknya menjadi lebih jernih sekarang. Lembut aliran udara terpompa. Ana mengambil buket bunga membawanya ke tempat tidur. Mendekapnya dalam pelukan dan jatuh terlentang menatap langit-langit. Pikirannya blank sekarang. Momen berharga yang sudah dia nantikan sepertinya akan terlewat begitu saja.Kak Argen bodoh! Seharusnya kan tidak begini!Ana memukul-mukul bunga dalam pelukannya. Lalu dia belai-belai lagi penuh sayang. Rencananya kan, d

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 56

    Sedang persiapan maksimal. Ana kembali merapikan rambut. Mencoba beberapa gaya, tapi pada akhirnya rambut lurusnya tetap dia biarkan jatuh tergerai. Sekali lagi memastikan meja makan bersih sempurna. Meletakkan dua lilin dengan aroma bunga di atas meja makan. Sekuntum bunga Daisy dalam vas. Dia sengaja memilih yang kelopaknya kecil-kecil saat di toko bunga tadi."Hallo Kak Miria, Kak Argen hari ini tidak lembur kan?" Memastikan sekali lagi. Dia sudah berdandan dengan maksimal, apa jadinya kalau orang yang ditunggu datang, saat dia sudah tenggelam dalam selimut mimpi. Semua perjuanganku kan jadi sia-sia. Hiks."Benar ya, syukurlah kalau begitu. Terimakasih infonya Kak." Kegirangan mencuat setelah mendengar jawaban Miria. Ana duduk, melepas kegelisahan, lalu memilin kelopak bunga Daisy di tangan kiri. Ehm, berdehem sebentar. Setelah Miria selesai bicara, Ana pun sudah menyiapkan kalimat yang sudah sekian lama ia simpan, untuk siapa pun orangnya, yang akan dipilih Kak Ale. Dan dia ingi

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 55

    Ale meneguk minumannya. Kenapa aku sering mendadak gatal tenggorokan begini si, akhir-akhir ini. Apa ada orang yang memakiku di belakangku.Dia berjongkok, memeriksa isi kulkas. Ana bilang mau memasak untuk makan malam nanti, bahan makanan masih ada apa ya. Satu persatu di periksa Ale. Masih lengkap gumamnya sambil duduk di kursi. Dia sedang menunggu roti di panggang. Tangannya meraih hp. Seutas senyum malu-malu muncul.Aku sudah berkencan dengan Miria kan. Ah, malunya aku, kenapa dia yang menyatakan cinta duluan si. Ale, kau memang tidak berguna. "Kau pasti sedang sibuk ya? Aku sedang memanggang roti.""Kau tidur dengan nyenyak?""Selamat bekerja. Aku akan mengirim makan siang ke kantormu. Berikan untuk Argen juga, jadi jangan merasa terbebani.""Selamat bekerja 😘"Aku harus memaklumi dia membalas pesan sedikit lebih lama. Dia juga sudah bilang kan. Hiiii, aku merinding seperti sedang melihat Argen memelototi ku.Ale belum cerita dengan Ana. Lebih-lebih dia belum mau mengatakannya

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 54

    "Tahulah, karena dia tahu aku suka pada Kak Argen makanya Kak Ale menerima tawaran Kakak. Sebenarnya aku sedikit memaksanya si. Hehe." Jawaban Ana membuat hati Argen menjerit.Kakak sialan! Kau tahu segila apa aku beberapa hari ini saat bersama adikmu. membayangkan aku menyentuh Ana dan mengatakan padamu membuatku frustasi. Apalagi kalau sampai membuat Ana marah dan jijik karena aku menginginkannya. Kau benar-benar kakak sialan ya!Hah! Sebenarnya kenapa aku bisa sebodoh ini. Argen menampar dirinya sendiri. Benar juga, setelah dipikirkan ini terasa masuk akal. Kalau dia Ale, tidak mungkin dia akan membiarkan Ana menikah. Karena Argen tahu sesayang apa Ale pada adiknya. Tawaran toko roti tidak akan dia terima kalau dia tidak yakin Ana akan menyukai pernikahan ini.Dasar bodoh! Kenapa aku tidak terpikir sampai ke sana.Sedikit bengong karena mengutuki kebodohannya, Argen mengikuti Ana, setelah gadis itu mengambil tas dan buku-bukunya. Ana sudah selesai memakai sepatu. Argen memakai sepa

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status