Share

PKTA 2 . Perjanjian?

Author: Melyana_Arum
last update Huling Na-update: 2025-01-16 07:01:35

Narumi berdiri tak bergerak saat Kaisar memintanya mendekat.

Kembali Kaisar memberikan kode untuk mendekat padanya.

“Mendekatlah!” ucap Kaisar.

Kaisar yang hanya menggunakan celana panjang tanpa kemeja yang tadi dipakai.

Membuat Narumi berdebar-debar melihat badan Kaisar yang berotot. Narumi menelan salivanya, bahkan mata Narumi langsung beralih ke arah lain selain ke arah Kaisar berada.

Melihat penampilan Kaisar, membuat Narumi bertanya tentang audisi apa yang sedang dilakukan.

“Sebenarnya ini audisi apa?” tanya Narumi.

“Jangan pura-pura polos kamu!” sarkas Kaisar. Kaisar berjalan semakin mendekat pada Narumi. Kaisar juga mengamati setiap inci wajah wanita yang ada di depannya.

Sedangkan Narumi perlahan-lahan memutus kontak mata dengan Kaisar.

“Sungguh, aku tak tahu ini audisi tentang apa?” jujur Narumi, memang tidak tahu tentang hal ini.

“Baiklah, aku akan memberitahumu tentang audisi apa hari ini,” jawab Kaisar dengan senyuman penuh arti. Kaisar dapat memandang jelas seluruh wajah lawan bicaranya.

Rambut poni Narumi yang panjang menutupi sebagian wajahnya. Reflek tangan Kaisar merapikan rambut Narumi yang menutupi sebagian wajahnya. Rambut itu pun diletakkan Kaisar di belakang daun telinga Narumi.

Saat itu Kaisar melihat sesuatu dibelakang telinga itu. Lalu dia tersenyum penuh arti. Entah mengapa, ada magnet yang meminta Kaisar untuk menatap terus wajah Narumi. Apalagi setelah melihat sesuatu itu.

Narumi pun di pojokan oleh Kaisar. Tapi sayangnya tangan Narumi yang menolak tubuh Kaisar yang terus menempel. Digenggaman oleh Kaisar. Dan ditahan oleh satu tangan Kaisar.

“Ini dia, akhirnya!” bisik Kaisar, membuat bulu kuduk Narumi naik semua. Kaisar pun memiringkan wajahnya dan dia melakukan .…

Cup!

Mata Narumi melotot, saat bibirnya bertemu dengan bibir Kaisar.

“Ciuman pertamaku!” batin Narumi.

Mungkin saat berpacaran Narumi dengan Tryan sudah terjalin begitu lama. Tapi mereka tak pernah melakukan hal lebih. Hanya berpegang tangan dan cium kening. Itu pun tak sampai bibir bertemu bibir, karena Narumi selama ini membatasi hal tersebut. Tapi kali ini dia tak berdaya saat bibirnya bertemu dengan bibir Kaisar. Setitik cairan air mata pun lolos begitu saja. Itu semua karena Kaisar menciumnya.

Ya, Kaisar memang mencium bibir mungil milik Narumi. Dengan ciuman ini, Audisi pun akhirnya selesai. Terbukti Narumi sudah lulus, karena sesuatu yang lama tidur sudah hidup kembali.

Dengan begitu menikmati ciuman itu, membuat mereka berhenti karena nafas mereka hampir habis.

“Tuan, aku mohon untuk berhenti,” lirih Narumi.

Perlahan Kaisar melepaskan tangan Narumi yang dia tahanan.

Kaisar berbalik dengan menyeka sisa ciuman tadi. Kaisar berjalan perlahan menuju nakas. Tepatnya nakas yang ada di samping ranjang tidur itu.

Kaisar mengambil sebuah amplop coklat yang sudah disediakan untuk yang memenangkan audisi ini. Lantas amplop coklat itu dilemparkan pada Narumi. Setelahnya Kaisar merapikan penampilannya.

Sedangkan Narumi yang sibuk membersihkan bibirnya dari sisa ciuman Kaisar. Dia terkejut saat sebuah amplop coklat dilemparkan padanya.

“Apa ini Tuan?” tanya Narumi, dengan tangan yang memegang amplop coklat. Hanya sesekali berkontak mata dengan Kaisar yang duduk di ujung ranjang sana.

“Buka dan bacalah, pastikan tidak ada point yang kamu lewatkan untuk membaca.” ujar Kaisar dengan terus menatap Narumi.

Kaisar yang memperhatikan raut wajah Narumi dengan senyuman tipis tanpa diketahui Narumi. Disaat kedua alis Narumi mengerut tajam lalu bibir Narumi bergerak membaca isi dari surat tersebut. Kaisar sangat menikmatinya, semua ekspresi yang diciptakan wajah mungil Narumi.

Suara tangan Narumi beradu dengan dinding. Meluapkan sebagian emosi Narumi setelah membaca poin yang ada di dalam surat itu.

“Kenapa isinya seperti ini? Maksudnya apa, Tuan?” tanya Narumi, dengan tangan menunjukkan isi surat itu.

Memang beberapa poin yang ditulis di sana membuat rugi pihak kedua yaitu Narumi.

“Kamu sudah baca bukan, harusnya tahu apa yang dimaksud isi surat itu?” Kaisar bertanya kembali pada Narumi dengan senyuman terselubung.

“Ya, audisi ini hanya agar kita akan melakukan Pernikahan Kontrak?” tanya Narumi.

“Iya, saya sangat pilih-pilih dengan pasangan saya untuk Pernikahan kontrak ini,” jawab Kaisar.

“Tapi kenapa saya yang harus Tuan pilih menjadi pasangan Pernikahan Kontrak Anda? Sebelum saya, banyak yang mengikuti Audisi. Kenapa bukan mereka?” cerca Narumi dengan berbagai pertanyaan.

“Intinya ini pilihan itu jatuh sama kamu. Sudah tanda tangan saja lah,” titah Kaisar, beranjak meletakkan sebuah pulpen untuk Narumi menandatangani surat tersebut.

“Dan menurutmu, saya akan menerimanya?” Narumi mulai berdiri dengan menggenggam surat itu. Berjalan mendekat ke arah Kaisar. Dengan wajah Narumi yang tak ramah sama sekali.

Kaisar menganggukan kepalanya tanda setuju. Lalu menjawab pertanyaannya itu.

“Ya, saya yakin 1000% pasti kamu mau menerima perjanjian itu. Siapa sih yang gak mau dengan aktor setampan dan se terkenal seperti saya? Apalagi dengan imbalan yang sangat besar,” Kaisar membanggakan dan menyombongkan dirinya. Tapi raut wajahnya yang sombong tiba-tiba berubah saat ….

Srek!

Srek!

Di depan Kaisar, Narumi dengan tegas dan tanpa takut menyobek surat perjanjian itu. Merobek-robek sampai kecil lalu melemparkan sobeknya di depan muka Kaisar.

“Anda pikir saya wanita macam apa? Menjual hidup demi uang ratusan juta. Hanya hidup penuh perintah Anda. Jangan harap!” jelas Narumi menolak. Ada beberapa poin yang tak Narumi sukai dan tentu di luar nalar.

Yah walaupun, kesepakatan itu bisa dibicarakan. Tapi karena Narumi tak suka banyak hal tentang semua point didalamnya. Sehingga Narumi memilih untuk menolak.

Narumi berjalan menuju pintu yang terkunci itu. Tangan Narumi sudah mencoba membuka pintu itu tapi tak terbuka.

Brak!

Brak!

“Buka pintu ini, Tuan!” seru Narumi, tangannya memukul-mukul pintu yang terkunci.

Narumi berbalik badan lalu berjalan ke arah Kaisar. Tentu saja dengan sorotan mata yang tajam. Narumi yang ingin segera keluar dari kamar ini. Narumi berjalan lebih dekat lagi dengan Kaisar. Tangan Narumi menarik kerah kemeja yang digunakan Kaisar. Dengan mudah Narumi melakukan itu pada Kaisar yang masih duduk di tepi ranjang. Kalau berdiri mungkin Narumi tak sampai.

“Buka pintunya Tuan! Saya mau pulang! Saya tidak mau menerima perjanjian apa pun dengan Anda!” sarkas Narumi pada Kaisar.

Tapi sayang sekali, hal itu membuat Kaisar menarik tubuh Narumi dalam pangkuannya.

“Ahh.. lepaskan Tuan!” seru Narumi, memberontak sekaligus terkejut. Tangan Narumi yang tadi mencengkram dan menarik kemeja Kaisar, beralih memukul-mukul dada bidang Kaisar.

Pukulan itu cukup terasa tapi Kaisar bertahan. Kaisar melihat wajah Narumi yang penuh emosi secara lebih dekat. Saat Kaisar bergerak akan mencium kembali bibir Narumi yang sudah menjadi candu untuk Kaisar.

Namun, Narumi bergerak bertolak belakang dengan pergerakan Kaisar yang akan mencium dirinya. Kaisar tersenyum kecil tanpa disadari oleh Narumi.

Salah satu tangan Kaisar beralih memegang tengkuk Narumi untuk menahan kepala Narumi agar tidak bergerak. Dan ciuman itu kembali terjadi, tanpa disadari Narumi. Dalam ciuman itu Kaisar juga memberikan sesuatu pada Narumi.

Dengan tekanan tangan Kaisar di tengkuk Narumi. Membuat Kaisar semakin dalam dan mudah memasukkan sesuatu didalam mulut Narumi.

“Auh, apa ini?” Narumi bertanya-tanya dalam paksaan ciuman itu. Narumi merasakan sebuah permen yang dipermainkan Kaisar di rongga mulutnya.

“Sesuatu yang sudah aku tandai tak akan aku lepaskan,” bisik Kaisar, setelah mereka berhenti untuk menghirup napas sejenak. Sebelum mereka melanjutkan lagi ciuman itu. Narumi yang awalnya penuh pemberontakan, akhirnya pasrah akan tindakan yang dilakukan oleh Kaisar. Ditambah permen yang mengandung suatu zat itu, membuat Narumi berubah menjadi lebih agresif.

Tapi, beberapa saat kemudian. Tindakan Narumi membuat Kaisar terkejut bahkan menjerit kesakitan.

“Arghh, apa kamu gila,hah! ” seru Kaisar saat merasakan lidahnya berdarah disaat berciuman dengan Narumi.

“Buka pintunya! Atau mau lidah yang banyak kebohongan itu saya petahkan, ehm?” Narumi yang sudah lepas dari pangkuan Kaisar. Dia berdiri berlari mencari di jarak aman.

Cuih!

Kaisar meludah di tangannya, dia memastikan berdarah atau tidak. Dan ternyata berdarah, buru-buru Kaisar seka dengan tisu yang ada. Sakit, itu yang Kaisar rasakan.

“Woi! Tuan aktor buka pintu ini. Atau ku pukul sesuatu dibawah sana!” ancam Narumi yang mengambil botol kaca minuman yang dipajang di dalam kamar itu. Kaisar pun melihat arah tatapan Narumi. Membuat Kaisar bergidik dan bergumam.

“Baru saja bangun, dia mau dibuat ini tidur lagi. Oh tidak bisa!” tangan Kaisar langsung menutup barang yang akan menjadi titik pukulan Narumi.

Padahal ya Narumi memusatkan ke lutut milik Kaisar. Bukan sesuatu yang ditutupi tangan Kaisar.

“Oke akan aku buka pintu itu. Dan ini kartu namaku. Siapa tahu kamu berubah pikiran,” ucap Kaisar berhati-hati. Kaisar pun mengulurkan kartu namanya tapi ditepis oleh Narumi.

“Saya gak butuh!” seru Narumi sebelum benar-benar pergi dari tempat itu.

Klik!

“Sejauh apa pun kamu pergi, aku pasti bisa mendapatkanmu!” Dengan seringai menyeramkan Kaisar memandang kepergian Narumi.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 03. Mencari

    Baru saja menghidupkan ponselnya, Narumi harus pergi lagi. Karena mendapatkan kabar dari rumah sakit. Sampai di rumah sakit Narumi langsung menemui Dokter yang menangani kedua orang tuanya. “Biaya 250 juta per pasien dok? Apa tak bisa mendapatkan keringanan?” tanya Narumi pada dokter tersebut. Karena waktu terus bergulir, sedangkan batas waktu yang diberikan oleh pihak rumah sakit hanya sampai jam 7 pagi nanti. Narumi mencoba minta bantuan pinjaman ke beberapa orang yang Narumi kenal. Sayangnya, mereka semua tak dapat memberikan pinjaman uang pada dirinya. Narumi juga menghubungi kakak-kakaknya tapi tidak satu pun yang dapat terhubung. Hingga Narumi merogoh salah satu saku jaketnya. Dia menemukan kartu nama milik Kaisar. Dengan kebimbangan, Narumi menekan deretan angka yang tertera di kartu nama tersebut. Narumi masih memandangi nomor yang sudah tertera di layar ponsel itu. “Apa ini benar-benar jalan keluar?” batin Narumi. Tanpa sengaja dia menekan tombol pemanggil di ponsel

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 4. Tak sama

    “Sederhana saja, menikah dengan saya. Dan menjalani pernikahan kontrak bersama saya. Bagaimana?” ucap Kaisar menjelaskan kembali syaratnya. “Tapi Uangnya bisa cair sekarang kan?” kata Narumi yang hanya ingin uang untuk pengobatan orang tuanya.Tentang hatinya Narumi tak peduli, dia tak suka dengan pria di depannya. Dia hanya fokus pada upah yang diberikan Kaisar saat dia setuju untuk menjadi istri kontraknya. “Bisa kalau kita menikah sekarang,” saut Kaisar dengan mudahnya. Tanpa tahu kondisi yang dialami Narumi sekarang. “Bisa saja kita menikah sekarang. Tapi apa tidak butuh wali?” kata Narumi masih belum bisa berterus-terang. “Nah, ngomong-ngomong wali. Bagaimana pagi ini kita menemui Wali kamu. Supaya kita cepat menikah,” tantang Kaisar. “Tapi ayah dan ibu saya sedang dirumah sakit,” jelas Narumi. Kaisar yang mendengar kalimat itu langsung menatap Narumi dengan penuh selidik. “Rumah Sakit? Rumah Sakit mana?” tanya Kaisar yang ikut cemas juga. “Rumah sakit WG. Tuan bagaimana?

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 05

    Di salah satu ruangan VIP, seorang pria paruh baya duduk dengan tatapan tajam. Pak Nusa, dengan raut wajah yang tak bisa ditebak, menatap pemuda gagah di hadapannya—Kaisar.Kaisar, seorang pria dengan wibawa dan kekuasaan besar di dunia entertainment, berdiri tegap. Ia baru saja mengungkapkan niatnya untuk menikahi Narumi, wanita yang telah meminjam uangnya untuk pengobatan. Namun, respon Pak Nusa jauh dari yang ia harapkan.“Pak Nusa, saya datang dengan niat baik. Saya ingin menikahi Narumi karena dia harus membayar hutangnya pada saya,” ucap Kaisar penuh dengan harapan. Pak Nusa menarik napas panjang, lalu menghela pelan. Matanya menatap lurus ke dalam mata Kaisar, seakan menimbang segala kemungkinan yang ada.“Kaisar, aku tahu kau pria yang baik telah menolong Narumi. Tapi ada hal yang harus kau pahami. Dalam Islam, wali nikah yang sah bagi seorang perempuan adalah ayah kandungnya. Aku hanya ayah angkatnya. Aku tidak punya hak untuk menikahkannya,” jujur Pak Nusa mengungkapkan apa

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 1. Tak percaya.

    Tono ayah dari kekasihnya Narumi pun mengambil alih mikrofon dari host di pesta ulang tahun Tryan anaknya yang ke dua puluh tahun. "Mari kita sambut tunangan Tryan, yaitu ...." Tono menjeda ucapannya dan tersenyum menatap Narumi yang berada di depan panggung, sementara dirinya berada di atas panggung bersama istri dan juga anaknya. Narumi meremas gaunnya dengan perasaan senang luar biasa, kali ini dia akan dikenalkan pada khalayak ramai di pesta ulang tahun Tryan, kekasihnya. Akhirnya penantian selama 3 tahun, mereka akan melangkah ke tahap yang lebih serius. Senyum Narumi dan juga ayah Tryan masih mengembang, lalu laki-laki paruh baya itu mengambil napas sejenak, "Marilah kita sambut tunangan anak saya, Naila Mawardi." Deg! Jantung Narumi berdetak sangat kencang saat nama yang disebut oleh Tono adalah nama sahabatnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Tono salah mengucapkan namanya? Namun, itu sangat tidak mungkin. Tono tersenyum misterius setelah memanggil nama tunangan a

    Huling Na-update : 2025-01-16

Pinakabagong kabanata

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 05

    Di salah satu ruangan VIP, seorang pria paruh baya duduk dengan tatapan tajam. Pak Nusa, dengan raut wajah yang tak bisa ditebak, menatap pemuda gagah di hadapannya—Kaisar.Kaisar, seorang pria dengan wibawa dan kekuasaan besar di dunia entertainment, berdiri tegap. Ia baru saja mengungkapkan niatnya untuk menikahi Narumi, wanita yang telah meminjam uangnya untuk pengobatan. Namun, respon Pak Nusa jauh dari yang ia harapkan.“Pak Nusa, saya datang dengan niat baik. Saya ingin menikahi Narumi karena dia harus membayar hutangnya pada saya,” ucap Kaisar penuh dengan harapan. Pak Nusa menarik napas panjang, lalu menghela pelan. Matanya menatap lurus ke dalam mata Kaisar, seakan menimbang segala kemungkinan yang ada.“Kaisar, aku tahu kau pria yang baik telah menolong Narumi. Tapi ada hal yang harus kau pahami. Dalam Islam, wali nikah yang sah bagi seorang perempuan adalah ayah kandungnya. Aku hanya ayah angkatnya. Aku tidak punya hak untuk menikahkannya,” jujur Pak Nusa mengungkapkan apa

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 4. Tak sama

    “Sederhana saja, menikah dengan saya. Dan menjalani pernikahan kontrak bersama saya. Bagaimana?” ucap Kaisar menjelaskan kembali syaratnya. “Tapi Uangnya bisa cair sekarang kan?” kata Narumi yang hanya ingin uang untuk pengobatan orang tuanya.Tentang hatinya Narumi tak peduli, dia tak suka dengan pria di depannya. Dia hanya fokus pada upah yang diberikan Kaisar saat dia setuju untuk menjadi istri kontraknya. “Bisa kalau kita menikah sekarang,” saut Kaisar dengan mudahnya. Tanpa tahu kondisi yang dialami Narumi sekarang. “Bisa saja kita menikah sekarang. Tapi apa tidak butuh wali?” kata Narumi masih belum bisa berterus-terang. “Nah, ngomong-ngomong wali. Bagaimana pagi ini kita menemui Wali kamu. Supaya kita cepat menikah,” tantang Kaisar. “Tapi ayah dan ibu saya sedang dirumah sakit,” jelas Narumi. Kaisar yang mendengar kalimat itu langsung menatap Narumi dengan penuh selidik. “Rumah Sakit? Rumah Sakit mana?” tanya Kaisar yang ikut cemas juga. “Rumah sakit WG. Tuan bagaimana?

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 03. Mencari

    Baru saja menghidupkan ponselnya, Narumi harus pergi lagi. Karena mendapatkan kabar dari rumah sakit. Sampai di rumah sakit Narumi langsung menemui Dokter yang menangani kedua orang tuanya. “Biaya 250 juta per pasien dok? Apa tak bisa mendapatkan keringanan?” tanya Narumi pada dokter tersebut. Karena waktu terus bergulir, sedangkan batas waktu yang diberikan oleh pihak rumah sakit hanya sampai jam 7 pagi nanti. Narumi mencoba minta bantuan pinjaman ke beberapa orang yang Narumi kenal. Sayangnya, mereka semua tak dapat memberikan pinjaman uang pada dirinya. Narumi juga menghubungi kakak-kakaknya tapi tidak satu pun yang dapat terhubung. Hingga Narumi merogoh salah satu saku jaketnya. Dia menemukan kartu nama milik Kaisar. Dengan kebimbangan, Narumi menekan deretan angka yang tertera di kartu nama tersebut. Narumi masih memandangi nomor yang sudah tertera di layar ponsel itu. “Apa ini benar-benar jalan keluar?” batin Narumi. Tanpa sengaja dia menekan tombol pemanggil di ponsel

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 2 . Perjanjian?

    Narumi berdiri tak bergerak saat Kaisar memintanya mendekat. Kembali Kaisar memberikan kode untuk mendekat padanya. “Mendekatlah!” ucap Kaisar. Kaisar yang hanya menggunakan celana panjang tanpa kemeja yang tadi dipakai. Membuat Narumi berdebar-debar melihat badan Kaisar yang berotot. Narumi menelan salivanya, bahkan mata Narumi langsung beralih ke arah lain selain ke arah Kaisar berada. Melihat penampilan Kaisar, membuat Narumi bertanya tentang audisi apa yang sedang dilakukan. “Sebenarnya ini audisi apa?” tanya Narumi. “Jangan pura-pura polos kamu!” sarkas Kaisar. Kaisar berjalan semakin mendekat pada Narumi. Kaisar juga mengamati setiap inci wajah wanita yang ada di depannya. Sedangkan Narumi perlahan-lahan memutus kontak mata dengan Kaisar. “Sungguh, aku tak tahu ini audisi tentang apa?” jujur Narumi, memang tidak tahu tentang hal ini. “Baiklah, aku akan memberitahumu tentang audisi apa hari ini,” jawab Kaisar dengan senyuman penuh arti. Kaisar dapat memandang jela

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   PKTA 1. Tak percaya.

    Tono ayah dari kekasihnya Narumi pun mengambil alih mikrofon dari host di pesta ulang tahun Tryan anaknya yang ke dua puluh tahun. "Mari kita sambut tunangan Tryan, yaitu ...." Tono menjeda ucapannya dan tersenyum menatap Narumi yang berada di depan panggung, sementara dirinya berada di atas panggung bersama istri dan juga anaknya. Narumi meremas gaunnya dengan perasaan senang luar biasa, kali ini dia akan dikenalkan pada khalayak ramai di pesta ulang tahun Tryan, kekasihnya. Akhirnya penantian selama 3 tahun, mereka akan melangkah ke tahap yang lebih serius. Senyum Narumi dan juga ayah Tryan masih mengembang, lalu laki-laki paruh baya itu mengambil napas sejenak, "Marilah kita sambut tunangan anak saya, Naila Mawardi." Deg! Jantung Narumi berdetak sangat kencang saat nama yang disebut oleh Tono adalah nama sahabatnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Tono salah mengucapkan namanya? Namun, itu sangat tidak mungkin. Tono tersenyum misterius setelah memanggil nama tunangan a

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status