Share

Bab 44 ( Batasan)

Author: Tri Afifah
last update Huling Na-update: 2023-11-14 20:10:39

Rangga memasuki ruangannya tanpa memperdulikan sapaan para karyawannya. Bagi sebagian karyawan yang bekerja dengannya, Rangga adalah sosok dingin yang tak dapat di gapai. Sangat tidak mungkin, menurut mereka Rangga akan mendapatkan tambatan hati.

Namun, siapa sangka bahwa tambatan hatinya ialah karyawan Rendahan Seperti Suci.

Gossip itu sudah menjadi isu paling banyak dinikmati oleh para karyawan yang suka bergosip. Tapi, bagi seorang Rangga Ramadhan, hal digosipkan para karyawan tidaklah penting baginya.

"Apa data yang kau berikan itu dapat dipertanggung jawabkan?" Rangga menatap wajah Anton yang baru saja memasuki ruangannya.

"Anda bisa sewa detektif, kalau kurang yakin dengan hal itu." Anton menampilkan senyumannya, ia terlihat begitu santai dengan pertanyaan Rangga.

"Aku mencoba mengorek informasi lewat Suci, tapi aku rasa itu tidak semudah bayanganku,"

Anton memiringkan kepalanya sedikit,mencoba memahami ucapan Rangga.

"Maksudnya, Pak?"

"Aku mencoba mengambil informasi dengan ca
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 45 ( Mahkluk Astral)

    Suci memang belum yakin, kemana dirinya akan pergi. Beberapa kali, sopirnya menanyakan tujuannya, namun Suci abai dan terus memberikan isyarat agar sang sopir terus melajukan mobilnya.Menemui Ayahnya dalam keadaan hati sedih, bukanlah pilihan yang baik. Pria paruh baya itu pasti bisa langsung mengerti hanya dengan melihat raut wajahnya."Apa aku harus memastikan…"***Jam telah menunjukkan pukul delapan Malam. Sejak tadi, Rangga mondar-mandir menunggu kedatangan Suci. Ia tidak bisa menghubungi nomor wanita itu, karena ponselnya yang tertinggal di kamar. Dalam keadaan marah seperti itu, setiap orang pasti tidak akan mengingat barang yang biasa mereka bawa.Rangga sudah mencoba untuk menghubungi nomor ponsel sang sopir, namun keadaannya sama saja. Bedanya, sang sopir ponselnya aktif, namun tidak menjawab panggilan Teleponnya.Rangga merasa kesal Sendiri, tiba-tiba saja terlintas perkataan Anton saat di kantor, bahwa sangat berbahaya jika seorang wanita dihadapkan dengan perasaan.Terle

    Huling Na-update : 2023-11-15
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 46 ( Sebuah Permintaan)

    "Keluar!"Rangga menggedor pintu kamar mandi, kesal dengan ulah Suci yang terus saja menginjak kakinya, lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan rasa sakit yang ia rasakan.”keluar atau aku dobrak, pintu ini!" ancamnya, karena Suci tak juga membuka pintu kamar mandi.Jantung Suci berdetak kencang karena rasa takut yang tiba-tiba saja muncul. Padahal, biasanya ia dapat dengan tenang menghadapi tingkah Rangga, tapi kali ini tidak. Mungkin saja, ini efek dari perlakuan semalam Rangga. Ciuman pria itu masih saja terlintas dalam pikirannya.Suci menekan dadanya, menghembuskan nafas perlahan-lahan untuk menetralisir kegugupannya.Dengan berat hati, Ia membuka pintu kamar mandi. Saat akan melangkah keluar, langkahnya tertahan begitu saja saat menatap kedua mata Rangga yang menghitam, pria itu terlihat begitu marah."Sekali lagi kau menginjak kakiku, kau akan merasakan dampaknya. Dan aku jamin, itu tidak akan bagus untukmu." "Dasar baper!" lirihnya, namun masih dapat didengar jelas oleh Ra

    Huling Na-update : 2023-11-15
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 46 ( Dalang)

    Rangga hanya bisa menatap tanpa bisa mencegah Kepergian dua orang wanita yang ia kenali, ibu dan Suci. Dua wanita itu begitu kompak dalam membuat keputusan tanpa bisa dibantah."Sudahlah, Mas. Bukankah bagus, kita bisa lebih leluasa untuk berbincang-bincang tanpa gangguan Suci." Siska terlihat memutar tubuhnya, menghadap ke arah Rangga. Wanita itu bergelayut di lengan kokoh sang pria.Dari kaca spion mobil, Suci dapat menangkap siluet tubuh Rangga yang sedang bermesraan dengan Siska di teras rumah."Sudahlah, ini keputusan yang sudah kau buat. Jadi, Ibu harap kau tahu konsekuensinya." Rahayu menepuk pundak Suci, berharap agar menantunya bisa lebih bersabar atas keputusan yang ia buat.Suci menatap wanita paruh baya yang berada di sampingnya. Wanita yang selalu mendukung sepenuhnya tentang apa yang diinginkan Suci."Terimakasih, Bu."Rahayu mengangguk mengiyakan, lalu mengelus lembut rambut wanita cantik itu."Jangan pulang sendirian, kabari ibu agar bisa menyuruh orang untuk menjemput

    Huling Na-update : 2023-11-15
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 48 ( Pulanglah, Suci!)

    Siska melihat situasi, tidak ingin ada seorang pun yang mendengar pembicaraanya. Wanita itu segera masuk ke dalam kamar, merogoh ponsel yang berada di saku celananya."Hallo,kerja bagus! Kamu telah berhasil menculik istri Rangga," ucapnya sambil tersenyum penuh kemenangan."Apa maksudmu?" ada jeda waktu. Suara diseberang sana terdengar begitu terkejut dengan pernyataan yang diberikan oleh Siska."Aku belum bertindak lebih jauh, aku juga harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa menculik menantu –""Lalu, kalau bukan dirimu, siapa yang menculik Suci?" Siska segera mematikan ponselnya. Kepalanya tiba-tiba saja terasa pusing saat mengetahui bahwa Suci diculik orang lain."Tungga!" Siska terlihat memutar tubuhnya dengan sikap layaknya seorang model yang sedang berjalan di catwalk. Sebuah pemikiran yang begitu licik terlintas di pikirannya. Bukankah ini adalah hal yang baik. Ia tidak perlu repot-repot untuk menyingkirkan Suci, karena wanita itu sudah menghilang dan sebentar lagi, dirin

    Huling Na-update : 2023-11-16
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 49 ( Aneh! )

    Rangga segera menyambar kunci mobilnya, mengendarai mobil menuju tempat yang telah dikatakan oleh Anton.Di perjalanan menuju ke lokasi tempat kemungkinan Suci berada, pikiran Rangga terus mengarah pada wanita yang telah menemani hidupnya selama beberapa hari belakangan ini.Wanita yang dulu terlihat lugu dan kekanakan itu seperti menyimpan sebuah luka yang mendalam. Walaupun Rangga masih ragu akan anak yang dikandungnya, namun , hatinya selalu berkata bahwa anak yang dikandung oleh Suci merupakan anak kandungnya. Terlebih, setelah melihat bukti bahwa sebelum kejadian malam yang terlupakan itu, Suci bertemu dengan Rahayu.Bila ditelusuri lebih jauh lagi, sebenarnya malam itu seperti sebuah insiden yang telah dirancang agar Rangga berhasil tidur bersama dengan Suci. Selain bukti CCTV, Rangga masih belum yakin, kecuali ibunya mengatakan hal yang sebenarnya. Atau lebih tepatnya, ia menampik jika Ibunya telah menjadi dalang dibalik insiden malam itu."Dimana Suci?" Rangga menatap Anton y

    Huling Na-update : 2023-11-16
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 50 ( Turun Harga)

    Rangga melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya. Ia menatap tumpukan dokumen yang kemarin belum sempat ia sentuh karena insiden penculikan istrinya.Saat tubuhnya sudah didudukkan pada kursi kebesarannya, Anton masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang dihiasi dengan senyuman."Ada apa?" tanya Rangga. tanpa mempersilahkan pria itu duduk."Ada yang ingin saya diskusikan dengan anda, Pak! Bolehkah saya duduk?"Rangga mengangguk malas, namun masih berusaha untuk bersikap tegas."Ini tentang Pabrik pembuatan Roti milik Restu."Rangga mengalihkan pandangannya. Ia menatap serius wajah Anton."Ini masih pagi, Anton. Kabar baik atau buruk?"Anton menggeleng tak ingin berspekulasi Lebih jauh tentang hal yang akan ia katakan."Perusahaan milik Restu telah memproduksi secara massal berbagai macam produk Roti kemasan dengan harga yang terjangkau. Bahkan, untuk ukuran anak TK sekali pun, bisa membeli produk mereka.""Berapa harga yang mereka lempar di pasaran?""Lima ratus rupiah, Pak!"Rang

    Huling Na-update : 2023-11-17
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 51 ( Jangan Berbohong, Lagi! )

    "Kau mencuci otak Ayah dengan mengatakan hal yang tidak-tidak!" Suci meletakkan parsel buah-buahan diatas meja. Matanya tak lepas memandang wajah Restu dengan menampilkan wajah marahnya. Restu tak ambil pusing dengan ucapan Suci. Yang ia lakukan hanya menampilkan senyum tipisnya. Restu masih belum melupakan mantan kekasihnya itu. Bagaimana reaksi biasa yang ditampilkan oleh Suci. Wajah marahnya justru terlihat begitu menggemaskan."Lalu, apa urusanmu dengan Ayah? Kenapa kau terus menemui Ayah, sedangkan hubungan antara kita sudah selesai!" Suci belum puas. Wanita itu masih saja menampilkan wajah marahnya.Merasa situasinya semakin memanas, Rahayu mendekati tubuh Suci. Ia mengelus lembut punggung sang menantu."Tenang sayang, ingatlah ini rumah sakit. Jangan sampai menambah beban pikiran Ayahmu." Rahayu mengingatkan.Suci memejamkan matanya, berharap agar perasaan kesal bercampur dengan marah akan menghilang dari dadanya yang terasa begitu sesak. Ada banyak hal yang dikatakan Restu.

    Huling Na-update : 2023-11-17
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 52 ( Tutup Pintunya! )

    Saat Rangga kembali akan mencium bibir Suci, pintu kamarnya diketuk seseorang. Rangga mengumpat dalam hati, kesal dengan ulah sang pengganggu!"Buka dulu, Mas. Siapa tahu ada hal penting." Suci mencoba untuk membuat Rangga beranjak dari tempat duduknya.Rangga hanya mampu menghela nafas berat, lalu melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu."Siska, kenapa malam-malam begini –""Aku takut mas!" Siska menghambur memeluk tubuh Rangga. Melihat hal itu, Suci bergegas untuk menguraikan pelukan Suami dan Siska. Namun, belum sempat langkah kakinya sampai, Rangga terlebih dahulu telah mengurai pelukan Siska."Jangan seperti ini, kau harus mengerti Batasan antara kita berdua.""Tapi–""Setelah kejadian Ayahmu datang, Anton telah menjebloskan pria itu ke dalam penjara. Seharusnya, tidak ada hal lain yang perlu kau takutkan!" lanjut Rangga, tidak peduli dengan ekspresi wajah terkejut Siska. Rangga telah berjanji dihadapan Suci, ia tidak ingin menyakiti hati istrinya, lagi."Tapi, perasaanku tid

    Huling Na-update : 2023-11-18

Pinakabagong kabanata

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 152 ( I Love You, My Presdir! )

    "Sepertinya, kita salah kamar."Rangga dan Joni saling tatap, lalu mengalihkan pandangannya pada Suci."Apa maksudmu, sayang?" tanya Rangga."Wanita itu, dia tidak mungkin Siska. wajahnya...sama sekali, tidak mirip dengan Siska. aku yak-""Maaf, tapi itulah Siska. wanita yang wajahnya rusak dan bertubuh kurus itu Siska." Potong Joni. Saat Suci akan mematahkan perkataan Joni, seorang dokter dan perawat datang menghampiri mereka."Siapa diantara kalian, yang bernama Rangga?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Saya, dok. " Rangga maju selangkah, agar bisa lebih dekat dengan sang dokter bertubuh gempal itu."Saya harap, kedatangan anda bisa sedikit membantu kesembuhan Siska," Mendengar nama Siska disebut, Suci kembali menolehkan kepalanya pada kaca jendela ruangan itu.Suci kembali mendekatkan wajahnya pada kaca jendela ruangan itu. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya, air matanya menetes begitu saja tanpa dapat ia cegah. Siska yang dulu terlihat begitu cantik dengan wajah yang semp

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 151 ( Menemui Mantan)

    Sandi yang telah sepenuhnya pulih dari luka yang dideritanya, telah kembali ke rumah. Lebih tepatnya, rumah yang disediakan oleh Lestari. Ia begitu menjaga keamanan mantan sahabatnya itu, dari orang-orang yang bisa saja kembali akan melukainya."Bagaimana, sudah kau urus semuanya?"Joni mengangguk mengiyakan.Lestari mendesah lega, karena semua rencana yang telah ia rancang sudah mulai menemui titik terang."Baguslah, kalau begitu tugasmu kali ini adalah mengantarkan anak menantuku ke Rumah Sakit-""Anda serius?"potong Joni. Pria itu nampak menatap wajah majikannya itu begitu serius."Maaf, apabila tindakan saya tidak sopan. tapi, terlalu berisiko jika harus kembali mempertemukan Rangga dengan mantan kekasihnya itu. saya hanya kasihan pada Suci." Lanjutnya tanpa berani memandang wajah Lestari.wanita itu sempat ingin memprotes, namun hal itu urung ia ucapkan karena paham bahwa Joni sudah mengetahui seluk beluk tentang keluarganya.Joni bukan sekedar anak buah Lestari. Namun, pria itu

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 150 ( Sedikit Rasa Iba)

    Lestari menatap wajah Suci, sebenarnya ia tidak ingin menyakiti buah hatinya itu. Tapi, sebagai seorang wanita, Lestari tidak cukup kuat untuk menahan beban pikiran saat melihat penderitaan Siska.“Maafkan, ibu sayang. Ibu kasihan melihat keadaan Siska. Dia benar-benar membutuhkan bantuan kita. Ibu tahu, kau akan kembali terluka saat suamimu menolongnya. Tapi, ibu yakin kau akan merasa kasihan jika melihat keadaannya.”Suci mengalihkan pandangannya pada suaminya. Ia ingin melihat dan mendengar, apa yang akan diucapkan oleh Rangga. Suci ingin mendengar, jawaban yang akan keluar dari bibir pria itu.Rangga yang ditatap seperti itu, mengalihkan pandangannya. Ia tidak dapat langsung memberikan jawaban atas apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya itu. Jujur saja, banyak hal yang dulu pernah ia alami bersama dengan Siska. Ia tidak menampik, bahwa kehadiran Siska dulu pernah mengisi ruang dalam hatinya.“Apa jawabanmu, mas?” Suci tidak dapat bersabar lagi. Ia tidak ingin menunggu lebih lama l

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 149 ( Permintaan Lestari)

    Rangga hanya diam menatap isi karung yang telah dibuang oleh seseorang di depan pagar rumahnya.“Apa kita laporkan ke polisi saja, mas?” tanya Suci saat melihat isi karung yang membuat perutnya bergejolak ingin muntah.“Tega sekali mereka,”“Hubungi Polisi, kita akan lihat apa yang sebenarnya mereka inginkan. Jangan-jangan ini perbuatan Anton.” Pikir Rangga dengan mata yang masih menatap tubuh anjing yang telah mati. Bukan hanya satu, melainkan tiga ekor anjing yang sudah tidak bernyawa.***Pemberitaan tentang Karung berisi anjing yang telah mati menjadi topik hangat untuk, dibicarakan diberbagai macam platform media elektronik. Keluarga Rangga kembali menjadi bulan-bulanan pembicaraan media sosial manapun. Hal itu, membuat pria itu kembali harus ekstra berhati-hati saat pergi ke suatu tempat, terutama untuk keselamatan Suci, istrinya.“Ini adalah hasil petisi tanda tangan para karyawan yang tidak menginginkan kehadiran mu, di kantor ini.” Anton membuka rapat koordinasi dengan para p

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 148 ( Kali Ini, Harus Berhasil!)

    "Apa kau mau aku pecat, hah! mengganggu saja!" ucap Rangga pada seorang wanita yang terlihat menundukkan kepalanya saat pintu kamar telah terbuka."Ma-maaf pak, tapi tadi ada mobil berhenti di depan gerbang. terus melemparkan sesuatu di dalam karung. penjaga di depan gerbang, tidak berani membukanya tanpa persetujuan anda." Jawab wanita itu.Rangga menggeleng, otaknya terasa ingin pecah. namun, ia berusaha untuk tetap tegar menghadapi kenyataan bahwa ada saja manusia yang mencoba untuk mengganggu waktunya."Baiklah, dengarkan aku baik-baik. biarkan karung itu ditempatnya, tunggu sampai aku turun ke bawah, yang terpenting. kamera pengawas sudah merekam aksi orang tersebut. mengerti?""Baik, pak. saya akan memberikan informasi ini pada para penjaga." wanita itu bergegas untuk pergi meninggalkan Rangga."Ada apa mas?" tanya Suci, saat Rangga kembali masuk.ke dalam kamar dan menutup pintu."Hanya masalah kecil, tapi mereka membesarkan semuanya."Rangga menatap tubuh Suci yang sudah terbal

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 147 ( Ada Pengganggu)

    Rangga masih belum beranjak dari tempat duduknya. pria itu terlihat kesal karena sudah mendapatkan penolakan mentah-mentah oleh Suci. wanita itu nampak lebih segar setelah keluar dari kamar mandi.Suci memang menolak berhubungan dengan Rangga. hal itu karena bagian bawah tubuhnya masih merasa sakit karena ulah Rangga saat di kantor tadi."Masih marah?" Rangga menatap dingin wanita cantik yang saat ini sedang menatapnya."Sayang..." Suci mendekat, duduk di samping pria yang masih menampilkan wajah enggannya.Rangga mendesah pasrah, ia tidak mungkin bisa terus-terusan marah pada istrinya itu."Aku kesal, tidak dapat menikmati makananku." Jawab Rangga dengan senyum liciknya."Jadi, kau pikir aku ini makanan?"Rangga tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Istrinya itu.Suci terlihat sedikit terkejut, dengan respon yang diberikan oleh suaminya itu. setelah beberapa lama tidak melihat wajah Rangga yang tertawa lepas Seperti ini, rasanya hal ini begitu menakjubkan.Suci merengkuh tubuh

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 146 ( Diiringi dengan Hujan)

    Rangga mendekatkan wajahnya pada Suci, membuat wanita itu seketika mundur dan tidak dapat berbuat apa-apa karena kepalanya telah terpojok ke kaca jendela mobil."Mas, berhenti!"Rangga menghentikan gerakannya, alisnya terangkat satu. raut wajahnya terlihat agak kesal karena ucapan Suci."Mas, tolonglah. ini di jalanan, masa mau ciuman di dalam mobil?""Tidak ada yang salah, kita adalah suami istri yang sah!" Rangga terlihat kesal, pria itu kembali memperbaiki posisi duduknya pada kursi yang diduduki."Mas, jangan marah. dengarkan aku, setelah itu... terserah dirimu mau melakukan apa pun yang mas mau."Rangga menoleh, menatap wajah sang istri dengan senyum liciknya."Aku sempat menatap sorot mata Anton yang begitu kosong. apa mungkin selama ini Anton berpura-pura saja menjadi jahat?"Rangga semakin mengerutkan keningnya . ia masih merasa aneh dengan cara berpikir Suci. bagaimana bisa, apa motifnya?Rangga menggeleng, bentuk dari tidak setujunya ucapan yang baru saja Suci ucapkan."Tapi

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 145 ( Tatapan Mata yang Kosong)

    Suci sedang bersandar pada mobil, menunggu Rangga yang sedang mengambil kunci mobilnya yang tertinggal di ruangannya.“Suci?”Mendengar namanya dipanggil, Suci sedikit terkejut. Terlebih, ia mengenali suara itu. Walaupun ragu, Suci akhirnya menoleh . Karena tidak mungkin dirinya berpura-pura tidak mendengar sapaan itu. “Anton?”Pria itu menyunggingkan senyumnya. Seperti tidak terjadi apa-apa.“Pertemuan ini terasa canggung,” ujar Anton. Langkah kakinya semakin mendekat pada tubuh Suci.Suci berdehem beberapa kali, untuk menghilangkan rasa gugupnya.“Sebenarnya…hal ini tidak perlu terjadi. Aku, masih berharap agar kau tetap jadi asisten, mas Rangga.” Anton menghentikan langkahnya, tepat dihadapan Suci.Pria itu terlihat masih tersenyum menanggapi perkataan Suci. Namun, senyumannya justru membuat wanita cantik itu terlihat tidak suka. Lebih tepatnya, rasa takut yang terlihat jelas pada wajah Suci.“Kenapa ekspresi mu seperti itu? bukankah kita teman?”“Teman?”Anton mengangguk, mengiy

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 144 ( Tidak akan Kalah! )

    Setelah puas menikmati permainan singkat yang telah Rangga lakukan, Suci segera membasuh tubuhnya di toilet ruangan Rangga. Ia tidak ingin jika bertemu dengan karyawan di kantor ini, mereka dapat mencium aroma tubuh Rangga yang masih menempel pada tubuhnya.“Sudah?” tanya Rangga yang melihat tubuh istrinya itu baru keluar dari toilet.Suci mengangguk, lalu memilih untuk duduk di Sofa.Rangga dapat melihat bagaimana lelahnya sang istri setelah mendapatkan hukuman atas kesalahannya karena main kabur dari rumah. Namun, siapa sangka jika Suci tidak menyadari hal itu. Rangga memang sengaja akan mengerjai Suci di kantor, itulah sebabnya mengapa ia memilih untuk berangkat pagi-pagi sekali.“Mas, apa hari ini kau ada rapat?”Rangga mencoba untuk mengingat.“Hari ini tidak, tapi besok jam sebelas akan ada Rapat yang membahas soal petisi tanda tangan untuk aku dikeluarkan dari kantor ini, dan di pindahkan ke kantor cabang.” Jawab Rangga, wajahnya sama sekali tidak mengisyaratkan kesedihan. Pri

DMCA.com Protection Status