Kamu begitu ngeyel dengan ucapan kami. Hanya mementingkan hatimu saja. Kalau bukan kami siapa lagi yang peduli.
Keadaan mertuaku semakin membaik. Semuanya kembali normal. Aku dan umi mengunjungi makam Dina. Setiap jumat, kami meluangkan waktu untuk ke tempat pembaringan terakhir.
Sepulang dari makam, umi mengajak mengunjungi kontrakan kang Udin. Mungkin, ia rindu dengan anak satu-satunya.
"Eni, Umi mau ke kontrakan Udin," ungkapnya dengan nada hati-hati. Raut mukanya terlihat bimbang, menjaga hatiku agar tak terluka.
"Baiklah," jawabku lembut. Mengandeng lengannya.
Tiba di depan kontrakan kang Udin
Tergoda Gadis MudaBab 22Suara tangisan terdengar di balik pintu. Tangisannya membuat hati ini teriris. Rasa kecewa, marah dan benci menjadi satu. Merasakan apa yang kurasakan. Aku menghampiri suara itu."Lala ... kamu?" Melipat kening. Menatap anak gadisku menetesakan air mata."Lala mohon ... Jangan berpisah dengan bapak!" Menekuk lututnya di depanku. Ia memohon agar kedua orang tuanya tidak bercerai."Lala ...." Kaki tak bisa melangkah lagi. Rasa sesak melihat wajah sedih anakku."Lala maafin Ibu, Nak." Kutekuk lututku dan memeluknya."Ibu sudah tidak kuat lagi, cinta bapakmu hanya untuk Rini. Hati Ibu sudah lelah, ingin mengakhiri. Biarlah Bapakmu bahagia bersama istri mudanya. Ibu ingin bahagia juga. Mendapatkan lelaki yang dapat membahagiakan Ibu. Ibu minta maaf," ungkap perasaanku."Tapi, bagaimana dengan Lala?" Ia terisak. "Lala tetap dengan Ibu, kalau kamu mau bertemu bapak,
Tergoda Gadis MudaBab 23Pov UdinAku mencari-cari pekerjaan. Sudah dua bulan, bisnis borongan bangunanku sepi. Rini sangat boros dalam mengolah keuangan. Ia gemar sekali jajan makanan di luar. Beda dengan Eni, ia selalu memasak di rumah. Makanan sehat selalu terhidang di meja makan.Makanan bergizi dan enak selalu menjadi perhatiannya. Eni tak suka jajan sembarangan.Eni telah memberi tahu Keputusannya untuk menggugat ceraiku. Sebenarnya aku tak rela, baru menyadari kalau cinta itu telah tumbuh di dalam hatiku. Umi sudah balik ke kampung, sedangkan keponakanku dirawat oleh Eni. Hati istri pertamaku memang baik. Walaupun ia membenciku tapi ikhlas merawatnya.Aku tidak percaya dengan omongan Eni, tentang hubungan Rini dan Rohim. Istri mudaku tak mungkin selingkuh dariku. Dia hanya cemburu karena aku lebih mencintai Rini dibandingkannya. Buku diary Dina aku simpan di lemari tanpa membacanya. Aku yakin
Tergoda Gadis MudaBab 24Kenyataan PahitAku kecewa, Eni masih tetap ingin bercerai, padahal hatiku senang, ia positif hamil. Bisa jadi alasanku untuk bertahan. Istriku sudah tak mau seranjang lagi denganku. Terpaksa aku tidur di sofa. Kamar Rini yang dulu, ditempati baby sister Uki.Bagun tidur aku mencium harumnya masakan Eni. Rindu sekali, sudah lama tak makan masakannya."Wangi banget, masak apa?" tanyaku dengan rambut yang acak-acakkan."Nasi goreng bebek," jawabnya sambil mengaduk-aduk makanannya."Kamu gak kerja, Kang?" tanyanya."Kerja, nanti jam setengah tujuh berangkat," ucapku."Sarapan dulu Kang, baru berangkat," ajaknya."Akang mandi dulu." Melangkahkan kaki ke kamar mandi.Eni masih sama bersikap baik dan perhatian. Ia masih mau melayaniku, tapi tidak di ranjang dan cintanya kepadaku telah pudar.Aku memperhatikan Uki yang sedang berceloteh, wajahnya mirip Rohim
Tergoda Gadis MudaBab 25Keberadaan Kang UdinSudah tiga hari, kang Udin tidak datang menjenguk Lala. Biasanya dua hari sekali akan menginap di sini. Setelah bermain dengan anak dan keponakannya, laki-laki itu akan tidur di sofa. Dan pagi hari, aku akan membuatkan sarapan untuknya. Entah mengapa? hati kecilku khawatir kepadanya. Rindu? tidak ada rasa itu di hatiku. Entah sejak kapan menghilang."Ibu, bapak kenapa gak datang?" tanya Lala sambil mengerucutkan bibirnya."Loh, kok jelek mukanya," ledekku mencubit pipinya pelan."Lala kangen bapak, tiap hari mimpiin. Kadang terlihat duduk di sofa dan wajahnya menunduk," ujarnya menirukan gerakkan di mimpinya. Matanya terlihat kangen dengannya."Kamu sudah telepon bapakmu?""Sudah, yang angkat nenek sihir. Dia ngomel-ngomel gak jelas. Katanya, Ibu ngumpetin bapak biar gak ketemu sama teh Rini," ujarnya sambil tangannya menirukan mulut Rini
Tergoda Gadis Muda Bab 26KECELAKAANSudah seminggu tak ada kabar dari suamiku. Aku pun sudah melapor ke kantor polisi setempat. Foto sudah tersebar di jaringan medsos. Berharap ada melihatnya. Tapi, nihil tak ada kabar juga."Rini, setiap hari selalu menerorku. Berpikir kalau aku'lah penyebab kepergiannya. Rasanya aku muak. Ingin menjambak dan menyumpal mulutnya dengan cabe sekilo. Perkataannya sangat menusuk setajam pisau yang baru diasah.Aku tak tega melihat dirinya, duduk di teras dengan perut yang menggunung.Mempersilahkannya masuk karena hujan semakin lebat. Suara petir yang saling sambar-menyambar."Masuk," ajakku di depan pintu.Tubuhnya yang terkena hembusan angin, membuat pakaiannya sedikit basah."Mba, aku lapar. Perutku menendang-nendang. Apa ada makanan untukku?" tanyanya menatap mataku penuh harap.Ck, kalau saja tidak hamil, akan aku maki. Dasar
Tergoda Gadis MudaBab 27Kehadiran RohimSetelah tragedi kecelakaan Rini. Umi mengalami stroke ringan, tangan kanannya tidak bisa digerakkan. Aku menatap mertuaku iba. Ia masih berusaha untuk sembuh demi cucu-cucunya.Rini dan anak dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan, akibat benturan yang sangat keras bagian kepala dan perut terhantam batu besar. Jenazah Rini dibawa pulang oleh orang tuanya.Tatapan Umi terlihat sayu dan kosong. Ku langkahkan kakiku mendekati ranjangnya."Umi minum obat dulu," ucap aku duduk dipinggir kasur. Memberikan obat sesuai anjuran dokter."Eni, apakah Udin sudah ditemukan?" tanya mertuaku dengan nada lemah."Belum, kita berdoa saja untuknya. Semoga kang Udin, segera ditemukan.""Umi, gak punya siapa-siapa lagi. Anak-anak Umi telah pergi semua. Hidup ini hanya sebatang kara," ujarnya dengan nada sedih."Umi, masih punya aku. Eni menantu Umi. Ada Lala dan U
Tergoda Gadis MudaBab 28 Tiga bulan telah berlalu, semakin hari perutku semakin membesar. Kang Udin belum juga ditemukan. Aku sudah melaporkan kehilangan pada pihak kepada pihak berwajib. Mereka belum menemukan Kang Udin. Aku selalu berdoa di dalam sujud agar Kang Udin baik-baik saja, cepat ditemukan atau kembali kepada kami. Lala sering sekali menangis menanyakan keberadaan Bapaknya.Gadis itu sangat merindukan kang Udin. Umi dan Uki masih berada di rumahku. Aku berjanji akan mengurus mereka dengan baik. Semakin hari tubuh Umi berubah semakin kurus, napasnya terputus-putus. Aku selalu menyediakan oksigen untuk mertuaku. Memudahkannya untuk bernapas. "Eni jual saja rumah Umi dan tanah di kampung untuk biaya persalinanmu dan sebagai ganti biaya pengobatan Umi," ucapnya lirih namun aku masih dapat mendengarnya. "Tidak Umi, biar semuanya Eni yang menanggung saya masih mampu bekerja." "Lihatlah, perut
Tergoda Gadis MudaBab 30 Semakin besar perutku semakin cepat lelah. Melangkah perlahan menahan bobot. Tak sengaja kakiku tergelincir ketika menaiki tangga.Rasa lelah dan beban berat membuatku tak bisa menyimbanginya. Kakiku terasa sakit sekali."Aw!""Eni, kamu gak papa?" Suara yang tak asing di telingaku. Ia adalah anak dari pemilik restoran ini."Eh, Gak papa, Pak. Terima kasih sudah menolongku," ungkapku. Tubuhku tertahan tangan kekarnya. "Kamu itu dari mana?" tanyanya dengan nada meninggi. "Saya dari toilet, Pak." Ia mendesah panjang." Di atas juga ada toilet. Kenapa tak kau gunakan. Kalau kamu jatuh bisa bahaya buatmu." "Toilet di atas rusak dan tak ada air," ungkapku."Kamu bisa panggil tukang untuk memperbaikinya. Jangan jadi alasan!" "Iya, Pak." Aku hanya menundukkan kepala tak berani menatap matanya. "Ika! Ika! S
Tergoda Gadis MudaHari pernikahan telah tiba. Lala mengenakan kebaya putih untuk melakukan akad nikah. Makeup menambah kecantikan Lala.Aura terlihat cerah, sebelum menikah Lala melakukan puasa selama tiga hari. Membaluri tubuh dengan lulur kunyit yang dipercaya mencerahkan kulit tubuh.Sedangkan, Arka memakai jas hitam. Tampan dan berwibawa. Arka memandang dirinya dari pantulan kaca."Sebentar lagi, tittle dudamu akan berganti menjadi suami orang," ucapnya pada diri sendiri..Arka tak ingin menunda lagi. Memiliki Lala seutuhnya. Mumpung masih berada di Di Indonesia. Ini adalah kesempatan emas bagi lelaki beranak satu."Papa!" sapa Rafatar ketika melihat Arka."Hei, jagoan papa. Ganteng banget," puji Arka mencium pipi gembul anaknya."Anak siapa dulu, dong!" ucapnya bangga."Kamu sudah siap?" tanya Susi mengendong anaknya."Pasti Mbak."
Tergoda Gadis MudaLala menatap Arka penuh selidik. Dari mana lelaki itu mendapatkan foto dan video tersebut. Lala hendak berdiri. Namun, Baron mencegah tubuh Lala agar duduk kembali, menenangkan diri. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sabar, Bos. Kita lihat dulu."Wajah Lala memerah, semua orang yang berada di sana tertawa. Foto Lala sejak kecil hingga masuk sekolah.Foto Lala tanpa busana sewaktu kecil. Bermain tanah dan lumpur. Wajah Lala marah saat di ambil gambarnya.Lala yang jutek dan galak sejak kecil terlihat jelas di wajah, kulitnya tropis karena ia senang bermain bola dan layangan.Lala ketika berlomba 17 Agustus merayakan ulang tahun kemerdekaan. Pakaian dan wajahnya terkena lumpur mengikuti panjat pinang.Tawa mereka masih mengema. Video Lala ketika masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMA 80, tempat Arka mengajar dan bertemu Lala.Vide
Tergoda Gadis MudaLala mendapatkan kabar kalau ibunya telah melahirkan. Berita baik ini membuat Lala semakin bahagia. Davin yang memberi informasi tersebut."Mas, ibu sudah lahiran." Lala menghampiri apartemen kekasihnya yang baru saja sampai."Alhamdulillah.""Adikku kembar. Laki-laki dan perempuan.""Apa kamu berniat untuk ke sana?" Menepuk sofa agar kekasihnya duduk."Maunya. Tapi ....""Sebentar lagi liburan musim semi. Sebulan lumayan itu. Bagaimana kalau kita pulang ke Indonesia. Aku kangen Rafatar.""Benarkah! Asik! Kita bisa ke Indonesia."Lala mempersiapkan semua kebutuhannya yang akan di bawa ke sana. Nancy mendekatinya."Kamu jadi ke Indonesia?""Tentu. Sekolah telah libur sebulan. Aku ingin bertemu adikku.""Ehm, enak sekali. Aku sendirian dong.""Kan ada Abdul. Dia bisa nemenin kam
Tergoda Gadis MudaLala hendak melayangkan tangan lentik yang selalu dirawatnya hingga putih dan bersih ke arah pipi Arka. Lelaki berkaos hitam dengan jaket coklat menahan jemari Lala dengan tangan kekarnya. Lala hendak memberontak namun, kekuatan Arka tak sebanding dengannya. "Kamu masa lupa kalau kita melakukannya." Memeringkan sedikit kepala. Menyadari semakin cantik wajah Lala."Kapan?!" Membulatkan mata tak percaya."Ehm, waktu di gudang sekolah. Iya, gudang sekolah." Arka tak berani mengatakan yang sesungguhnya. Lelaki itu telah mencuri ciuman pertama Lala."Bohong!" hardiknya."Ehm, suer." Senyum terpaksa di bibir mantan guru Lala."Kita gak melakukannya dan itu gak kena bibir. Aku masih ingat." "Eh. Kamu masih ingat kejadian itu." Menaikkan salah satu alis. Mengoda Lala gemas. "Ehm, gak juga." Menarik lengannya dari
Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past
Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu
Tergoda Gadis Muda"Bos, kalau nanti lulus mau ke mana?" tanya Rehan. Mereka sedang berada di ruang keluarga."Di atas bumi di bawah langit." Mata Lala fokus ke layar LCD."Ih, sih Bos. Kalau gak di atas bumi ya akhirat dong.""Mati dong. Emang kamu mau ke mana?""Aku mau jadi TNI membasami kejahatan," ucapnya bangga."Batman kali bukan TNI." Lala terkekeh geli. "Menjaga keamanan negara yang betul.""Iya, Ya. Malu sama Bos jadinya.""Kalian sedang apa?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar."Biasanya Pa. Ngobrol setelah lulus." Lala menimpali."Emangnya Lala mau kuliah di mana?" tanya Davin, papa tiri Lala."Ehm, ada Pa. Tapi ...." Lala menundukkan kepala takut untuk mengungkapkan. Antara tega tak tega mengatakan tujuan pendidikannya."Ke mana?" Davin menegaskan kembali pertanyaannya."Ke I-Inggris."
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka Arka bergegas pulang ke kontrakan. Lelaki itu takut kehilangan sang istri apalagi dalam keadaan hamil. "Laila, kamu kenapa?" tanyanya setiba di kontrakan.Suasana rumah kacau balau. Banyak barang-barang pecah dan berhemburan. Laila masih terdiam setelah menghubungi ponsel mamimya. Nyatanya, wanita itu tak bisa membawa Laila ke Belanda. Dengan alasan yang berbelit-belit. Hanya papi harapan satu-satunya. Ia begitu gengsi menghubungi lelaki itu. "Laila, kamu kenapa, Sayang?" "Aku lelah hidup miskin. Aku lelah makan tahu tempe all day. Aku lelah dan capek!" "Laila, tenang. Kamu lagi hamil. Kontrol emosimu." "Aku tak mau hidup miskin." "Roda akan terus berputar. Kita yang di bawah bisa saja berada di atas sewaktu- waktu. Kamu tak boleh begitu." Arka memeluk tubuh Laila. Membelai rambut sang istri dengan penuh kasih sayan
Tergoda Gadis MudaBu Sinta memilih menjual ke orang lain daripada ke bank. Sisa uangnya akan dipakai untuk umroh. Ia tinggal dengan Susi menjaga cucunya yang sering ditinggal kerja.Sedangkan Arka, memilih mengontrak. Kontrakan Arka tak begitu besar hanya sepetak saja. Jalur jalannya tidak terlalu ramai."Untuk sementara, kita tinggal di sini dulu.""Apa tidak bisa lebih besar lagi?""Nanti kalau aku sudah punya pekerjaan lebih baik. Kita baru mengontrak yang lebih besar.""Benarkah?"Arka menganggukkan kepala agar Laila merasa senang."Bagaimana dengan kuliahku? Mami dan papi tak pernah mengirim aku uang lagi.""Ehm, maaf aku juga gak bisa membayarnya. Uang kuliahmu sangat mahal."Laila kuliah di kampus swasta sedangkan, Arka universitas negeri. Harga semesternya lebih mahal Laila tiga kali lipat."Semester ini aku keluar," lirihnya.