Tergoda Gadis Muda
Bab 76Lelaki berkemeja coklat melangkah ke arah mushola, dari kejauhan melihat seorang murid terbaring di depan musholla."Astaga! Itu Lala, apa yang terjadi?"
Arka berlari menghampiri Lala. Tubuhnya seperti orang mati yang kehabisan cairan pikir Arka.
"Tolong! tolong!" teriak Arka meminta pertolongan.
Tubuh Lala hendak diangkat olehnya ke tempat yang lebih nyaman.
Mata Lala terbelalak, mendengar teriakkan Arka yang panik. "Kebakaran! Kebakaran!" teriak Lala tak kalah kencang.
Arka langsung menutup mulut Lala dengan kencang. Manarik tubuh Lala agar bangkit dan bersembunyi di belakang tembok musholla.
Dua penjaga sekolah berdiri tak jauh dari mereka. "Tadi saya denger orang minta tolong di sini terus teriak kebakaran."
"Mana kebakarannya? Gak ada orang juga. Bapak salah denger kali."
"Beneran Pak. Saya denger teriakkan minta tolong
Tergoda Gadis MudaBab 77"Wah, Bos pasti mau PMS. Makan banyak, sensi bener dan tonjolan dada menantang."Pletak!""Aduh, kok dijitak?""Anak kecil gak boleh ngomong porno.""Sorry, Bos."Lala memainkan ponselnya. Satu pesan masuk ke dalam aplikasi hijau.[Aku tunggu kamu di depan sekolah. Setelah sekolah sepi]Lala menatap nomor asing tersebut. Mengklik kontaknya. Tak ada nama yang tertera di akun tersebut. Hanya menulis kata Badboy."Siapa, sih?" Lala membalas pesan kontak asing tersebut.[Sekolah selalu rame. Malam aja juga rame. Mbak kunti, om cocong juga pengen pinter]Pengirim pesan membaca balasan Lala tertawa terbahak-bahak. Tak pernah menemukan gadis tipe Lala.[Pokoknya saya tunggu di depan gerbang sekolah setelah semua murid sepi atau rapot kamu akan kebakaran]Mata Lala membulat. Ia tahu siapa pengirim pe
Tergoda Gadis MudaBab 78"Non, kita ngapain ke sini?" tanya Toni salah satu anak buah Lala."Ngamen," cetusnya asal.Penampilan Lala sederhana. Memakai pakaian rumah dan sandal jepit"Kalau ngamen di jalan. Kenapa di sini? Duduk sambil bengong.""Ngadem. Lihat mobil lewat kali aja dibagi," ucap Lala santai. Pandangannya ke arah selatan."Dibagi apa?""Dibagi asap knalpot."Mereka tergelak, Toni anak buah Lala paling polos sebelas dua belas sama Rehan. Tapi, Lala tak mengajak Rehan ikut dengannya.Pemuda itu ditugaskan ibunya membantu di dapur membuat kue nastar keju kesukaan Lala."Non, Lala lihat apa?" tanya Bangor berdiri tak jauh dari majikannya. Mengikuti arah mata Lala."Kamu lihat anak-anak pengamen itu?" Lala tak Memperlihatkan matanya ke arah mereka agar tak tampak."Iya, terus?" Duduk di samping Lala."Kita tunggu
Tergoda Gadis MudaBab 79Sesuai janji Lala, ke lima anak itu di bawa ke rumahnya dengan menaiki mobil. Lala menatap dua anak kakak beradik saling menautkan jemari tak mau ikut masuk."Ayo, masuk! Kenapa diam saja?" bujuk Lala dengan suara pelan.Mereka ingin mengungkapkan namun, enggan. Kedua anak itu saling berpandangan."Apa kalian mau menyampaikan sesuatu?" tanya Lala dengan lembut.Toni melihat kejanggalan pada kedua bocah itu membujuk mereka untuk berbicara."Bicara saja tak usah takut. Kami akan membantu kalian. Kami bukan orang jahat. Penculik atau penjual anak-anak. Bicaralah!""Aku ingin pulang, Abang," ungkap bocah empat tahun itu menoleh ke arah bocah yang mengenggam tangannya."Adik kecil, di mana rumah kalian?" tanya Lala menyentuh kepalanya.Anak itu mengelengkan kepala. Tak tahu daerah mereka tinggal."Apa kalian ingat tempat favorite kalia
Tergoda Gadis MudaBab 80Andi dan Oki menghampiri Lala di teras.Mereka duduk di lantai begitu juga Lala. Bangor dan Toni menemani bosnya."Apa kalian sudah ingat rumah kalian?"Andi menganggukkan kepala. "Kita, sudah ingat.""Bagus, sekarang ceritakanlah!""Rumah kami berada di dekat sawah Di sana ada lapangan bola. Kami sering ke sana melihat pertandingan dan bermain layang-layang. Pasar juga tak jauh dari sana. Ibu sering belanja di sana. Tak jauh dari rumah kami ada pulau Cangkir karena zaman dulu ada cangkir besar mengapung di tengah-tengahnya.""Nama daerah tempat kalian apa?"Kedua anak itu saling berpandangan dan tertunduk. Lala menyentuh bahu Andi."Kalian tak tahu nama daerah tempat tinggal kalian?"Mereka mengelengkan kepala. Hanya ingat lingkungan tempat tinggalnya."Sudah berapa lama kalian ikut mereka?""Mereka paling lama ikut bos
Tergoda Gadis MudaSesion 2"Pulau Cangkir?" tanya Eni memastikan. "Apa pulau itu banyak perahu untuk menyeberang ke sana?" "Iya, betul." Andi mengingat hal itu. Ia selalu mengunakan perahu."Lala, ibu tahu tempat itu ada di mana." Ucapan Eni membuat Lala lega."Benarkah? Ada di mana, Bu?" "Tapi, di sana banyak desanya juga. Bagaimana cara mencari keberadaan rumah mereka?" Begitu banyak desa di sana dan lingkungan sangat padat."Tak apa,Bu. Ada kami," cetus Baron dan kawan-kawannya. Memperlihatkan gigi mereka.Menemukan hal seperti itu adalah hal yang mudah. Bangor akan mencari tahu sendiri. Teman-temannya tersebar di seluruh Indonesia."Kalian tahu tugas kalian?" pinta Lala kepada anak buahnya. Menatap dengan tajam."Siap Non!" Mengangkat tangan kanan dan menempelkan di dahi."Lakukan dan beri aku informasi!" Tegas Lala kepada mereka.&nb
Tergoda Gadis MudaBrak!Mata Lala membulat melihat Oki menangis dalam pelukan Andi. Baru saja beberapa menit meninggalkan mereka."Eh, No-non Lala." Ida melepaskan tangannya dari lengan mungil Andi.Tangannya memerah akibat cengkraman yang kuat. Pipi Oki memerah, Ida menampar bocah kecil itu dengan keras."Apa yang kalian lakukan kepada mereka?' teriak Lala lantang."Eh, me-mereka jatuh tadi. Maklum, rumah jelek." Paman Andi, Ali tergagap ketika Baron menatap tajam. Tubuh kekar Baron membuat Ali bergidik ngeri."Ali, Oki. Sini!" Mereka bangkit dan memeluk Lala."Kalian kenapa menangis?" tanya Lala.Lala yakin mereka menjawab tanpa ada dusta yang ditutupi."Bibi, mukul Oki karena jatuhin gelas." Andi menunjuk Ida."Ah, Bibi hanya becanda.""Oki, pipimu sakit?""Sakit. Kak Lala.""Baron, Toni! Beri mereka pelaj
Tergoda Gadis Muda Sesion 2"Buka! Buka pintunya!" teriak mereka menahan mobil Lala.Tatapan tajam dan wajah menyeramkan. Gambar naga dan burung elang menghiasi lengan kokoh mereka. Kulit mereka gelap dan bibir menghitam menandakan mereka adalah peroko aktif. Salah satu dari mereka menghisap benda tersebut. Gumpalan asap menyebar mengikuti arah angin. "Bos, bagaimana ini? Mereka banyak sekali." Wajah Baron panik. Baron melirik anak kecil yang memeluk tubuh Lala. Tak pantas melihat keadaan seperti ini dapat merusak mental mereka. Lima orang berbadan besar mengelilingi mobil Lala. Mengintip dari balik kaca hitam. Memastikan kalau penghuni di dalam mobil adalah orang yang dicari-cari. "Tabrak saja!"perintah Toni. "Jangan! Kita bukan pembunuh," larang Lala. "Cepat buka!" Suara gedoran terdengar dari luar mobil. "Bos, bagaimana ini?" Ba
Tergoda Gadis Muda"Kalau aku tutup mata, kalian pasti akan melakukan hal lain kepadanya." "Tidak akan. Kami tak akan menyentuhnya." Pria itu keluar mobil dan berpindah tempat duduk di samping Baron. Baron memilih mengikuti perintah mereka demi keselamatan dirinya dan Lala. Tak ada suara sedikitpun yang keluar di dalam mobil. Baron tetap waspada walaupun mata tertutup rapat. Sedangkan, tubuh Lala tak sadarkan diri. Baron mengenggam jemari Bos kecil yang terlihat dewasa dan tegas di mata para teman-temannya. Baron hanya mendengar suara deru mobil dan klakson. Tak beberapa lama kemudian mendengar para pengamen bernyayi di luar mobil. Biasanya, lampu merah menyala. Beberapa saat kemudian mobil tersebut membelok ke kiri. Baron tetap merasakan hal sekeliling. Suara ponsel dari salah satu anak buah Mr Ron di depan kemudi terdengar. Baron menajamkan pendengarannya. "Sudah kami dapatkan. Kam
Tergoda Gadis MudaHari pernikahan telah tiba. Lala mengenakan kebaya putih untuk melakukan akad nikah. Makeup menambah kecantikan Lala.Aura terlihat cerah, sebelum menikah Lala melakukan puasa selama tiga hari. Membaluri tubuh dengan lulur kunyit yang dipercaya mencerahkan kulit tubuh.Sedangkan, Arka memakai jas hitam. Tampan dan berwibawa. Arka memandang dirinya dari pantulan kaca."Sebentar lagi, tittle dudamu akan berganti menjadi suami orang," ucapnya pada diri sendiri..Arka tak ingin menunda lagi. Memiliki Lala seutuhnya. Mumpung masih berada di Di Indonesia. Ini adalah kesempatan emas bagi lelaki beranak satu."Papa!" sapa Rafatar ketika melihat Arka."Hei, jagoan papa. Ganteng banget," puji Arka mencium pipi gembul anaknya."Anak siapa dulu, dong!" ucapnya bangga."Kamu sudah siap?" tanya Susi mengendong anaknya."Pasti Mbak."
Tergoda Gadis MudaLala menatap Arka penuh selidik. Dari mana lelaki itu mendapatkan foto dan video tersebut. Lala hendak berdiri. Namun, Baron mencegah tubuh Lala agar duduk kembali, menenangkan diri. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sabar, Bos. Kita lihat dulu."Wajah Lala memerah, semua orang yang berada di sana tertawa. Foto Lala sejak kecil hingga masuk sekolah.Foto Lala tanpa busana sewaktu kecil. Bermain tanah dan lumpur. Wajah Lala marah saat di ambil gambarnya.Lala yang jutek dan galak sejak kecil terlihat jelas di wajah, kulitnya tropis karena ia senang bermain bola dan layangan.Lala ketika berlomba 17 Agustus merayakan ulang tahun kemerdekaan. Pakaian dan wajahnya terkena lumpur mengikuti panjat pinang.Tawa mereka masih mengema. Video Lala ketika masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMA 80, tempat Arka mengajar dan bertemu Lala.Vide
Tergoda Gadis MudaLala mendapatkan kabar kalau ibunya telah melahirkan. Berita baik ini membuat Lala semakin bahagia. Davin yang memberi informasi tersebut."Mas, ibu sudah lahiran." Lala menghampiri apartemen kekasihnya yang baru saja sampai."Alhamdulillah.""Adikku kembar. Laki-laki dan perempuan.""Apa kamu berniat untuk ke sana?" Menepuk sofa agar kekasihnya duduk."Maunya. Tapi ....""Sebentar lagi liburan musim semi. Sebulan lumayan itu. Bagaimana kalau kita pulang ke Indonesia. Aku kangen Rafatar.""Benarkah! Asik! Kita bisa ke Indonesia."Lala mempersiapkan semua kebutuhannya yang akan di bawa ke sana. Nancy mendekatinya."Kamu jadi ke Indonesia?""Tentu. Sekolah telah libur sebulan. Aku ingin bertemu adikku.""Ehm, enak sekali. Aku sendirian dong.""Kan ada Abdul. Dia bisa nemenin kam
Tergoda Gadis MudaLala hendak melayangkan tangan lentik yang selalu dirawatnya hingga putih dan bersih ke arah pipi Arka. Lelaki berkaos hitam dengan jaket coklat menahan jemari Lala dengan tangan kekarnya. Lala hendak memberontak namun, kekuatan Arka tak sebanding dengannya. "Kamu masa lupa kalau kita melakukannya." Memeringkan sedikit kepala. Menyadari semakin cantik wajah Lala."Kapan?!" Membulatkan mata tak percaya."Ehm, waktu di gudang sekolah. Iya, gudang sekolah." Arka tak berani mengatakan yang sesungguhnya. Lelaki itu telah mencuri ciuman pertama Lala."Bohong!" hardiknya."Ehm, suer." Senyum terpaksa di bibir mantan guru Lala."Kita gak melakukannya dan itu gak kena bibir. Aku masih ingat." "Eh. Kamu masih ingat kejadian itu." Menaikkan salah satu alis. Mengoda Lala gemas. "Ehm, gak juga." Menarik lengannya dari
Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past
Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu
Tergoda Gadis Muda"Bos, kalau nanti lulus mau ke mana?" tanya Rehan. Mereka sedang berada di ruang keluarga."Di atas bumi di bawah langit." Mata Lala fokus ke layar LCD."Ih, sih Bos. Kalau gak di atas bumi ya akhirat dong.""Mati dong. Emang kamu mau ke mana?""Aku mau jadi TNI membasami kejahatan," ucapnya bangga."Batman kali bukan TNI." Lala terkekeh geli. "Menjaga keamanan negara yang betul.""Iya, Ya. Malu sama Bos jadinya.""Kalian sedang apa?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar."Biasanya Pa. Ngobrol setelah lulus." Lala menimpali."Emangnya Lala mau kuliah di mana?" tanya Davin, papa tiri Lala."Ehm, ada Pa. Tapi ...." Lala menundukkan kepala takut untuk mengungkapkan. Antara tega tak tega mengatakan tujuan pendidikannya."Ke mana?" Davin menegaskan kembali pertanyaannya."Ke I-Inggris."
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka Arka bergegas pulang ke kontrakan. Lelaki itu takut kehilangan sang istri apalagi dalam keadaan hamil. "Laila, kamu kenapa?" tanyanya setiba di kontrakan.Suasana rumah kacau balau. Banyak barang-barang pecah dan berhemburan. Laila masih terdiam setelah menghubungi ponsel mamimya. Nyatanya, wanita itu tak bisa membawa Laila ke Belanda. Dengan alasan yang berbelit-belit. Hanya papi harapan satu-satunya. Ia begitu gengsi menghubungi lelaki itu. "Laila, kamu kenapa, Sayang?" "Aku lelah hidup miskin. Aku lelah makan tahu tempe all day. Aku lelah dan capek!" "Laila, tenang. Kamu lagi hamil. Kontrol emosimu." "Aku tak mau hidup miskin." "Roda akan terus berputar. Kita yang di bawah bisa saja berada di atas sewaktu- waktu. Kamu tak boleh begitu." Arka memeluk tubuh Laila. Membelai rambut sang istri dengan penuh kasih sayan
Tergoda Gadis MudaBu Sinta memilih menjual ke orang lain daripada ke bank. Sisa uangnya akan dipakai untuk umroh. Ia tinggal dengan Susi menjaga cucunya yang sering ditinggal kerja.Sedangkan Arka, memilih mengontrak. Kontrakan Arka tak begitu besar hanya sepetak saja. Jalur jalannya tidak terlalu ramai."Untuk sementara, kita tinggal di sini dulu.""Apa tidak bisa lebih besar lagi?""Nanti kalau aku sudah punya pekerjaan lebih baik. Kita baru mengontrak yang lebih besar.""Benarkah?"Arka menganggukkan kepala agar Laila merasa senang."Bagaimana dengan kuliahku? Mami dan papi tak pernah mengirim aku uang lagi.""Ehm, maaf aku juga gak bisa membayarnya. Uang kuliahmu sangat mahal."Laila kuliah di kampus swasta sedangkan, Arka universitas negeri. Harga semesternya lebih mahal Laila tiga kali lipat."Semester ini aku keluar," lirihnya.