Tergoda Gadis Muda
Bab 42 Ketukan pintu mengagetkan kami yang sedang berkumpul di ruang tengah. Umi sudah mengetahui masalah yang terjadi.Kang Udin bangkit dan membuka pintu perlahan. Rentenir itu kembali lagi. Dengan tiga orang bodyguard berbadan besar dan kekar.
"Kalian sudah siap angkat kaki dari rumah ini?" tanya bos rentenir dengan tangan di masukkan ke dalam saku celana.
"Maaf Pak, tolong kasih waktu kami untuk membayar utang Rini. Istri saya Rini sudah meninggal beberapa bulan lalu. Saya mohon beri kami waktu." ucap kang Udin mengiba kepada bos rentenir." Kami sudah mendapatkan uangnya akan tetapi, istri saya di rampok."
"Alasan kalian!"
"Maaf kami sudah memberi toleransi kepada kalian. Kalian harus pergi dari rumah ini."
"Bagaimana kalau 50 juta dulu Pak? Sisanya akan kami lunasi."
"Oh, tidak bisa. Rumah ini sudah ada yang nawar. Lebih baik kalian angkat kaki dari rumah in
Tergoda Gadis MudaBab 43 "Apa kabar kalian, apakah merindukanku," tanyanya dengan senyum sinis. Wajahnya terdapat luka goresan di bagian pelipis. Luka memanjang menggores wajah cantiknya. "Ri-rini, kamu masih hidup," tanya kang Udin dengan suara yang bergeta dan terkejut. Suara tawanya yang mencekam membuat Lala memeluk tubuh rampingku. Memanggil namaku lirih. "Aku masih hidup!""Bagaimana kehidupan kalian setelah aku mati." Tersenyum sinis dengan mata yang melotot. Ia melangkahkan kaki mendekati aku dan anak-anakku. "Ternyata, anakmu sudah lahir," ucapnya menyentuh kepala Titan, tatapannya menatapku sinis melihat tubuh Lala bergetar. Menghampiri kang Udin dan menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki."Ri-rini, apa yang terjadi denganmu?" tanya suamiku menatap istri kesayangannya."Mengapa kamu menjadi seperti ini dan berubah kasar." "Akang--Rini yang polos dan lugu telah mati. Ist
Tergoda Gadis MudaBab 44Aku menunggu kang Udin di depan teras kontrakan. Lelaki itu sudah pergi hampir satu jam. Aku takut telah terjadi sesuatu dengan lelaki yang dipanggil Bapak oleh Lala.Kang Udin berjalan dengan gontai. Bajunya kotor, wajahnya bernoda merah."Astaghfirullahaladzim, Kang! teriakku menutup mulut dengan kedua tangan.Mengapa keadaan suamiku seperti itu.Mendekati lelaki itu dengan perasaan khawatir. Untuk kedua kalinya, aku melihat dirinya terluka.Akang Udin masuk dengan langkah sempoyongan. Wajahnya babak belur. Plastik yang di bawa robek di bagian pinggirnya. Aku menghampiri suamiku."Akang, apa yang terjadi? Mengapa seperti ini?" tanya aku khawatir melihat kondisi kang Udin."Akang, dipukulin orang," rintihnya memegang perutnya. Noda merah menetes di hidung suamiku. Membawa masuk tubuhnya ke dalam, menyandarkan di dinding"Siapa yang mukulin Akang?" Me
Tergoda Gadis MudaBab 45Melihat tubuh Lala yang tergeletak di lantai membuat aku berlari ke arahnya. Tangan mereka kutepis dan mendorong tubuh mereka. Aku memeluk tubuh anak perempuanku."Apa yang kalian lakukan dengan anakku?" hardik aku menatap mereka."Kalian telah mengganggu anak-anakku! Tak akan aku biarkan." Menatap mereka satu persatu. Mereka tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku."Kamu perempuan, bisa apa?" ejek mereka kepadaku.Aku mencoba menyadarkan Lala. Seorang lelaki memberi aku minyak gosok. Aku menatap laki-laki itu, ia berbeda dari bodyguard yang lain.Ia juga memberi aku air minum untuk Lala.Lala sadar dari pingsannya. Dan aku memberi minum kepada anakku. Suara tangisan Titan membuatku menoleh.Perempuan yang mengendong bayiku keluar kamar dan panik. Aku menatap anak kedua dalam dekapan perempuan itu.Perempuan itu mengh
Tergoda Gadis MudaBab 46Aku tak bisa tidur, mendengar percakapan mereka. Rini akan membunuhku dan menjual anak-anakku.Tidak boleh terjadi. Aku harus menyelamatkan anak-anak. Tapi, bagaimana caranya. Kang Udin saja tak ada.Berjalan bolak-balik. Menggigit kuku tangan hingga berdarah. Tidak, aku tak akan menyerah. Mereka anak-anakku tak boleh disakiti.Menghampiri Lala dan Titan. yang sedang terbaring di atas tempat tidur. Segera menutup mata agar aku bisa berpikir jernih.---Hawa dingin terasa menusuk ke tulang. Mengerjapkan mata perlahan. Biasanya, ada alarm di ponsel. Entah ke mana ponsel milikku.Jam berapa sekarang. Aku harus salat subuh. Untung saja kamar mandi di dapur. Segera melaksanakan salat subuh.Walaupun tak ada jam dinding, aku bisa tahu dari suara ayam jantan berkokok.Aku mencoba memanggil Rini untuk meminjam mukena. Tapi, mana mungkin wanita i
Tergoda Gadis MudaBab 47Aku mengerjap mata dan menatap Rini di sampingku. Tubuhnya masih terbalut daster kekurangan bahan."Ayo bangun, ini bukan hotel!" Menarik bahuku kasar."Jangan berisik anak-anakku sedang tidur." Menatap kedua anakku."Ikut aku!" pintanya kasar."Tak mau, aku masih ngantuk," ungkapku."Ikut aku atau aku buang anakmu."Ancaman dia membuatku mengikuti keinginannya. Berjalan mengekori dari belakang..Entah ke mana wanita itu membawaku."Bersihkan semua ini dan jangan sampai ada noda sedikitpun," perintahnya.Ruang tamu, dapur sangat kotor dan berantakan. Rini dan anak buahnya berpesta semalaman. Wanita itu memang gila dan tak waras."Cepat!" Mendorong tubuhku hingga terjerembab ke lantai. "Aku bukan pembatumu!" "Kamu sekarang adalah babuku. Aku bebas melakukan apa saja. Kalau kamu tak menuruti keinginanku. Aku buang anak-anakmu
Tergoda Gadis MudaBab 48Malam semakin larut. Aku tak bisa memejamkan mata. Teringat kejadian tadi. Rini tega melukai Titan tanpa perasaan.Aku harus pergi bagaimanapun caranya.Ceklek!Dibalik pintu, berdiri pengasuh Titan. Membawa minum dalam botol dan makanan ringan."Non, Rini belum pulang. Ini kamu simpan untuk anakmu. Jangan keluar kalau malam. Mereka suka berpesta dan mabuk. Jangan sampai kamu diperkosa. Jaga anak-anakmu," pesannya."Bu, tolong kami. Aku ingin pergi dari sini," ungkapku dengan berbisik."Saya juga gak betah. Tiap hari lihat orang zina. Takut dan ngeri.""Bu, bagaimana cara saya keluar dari sini. Tolong bantu saya. Kasihan anak-anak. Rini kejam dan tak berperasaan."Wanita itu menatap kedua anakku yang sudah terlelap. Menatap iba. Aku yakin ia bisa membantuku.---Seperti malam-malam sebelumya, suara musik mengema
Tergoda Gadis MudaBab 49"Eni, bangun Nak!" Suara laki-laki berpakaian putih menatapku. Antara sadar dan tidak. Wajah laki-laki yang menjadi cinta pertamaku. "Mantu Umi bangun kamu harus sadar." Wajah Umi terbalut kerudung putih dengan mata mengembun. Hendak menyentuh namun diurungkan olehnya. "Sayang, buka matamu. Sebelum semua terlambat." Suara lembut dan bersahaja. Wajah yang selalu kurindukan. Usapan seseorang yang aku rindukan terasa menghangat. Kubuka mata perlahan. Mata ini terlalu lengket. Tak terasa di kulit namun, aku merasakan kehangatan seorang ibu.Tubuhku terasa dingin seperti sedang berendam air, suara Umi untuk kedua kali membangunkanku dan juga kedua orang tua yang telah wafat. Mereka nampak khawatir terlihat jelas di mata ini. "Eni bangun!" bentak umi membulatkan mata. Mereka mengeliling diriku yang terus menuju ke dasar yang gelap. Semakin sesak napasku dan sulit.
Tergoda Gadis MudaBab 50Baju yang diberikan gadis itu sangat pas di tubuh. Segera keluar tenda. Tanpa sengaja mendengar obrolan mereka. Segerombolan pemuda yang menolongku tadi. "Kita gak bisa diamkan wanita itu. Ceritanya terlalu mengada-ngada. Mungkin, dia orang gila atau stress. Sebaiknya, laporkan saja kepada polisi. Bisa jadi dia tahanan yang kabur." "Iya, juga. Tapi, wajahnya terlihat baik." "Alah, zaman sekarang jangan lihat tampang wajah. Belum tentu baik," ucap pemuda berambut gondrong."Terus kita harus bagaimana?" "Kita bawa dia ke kantor polisi," saran pemuda mencibirku. PMereka tak bisa dipercaya. Aku harus pergi dari sini. Mereka akan membawaku ke kantor polisi. Bisa-bisa mendekam di penjara karena ceritaku tanpa bukti. Segera melangkah ke bagian belakang tenda. Mencari jalan keluar menuju Jakarta. "Mba, mau ke mana?" panggil Putri. Tangannya mengengga
Tergoda Gadis MudaHari pernikahan telah tiba. Lala mengenakan kebaya putih untuk melakukan akad nikah. Makeup menambah kecantikan Lala.Aura terlihat cerah, sebelum menikah Lala melakukan puasa selama tiga hari. Membaluri tubuh dengan lulur kunyit yang dipercaya mencerahkan kulit tubuh.Sedangkan, Arka memakai jas hitam. Tampan dan berwibawa. Arka memandang dirinya dari pantulan kaca."Sebentar lagi, tittle dudamu akan berganti menjadi suami orang," ucapnya pada diri sendiri..Arka tak ingin menunda lagi. Memiliki Lala seutuhnya. Mumpung masih berada di Di Indonesia. Ini adalah kesempatan emas bagi lelaki beranak satu."Papa!" sapa Rafatar ketika melihat Arka."Hei, jagoan papa. Ganteng banget," puji Arka mencium pipi gembul anaknya."Anak siapa dulu, dong!" ucapnya bangga."Kamu sudah siap?" tanya Susi mengendong anaknya."Pasti Mbak."
Tergoda Gadis MudaLala menatap Arka penuh selidik. Dari mana lelaki itu mendapatkan foto dan video tersebut. Lala hendak berdiri. Namun, Baron mencegah tubuh Lala agar duduk kembali, menenangkan diri. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sabar, Bos. Kita lihat dulu."Wajah Lala memerah, semua orang yang berada di sana tertawa. Foto Lala sejak kecil hingga masuk sekolah.Foto Lala tanpa busana sewaktu kecil. Bermain tanah dan lumpur. Wajah Lala marah saat di ambil gambarnya.Lala yang jutek dan galak sejak kecil terlihat jelas di wajah, kulitnya tropis karena ia senang bermain bola dan layangan.Lala ketika berlomba 17 Agustus merayakan ulang tahun kemerdekaan. Pakaian dan wajahnya terkena lumpur mengikuti panjat pinang.Tawa mereka masih mengema. Video Lala ketika masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMA 80, tempat Arka mengajar dan bertemu Lala.Vide
Tergoda Gadis MudaLala mendapatkan kabar kalau ibunya telah melahirkan. Berita baik ini membuat Lala semakin bahagia. Davin yang memberi informasi tersebut."Mas, ibu sudah lahiran." Lala menghampiri apartemen kekasihnya yang baru saja sampai."Alhamdulillah.""Adikku kembar. Laki-laki dan perempuan.""Apa kamu berniat untuk ke sana?" Menepuk sofa agar kekasihnya duduk."Maunya. Tapi ....""Sebentar lagi liburan musim semi. Sebulan lumayan itu. Bagaimana kalau kita pulang ke Indonesia. Aku kangen Rafatar.""Benarkah! Asik! Kita bisa ke Indonesia."Lala mempersiapkan semua kebutuhannya yang akan di bawa ke sana. Nancy mendekatinya."Kamu jadi ke Indonesia?""Tentu. Sekolah telah libur sebulan. Aku ingin bertemu adikku.""Ehm, enak sekali. Aku sendirian dong.""Kan ada Abdul. Dia bisa nemenin kam
Tergoda Gadis MudaLala hendak melayangkan tangan lentik yang selalu dirawatnya hingga putih dan bersih ke arah pipi Arka. Lelaki berkaos hitam dengan jaket coklat menahan jemari Lala dengan tangan kekarnya. Lala hendak memberontak namun, kekuatan Arka tak sebanding dengannya. "Kamu masa lupa kalau kita melakukannya." Memeringkan sedikit kepala. Menyadari semakin cantik wajah Lala."Kapan?!" Membulatkan mata tak percaya."Ehm, waktu di gudang sekolah. Iya, gudang sekolah." Arka tak berani mengatakan yang sesungguhnya. Lelaki itu telah mencuri ciuman pertama Lala."Bohong!" hardiknya."Ehm, suer." Senyum terpaksa di bibir mantan guru Lala."Kita gak melakukannya dan itu gak kena bibir. Aku masih ingat." "Eh. Kamu masih ingat kejadian itu." Menaikkan salah satu alis. Mengoda Lala gemas. "Ehm, gak juga." Menarik lengannya dari
Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past
Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu
Tergoda Gadis Muda"Bos, kalau nanti lulus mau ke mana?" tanya Rehan. Mereka sedang berada di ruang keluarga."Di atas bumi di bawah langit." Mata Lala fokus ke layar LCD."Ih, sih Bos. Kalau gak di atas bumi ya akhirat dong.""Mati dong. Emang kamu mau ke mana?""Aku mau jadi TNI membasami kejahatan," ucapnya bangga."Batman kali bukan TNI." Lala terkekeh geli. "Menjaga keamanan negara yang betul.""Iya, Ya. Malu sama Bos jadinya.""Kalian sedang apa?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar."Biasanya Pa. Ngobrol setelah lulus." Lala menimpali."Emangnya Lala mau kuliah di mana?" tanya Davin, papa tiri Lala."Ehm, ada Pa. Tapi ...." Lala menundukkan kepala takut untuk mengungkapkan. Antara tega tak tega mengatakan tujuan pendidikannya."Ke mana?" Davin menegaskan kembali pertanyaannya."Ke I-Inggris."
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka Arka bergegas pulang ke kontrakan. Lelaki itu takut kehilangan sang istri apalagi dalam keadaan hamil. "Laila, kamu kenapa?" tanyanya setiba di kontrakan.Suasana rumah kacau balau. Banyak barang-barang pecah dan berhemburan. Laila masih terdiam setelah menghubungi ponsel mamimya. Nyatanya, wanita itu tak bisa membawa Laila ke Belanda. Dengan alasan yang berbelit-belit. Hanya papi harapan satu-satunya. Ia begitu gengsi menghubungi lelaki itu. "Laila, kamu kenapa, Sayang?" "Aku lelah hidup miskin. Aku lelah makan tahu tempe all day. Aku lelah dan capek!" "Laila, tenang. Kamu lagi hamil. Kontrol emosimu." "Aku tak mau hidup miskin." "Roda akan terus berputar. Kita yang di bawah bisa saja berada di atas sewaktu- waktu. Kamu tak boleh begitu." Arka memeluk tubuh Laila. Membelai rambut sang istri dengan penuh kasih sayan
Tergoda Gadis MudaBu Sinta memilih menjual ke orang lain daripada ke bank. Sisa uangnya akan dipakai untuk umroh. Ia tinggal dengan Susi menjaga cucunya yang sering ditinggal kerja.Sedangkan Arka, memilih mengontrak. Kontrakan Arka tak begitu besar hanya sepetak saja. Jalur jalannya tidak terlalu ramai."Untuk sementara, kita tinggal di sini dulu.""Apa tidak bisa lebih besar lagi?""Nanti kalau aku sudah punya pekerjaan lebih baik. Kita baru mengontrak yang lebih besar.""Benarkah?"Arka menganggukkan kepala agar Laila merasa senang."Bagaimana dengan kuliahku? Mami dan papi tak pernah mengirim aku uang lagi.""Ehm, maaf aku juga gak bisa membayarnya. Uang kuliahmu sangat mahal."Laila kuliah di kampus swasta sedangkan, Arka universitas negeri. Harga semesternya lebih mahal Laila tiga kali lipat."Semester ini aku keluar," lirihnya.