Tergoda Gadis Muda
Flashback Arka dan Laila
Arka mengantar Laila ke taman bermain. Mereka hendak pulang, tapi langit menurunkan air dan membasahi bumi dan menyegarkan udara yang panas.
"Hujan, kita neduh dulu." Air menetas membasahi kulit mereka. Arka tak membawa jas hujan.
Cuaca tadi siang sangat cerah. Arka tak meletakkan jas hujan di motor.
"Tanggung, bentar lagi sampe rumah. Tinggal belok doang."
Tinggal belok beberapa kali. Padahal, jaraknya masih jauh sekali. Laila ingin segera sampai.
Mereka pergi mengunakan motor matik milik bapak Arka. Hujan semakun lebat, petir saling bersahutan. Tubuh mereka telah basah. Laila memeluk Arka erat. Meletakkan kepala di punggung pemuda itu.
"Neduh dulu, ya?" ajak Arka untuk kedua kali. Sedikit berteriak karena hujan deras.
"Gak mau. Jalan terus!" tolak Laila tak peduli hujan sederas apapun.
Ar
Tergoda Gadis Muda Hujan di luar mulai mereda. Laila menutup tubuh dan menangis pilu. Menatap noda merah di seprai coklat polos milik Arka. Walaupun, berwarna gelap ia bisa melihat bercak dara yang masih segar. Noda yang tak amis seperti darah dalam kulit.Hatinya pilu bagaimana nasib bunga yang telah dipetik lebih awal. Kembang yang masih kuncup kini merekah karena telah terjamah. Rahim kering telah basah akibat perbuatan mereka.Cairan putih tertimbun di dalam dan berenang mencari sel telur. Mereka beramai-ramai menembus dinding. Jika, tak berhasil mereka akan mati dan keluar menjadi air kental berbau."Hiks ... hiks ... hiks ... bagaimana ini. Aku ... udah gak perawan. Hiks ... hiks." Laila terisak setelah kenikmatan sesaat itu telah tercapai.Penyesalan itu datang terlambat. Setelah berbuat baru menyadari dampak dari semuanya.Arka duduk dipinggir ranjang. Menatap ke arah lain. Ia menyesali se
Tergoda Gadis Muda "Laila, Arka. Dia ...." Suara angin berhembus kencang."Laila, kenapa? Suara elu putus-putus. Gak jelas!" Arka berteriak karena temannya yang menghilang dan muncul lagi suaranya."Sorry, gua lagi di vila. Sinyalnya ngajak gelud." "Laila kenapa? Gua gak denger." "Bukan Laila, tapi bokapnya. Ternyata, dia nikah sama sepupu gua." Suara teman Arka mulai membaik karena ia pindah posisi di tempat aman sinyal."Apa! Elu yakin kalau itu bokapnya Laila?" Arka tak mudah percaya bisa saja ini fitnah atau juga yang lainnya."Yakin, gua pernah ke temu beliau. Walaupun dari jauh, tapi gua masih ingat." Mencoba mengingat kembali wajah tampan papi Laila."Elu lihat dari jauh belum tentu itu dia. Sekarang elu di mana?" "Di tempat adenya bokap gua. Gua juga kaget banget. Pengen ngomong sama Laila, tapi takut dia shock. Jadi, telepon elu
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka"Pi, Laila mau nikah," ungkap Laila di panggilan ponselnya"Kamu mau nikah? Sama siapa?""Sama Arka, Pi. Papi tolong pulang dulu.""Arka! Kamu tahu dia anak orang miskin. Seharusnya, kamu menikahi anak teman papi yang kaya raya. Papi yakin kamu bahagia. Semua kebutuhanmu terpenuhi. Kekayaan dia tak ada habisnya.""Tapi, Pi. Laila gak bisa. Hanya mau Arka sebagai suamikum"Papi gak setuju!" Suara lelaki itu mengema di kamar tersebutOrang tua Laila tak ada yang setuju. Mereka menginginkan anaknya untuk menikahi sekelas dan selevel keluarganya bukan dari keluarga Arka."Bagaimana ini. Mereka tak setuju." Laila mencari ide agar kedua orang tuanya setuju.Hingga akhirnya Arka dan Laila nekad menemui mereka secara langsung. Wajah mereka terlihat"Saya ingin menikahi Laila dan menjadikannya sebagai istri
Tergoda Gadis MudaBu Sinta memilih menjual ke orang lain daripada ke bank. Sisa uangnya akan dipakai untuk umroh. Ia tinggal dengan Susi menjaga cucunya yang sering ditinggal kerja.Sedangkan Arka, memilih mengontrak. Kontrakan Arka tak begitu besar hanya sepetak saja. Jalur jalannya tidak terlalu ramai."Untuk sementara, kita tinggal di sini dulu.""Apa tidak bisa lebih besar lagi?""Nanti kalau aku sudah punya pekerjaan lebih baik. Kita baru mengontrak yang lebih besar.""Benarkah?"Arka menganggukkan kepala agar Laila merasa senang."Bagaimana dengan kuliahku? Mami dan papi tak pernah mengirim aku uang lagi.""Ehm, maaf aku juga gak bisa membayarnya. Uang kuliahmu sangat mahal."Laila kuliah di kampus swasta sedangkan, Arka universitas negeri. Harga semesternya lebih mahal Laila tiga kali lipat."Semester ini aku keluar," lirihnya. 
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka Arka bergegas pulang ke kontrakan. Lelaki itu takut kehilangan sang istri apalagi dalam keadaan hamil. "Laila, kamu kenapa?" tanyanya setiba di kontrakan.Suasana rumah kacau balau. Banyak barang-barang pecah dan berhemburan. Laila masih terdiam setelah menghubungi ponsel mamimya. Nyatanya, wanita itu tak bisa membawa Laila ke Belanda. Dengan alasan yang berbelit-belit. Hanya papi harapan satu-satunya. Ia begitu gengsi menghubungi lelaki itu. "Laila, kamu kenapa, Sayang?" "Aku lelah hidup miskin. Aku lelah makan tahu tempe all day. Aku lelah dan capek!" "Laila, tenang. Kamu lagi hamil. Kontrol emosimu." "Aku tak mau hidup miskin." "Roda akan terus berputar. Kita yang di bawah bisa saja berada di atas sewaktu- waktu. Kamu tak boleh begitu." Arka memeluk tubuh Laila. Membelai rambut sang istri dengan penuh kasih sayan
Tergoda Gadis Muda"Bos, kalau nanti lulus mau ke mana?" tanya Rehan. Mereka sedang berada di ruang keluarga."Di atas bumi di bawah langit." Mata Lala fokus ke layar LCD."Ih, sih Bos. Kalau gak di atas bumi ya akhirat dong.""Mati dong. Emang kamu mau ke mana?""Aku mau jadi TNI membasami kejahatan," ucapnya bangga."Batman kali bukan TNI." Lala terkekeh geli. "Menjaga keamanan negara yang betul.""Iya, Ya. Malu sama Bos jadinya.""Kalian sedang apa?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar."Biasanya Pa. Ngobrol setelah lulus." Lala menimpali."Emangnya Lala mau kuliah di mana?" tanya Davin, papa tiri Lala."Ehm, ada Pa. Tapi ...." Lala menundukkan kepala takut untuk mengungkapkan. Antara tega tak tega mengatakan tujuan pendidikannya."Ke mana?" Davin menegaskan kembali pertanyaannya."Ke I-Inggris."
Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu
Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past