Morgan membaringkan tubuh Xena di ranjang. Pria itu menindih tubuh Xena seraya melucuti dress yang dipakai Xena, dan melempar ke sembarangan arah. Bibir pria itu masih saling menaut ke bibir Xena. Bibir mereka saling membelit, melumat, dengan liar dan agresif.“Kau harus melepas ini.” Morgan membuka pengait bra Xena perlahan, dan melempar bra gadis itu ke lantai. Tampak mata Morgan menatap memuja kedua payudara sintal Xena yang semakin besar. Puting gadis itu sudah berdiri tegak seakan meminta Morgan untuk segera mencicipinya. “M-Morgan—” Xena hendak menutupi kedua payudaranya dengan kedua tangannya, namun Morgan langsung menyingkirkan tangan Xena. “Seluruh tubuhmu milikku, Xena.” Morgan mengecupi puting Xena, lalu mengisap lembut payudara gadis itu, hingga membuat tubuh Xena bergetar.“Ah!” Xena membusungkan dadanya di kala Morgan mengisap lembut putingnya.Morgan mengusap puting payudara Xena yang lain, dan memainkan puting gadis itu dengan telunjuknya. Desahan dan erangan Xena
Xena tak pernah mengira akan berada di titik ini. Titik di mana dirinya memaafkan Morgan. Beberapa bulan lalu, hidup Xena layaknya berjalan di atas bara api. Rasa sakit yang dialaminya dulu memang menyiksanya. Bohong rasanya jika Xena mengatakan dirinya mampu melewati semuanya. Xena hanya berusaha untuk tetap berdiri kuat di tengah terjangan badai besar.Sekarang, kisah hidup Xena sudah berbeda. Impiannya yang dulu dia tinggalkan di dunia mimpi, dalam hitungan detik telah berubah berada di dunia nyata. Kehadiran Bonita merupakan hadiah paling indah dan membawakan banyak keajaiban di hidupnya. Jika dulu, Xena masih kerap menangis, sekarang tangis kesedihan itu berganti menjadi haru bahagia. Pria yang dia cintai akan selamanya ada di sisinya. Setelah banyaknya masalah yang hadir di hidupnya, akhirnya semua berbuah dengan manis.“Nyonya Xena?” Seorang pengasuh seraya melangkah mendekat pada Xena yang duduk di sofa kamar. Sang pengasuh itu tengah menggendong Xena yang menangis. Xena me
“Jadi, kau memberikan kesempatan kedua untuk Morgan?”Pertanyaan yang pertama kali Zack ajukan pada Xena yang duduk di hadapannya. Pria itu menyesap wine yang baru saja diantar oleh sang pelayan. Ya, hari ini Zack memiliki janji makan siang berdua dengan Xena di kafe terdekat dengan rumah Xena.Xena tak membawa Bonita, karena Bonita tengah tidur pulas. Pun Morgan tak bisa ikut, karena ada Hemlet datang ke rumahnya. Itu kenapa Xena hanya pergi sendiri. Lagi pula, jarak kafe yang menjadi tempat di mana dirinya bertemu dengan Zack tidaklah jauh dari rumahnya.Xena tersenyum dan mengangguk. “Aku mencintai Morgan, Zack. Dia satu-satunya pria yang aku inginkan menemani hidupku. Kelak, kau pasti akan tahu bahwa pada akhirnya kita semua pasti akan menginginkan menghabiskan sisa hidup bersama dengan orang yang kita cintai.”Zack meletakan gelas berkaki tinggi di tangannya ke atas meja. “Aku belum tertarik menjalin sebuah hubungan, tapi darimu aku belajar bahwa kesempatan kedua layak untuk dibe
Kabar pernikahan Xena dan Morgan telah menyebar ke seluruh penjuru, terutama di Paris dan di Roma. Mereka berhasil menjadi trending topik. Terlebih Morgan adalah mantan suami dari putri Presiden Prancis, dan ditambah Xena adalah putri bungsu dari pengusaha ternama di Roma. Itu yang membuat kehidupan Xena dan Morgan sangat disorot oleh wartawan.Beberapa hari lalu, Xena dan Morgan sudah diwawancarai oleh para wartawan. Mereka mengkonfirmasi benar berita tentang kabar pernikahan mereka. Selain itu, Morgan pun mengakui di depan umum bahwa memiliki anak dari Xena. Bahkan tanpa ragu, pria itu mengumumkan nama panjang Bonita di hadapan publik. Nama panjang yang menghebohkan publik, karena nama perpaduan antara Morgan dan Xena. Morgan memang tak mau sama sekali menutupi tentang Bonita di hadapan publik. Teruntuk tentang Angie, para wartawan pun menanyakan Angie. Namum, Morgan hanya menjawab bahwa dia dan Angie memiliki hubungan rumit di masa lalu, tetapi sekarang hubungan rumit itu telah b
Beberapa bulan berlalu …Tangis Bonita terdengar begitu kencang di kala melihat Morgan ingin berangkat bekerja. Bayi cantik itu meraung digendongan Xena tak mau diam. Dua tangan mungilnya terulur pada Morgan berharap ayahnya itu menggendongnya. Mata dan hidung Bonita memerah, serya menatap Morgan penuh harap, meminta ayahnya untuk menggendongnya.Ya, inilah kebiasaan Bonita yang sering sekali drama jika Morgan berangkat bekerja. Terkadang bayi perempuan itu menurut, tak menangis jika Morgan berangkat bekerja, tapi jika sedang manja, maka dia akan mengamuk tak mau ditinggal.“Sayang, Daddy harus berangkat bekerja dulu. Nanti sore Daddy pulang, Nak.” Xena menimang-nimang Bonita, berusaha membujuk agar Bonita tak menangis.Namun, sayangnya Xena gagal membujuk Bonita. Bayi perempuan cantik itu menangis semakin keras. Bahkan terus meronta-ronta digendongan Xena. Bonita ingin digendong oleh ayahnya.“Come to Daddy, Little Girl.” Morgan mengambil alih Bonita yang ada digendongan Xena, dan me
Note: Karena banyak yang request, extra part jadi muncul di sini juga ya. Follow IG: abigail_kusuma95Tiga tahun berlalu … “Bonita, jangan berlari-lari. Nanti kau jatuh, Sayang.” Xena berseru sambil bertolak pinggang, menatap Bonita yang sejak tadi terus berlari. Tampak raut wajah Xena sedikit kesal, karena sudah sejak tadi Bonita bermain tapi tak juga merasa lelah.“Mommy, aku masih ingin bermain.” Bonita berlari mengelilingi taman, dengan raut wajah riang. Gadis kecil itu memegang bola kecil. Seiring berjalannya waktu, Bonita tumbuh menjadi sosok gadis yang lincah. Terkadang, Xena sampai kewalahan menghadapi Bonita yang terlalu lincah.Well, bisa jadi sifat lincah Bonita ini menurun dari Xena yang memang sejak dulu terkenal lincah. Sewaktu Xena kecil, dia selalu terkenal dengan gadis pembuat masalah. Kedua orang tuanya sekaligus kakaknya sampai dibuat sakit kepala dengan ulah Xena yang kerap kabur-kaburan sekaligus berfoya-foya.Xena mengusap-usap perutnya yang buncit. “Bonita, per
Morgan menurunkan tubuh Xena tepat di kala tiba di kamar. Pria itu menangkup kedua pipi sang istri, memberikan ciuman yang tersirat sedikit agresif. Tampak Xena sedikit kewalahan mendapatkan ciuman dari suamunya itu.Xena meremas pelan kemeja sang suami, dan mulai membalas ciuman suaminya, meski sedikit kesulitan mengimbangi ciuman liar dari suaminya itu. Ciuman yang menunjukkan jelas kerinduan yang mendalam.“Morgan.” Xena menepuk lengan kekar Morgan. “Kau membuat napasku hampir putus. Apa kau berniat membunuh istrimu yang sedang hamil, lalu kau bisa menikah lagi?” tukasnya menuduh. Morgan menyentil pelan kening Xena yang berbicara konyol. “Aku sangat merindukanmu. Seminggu tidak melihatmu membuatku tersiksa.”Bibir Xena tertekuk. “Kau bilang merindukanku, tapi tadi ponselmu saja tidak aktif. Apa kau sedang bersama dengan seorang wanita?!” serunya jengkel.Morgan tersenyum samar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar tuduhan sang istri. Sejak hamil anak kedua memang istrin
“Daddy!” Bonita berlari menghamburkan tubuhnya di kala melihat Morgan berada di ruang makan. Refleks, Morgan menggendong putri kecilnya itu, dan menghujani putri kecilnya dengan kecupan lembut penuh dengan kasih sayang mendalam.“Little girl, satu minggu tidak melihatmu, kau semakin cantik dan tinggi.” Morgan memeluk erat Bonita. Pun dia sangat merindukan putri kecilnya. Tak bertemu satu minggu, membuatnya sangatlah tersiksa. Bonita memeluk leher Morgan. “Daddy aku kesal pada Daddy. Daddy pulang lama sekali. Tadi saja Mommy menelepon tapi Daddy tidak jawab. Apa Daddy tidak merindukanku?” Bibir Bonita tertekuk kala mengatakan itu.Xena tersenyum samar melihat Bonita begitu manja pada Morgan. Ya, saat ini Xena bersama dengan suami dan putrinya berada di ruang makan. Bonita belum tahu kepulangan Morgan. Itu yang membuat gadis kecil itu bahagia dan riang di kala melihat keberadaan Morgan.Morgan menyapukan hidungnya ke hidung Bonita. “Little Girl, tentu saja Daddy merindukanmu. Daddy cep