Jawaban dari Erick Woolf sudah ditunggu oleh Ferdinand Allard sejak tadi. Kemudian pria yang sudah mulai sakit-sakitan ini pun berkata dengan terburu-buru, “Tuan Woolf, Anda yang akan mencoba obat ini untuk pertama kalinya, jika menurut Anda khasiatnya baik, maka kita akan lanjut membicarakan mengenai investasi.”Ferdinand Allard tahu kalau penyakit yang diderita oleh Erick Woolf bukan sembarangan penyakit. Tidak sembarang obat bisa digunakan untuk mengatasinya.Selain itu, meski obat mujarab itu sudah disempurnakan oleh perusahaan farmasi Allard. Namun belum ada satupun yang mencoba khasiat obat itu serta keamanannya. Apakah obat itu memiliki efek samping atau tidak.Saat ini otak Erick Woolf sudah dipenuhi keinginan untuk mendapatkan kejantanannya kembali. Sebagi laki-laki akan merasa terhina dan rendah jika tidak memiliki fungsi seksual sama sekali. Saking fokusnya, ia bahkan tidak memikirkan lagi jika obat ini gagal.Erick woolf benar-benar tidak sabar untuk meminum obat istimewa
Sekarang bukan hanya profesor Hoffman saja yang tegang, tapi semuanya. Seluruh anggota keluarga Allard juga khawatir apakah obat ini bekerja atau tidak. Jika obat ini benar-benar bekerja maka mereka semua akan menjadi kaya raya.Setelah itu Erick Woolf menghabiskan obatnya, dia pun merasakan ada aliran panas yang kuat pada dalam tubuhnya. Ia seperti baru saja meminum jahe hangat di saat musim dingin. Sekarang rasa panas itu terus saja menjalar ke bawah.Semakin lama aliran ini semain hangat dan semakin terasa saat di perut bagian bawah. Hingga akhirnya rasa hangat ini terus turun hingga ke alat kelaminnya.Keinginan Erick Woolf begitu besar. Dia benar-benar tidak sabar untuk segera merasakan apa yang dulu pernah ia nikmati. Sekarang obat itu habis dan dengan reaksi yang dialaminya sekarang, dia benar-benar senang.Perlahan, bagian bawah tubuhnya pun sedikit ada pergerakan, dan ia merasakan urat-uratnya mulai kencang. Ini benar-benar hal yang menggembirakan bagi Tuan Woolf.Saat ini Er
Sylvia yang ada di sebelah Erick pun mulai berani untuk mencium pipi laki-laki yang di sebelahnya. Saat itu Erick pun terkejut, “Jadi kau benar-benar tidak masalah dengan hal ini kan?”“Apa yang harus kupermasalahkan?” balas Sylvia kemudian tersenyum dan mengedipkan matanya kembali. “Lagipula aku sudah bukan istri dari Dominique lagi. Dia yang menceraikan aku, tandanya dia sudah tidak mau denganku bukan? Kau juga sudah memintaku dari Thiery.”“Ah ya kau benar, semua tidak masalah,” lalu Erick memperhatikan bagian sensitifnya kembali. “Kenapa masih belum bereaksi seperti yang aku inginkan ya?”Sylvia menanggapinya dengan senyum dan tenang, “Sudahlah, bukankah tadi Tuan Ferdinand Allard mengatakan kalau obat ini akan menyembuhkan penyakit lebih dulu, setelah itu memberimu kemampuan sebagai laki-laki sejati.”Saat itu Erick Woolf pun tertawa kencang, “Ha ha ya ya aku mengerti ini seperti perjalanan mendaki gunung, di perjalanan akan disuguhkan dengan keindahan alam, kemudian di tengah pe
Saat ini Erick Woolf duduk di tepi tempat tidur sambil menunduk. Ia masih juga memperhatikan bagian sensitif di tubuhnya. Sejak tadi masih belum ada perubahan sama sekali, kondisinya tetap sama hanya merasakan hawa panas di bagian itu.Saat ini Sylvia baru saja keluar dari kamar mandi dan mengganti pakaian dengan gaun tidur yang tipis dan minim. Rambut panjangnya yang cokelat dibiarkan tergerai lalu menyibakkan ke belakang menunjukkan pesonanya sambil berjalan dengan langkah yang begitu anggun ke arahnya.Melihat penampilan Sylvia yang begitu menggoda, pakaian yang minim dan menunjukkan bentuk dada yang montok membuatnya benar-benar tidak nyaman. Bagian perut bawahnya terasa begitu panas semenjak ia masih berada di rumah keluarga Allard. Namun sampai sekarang belum ada perubahan pada alat vitalnya, dan itu membuatnya sangat tersiksa.Penampilan Sylvia benar-benar menggoda, dan membuat air liur Erick menetes. Ia benar-benar tidak tahan untuk segera menyergap wanita itu. Namun bagian ba
Keluarga Woolf tidak lagi mengubris penampilan Sylvia saat itu, mereka semua terlihat begitu panik dan memikirkan keadaan Erick Woolf. Kemudian mereka semua pun bergegas untuk menyiapkan mobil.Pelayan mengambil mantel dan memberikannya pada Sylvia. Tidak mungkin bagi wanita yang cantik itu untuk mengenakan gaun tidur yang minim dan tipis itu ke rumah sakit.Malam itu Justin Warner mengemudikan mobil dengan terpaksa, mereka terus saja mengemudikan mobil di tengah malam yang sangat gelap. Kali itu ia membawa Erick Woolf ke rumah sakit pusat.Erick Woolf langsung memerintahkan pengawalnya untuk mendaftar layanan di rumah sakit, dan pengawal yang satu lagi membawanya ke ruang gawat darurat.Saat baru melangkah di ruang gawat darurat, seorang pria tampak duduk di depan komputer. Langsung saja Erick menurunkan celana dan juga pakaian dalamnya. Hal ini jelas menimbulkan kesalahpahaman dengan dokter yang bertugas.Dokter itu melotot dan memaki Erick Woolf, “Apa kau sudah gila, jika ingin ber
Erick Woolf langsung menoleh ke arah dua pengawalnya, dan ia memberikan perintah, “Segera antar aku ke rumah keluarga Allard.Bersama dengan pengawalnya, Erick Woolf pun meninggalkan rumah sakit dengan dendam yang membara. Berulang kali ia berteriak dan mengumpat di dalam mobil, “Allard awas kalian!”Begitu mereka tiba di rumah Allard sambil mengamuk, dan memerintahkan pengawalnya untuk terus menerus menggedor pintu sampai terbuka. Tak seberapa lama seorang pelayan di keluarga Allard pun menyambutnya di depan pintu. Pelayan itu terlihat kelelahan karena lama bekerja dan sekarang saat sedang tidur pun diganggu oleh gedoran pintu.“Tuan Erick Woolf, ada apa Anda datang malam-malam begini di tempat kami?”Erick Woolf yang melihat pelayan itu pun mulai menatapnya dengan penuh kemarahaan. Kemudian mendorong pelayan itu dan membentak, “Minggir kau!”Kemarahan dan penghinaan yang ada di dirinya seperti gunung berapi yang sudah lama tertidur dan kini hendak meluapkan api volcano keluar.Erick
Pada saat ini, Profesor Hoffman si ahli pengobatan pun sudah datang ke hadapan mereka dan mulai bertanya, “Tuan Allard, Tuan Woolf, apa yang terjadi?”Pria yang sudah berumur ini kelihatan begitu panik, dan napasnya tersengal-sengal karena buru-buru datang kemari.Saat melihat kedatangan pria yang rambutnya memutih itu, Erick Woolf pun semakin murka. Matanya saat ini memerah, kemudian ia pun menoleh ke arah pengawalnya dan berteriak lantang, “Pukul si bajingan ini dan jangan diberi ampun!”Profesor Hoffman terkejut mendengar perintah Erick Woolf, dan ia masih juga tidak mengerti kenapa orang yang tadinya begitu senang mendadak marah seperti ini, “Tuan Woolf, Anda telah salah paham. Aku sudah menyembuhkan penyakit Anda. Bukankah sebaiknya Anda berterima kasih padaku. Lagipula Anda sudah memberiku hadiah berupa rumah untuk aku tempati. Apa ini tidak menunjukkan kalau saya melakukan keberhasilan?”Erick Woolf pun tersenyum sinis kemudian berkata, “Cih! Akan kuberi kau rumah di neraka! Di
Nicko baru saja keluar dari kamar mandi dan rambutnya masih sedikit basah. Ia belum juga mengenakan pakaian, hanya celana pendek saja. Lalu ia pun mendekati Josephine yang sekarang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.Nicko sedikit tergoda melihat penampilan istrinya saat itu, dan tak bisa dipungkiri kalau gairahnya sedikit demi sedikit mulai muncul. Ia teringat kalau sudah beberapa hari ini mereka tidak melakukan hubungan intim karena kesibukan yang sekarang dialami oleh Nicko.Saat ini Nicko mendapati Josephine mengenakan gaun tidur yang mini dan menampakkan kulit tubuhnya yang putih. Juga mantel tidurnya yang salah satunya melorot. Nicko dapat mengintip dada istrinya yang juga putih.Sudah kebiasaan Josephine ketika berada di rumah sedang tidak ada kegiatan atau menunggu suaminya. Menonton video pendek adalah caranya untuk melupakan kebosanan.Melihat istrinya yang cantik, Nicko pun langsung mendekatinya dan merangkul Josephine sambil mengusap pundak. Namun baru saja ia mengusa