“Iparmu itu sungguh-sungguh tak bisa dikasih hati. Aku heran, kenapa kau bisa-bisanya tertarik dengan lelaki seperti itu. Apa yang hebat darinya?” tanya Damian pada Catherine yang sedang duduk termenung di depan ruang perawatan Nenek.
Mereka berdua baru saja bernapas lega setelah mengetahui kalau Sang Nenek tidak mengalami hal yang berbahaya, tak perlu mengalami fase krisis. Wanita tujuh puluh tahun itu hanya mengalami pingsan, dan perlu beristirahat.
“Untung saja Nenek tak kenapa-kenapa,” kata Catherine mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
Damian hanya tersenyum sinis, ia tak suka dengan sikap sepupunya yang mencoba menghindari pertanyaannya. Kenyataan mengejutkan yang diketahui oleh Damian ini mau tak mau harus dibahas hingga selesai.
Lelaki yang selalu mencari muka di lingkungan keluarga Windsor ini berusaha untuk mengungkap apa yang tengah dialami oleh Catherine. Ia kemb
Nicko berdiri di teras Rumah Sakit untuk mencari tempat yang tenang dan jauh dari keributan saudara istrinya. Bukan karena situasi barusan membuatnya merasa kacau, tapi karena ia ingin melakukan pekerjaan yang sempat tertunda.Ia kembali meihat ponselnya yang retak karena ulah Steve.“Hmm maafkan saya Tuan Gilbert, karena saya tak bisa menjaga pemberian terakhir Anda. Namun mengenai Josephine, Anda tak perlu khawatir, karena selamanya saya akan selalu menjaganya,” gumam Nicko kemudian menyimpan benda itu kembali.Ia berencana untuk membeli ponsel baru di toko ponsel Premier yang tak jauh dari Rumah Sakit. Ponsel itu dibutuhkannya untuk menghubungi orang-orang terdekat, dan rekan-rekan bisnisnya.Sejenak ia memeriksa tabletnya, dan mendapati email permintaan maaf dari Tuan Lynch.Dear Tuan Nicko,Maafkan saya atas perlakuan saya terhad
Gadis toko itu tersenyum pada pelanggan yang necis. Ia tak peduli akan Nicko yang memandangi punggungnya dengan heran.“Huh siapa yang peduli dengan pelanggan sepertinya, ia hanya akan membuang-buang waktuku saja,” pikirnya.“Selamat datang di toko kami Tuan, ada yang bisa kami bantu?” tanyanya ramah kepada pengunjung berpakaian rapi itu.Sementara itu, seorang pelayan toko bertubuh mungil datang mendekati Nicko dan berdehem untuk mendapatkan perhatiannya.“Selamat datang Tuan, ada yang bisa saya bantu?” tanyanya ramah.Pelayan mungil ini menunjukkan ekspresi ramah yang tak dibuat-buat. Ia sedikit embungkuk saat bicara dengan Nicko, beda dengan pelayan pertama tadi. Meskipun cara bicaranya sedikit agak kaku, sepertinya ia masih baru bekerja di Premier.“Aku ingin mencari ponsel dengan RAM 12 dan kapasitas yang tinggi,
Senyum di wajah Wendy mendadak sirna, tak ada lagi keceriaan di wajah perempuan itu. Ia sudah beberapa kali mencoba menggesek kartu kredit dari customer berpakaian necis itu. Bahkan sudah mencoba mesin EDC yang lain, tapi hasilnya sama, kartu kredit tersebut ditolak.Dengan langkah yang dibuat tergesa-gesa dan bibir yang cemberut, Wendy pun melangkah ke arah customer berpakaian rapi itu. Namun begitu ia tiba di dekat customer itu, raut wajahnya kembali berubah cerah. Ada harapan kalau lelaki itu memiliki kartu lain, atau mungkin ingin membayar dengan menggunakan uang tunai.“Maaf Tuan, saya sudah mencoba kartu Anda beberapa kali, tapi tampaknya kartu Anda tidak bisa digunakan, selalu terbaca kartu ini ditolak, apakah Anda memiliki kartu lain, atau mungkin Anda ingin membayarnya dengan tunai?” tanya Wendy ramah.Pemuda berpakaian mahal itu memicingkan mata ke arah Wendy. Sepertinya ia tidak suka dengan pernyat
“Kau benar-benar sudah gila Wendy!” keluh Jasmine kemudian mengangguk dan menangkupkan kedua tangan di depan dada ke arah Nicko.Pelayan toko yang baru saja bekerja di Premier ini tentu merasa tidak enak pada Nicko karena sikap rekan kerjanya. Ia sudah berusaha untuk mencegah rekannya melakukan tindakan berlebihan, tapi semuanya terlambat. Sementara Wendy berdiri dengan pongahnya, sambil kedua tangan berada di atas counter kasir. Kepalanya mendongak dengan penuh kebanggaan.“Itu akibat kau membela seorang pencuri. Lihat saja polisi juga akan menangkapmu,” katanya tak mau kalah.Memang saat Nicko menolak untuk dilayani oleh Wendy, perempuan berambut hitam itu menekan panic button yang ada di samping meja kasir. Tombol itu terhubung dengan kantor polisi terdekat, dan sudah jadi kesepakatan kalau tombol tersebut ditekan sebanyak satu kali maka tengah terjadi pencurian atau tindak kriminal ringan di t
Petugas Norton kembali melirik ke arah Nicko, kemudian pemuda tampan itu membuka telapak tangan di depan dadanya, dan membiarkan agar petugas Norton melanjutkan penyelidikan. Sepertinya lelaki berseragam ini tahu kemana arah pembicaraan karyawan toko yang menekan tombol panik. Kelihatannya sama seperti yang sudah-sudah. Namun, demi nama profesionalitas ia pun melakukan apa yang seharusnya dilakukan.“Maaf Nona, kalau begitu apa yang telah terjadi di sini. Mungkinkah ada tindak pidana ringan. Atau mungkin orang yang saya kenal ini melakukan pengrusakan secara tidak sengaja dan enggan untuk bertanggung jawab. Atau mungkin telah terjadi pelecehan di tempat ini baik secara verbal atau tindakan?” tanya petugas Norton kembali.“Bukan juga Tuan. Sebenarnya dia tidak mencuri apapun di toko ini, tapi kenalan Anda ini memang pencuri, dan barang curiannya disimpan olehnya.”Petugas Norton pun semakin tak men
“Ada apa ini? Kenapa Manager malah memperlakukannya dengan hormat. Kenapa juga dua petugas polisi itu tak melakukan apa-apa hanya memerisa kartu identitas dan kartu kredit yang bermasalah dan mencocokkan nama,” batin Wendy.Menurut perempuan muda ini polisi telah melakukan kesalahan jika mengatakan pemuda miskin itu adalah pemilik kartu kredit yang sah. Seseorang bisa saja memiliki nama yang sama dengan orang lain, jadi tak mungkin kartu kredit itu milik si gembel, kecuali dalam kartu kredit terdapat foto diri dari sang pemilik.“Dasar polisi bodoh. Bisa-bisanya percaya kalau dia adalah pemilik kartu kredit itu,” gumamnya mencibir.“Apa kau ingin menyampaikan sesuatu Wendy?” tanya Manajer Green menegur karyawan seniornya itu.Wendy kembali memberikan senyum terbaik dari bibir bergincu merah cabainya. Gadis ini diam-diam menyimpan perasaan pada Managernya. Lelaki ma
Gadis berambut hitam itu langsung berdiri seketika. Ia memandangi Nicko dan juga bosnya. Harga dirinya baru saja dipertaruhkan di hadapan lelaki incarannya.Kini dirinya berharap mendapat pembelaan dari Manajer Green, tapi tampaknya pria matang itu diam saja dan tak mempedulikan keadaanyya. Wendy hanya bisa cemberut dan menggerutu. Terlebih saat pria idamannya itu berbicara dengan Jasmine.“Jadi, Anda sudah tak membutuhkan kehadiran Wendy di sini lagi Tuan?” tanya Manager Green dengan hormat.“Yah, tentu aku tak membutuhkan seorang karyawan seperti dia. Kau tahu bagaimaan ia memperlakukanku barusan? Apa kau lupa ia menuduhku mencuri?” tanya Nicko sambil sebentar-sebentar memicingkan mata ke arah Wendy.Pemuda berambut cokelat itu menjelaskan apa yang terjadi pada Manager. Mulai dari sikap Wendy yang tidak ramah, dan ketus ketika ditanya hingga saat dirinya ditinggalkan lantara
Dengan berat hati Wendy membereskan semua barang-barangnya. Kemudian ia melangkah dengan kepala menunduk, tak berani untuk melihat rekan-rekannya.Kali ini pegawai semena-mena itu kehilangan muka, ia masih mendengar jelas bagaimana karyawan lain mencemoohnya. Semua yang pernah dilakukan olehnya di masa lalu terbayar hari ini. Oleh seorang pemilik toko yang baru.Saat dirinya keluar dari toko yang didominasi kaca di bagian depan, ia melirik bagaimana situasi toko yang dulu menghidupinya. Sudah terlambat untuk menyesal, tak ada lagi ampun bagi dirinya.Yang ada di pikiran perempuan ini adalah bagaimana ia harus melanjutkan hidupnya di kemudian hari. Ia berhutang banyak di toko, dan pesangonnya sekarang tinggal tiga puluh persen saja, karena harus melunasi semua.“Sial, aku benar-benar benci dengan pemilik toko yang baru itu. Kau benar-benar menghancurkan hidupku,” runtuknya.
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt