Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / 139. Pengalihan Isu

Share

139. Pengalihan Isu

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Jo, Nenek ingin kau menemuinya di hotel Windsor setelah pulang kerja," kata Edmund pada Jo dan membuat putri bungsunya terpaksa membatalkan menyuap pancake pada bibir merah mudanya.

"Untuk apa?" tanya Jo pada Ayahnya.

"Entahlah, kau datang saja!"

"Hmm," jawab Josephine sedikit malas.

Permintaan Ayahnya membuat suasana sarapan pagi ini semakin tidak enak. Semenjak tadi ia berharap agar sang Ayah membahas kebaika. Suaminya, tapi ternyata itu semua percuma.

Pria yang disebut Ayah itu sama sekali tak membahas masalah uang lima puluh jutanya, atau mengucapkan terima kasih pada menantunya. Diam-diam ia berpikir apa mungkin Ibunya belum mengembalikan uang milik Ayahnya.

"Ayah, kemarin Nicko telah mengambil kembali uang Ayah dari Tuan Bass, apa Ayah tak ingin mengucapkan sesuatu," tanya Jo.

Edmund hanya mengernyitkan dahi dan melihat kedua putrinya.

"Jo, jangan sampai terlambat untuk dat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   140. Kegugupan Daisy

    Wajah Daisy mulai sedikit pucat saat mendapati putri bungsunya menatapnya tajam. Wanita yang selalu berpenampilan wah ini sama sekali tak berani menatap sosok Jo di depannya, melainkan piring serta alat makan."Bu, apa Ibu tidak memberikannya pada Ayah?" ulang Jo.Edmund yang memang tak tahu menahu soal uangnya yang kembali pun ikut-ikutan menanyai istrinya."Daisy, apakah benar yang dikatakan oleh Jo?"Tak ingin harga dirinya runtuh. Ibu dua anak ini pun berdiri dan berkata dengan nada tinggi, bermaksud untuk menyembunyikan kegugupannya dengan kemarahan."Edmund, bukankah uangmu adalah uangku. Apa kau juga ingin ikut-ikutan tak menafkahi istrimu seperti laki-laki bodoh ini!" seru Daisy sambil menunjuk ke arah Nicko."Ibu, Ayah tak bermaksud begitu. Ayah hanya bertanya pada Ibu, apakah benar yang dikatakan oleh Jo," jawab Catherine tiba-tiba."Hei, kau kenapa jadi begini! Kenapa malah ikut-iku

  • Tentang Harga Diri   141. Permintaan Keluarga Windsor

    Sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Nicko untuk menunggu istrinya di dalam mobil saat perempuan cantik itu menemui Nyonya Besar. Beberapa kali ia menemani Jo untuk berada dalam hotel Windsor, tapi tak satupun dari keluarga bahkan karyawannya yang bersikap ramah pada Nicko.Sementara itu di dalam Board Room Hotel Windsor ....Josephine tampak duduk dengan enggan sambil dikelilingi oleh keluarga besarnya. Entah apa yang membuat mereka memanggil dirinya kemari."Kau tahu kenapa kami memanggilmu kemari Jo!" kata Nenek masih dengan gaya khasnya yang menunjukkan kalau beliau adalah wanita berkelas yang memiliki kuasa.Jo menggeleng dengan malas."Kau sekarang kan sudah bekerja dengan Richmond, apa kau tak bisa meminta bantuan pada direktur untuk memberi keringanan pinjaman?" tanya Nenek."Maaf Nek, kalau soal itu aku tak bisa ikut campur," kata Josephine penuh harap agar keluarganya mengerti."Ka

  • Tentang Harga Diri   142. Group Chat

    "Hei teman-teman, coba lihat apa yang kutemukan," Seseorang dengan nama Brenda Walsh menuliskan pesan setelah jam makan malam tadi, saat mayoritas anggota grup tengah stand by karena tak ada kegiatan lain.Tentu saja apa yang dituliskan Brenda mengundang rasa penasaran anggota yang lain. Semua mendesak Brenda untuk segera menceritakan berita temuannya pada mereka.Sejak dulu, Brenda memang dikenal sebagai tukang gosip di sekolah. Entah darimana ia bisa mendapatkan berita yang sebenarnya sifatnya rahasia atau bukan konsumsi anak remaja.Brenda dengan mudah bisa menemukan berita tentang siswa yang membeli produk fashion dengan diskon besar-besaran. Atau tentang orang tua salah satu siswa yang dipecat, perselingkuhan orang tua dll. Berita miring itu tak hanya berkutat tentang siswa, guru pun tak luput dari sasarannya.Sebuah foto tentang Josephine yang tengah dicium keningnya oleh Nicko pun muncul dalam grup chat itu. Di foto itu juga

  • Tentang Harga Diri   143. Rencana Nicko

    Nicko masih bersandar pada sandaran kasurnya. Tangan kirinya mengusap rambut sang istri lembut, sementara tangan kanannya memegang ponselnya sendiri."Raymond, tolong cari tahu tentang salah satu direktur di anak perusahaan kita, namanya Kevin Stoner. Kirim file tentangnya di emailku besok!" tulis Nicko pada waki direktur Richmond.Pria itu kemudian menghubungi Kyle Brenan asisten ayahnya. Ia meminta untuk menggunakan mobil Rolls Royce untuk acara reuni bersama istrinya."Tolong antarkan mobil itu di hotel Emerald ya!" pinta Nicko."Kenapa tidak diantar ke tempat Anda saja Tuan Muda?" tanya Kyle yang saat itu memang belum tertidur."Tidak, keluarga istriku tak perlu tahu kalau aku memilikinya. Katakan saja kalau kau pemilik mobil itu dan bermaksud meminjamiku sementara waktu sebagai ucapan terima kasih karena telah membantumu memperbaiki sistem aplikasi di perusahaanmu!" kata Nicko."Baik Tuan Muda."

  • Tentang Harga Diri   144. Ini Baru Awal

    "Jo, ada yang mencarimu!" seru Nicko dari pintu depan.Josephine yang sedang menegak teh pagi harinya pun mengangkat bahu. Ia tak tahu siapa yang mencarinya hingga ke rumah.Kuat dugaannya kalau yang datang kali ini bukanlah Adrian ataupun Nate. Ia mengetahuinya dari nada suara sang suami yang tidak ada nada kesal atau mengejek sama sekali.Dengan langkah santai, Jo pun melangkah ke pintu depan.Perempuan berambut pirang itu tampak mengernyitkan dahi saat mendapati suaminya sedang duduk bersama seorang laki-laki yang sepertinya seorang pengantar barang."Apa dia mencariku?" tanya Josephine langsung duduk di samping suaminya."Yah, dia ingin mengirimkan ini, dan membutuhkan tanda tanganmu kalau kau sudah menerimanya," kata Nicko sambil menyodorkan sebuah amplop pada istrinya."Ini apa?" tanya Jo pada laki-laki pengantar barang."Saya tidak tahu Nyonya, tugas saya hanya mengantarkan

  • Tentang Harga Diri   145. Tamu Istimewa

    Suasana yang berbeda terjadi di kediaman keluarga Blanc. Kali ini mereka tengah mengadakan acara jamuan di rumah mewah mereka.Armando yang terkadang masih suka merasakan nyeri akibat benturan pada tulang ekornya pun berjalan perlahan. Ia mendekati salah satu pelayan yang tengah bekerja."Ada acara apa ini?" tanya Armando yang memperhatikan kesibukan di ruang keluarganya."Tuan Roberto memerintahkan kami untuk mengadakan jamuan karena akan ada seseorang yang datang," kata pelayan itu."Seseorang, siapa?"Pelayan yang tengah menata alat makan pun hanya mengangkat bahu kemudian undur diri. Pelayan itu juga mengatakan kalau ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang akan datang."Apakah ada tamu besar yang akan datang ya? Kalau iya kenapa aku tidak diberi tahu?" pikir Armando.Pria bertubuh kekar itu pun segera mencari sosok Ayahnya dan meminta penjelasan. Berdasarkan yang sudah-sudah, jamuan sep

  • Tentang Harga Diri   146. Kehadiran Sepupu

    Bibir Armando terasa kelu saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang Ayah. Pria bertubuh kekar ini bahkan mencubit pahanya sendiri karena tak menyangka akan mendapatkan kejutan tidak menyenangkan di tengah hari."Ayah, apa aku tidak salah dengar?" katanya mencoba berharap jika Ayahnya tidak salah bicara.Namun Roberto hanya melirik ke arah Raina kemudian putra semata wayangnya. Laki-laki yang biasanya angkuh ini mendadak terlihat sangat kecil."Raina memiliki latar belakang pendidikan tehnik pertambangan. Ditambah lagi ia memiliki jabatan sebagai kepala cabang di salah satu perusahaan minyak di Timur Tengah. Apa ada alasan bagi Ayah untuk tidak meminta Raina melakukannya?"Perempuan berambut panjang yang mendengar pernyataan Pamannya itu hanya tertunduk malu. Kemudian bibirnya yang tebal tersenyum."Paman, kurasa Paman terlalu berlebihan dalam memujiku. Aku belajar ini semua darimu. Apa Paman tidak ingat kalau Pamanla

  • Tentang Harga Diri   147. Kejutan Apa Lagi?

    Josephine berdiri di depan cermin sambil mengamati bayangan dirinya yang mengenakan gaun baru sepanjang lutut. Kulitnya yang putih tampak sempurna mengenakan gaun berwarna peach dengan kerah sabrina yang memamerkan pundaknya. "Bagaimana menurutmu, Sayang?" tanya Jo pada suaminya yang kali ini sudah berpakaian rapi. Penampilan Nicko tampak berbeda dengan biasanya. Josephine membelikannya satu set pakaian formal dari J Couture. Celana Chinos cokelat tanah dengan kemeja lengan pendek dilengkapi dengan jas hitam membuat pemuda ini terlihat semakin tampan. "Kau selalu cantik mengenakan apapun, Sayang," puji Nicko yang terlihat senang karena bisa menyenangkan istrinya secara diam-diam. "Kita berangkat sekarang?" ajak Nicko sambil menekuk lengannya membentuk sudut sembilan puluh derajat. Jo pun segera melingkarkan tangannya pada lengan suaminya dan bersama menuju Restoran Cantaloupe tempat acara reuni berlangsung. Saat kedua pasan

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status