TEMEN TAPI DEMEN 24 A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Menyadari kesalahan setelah membuatnya sakit bahkan menangis pasti akan meninggalkan rasa penyesalan yang teramat dalam. Terjebak oleh opini diri sendiri tanpa mau berusaha mendengar dari pihak lain memang menyiksa.
Akan tetapi, tidak seharusnya mengucapkan kata yang membuat rasa sakitnya bertambah menjadi.
Semarah apa pun janganlah sampai mengucapkan kata yang tidak sesuai dengan hatimu.
Soni masih terguguk dengan kenyataan bahwa dirinya-lah yang telah melukai Shasa, bukan dia yang terluka.
"Shasa, Pak ... aku tadi mengirim pesan yang mungkin melukai hatinya. Rasanya tadi aku belum bisa mendamaikan hatiku sendiri. Setelah mengetahui kalau dia tidak senga
TEMEN TAPI DEMEN 24 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDalam hati Soni bersyukur selalu bisa melewati lagi rintangan yang menghadang. Meski harus tertatih dan tertawan rasa amarah, tetapi pada akhirnya ia bisa melawannya."Aku udah gak marah, Sha ...." jawab Soni sembari memegang jemarinya. Hingga membuat lengan Shasa bersentuhan dengan baju. Dan meninggalkan rasa perih."Aw ...!" Shasa merintih perih."Kenapa? Kena ya lukanya? Maaf ...."Soni melepaskan jemari yang terkuka lalu mengganti dengan jemari lain. Sepasang mata yang berhasil menghipnotis akalnya, ia tatap dengan penuh kasih."Sebagai permintaan maaf karena udah buat kamu nangis, nanti malam kita buat api unggun sama jagung bakar gimana? Mau kan? Sambil menikmati malam Minggu. Kencannya gak usah jauh-jauh. Cukup di rumah aja yang aman. Mau ka
TEMEN TAPI DEMEN 25 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Dalam setiap hubungan akan selalu menginginkan waktu berdua untuk pasangan. Baik untuk melepas rindu, atau pun hanya sekedar ingin memandang wajah sang kekasih. Menciptakan suasan romantis dengan segenap perasaan yang tercipta dari hati seorang puitis.Shasa ingin memiliki semua itu. Akan tetapi harus merelakan karena kemauan sang ibu yang ingin mengumpulkan keluarga. Memang benar, keluarga mereka jarang berkumpul karena kesibukan dan juga ketidaksempurnaan salah satu anggota keluarga.Ia menyadari, sekarang semua keluarga sedang berada di tingkat sempurna. Wajar kalau sang ibu ingin berkumpul bersama dalam acara kencan anak gadisnya. Sekaligus bisa buat antisipasi mereka tidak melakukan hal-hal yang diinginkan.Sang ibu m
TEMEN TAPI DEMEN 25 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraShasa memperhatikan Soni yang mulai sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba terdengar suara lagu yang sangat dikenalnya. Lagu ini masuk dalam favoritnya."Cek ... cek! Ehem ... malam ini aku ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk wanita yang selama ini menemani dalam berbagai keadaan. Baik saat masih temenan, hingga sekarang saling demenan," ujar Soni sambil menatap ke arah Shasa.Seulas senyum tipis tersungging di wajah manisnya. Tatapan Soni yang tepat ke arahnya membuat debar jantung semakin jumpalitan. Para orang tua pun menatapnya dengan senyum-senyum tak jelas.Hati mulai berdesir hebat tatkala Soni membuka mulutnya. Mencoba mengeluarkan suara nyanyian hatinya. Sementara satu tangannya bersembunyi di balik punggung.🎶Serapuh kelopak sang mawar
TEMEN TAPI DEMEN 26 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Memberikan seserahan memang haruslah sesuai dengan kemampuan sang pria. Apabila sang pria memberikan semua keinginan, berarti dia orang mampu. Akan tetapi, jika tidak sesuai, dan harus menikah dengan sangat sederhana janganlah berkecil hati. Karena tolak ukur bahagianya sebuah pernikahan bukan dari banyaknya seserahan dan mahar. Melainkan dari tanggung jawabnya memberikan kehidupan dan menuntun di jalan kebenaran.Setelah acara malam itu, Soni lebih sering memikirkan apa saja yang disukai oleh Shasa. Baik dari warna dan model baju yang ia suka. Akan tetapi, melihat kepribadiannya, ia lebih menyukai pakaian yang tidak terlalu ribet. Bahkan selama mengenalnya ia jarang sekali memakai perhiasan. Baru sekarang ini ia terlihat begitu menyukai memakai gelang pemberian dari ib
TEMEN TAPI DEMEN 26 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBegitu pun dengan Soni. Ia yang seharian rebahan karena pekerjaan yang baru saja usai menjadi tersenyum menatap ponselnya. Pesan dari temen sekaligus calon manten membuat senyumnya kian tertarik. Ia membalas dengan cepat pesannya supaya tidak menunggu.Soni[ Siang juga, Sayang ... lagi santai aja sih, kenapa? Mau ketemu? ]Belum semenit sudah datang pesan balasan.Shasa[ Iya, pengen ketemu. Eh, maksudnya Ayah yang mau ketemu, bukan aku. ]Halah. Soni tertawa bercampur kesal membaca pesan Shasa yang sok polos. Tinggal nulis pengen ketemu saja gengsi, pakai alibi ayahnya segala untuk berpura-pura. Soni pun mulai berpikir untuk sekalian mengerjai Shasa.Soni[ Ya udah kalau bukan kamu yang pengen ketemu. Lebi
TEMEN TAPI DEMEN 27 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Pesan yang begitu mendadak dan terburu-buru akan selalu menimbulkan banyak persepsi. Baik itu pesan untuk kebaikan atau pun yang lainnya. Apalagi ini menyangkut keputusan hidup. Pasti membutuhkan waktu yang lama untuk berpikir. Lah ini, menikahnya saja masih tiga bulan lagi, tetapi harus mendaftar sekarang. Bukankah itu aneh?Shasa masih belum mengerti maksud apa yang tersirat dari pesan sang ayah. Kepalanya belum mencerna dengan baik. Memang benar, kalau niat baik itu haruslah disegerakan. Jujur ia pun menginginkan hal tersebut. Jika sudah menjadi pasangan sah, bukankah bisa melindungi pasangan setiap waktu dengan banyak cara. Baik cara romantis maupun dramatis.Soni menatap Shasa yang t
TEMEN TAPI DEMEN 27 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDi tempat lain, Soni masih memandang langit malam yang berhiaskan ribuan bintang. Menatap kilauan cahaya mereka yang tak terhitung dari bawah membuatnya berpikir keras bahwa kehidupan bisa terlihat indah dari sisi luar. Bintang-bintang itu berhasil menyembunyikan segala rupa dan wujudnya dengan baik. Agar bisa selalu terlihat cantik dari bawah. Untuk memberikan segala keindahan semesta.Mungkin, dalam pernikahan juga begitu. Sebisa mungkin menutupi semua perbedaan yang ada dari dalam agar terlihat harmonis dari luar. Membuat semua orang tersenyum melihatnya adalah kebahagiaan tersendiri. Soni yakin akan selalu ada perbedaan karena menyatukan dua kepala dua pikiran.Setelah selesai menyiapkan semua keperluan syarat pendaftaran, Soni memilih duduk santai di teras depan. Menikmati suasana malam yang
TEMEN TAPI DEMEN 27 COleh: Kenong Auliya ZhafiraLima belas menit perjalanan dengan kecepatan sedang, akhirnya Soni sampai di rumah Shasa. Sepi. Mungkin mereka sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing di dalam sana. Soni memarkir motor di bawah pohon mangga, biar tidak kepanasan. Begitu juga dengan motor Bapak.Berjalan beriringan dengan tujuan yang sama seakan terasa cepat sampai. Ibu terlihat antusias mengetuk pintu hingga tiga kali. Mungkin ia sudah tidak sabar untuk shoping bersama calon mantu.Tok ... tok ... tok.Lima menit menunggu belum ada tanda-tanda pintu terbuka. Ibu memutuskan mengetuk pintu kembali, namun baru saja mengangkat tangannya, tiba-tiba pintu terbuka.Dan ternyata Tante Weni."Mbak Niar? Kok mau datang gak bilang-bilang?" Tante Weni bertanya dengan mata yang
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode EOleh: Kenong Auliya ZhafiraSatu bulan berlalu kehidupan mereka semakin mesra. Dan juga sibuk, untuk Soni. Karena mereka masih numpang, Soni mengusulkan seminggu nginep di rumahnya, dan sebaliknya.Jika Soni sibuk sampai larut malam, maka Shasa akan memilih pulang ke rumahnya. Meninggalkan Ibu Niar dengan Kayla saja.Sejak bekerja sama dengan besan, jasa tarub mereka semakin besar dan lengkap. Bahkan sudah terkenal di berbagai desa. Hasan pun mulai terampil berkat ajaran dari Hadi.Hanya Shasa yang sering merajuk jika Soni selalu pulang malam. Ia merasa menjadi yang nomor dua. Padahal dulu saat masih temenan, tidak pernah merajuk jika Soni tidak punya waktu.Akan tetapi, sekarang bawaannya selalu gelisah jika Soni pulang malam. Shasa akan memasang wajah cemberut. Hidupnya mula
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni menghentikan laju motornya sejenak di tengah perjalanan. Getar ponsel dalam saku celana memaksanya menepikan motor.Shasa diam memperhatikan gerak jari Soni membuka ponselnya.Bapak[ Semua sudah oke. Kamu bisa ke sini. ]Senyum tipis tercetak di pipinya. Membuat Shasa bertanya pesan dari siapa hingga sesenang itu.Soni membalas pesan dengan cepat.Soni[ Oke. Lagi di jalan. ]Kemudian memasukkan ponsel kembali ke saku."Lanjut lagi," ucap Soni sembari melajukan roda duanya.Sikap Soni yang tertutup membuat Shasa kecewa. Biasanya kalau ada pesan, ia selalu cerita. Namun sekarang ...."Pesan dari siapa, Sayang? Kok, kamu senyum
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode COleh: Kenong Auliya ZhafiraRey langsung menambah sentuhan akhir dari kejutan ini dengan memasang lampu warna-warni dan beberapa bunga palsu dan asli di samping kanan kiri tarub. Kemungkinan bunga mawar putih dan merah adalah bunga kesukaan Shasa.Hadi juga tak lupa membuat meja layaknya prasmanan dengan hiasan kain penutup yang disesuaikan, yakni putih dan gold.Untuk kursinya, Hadi sengaja memilihkan yang paling bagus. Tentunya kursi plastik yang dihias oleh kain penutup dengan tambahan pita bewarna merah muda. Pun dengan meja yang berbentuk bundar tak kalah cantik.Hasan benar-benar terpesona oleh keahlian milik Hadi. Jasa tarubnya ternyata lumayan lengkap. Hanya belum merambah ke dekorasi dan sound system. Andai saja semua itu lengkap, pasti biaya untuk pernikahan bisa ditaksir puluhan juta ha
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerkumpul dengan keluarga akan selalu membuat waktu berjalan cepat. Tak terasa jarum jam sudah menunjuk angka sembilan malam. Raga pun sudah ingin diistirahatkan dari rasa lelah."Ya udah. Sekarang kita tidur ya? Udah malem," titah sang ayah.Mereka beranjak dan berjalan menuju kamar masing-masing. Shasa menatap sang ibu yang selalu bergelayut manja jika akan masuk ke kamar. Membuatnya merasa iri.Jangankan gandengan tangan, jalan aja kayak kereta. Depan belakang.Akan tetapi semua itu terganti saat pintu sudah tertutup rapat dan terkunci. Tiba-tiba Shasa merasa tubuhnya melayang. Soni menggendongnya di depan. Kedua tangan Shasa spontan mengalung di leher prianya sebagai pegangan.Shasa tersenyum menatap
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode AOleh: Kenong Auliya Zhafira Pria sejati adalah pria yang selalu bisa membuat wanitanya bahagia dan tidak pernah membuatnya menangis. Yang akan selalu berusaha mewujudkan setiap keinginan sesuai kemampuannya.Soni ingin menjadi pria seperti itu untuk Shasa-- istri sekaligus teman hidupnya."Hei ... tidak ada yang percuma. Kan, masih bisa dipakai. Lagian dihias secantik apa pun juga nantinya akan dirusak. Kan, mau dipakai bukan untuk hiasan," jawab Soni seakan mencoba menenangkan. Padahal dalam otaknya akan merancang kejutan termanis untuknya."Maaf ... untuk soal tarub memang benar-benar tidak bisa kasih yang cantik. Bukannya tidak mau, tapi keadaan memaksa kita untuk ini. Ya sudah, biar kamu gak sedih lagi, kita nginep di sini malam ini. Kali aja kamu kangen sama Ayah dan ibumu
TEMEN TAPI DEMEN 30 C 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Soni memilih ikut berlari kecil hingga sampai ke rumah. Napasnya lumayan ngos-ngosan karena sudah lama tidak berlari lagi. Sang bapak yang melihat mereka berdua berlari menjadi ingin tertawa. Kedekatan mereka benar-benar membawa aura yang berbeda di rumah. Kayla langsung menuju ke dapur mengambil air minum. Untuk membasahi dahaganya. Shasa melihat Kayla menjadi penasaran apa yang sedang ia lakukan. "Kay habis ngapain? Kok ngos-ngosan?" "Habis dikejar buaya." Kayla menjawab asal lalu meletakkan gelas di meja. Akan tetapi mengingat ucapan Soni kalau Rey teman Shasa, ia berbalik dan ingin bertanya tentangnya. "Mbak." "Iya. Kenapa?" "Mbak Shasa
TEMEN TAPI DEMEN 30 B 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Haish! Awas kamu, Son! Bikin malu aja pakai ninggalin jejak merah," batin Shasa. Ia baru menyadari saat Soni mennyentuh jenjang lehernya lebih lama. Ternyata, oh, ternyata ia meninggalkan jejak. Ibu mertua yang sejak tadi diam mendengarkan sebenarnya ingin tertawa, tapi takut membuat mantunya lebih malu. Ia tahu rasanya digoda karena menjadi pengantin baru. Jadi lebih baik berpura-pura tidak melihat. "Kayla, lebih baik kkta cepat selesaikan semua ini. Biar semua bisa dibagi telat waktu," ucap Tante Niar yang kesannya mengalihkan topik utama. Ucapan Tante Niar langsung mendapat respon yang baik. Terbukti Kayla jadi tidak bertanya lebih detail. Mereka bertiga kembali fokus memasak. Hampir berjam-jam bergelut di dapur. Sampai akhirnya bisa se
TEMEN TAPI DEMEN 30 A2 Last EpisodeOleh: Kenong Auliya Zhafira Takaran cemburu untuk pasangan yang masih pacaran dan sudah menikah hanya berbeda dalam penyampaiannya. Apabila masih pacaran kemungkinan besar hanya akan dipendam dengan marah yang tanpa sebab, berbeda jika sudah menikah. Kemungkinan akan diungkapkan dengan blak-blakkan dan terbuka.Shasa masih menatap Kayla dan Soni bergantian. Memang dari sorot matanya ada binar bahagia bertemu kembali dengan Kayla."Dia istrimu, Mas?" tanya Kayla sambil melihat Shasa dari ujung kepala hingga kaki."Mas ...? Dia memanggil Soni, Mas ...?" batin Shasa. Rasanya ingin tertawa dan juga memaki. Bagaimana tidak, dirinya saja yang dari dulu kenal sampai sekarang jadi pasangan tak pernah memanggil begitu.Soni terlihat tersenyum mendapati perta
TEMEN TAPI DEMEN 29 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni langsung menggoreskan jejak penanya dalam buku nikah. Kemudian dengan lantang membaca semua kewajiban dan haknya sebagai suami yang baik hingga selesai."Sekali lagi selamat menempuh hidup baru. Semoga sakinah, mawadah, warohmah," ucap pak penghulu lalu pergi meninggalkan ruangan.Om Hasan memeluk Soni dengan hangat. "Selamat, Son," bisiknya. Tangannya menepuk lembut punggung mantunya."Makasih, Om.""Jangan panggil, Om ... kan sudah jadi anak mantu. Panggil Ayah juga kaya Shasa," ucapnya lagi yang sukses membuat Soni gelagapan."I--iya ... A--ayah," jawab Soni terbata."Selamat, ya, Mbak Shasa ... akhirnya kalian naik level dari temen jadi manten," ucap Pak Danu sambil mengusap lengan Shasa."Ma