"Aduh! Perhatian sekali kepada istrinya, Mas!" celetuk salah satu pengunjung yang sudah tidak tahan dengan sikap manis mereka."Dia bukan Suami saya, Mbak!" balas Riska.Pengunjung tersebut langsung merasa kikuk, antara tidak percaya dan malu karena sudah salah menebak.Tapi siapa yang akan berpikir jika mereka berdua bukanlah pasangan Suami Istri. Saat melihat bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain."Saya kira Mas nya ini Suaminya Mbak! Habisnya romantis banget. Bikin iri orang yang melihatnya," ucap pengunjung itu."Dia ini Fajar, sahabat yang sudah seperti saudara bagi saya. Fajar ini memang baik banget Mbak. Tapi sayang, sampai sekarang masih jomblo," ucap Riska.Fajar begitu tertohok mendengar ucapan Riska.Saking syoknya, Fajar sampai tidak tahu harus harus berbuat apa."Riska, kamu…!" Fajar menunjuk Riska."Eh! Tapi sebentar lagi nggak jomblo ya!""Lebih baik kamu diam!" ucap Fajar dengan menahan kesal.Karena melihat Fajar dan Riska yang seperti akan bertengkar, akhirny
Tubuh Nita seketika menegang kaku.Bagaimana bisa Nita lupa dengan apa yang sudah Fajar dan Angga lakukan padanya dulu.Itu adalah mimpi buruk untuknya. Menyesal pun sudah terlanjur terjadi. Nita sudah membuat kesalahan yang sangat fatal.Saat itu, setelah dia ketahuan mengintimidasi Riska. Fajar dan Angga pun langsung memberikan pelajaran padanya.Saat itu setelah pulang sekolah, entah bagaimana caranya Fajar dan Angga berhasil menahan anak-anak dan mengumpulkannya di lapangan.Tapi dari sekian banyaknya siswa dan siswi yang ada disana saat itu, Nita sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan Riska.Baru setelahnya Nita mengetahui jika sebelum membalasnya, Angga dan Fajar sudah terlebih dahulu mengantar Riska pulang ke rumah.Dalam hati Nita saat itu tentu saja terbesit rasa takut. Apalagi Angga dan Fajar terkenal posesif kepada Riska.Salahnya memang yang melampiaskan rasa cemburunya kepada Riska.Tapi siapa juga yang tidak merasa cemburu, ketika pacarmu jauh lebih perhatian kepada
Beberapa hari kemudian.Setelah kejadian Fajar dan Riska bertemu dengan Maria dan Nita.Fajar menghindari Maria seperti menghindari virus. Maria yang sangat bersemangat untuk memenangkan hati Fajar, mencoba berbagai cara untuk mendekatinya. Tanpa tahu jika dia sudah berada di dalam daftar hitam di hati Fajar.Sudah berhari-hari Fajar kesana kemari untuk menghindari Maria. Tapi sekeras apapun dia mencobanya, ada kalanya dia tetap saja berpapasan dengannya.Hal yang sangat menjengkelkan untuk Fajar.Fajar juga sudah menceritakan pertemuannya dengan Nita kepada Angga.Fajar meminta Angga untuk lebih memperhatikan Riska. Karena setelah pertemuan hari itu, sikap Riska menjadi sedikit berbeda dari biasanya. Apalagi sekarang Riska tengah hamil besar. Fajar takut terjadi apa-apa dengan Riska.Hari ini adalah hari pertemuan antara kedua keluarga Fajar dan Maria.Walaupun hubungan Fajar dan Maria masih jalan di tempat, tapi para orang tua sudah sangat antusias dengan hubungan kedua anak mereka.
"Berati Nita adalah mantanmu itu?" tanya Maria, tapi lebih terdengar seperti untuk memastikan."Benar sekali! Nita adalah wanita brengsek itu. Apa kamu mau tau apa yang sudah dilakukannya kepada Riska?" tanya Fajar.Lebih tepatnya Fajar mengatakan itu untuk semua orang yang ada di sana.Orang tuanya saja hanya tahu jika mantannya dulu merundung Riska karena cemburu, sampai membuat Riska mengalami mimpi buruk.Atau bisa dikatakan jika orangtua Fajar hanya mengetahui setengah dari cerita yang sesungguhnya."Nita tidak mungkin melakukan hal yang buruk seperti itu kan?" tanya Papa Maria dengan suara yang terdengar tidak yakin.Sepengetahuannya, keponakannya itu selalu bersikap baik jika berada di rumah. Tapi dia juga tahu dengan temperamen sahabatnya itu. Tidak mungkin mereka akan mengatakan hal yang buruk hanya untuk menjatuhkan seseorang. Itu bukan gaya mereka."Aku juga bukannya mau menjelek-jelekkan orang, tapi menurutku wanita itu memang sudah sangat keterlaluan karena merundung tema
"Nita!" ucap Riska dengan suara pelan.Namun mau sepelan apapun Riska mengucapkannya. Angga yang tepat berada di sampingnya bisa mendengarnya dengan jelas.Angga mendengar dengan jelas jika Riska mengucapkan satu nama yang benar-benar bisa membuatnya murka seketika.Orang yang sama besarnya dia benci. Seperti dia membenci Risty."Sayang! Barusan kamu bilang apa?" tanya Angga memastikan.Di mata Angga, hanya ada Riska dan Angga tidak peduli dengan keadaan disekitarnya. Apalagi Riska sekarang tengah hamil, jadi perhatian Angga sepenuhnya dia curahkan kepada Riska. Dan Angga benar-benar menghiraukan sekitarnya.Tapi meskipun begitu. Jika ada bahaya yang mengancam Riska, entah bagaimana Angga akan selalu menyadarinya.Angga pun kemudian mengikuti ke arah mana Riska melihat.Betapa syoknya dia saat melihat sosok Nita. Wanita yang paling dia benci. Tidak pernah sebelumnya Angga membenci seseorang sebagaimana dia membenci sosok Nita.Sontak saja Angga langsung menatap tajam Fajar.Tatapan An
Fajar tengah memberikan makanan ke piring Riska. Itu adalah pemandangan yang Nita tangkap begitu dia kembali dari kamar mandi."Pada akhirnya aku masihlah kalah dengan Riska! Aku yang sudah berusaha dengan sebaik yang aku bisa, ternyata masih saja kalah dengan Riska yang bahkan tidak perlu melakukan apa-apa!""Kamu sudah kembali, Nit!" ucap Mama Maria.Sontak hal itu membuat semua orang yang berada di sana langsung terdiam.Mereka masih merasa agak canggung setelah mereka mengetahui apa yang sudah Nita lakukan kepada Riska dan kenyataan bahwa Nita ternyata adalah mantan pacar Fajar."Iya, Tan!" Nita yang masih tidak tahu apa-apa pun kemudian duduk kembali di kursinya, meskipun dengan perasaan yang berdebar-debar.Nita sebenarnya merasa takut dengan keberadaan Angga disana. Hanya saja sisi egois Nita masih tidak mau menyerah untuk kembali mengejar Fajar.Jarang-jarang kesempatan berdekatan dengan Fajar terjadi. Maka dari itu Nita harus memanfaatkan kesempatan yang jarang sekali terjadi
Riska sudah tidak terkejut lagi mendengar pertanyaan dari Maria."Maksud kamu gimana?" tanya Riska memastikan.Pertanyaan Maria bukanlah pertanyaan pertama yang didengarnya. Cukup sering dia mendapatkan pertanyaan serupa dari orang-orang yang melihat kedekatannya dengan Fajar.Hal serupa juga terjadi jika dia bersama dengan Angga dulu."Maaf! Bukan apa-apa!"Maria sangat tidak menyangka jika dirinya akan kelepasan bertanya seperti itu."Bodoh banget sih kamu Maria. Bisa-bisanya kamu menanyakan hal sensitif kayak gitu," rutuk Maria dalam hati."Kamu nggak perlu merasa tidak enak! Ini juga bukan pertama kalinya aku mendapatkan pertanyaan yang serupa!" ucap Riska.Melihat Maria yang terdiam dan memukuli mulutnya, Riska tahu jika Marai merasa tidak enak karena sudah menanyakan hal seperti itu.Pada akhirnya, Riska memilih untuk menjelaskan kepada Maria, supaya Maria nanti tidak salah paham kepada Fajar."Kalau kamu tanya aku suka nggak sama Fajar, maka jawaban aku suka! Jika kamu bertanya
"Kenapa harus nunggu aku lahiran? Sekarang calonnya sudah ada di depan mata lho, Jar! Masa kamu mau menggantung anak orang begitu lama sih!" protes Riska."Dua bulan itu tidak lama lagi Ris! Aku sudah membuat kelonggaran untuk mencari pasangan setelah kamu melahirkan. Jangan dorong aku lagi ya! Aku ingin nanti wanitaku bisa menerima anakmu seperti aku menerimanya! Untuk sekarang aku benar-benar tidak berniat untuk mencari pasangan!" balas Fajar panjang lebar.Riska merengut mendengar jawaban Fajar.Fajar bisa menjadi lembut selembut-lembutnya kepada orang-orang yang disayanginya. Tapi Fajar juga bisa menjadi sangat keras kepala jika dia tidak menginginkan sesuatu."Jangan jadikan anakku sebagai alasan untuk kamu menolak wanita, Jar! Atau aku akan merasa bersalah padamu!" ucap Riska."Jangan merasa bersalah! Bagaimanapun ini sudah menjadi keputusanku. Kamu adalah orang yang sangat penting untukku!" balas Fajar tidak mau kalah."Jika saja kamu tidak memintaku untuk mencari pasangan, mu