Fajar yang masih kesal. Langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa, begitu dia sampai di ruangannya."Benar-benar sangat jauh berbeda dengan Riska. Apa-apaan sikapnya yang tidak tahu malu seperti itu? Mama juga. Bagaimana bisa Mama mau menjodohkanku dengan wanita yang tidak tahu malu seperti dia."Fajar uring-uringan sendiri. Fajar ingin sekali melampiaskan kekesalannya, tapi tidak tahu bagaimana dia harus melampiaskan kekesalannya.Fajar seperti ingin melempar barang atau meninju orang. Tapi pada akhirnya tidak Fajar lakukan.Fajar teringat dengan nasehat Riska yang mengatakan, jangan melampiaskan kemarahannya dengan membanting barang, atau memukul orang yang tidak bersalah.Kata Riska, itu sama sekali tidak masuk akal dan sangat merugikan diri sendiri.Sedangkan di lantai bawah Cafe, Maria menatap kepergian Fajar dengan tatapan nanar.Maria tentu saja merasa sakit hati atas sikap Fajar kepadanya. Tapi Maria juga tidak bisa menyalahkan Fajar atas sikapnya yang bisa dibilang kurang ajar
"Siapa yang membuatmu kesal?" tanya Riska dengan suara yang agak keras.Mendengar suara Riska, Angga dan Fajar sontak langsung menoleh.Dalam hati mereka bertanya-tanya, seberapa banyak Riska mendengar percakapan mereka."Sudah habis esnya?" tanya Angga."Sudah! Siapa yang membuatmu kesal, Jar?" tanya Riska lagi."Nggak! Bukan siapa-siapa kok!"Bukannya Fajar tidak mau memberitahu Riska. Hanya saja Fajar tahu, jika sampai Riska mengetahui alasan mengapa Fajar sampai kesal. Maka Riska nanti pasti malah akan menceramahinya.Lalu Fajar mulai bertanya tentang kehamilan Riska. Tujuannya supaya Riska tidak ingat jika dia baru saja pergi ke kencan butanya.Angga yang memahami isi pikiran Fajar juga tidak keberatan membantu Fajar mengalihkan perhatian Riska.Mereka bertiga berbicara mulai dari hal yang penting sampai hal sama sekali tidak penting.Setelah lebih dari satu jam mereka bertiga mengobrol. Akhirnya Fajar lah yang membawa Riska pulang ke rumah, dikarenakan Angga masih harus menyele
"Gimana tadi kencan butanya?" tanya Riska kembali karena dia tidak mendapati Fajar menjawab.Fajar menegakkan kembali punggungnya dan kembali duduk dengan benar, lalu menjawab, "Biasa saja. Tidak ada yang istimewa.""Masa sih? Oh iya, namanya siapa? Cantik nggak orangnya? Bukan, tapi baik nggak orangnya?" tanya Riska beruntun.Fajar melongo melihat keantusiasan yang Riska tunjukkan."Yang kencan buta siapa, yang antusias siapa?" batin Fajar."Kalau tanya itu satu-satu! Jangan kayak kereta yang panjang dan tidak berhenti seperti itu!" tegur Fajar.Riska tersenyum malu. Tapi mau bagaimana lagi, Riska terlalu antusias."Iya! Tapi aku penasaran. Beneran deh!" balas Riska sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf v.Fajar benar-benar tidak berdaya dengan kelakuan Riska. Tapi siapa yang harus disalahkan atas ketidakberdayaannya?Tentu saja Fajar sendiri yang harus disalahkan karena terlalu menyayangi dan memanjakan Riska."Serius kamu mau tahu?" tanya Fajar."Iya dong! Ini juga tentan
"Aduh! Perhatian sekali kepada istrinya, Mas!" celetuk salah satu pengunjung yang sudah tidak tahan dengan sikap manis mereka."Dia bukan Suami saya, Mbak!" balas Riska.Pengunjung tersebut langsung merasa kikuk, antara tidak percaya dan malu karena sudah salah menebak.Tapi siapa yang akan berpikir jika mereka berdua bukanlah pasangan Suami Istri. Saat melihat bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain."Saya kira Mas nya ini Suaminya Mbak! Habisnya romantis banget. Bikin iri orang yang melihatnya," ucap pengunjung itu."Dia ini Fajar, sahabat yang sudah seperti saudara bagi saya. Fajar ini memang baik banget Mbak. Tapi sayang, sampai sekarang masih jomblo," ucap Riska.Fajar begitu tertohok mendengar ucapan Riska.Saking syoknya, Fajar sampai tidak tahu harus harus berbuat apa."Riska, kamu…!" Fajar menunjuk Riska."Eh! Tapi sebentar lagi nggak jomblo ya!""Lebih baik kamu diam!" ucap Fajar dengan menahan kesal.Karena melihat Fajar dan Riska yang seperti akan bertengkar, akhirny
Tubuh Nita seketika menegang kaku.Bagaimana bisa Nita lupa dengan apa yang sudah Fajar dan Angga lakukan padanya dulu.Itu adalah mimpi buruk untuknya. Menyesal pun sudah terlanjur terjadi. Nita sudah membuat kesalahan yang sangat fatal.Saat itu, setelah dia ketahuan mengintimidasi Riska. Fajar dan Angga pun langsung memberikan pelajaran padanya.Saat itu setelah pulang sekolah, entah bagaimana caranya Fajar dan Angga berhasil menahan anak-anak dan mengumpulkannya di lapangan.Tapi dari sekian banyaknya siswa dan siswi yang ada disana saat itu, Nita sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan Riska.Baru setelahnya Nita mengetahui jika sebelum membalasnya, Angga dan Fajar sudah terlebih dahulu mengantar Riska pulang ke rumah.Dalam hati Nita saat itu tentu saja terbesit rasa takut. Apalagi Angga dan Fajar terkenal posesif kepada Riska.Salahnya memang yang melampiaskan rasa cemburunya kepada Riska.Tapi siapa juga yang tidak merasa cemburu, ketika pacarmu jauh lebih perhatian kepada
Beberapa hari kemudian.Setelah kejadian Fajar dan Riska bertemu dengan Maria dan Nita.Fajar menghindari Maria seperti menghindari virus. Maria yang sangat bersemangat untuk memenangkan hati Fajar, mencoba berbagai cara untuk mendekatinya. Tanpa tahu jika dia sudah berada di dalam daftar hitam di hati Fajar.Sudah berhari-hari Fajar kesana kemari untuk menghindari Maria. Tapi sekeras apapun dia mencobanya, ada kalanya dia tetap saja berpapasan dengannya.Hal yang sangat menjengkelkan untuk Fajar.Fajar juga sudah menceritakan pertemuannya dengan Nita kepada Angga.Fajar meminta Angga untuk lebih memperhatikan Riska. Karena setelah pertemuan hari itu, sikap Riska menjadi sedikit berbeda dari biasanya. Apalagi sekarang Riska tengah hamil besar. Fajar takut terjadi apa-apa dengan Riska.Hari ini adalah hari pertemuan antara kedua keluarga Fajar dan Maria.Walaupun hubungan Fajar dan Maria masih jalan di tempat, tapi para orang tua sudah sangat antusias dengan hubungan kedua anak mereka.
"Berati Nita adalah mantanmu itu?" tanya Maria, tapi lebih terdengar seperti untuk memastikan."Benar sekali! Nita adalah wanita brengsek itu. Apa kamu mau tau apa yang sudah dilakukannya kepada Riska?" tanya Fajar.Lebih tepatnya Fajar mengatakan itu untuk semua orang yang ada di sana.Orang tuanya saja hanya tahu jika mantannya dulu merundung Riska karena cemburu, sampai membuat Riska mengalami mimpi buruk.Atau bisa dikatakan jika orangtua Fajar hanya mengetahui setengah dari cerita yang sesungguhnya."Nita tidak mungkin melakukan hal yang buruk seperti itu kan?" tanya Papa Maria dengan suara yang terdengar tidak yakin.Sepengetahuannya, keponakannya itu selalu bersikap baik jika berada di rumah. Tapi dia juga tahu dengan temperamen sahabatnya itu. Tidak mungkin mereka akan mengatakan hal yang buruk hanya untuk menjatuhkan seseorang. Itu bukan gaya mereka."Aku juga bukannya mau menjelek-jelekkan orang, tapi menurutku wanita itu memang sudah sangat keterlaluan karena merundung tema
"Nita!" ucap Riska dengan suara pelan.Namun mau sepelan apapun Riska mengucapkannya. Angga yang tepat berada di sampingnya bisa mendengarnya dengan jelas.Angga mendengar dengan jelas jika Riska mengucapkan satu nama yang benar-benar bisa membuatnya murka seketika.Orang yang sama besarnya dia benci. Seperti dia membenci Risty."Sayang! Barusan kamu bilang apa?" tanya Angga memastikan.Di mata Angga, hanya ada Riska dan Angga tidak peduli dengan keadaan disekitarnya. Apalagi Riska sekarang tengah hamil, jadi perhatian Angga sepenuhnya dia curahkan kepada Riska. Dan Angga benar-benar menghiraukan sekitarnya.Tapi meskipun begitu. Jika ada bahaya yang mengancam Riska, entah bagaimana Angga akan selalu menyadarinya.Angga pun kemudian mengikuti ke arah mana Riska melihat.Betapa syoknya dia saat melihat sosok Nita. Wanita yang paling dia benci. Tidak pernah sebelumnya Angga membenci seseorang sebagaimana dia membenci sosok Nita.Sontak saja Angga langsung menatap tajam Fajar.Tatapan An