Meeting dadakan yang Riana dan seluruh tim Selingkuhan Suamiku berjalan dengan lancar. Rupanya jadwal syuting dimajukan dan itu artinya segalanya harus dipersiapkan semaksimal mungkin. Riana berusaha terus berinteraksi dengan lawan mainnya untuk membangun chemistry.Tanpa Riana ketahui sebenarnya meeting tersebut atas permintaan Nugraha, yang berawal dari keinginan Saga. Jadi bukan kebetulan Riana harus pergi meninggalkan Gisca di apartemennya, melainkan Saga mengatur segalanya untuk bisa terus bersama Gisca.Riana tidak tahu Barra baru saja datang untuk menemui Gisca di sana, tapi gagal lantaran ada Saga. Riana bahkan belum tahu kalau Barra terlibat kecelakaan setelahnya.***Saga memutar balik mobilnya untuk mencari jalanan alternatif. “Sepertinya di depan baru terjadi kecelakaan yang lumayan serius. Kita nggak mungkin macet-macetan jadi aku sengaja putar balik,” jelas Saga sebelum ditanya. “Sayang banget padahal tinggal dikit lagi kita nyampe. Padahal aku udah pengen banget nyampe
"Barra kecelakaan, Gis."Kalimat Riana di ujung telepon sana seakan terus terngiang di telinga Gisca. Bahkan saat dirinya sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit dengan diantar oleh Saga. Saga yang awalnya menolak, tapi Gisca meyakinkan dirinya pergi ke rumah sakit demi Riana, bukan serta-merta demi Barra semata.Sampai pada akhirnya, di sinilah Gisca berada saat ini. Ia masuk lebih dulu, sedangkan Saga akan menyusul karena harus memarkirkan mobil sebentar.Sungguh, Gisca tidak bohong bahwa dirinya cepat-cepat datang bukan semata-mata karena khawatir pada Barra, melainkan juga khawatir pada Riana yang pastinya sangat sedih.Dari sekian banyak orang yang Riana kenal, wanita itu lebih memilih Gisca sebagai orang yang pertama kali diberi tahu tentang kecelakaan yang Barra alami. Untuk itu Gisca merasa perlu berada di samping wanita yang kini sudah benar-benar menjadi sahabatnya itu.Begitu tiba di depan ruang operasi operasi, Gisca melihat Riana sedang duduk sendirian sambil menunduk s
Dokter bilang, Barra mengalami amnesia pasca trauma. Namun, tidak semua ingatannya hilang karena Barra masih mengingat Riana serta hubungan mereka yang sebentar lagi naik ke jenjang pernikahan.Memori yang Barra lupakan sebagian besar adalah awal mula perkenalan dengan Gisca hingga sebelum terjadinya kecelakaan. Namun, meski tidak bisa memberikan jaminan bahwa ingatan Barra sungguh akan kembali, dokter mengatakan ada harapan bagi Barra untuk ingatannya pulih sepenuhnya. Tentunya jika Tuhan mengizinkan.Untuk itu sebaiknya Barra tidak perlu bersedih apalagi sampai frustrasi karena kehilangan ingatannya, karena ingatan tersebut bisa kembali kapan saja. Ya, kembali lagi pada takdir Tuhan apakah mengembalikan ingatan Barra yang telah terhapus atau tidak.Barra juga sebaiknya jangan terlalu banyak bergerak dulu, juga tetap dirawat di rumah sakit selama beberapa hari ke depan. Setelah dokter memberi keputusan Barra boleh pulang, pemulihan kesehatannya akan dilanjutkan di rumah."Jadi, Gisca
Pasca kecelakaan, hidup Barra seolah di-reset kembali seperti semula. Barra menjadi pria setia yang tidak tergoda pada wanita lain, bukan seperti Barra setelah bertemu Gisca yang malah merasakan debaran tak wajar sehingga mengundang untuk berbuat khilaf.Ya, ternyata masalah utama Barra yang kehilangan rasa setianya adalah karena kehadiran Gisca. Kehadiran wanita itu sungguh mengubah Barra. Boleh dibilang Gisca menciptakan godaan bagi Barra untuk melakukan aktivitas yang di luar batas.Sekarang Barra sudah melupakan segalanya. Ia sungguh kembali menjadi pria setia yang hanya menyimpan satu nama di hatinya yakni Riana, wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Setelah pulang dari rumah sakit, Barra menjalani pemulihan kesehatannya di rumah. Secara fisik Barra tidak apa-apa, tapi tetap saja dokter menyarankan agar Barra tidak bekerja dulu sampai Barra benar-benar siap.Jika sudah dirasa mampu, barulah Barra dipersilakan bekerja lagi. Terutama melakukan rutinitas sehari-hari yang
Roda takdir antara Gisca dan Barra benar-benar berputar. Gisca merasa, dirinya pernah sangat dekat dengan Barra. Faktanya memang mereka lebih dari sekadar dekat. Sampai akhirnya kini mereka menjadi sangat jauh, padahal posisi mereka saat ini berada di ruangan yang sama dan hanya berdua.Mereka bukan hanya bersikap seolah-olah tak saling mengenal, melainkan sudah seperti musuh. Sayangnya hanya Gisca yang ingat tentang kenangan mereka. Tentang sedekat apa mereka sebelum berbagai tragedi terjadi. Juga, tentang apa yang pernah mereka lakukan ... jelas sangat sulit Gisca lupakan. Apalagi Barra adalah pria pertama yang merenggut hal berharga yang Gisca miliki.Andai Barra tidak pernah hilang ingatan, pria itu pasti akan memanfaatkan kesempatan untuk berbuat khilaf dengan Gisca selagi Riana sibuk syuting. Terlebih sebentar lagi Riana akan melakukan syuting di luar negeri. Saga juga sibuk dengan pekerjaannya sehingga momennya sangat pas. Barra dan Gisca bisa melakukan apa saja dengan leluasa,
Setelah sakit yang membuat Gisca pingsan sehingga harus dibawa ke klinik Starlight, yang lucunya itu merupakan hari pertama Barra kembali praktik, semenjak saat itu Gisca tak pernah berinteraksi dengan Barra lagi. Ya, hari itu di ruang rawat bisa dibilang terakhir kalinya mereka berbicara.Setelah hari itu, mereka sungguh bersikap selayaknya orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. Padahal berkali-kali mereka berpapasan saat di kantor, tapi akses komunikasi keduanya sudah benar-benar tertutup. Hingga beberapa bulan berlalu, keadaan tidak ada yang berbeda. Gisca dan Barra malah semakin menjauh. Apalagi sebentar lagi hari pernikahan Barra dan Riana tiba.Ya, Riana berhasil melewati semua proses dengan lancar. Baik proses produksi film Selingkuhan Suamiku yang syuting di dalam dan luar negeri, maupun proses persiapan pernikahannya yang sudah sangat matang.Gisca juga turut berpartisipasi dalam acara bridal shower untuk Riana. Gisca lumayan bisa berbaur dengan teman-teman Riana ya
Gisca hanya berpikir kalau Saga-lah yang datang mengingat pacarnya itu sudah menyelesaikan pekerjaannya di luar negeri dan diperkirakan akan tiba malam ini. Itu sebabnya Gisca membuka pintu apartemennya dengan hati yang gembira.Namun sungguh … sumpah demi apa pun, tak pernah terbesit sedikit pun dalam benak Gisca kalau Barra-lah yang datang ke apartemennya, apalagi pada tengah malam seperti sekarang. Jangankan tengah malam, hari-hari biasa pun Gisca pikir hal yang terjadi saat ini adalah kemustahilan. Terlebih saat ingat betapa buruknya hubungan mereka. Bahkan yang terparah, besok adalah hari pernikahan pria itu dengan Riana.Pertanyaannya … untuk apa Barra datang ke sini lalu meminta dipersilakan masuk?“Boleh masuk, kan?” tanya Barra lagi karena Gisca hanya terdiam dan tidak merespons apa-apa.Bagaimana mungkin Gisca tidak diam saja? Wanita itu bahkan masih terlalu terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini.Sampai kemudian, Gisca yang tersadar menjawab dengan tegas, “Enggak bole
Setelah Barra hilang ingatan dan pembicaraan mereka berdua di klinik Starlight, Gisca sudah tidak pernah mempermasalahkan penilaian Barra terhadap dirinya lagi. Terserah jika Barra menganggapnya perempuan tidak tahu terima kasih atau apa pun itu.Meski awalnya merasa tak adil, pada akhirnya Gisca mulai tak peduli. Ia beranggapan kecelakaan yang Barra alami adalah jalan untuk memperbaiki segala benang yang kusut. Gisca sudah tak masalah Barra bersikap seolah tak mengenalnya. Bahkan jika mereka berpapasan seperti tadi siang pun Gisca mulai terbiasa kalau mereka tak mungkin saling menyapa.Masalahnya adalah di saat Gisca mulai membiasakan diri dengan semua itu, tiba-tiba ingatan Barra malah kembali. Kisah terlarang yang sudah Gisca tutup rapat-rapat kini terbongkar lagi.Hal yang tak pernah Gisca bayangkan ... saat ini Barra sedang berada di kamarnya, di kasurnya bahkan di atas tubuhnya. Sedangkan Gisca seolah tak bisa apa-apa karena kaki dan tangannya dikunci oleh pria itu."Mas, jangan