Tiga minggu sebelumnya….Hari di mana Barra nyaris memaksa Gisca berhubungan badan di mes, Saga menyelamatkan Gisca lalu membawa pacarnya itu ke apartemen Nugraha yang secara otomatis menjadi hak milik Gisca.Setelah berhasil membuat Gisca lebih tenang serta memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja, Saga kembali ke mes Starlight. Karena pengaruh obat bius, Barra tentu saja masih berada di lantai dengan posisi sama tanpa mengenakan atasan.Saga kemudian tanpa ragu langsung membuka bawahan yang Barra kenakan juga, sehingga pria itu tidak mengenakan sehelai benang pun. Saga lalu mengabadikan pemandangan tak biasa itu dalam bentuk foto maupun video. Ia akan mengancam Barra menggunakan foto dan video tersebut sehingga Barra bukan hanya berhenti mengganggu Gisca, tapi juga berhenti berhubungan dengan wanita itu lagi.Saga rasa apa yang ia lakukan sungguh berhasil karena setelah itu Barra tak pernah mengganggu Gisca lagi.Sampai hari ini setelah tiga pekan berlalu, Saga benar-benar tidak p
Gisca tak menyangka dirinya bukan hanya memulai lebih dulu untuk berciuman dengan Saga, melainkan mempersilakan pria itu juga untuk membalas ciumannya sehingga ciuman panas yang menggebu-gebu pun terjadi.Anehnya, Gisca tidak menyesal. Ia malah sangat menikmati permainan bibir sekaligus lidah Saga yang begitu lihainya membuat Gisca seakan melayang, padahal ini hanya berciuman, belum sampai aktivitas panas yang lebih dari sekadar bersentuhan bibir. Dari situ Gisca sadar betul betapa berpengalamannya Saga melakukan ciuman bibir.Di saat Barra merasa berciuman dengan Gisca lebih mendebarkan dibandingkan dengan Riana. Jujur, tak bisa dimungkiri kalau Gisca malah merasa berciuman dengan Saga justru lebih mendebarkan daripada dengan Barra, padahal ini bukan pertama kalinya Gisca berciuman dengan Saga.Ya, malam saat Gisca datang ke hotel tempat Saga menginap, malam di mana mereka resmi berpacaran, saat itu Saga sempat memaksa berciuman dengan Gisca. Apa karena saat itu Gisca melakukannya de
Meeting dadakan yang Riana dan seluruh tim Selingkuhan Suamiku berjalan dengan lancar. Rupanya jadwal syuting dimajukan dan itu artinya segalanya harus dipersiapkan semaksimal mungkin. Riana berusaha terus berinteraksi dengan lawan mainnya untuk membangun chemistry.Tanpa Riana ketahui sebenarnya meeting tersebut atas permintaan Nugraha, yang berawal dari keinginan Saga. Jadi bukan kebetulan Riana harus pergi meninggalkan Gisca di apartemennya, melainkan Saga mengatur segalanya untuk bisa terus bersama Gisca.Riana tidak tahu Barra baru saja datang untuk menemui Gisca di sana, tapi gagal lantaran ada Saga. Riana bahkan belum tahu kalau Barra terlibat kecelakaan setelahnya.***Saga memutar balik mobilnya untuk mencari jalanan alternatif. “Sepertinya di depan baru terjadi kecelakaan yang lumayan serius. Kita nggak mungkin macet-macetan jadi aku sengaja putar balik,” jelas Saga sebelum ditanya. “Sayang banget padahal tinggal dikit lagi kita nyampe. Padahal aku udah pengen banget nyampe
"Barra kecelakaan, Gis."Kalimat Riana di ujung telepon sana seakan terus terngiang di telinga Gisca. Bahkan saat dirinya sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit dengan diantar oleh Saga. Saga yang awalnya menolak, tapi Gisca meyakinkan dirinya pergi ke rumah sakit demi Riana, bukan serta-merta demi Barra semata.Sampai pada akhirnya, di sinilah Gisca berada saat ini. Ia masuk lebih dulu, sedangkan Saga akan menyusul karena harus memarkirkan mobil sebentar.Sungguh, Gisca tidak bohong bahwa dirinya cepat-cepat datang bukan semata-mata karena khawatir pada Barra, melainkan juga khawatir pada Riana yang pastinya sangat sedih.Dari sekian banyak orang yang Riana kenal, wanita itu lebih memilih Gisca sebagai orang yang pertama kali diberi tahu tentang kecelakaan yang Barra alami. Untuk itu Gisca merasa perlu berada di samping wanita yang kini sudah benar-benar menjadi sahabatnya itu.Begitu tiba di depan ruang operasi operasi, Gisca melihat Riana sedang duduk sendirian sambil menunduk s
Dokter bilang, Barra mengalami amnesia pasca trauma. Namun, tidak semua ingatannya hilang karena Barra masih mengingat Riana serta hubungan mereka yang sebentar lagi naik ke jenjang pernikahan.Memori yang Barra lupakan sebagian besar adalah awal mula perkenalan dengan Gisca hingga sebelum terjadinya kecelakaan. Namun, meski tidak bisa memberikan jaminan bahwa ingatan Barra sungguh akan kembali, dokter mengatakan ada harapan bagi Barra untuk ingatannya pulih sepenuhnya. Tentunya jika Tuhan mengizinkan.Untuk itu sebaiknya Barra tidak perlu bersedih apalagi sampai frustrasi karena kehilangan ingatannya, karena ingatan tersebut bisa kembali kapan saja. Ya, kembali lagi pada takdir Tuhan apakah mengembalikan ingatan Barra yang telah terhapus atau tidak.Barra juga sebaiknya jangan terlalu banyak bergerak dulu, juga tetap dirawat di rumah sakit selama beberapa hari ke depan. Setelah dokter memberi keputusan Barra boleh pulang, pemulihan kesehatannya akan dilanjutkan di rumah."Jadi, Gisca
Pasca kecelakaan, hidup Barra seolah di-reset kembali seperti semula. Barra menjadi pria setia yang tidak tergoda pada wanita lain, bukan seperti Barra setelah bertemu Gisca yang malah merasakan debaran tak wajar sehingga mengundang untuk berbuat khilaf.Ya, ternyata masalah utama Barra yang kehilangan rasa setianya adalah karena kehadiran Gisca. Kehadiran wanita itu sungguh mengubah Barra. Boleh dibilang Gisca menciptakan godaan bagi Barra untuk melakukan aktivitas yang di luar batas.Sekarang Barra sudah melupakan segalanya. Ia sungguh kembali menjadi pria setia yang hanya menyimpan satu nama di hatinya yakni Riana, wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Setelah pulang dari rumah sakit, Barra menjalani pemulihan kesehatannya di rumah. Secara fisik Barra tidak apa-apa, tapi tetap saja dokter menyarankan agar Barra tidak bekerja dulu sampai Barra benar-benar siap.Jika sudah dirasa mampu, barulah Barra dipersilakan bekerja lagi. Terutama melakukan rutinitas sehari-hari yang
Roda takdir antara Gisca dan Barra benar-benar berputar. Gisca merasa, dirinya pernah sangat dekat dengan Barra. Faktanya memang mereka lebih dari sekadar dekat. Sampai akhirnya kini mereka menjadi sangat jauh, padahal posisi mereka saat ini berada di ruangan yang sama dan hanya berdua.Mereka bukan hanya bersikap seolah-olah tak saling mengenal, melainkan sudah seperti musuh. Sayangnya hanya Gisca yang ingat tentang kenangan mereka. Tentang sedekat apa mereka sebelum berbagai tragedi terjadi. Juga, tentang apa yang pernah mereka lakukan ... jelas sangat sulit Gisca lupakan. Apalagi Barra adalah pria pertama yang merenggut hal berharga yang Gisca miliki.Andai Barra tidak pernah hilang ingatan, pria itu pasti akan memanfaatkan kesempatan untuk berbuat khilaf dengan Gisca selagi Riana sibuk syuting. Terlebih sebentar lagi Riana akan melakukan syuting di luar negeri. Saga juga sibuk dengan pekerjaannya sehingga momennya sangat pas. Barra dan Gisca bisa melakukan apa saja dengan leluasa,
Setelah sakit yang membuat Gisca pingsan sehingga harus dibawa ke klinik Starlight, yang lucunya itu merupakan hari pertama Barra kembali praktik, semenjak saat itu Gisca tak pernah berinteraksi dengan Barra lagi. Ya, hari itu di ruang rawat bisa dibilang terakhir kalinya mereka berbicara.Setelah hari itu, mereka sungguh bersikap selayaknya orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. Padahal berkali-kali mereka berpapasan saat di kantor, tapi akses komunikasi keduanya sudah benar-benar tertutup. Hingga beberapa bulan berlalu, keadaan tidak ada yang berbeda. Gisca dan Barra malah semakin menjauh. Apalagi sebentar lagi hari pernikahan Barra dan Riana tiba.Ya, Riana berhasil melewati semua proses dengan lancar. Baik proses produksi film Selingkuhan Suamiku yang syuting di dalam dan luar negeri, maupun proses persiapan pernikahannya yang sudah sangat matang.Gisca juga turut berpartisipasi dalam acara bridal shower untuk Riana. Gisca lumayan bisa berbaur dengan teman-teman Riana ya
Kemenangan Gisca dan Saga sebagai pasangan terfavorit maupun Riana sebagai pemeran utama terbaik serta semua pemenang lainnya sama sekali bukanlah rekayasa, melainkan murni hasil akumulasi dari penilaian juri khusus serta voting secara umum.Gia TV dan khususnya penanggung jawab acara serta tim kreatif sama sekali tidak pernah merencanakan tentang Gisca, Saga dan Riana akan berada dalam satu frame sekalipun tahu hal itu bisa membuat rating melonjak tinggi.Memang benar kehadiran mereka bertiga sebelumnya sudah digadang-gadang menjadi sasaran empuk media sebagai bahan pemberitaan, itu sebabnya beberapa pemburu berita sudah mengantisipasi untuk terus memperhatikan gerak-gerik mereka di tempat duduk masing-masing, berjaga jika sewaktu-waktu ada interaksi antara mereka.Namun, tidak pernah ada yang menduga ternyata Gisca malah yang pertama membuka ‘pintu’ komunikasi antara mereka. Ya, permintaan maaf Gisca dalam pidato kemenangan sudah pasti ditujukan untuk Riana. Hal itu membuat tim krea
Kesuksesan Teman tapi Khilaf membawa nama Gisca dan Saga menjadi pasangan paling hits dan favorit pada beberapa bulan belakangan ini. Padahal mereka bukan artis, tapi mereka terkenal selayaknya pasangan artis. Dulu, posisi tersebut sempat diraih oleh Riana dan Barra saat mereka baru menikah.Memang benar bahwa roda itu berputar tanpa bisa ditebak. Mungkin sebelumnya Gisca dan Saga pernah berada di posisi yang membuat siapa pun bisa terpuruk bahkan hancur. Dan kini roda mereka telah berputar. Namun terlepas dari itu, baik Gisca maupun Saga menanggapinya dengan tidak berlebihan. Mereka bersikap apa adanya sebagai pasangan yang bahagia.Dalam kata lain, dengan predikat pasangan paling hits atau tanpa predikat tersebut, situasinya akan tetap sama, bahwa Gisca adalah istri yang terbaik bagi Saga. Begitu juga sebaliknya bahwa Saga merupakan suami terhebat bagi Gisca.Selain menjadikan mereka pasangan ter-hits, Teman tapi Khilaf juga membuat Gisca dan Saga masuk ke salah satu nominasi dalam
Saat ini Riana baru saja menikmati makan malam bersama Romeo. Romeo yang menyempatkan mampir ke rumah Riana padahal sedang sibuk-sibuknya memproduksi sebuah film. Ah, bahkan Riana juga sebenarnya sedang mempersiapkan diri untuk syuting drama series yang akan dimulai beberapa hari lagi di Bali. Apa makan malam ini bisa mereka anggap sebagai bentuk saling menyemangati kesibukan masing-masing? Atau jangan-jangan sebagai pelepas rindu karena bisa jadi setelah ini mereka akan jarang bertemu akibat kesibukan tersebut.Namun yang pasti, status mereka belum berubah sedikit pun dari yang tadinya sutradara-cast menjadi teman. Ya, mereka masih teman sekalipun interaksi mereka seperti orang pacaran.“Respons orang-orang tentang Teman tapi Khilaf lumayan juga ya, Mas,” kata Riana.“Iya, tim produksi pun udah mulai dibentuk dan merencanakan banyak hal untuk film-nya. Cuma belum tahu juga waktu pastinya karena saya masih harus mengerjakan film lain.”“Mas Romeo yang akan menjadi sutradaranya?”Romeo
Tuti itu cantik khas kembang desa. Tidak kalah cantik dari Riana atau Gisca. Selain itu, Tuti sudah banyak membantu Barra semenjak pria itu menjadi Yanto sehingga bisa beradaptasi dengan hidup barunya itu. Namun, Barra masih tak habis pikir dengan perkataan Tuti yang ingin membatalkan pernikahan dengan sang pacar demi seorang Yanto yang secara status bukan siapa-siapa. Hanya mas-mas penjual bakso yang tidak terlalu good looking.Tuti memang jujur atau hanya sedang membual seperti yang pernah Barra lakukan untuk membuat Gisca terbuai? Barra tidak tahu. Dan konyolnya Barra yang sebenarnya tidak memiliki perasaan apa-apa pada Tuti, beberapa hari ini mendadak terus memikirkan wanita itu. Apa Tuti berhasil membuatnya terbuai?Barra tahu betul bahwa tidak seharusnya ia mempertimbangkan ajakan Tuti untuk menjalin hubungan, karena sama saja ia menjadi orang ketiga dalam hubungan Tuti dengan calon suaminya. Barra tak mau jadi perusak hubungan atau perebut pacar orang. Sialnya, Barra yang norma
“Apa yang akan terjadi kalau Mas Barra tidak melarikan diri dan memalsukan kematiannya?”“Kenapa tiba-tiba nanya itu?” Saga balik bertanya pada istrinya.Gisca sendiri tidak tahu alasan pastinya. Ya, pertanyaan barusan benar-benar lolos begitu saja. Apa mungkin karena mereka baru saja melihat liputan Riana saat menaburkan bunga di lautan? Entahlah. Berita tentang aktivitas Riana tersebut tak henti-hentinya berseliweran sehingga mengundang pembahasan orang-orang, tak terkecuali Gisca dan Saga yang memang tahu fakta sebenarnya.“Kamu tahu sendiri pembahasan ini pasti larinya ke situ lagi,” sambung Saga.“Ya. Aku tahu pembahasan ini otomatis akan mengingatkan kita pada sesuatu yang sepakat kita lupakan. Tapi serius, aku udah sepenuhnya berdamai dengan keadaan. Aku juga udah memaafkan diri sendiri tentang kesalahan bodohku. Itu sebabnya aku bisa se-santai ini saat membahasnya,” jelas Gisca. “Aku juga udah nggak dihantui penyesalan dan rasa bersalah yang sempat aku rasakan terutama perasaa
Di saat Gisca dan Saga menjalani hidup baru dengan bahagia dan bahkan hendak menerbitkan novel Teman tapi Khilaf, berbeda dengan Riana yang sedang menikmati peran gandanya sebagai new mom sekaligus aktris yang disibukkan dengan proyek film terbarunya, yang akan menjadi film keduanya setelah kesuksesan Selingkuhan Suamiku.Selain itu, Riana masih menerima tawaran untuk membintangi beberapa iklan, promosi berbayar di Instagram dan terutama tanggung jawabnya sebagai brand ambasador Starlight.Itu sebabnya Riana baru sempat mendatangi lautan tempat ditemukannya barang-barang pribadi milik mantan suaminya. Sebenarnya Riana tak punya kewajiban datang apalagi sampai membawa bunga untuk ditaburkan. Namun, ia merasa perlu melakukannya.Dengan didampingi oleh manajernya, Riana baru saja turun dari kapal dan bersiap kembali ke mobilnya. Setidaknya apa yang dilakukannya hari ini akan menjadi salam perpisahan terakhirnya untuk pria yang pernah sangat dekat dengannya, yang kemudian menjelma menjadi
Berkat kerja sama yang serius tapi menyenangkan antara penulis ternama Sakina Adriana dengan Gisca dan Saga sang pemilik kisah, dalam beberapa bulan novel Teman tapi Khilaf akhirnya selesai ditulis. Novel tersebut bahkan sudah siap untuk dicetak atau diterbitkan. Hanya tinggal satu langkah terakhir untuk memastikannya.Novel itu akan terbit di bawah naungan Penerbit Aluna, tempat Sakina menerbitkan novel-novelnya. Saat ini Gisca menatap novel di tangannya. Dengan cover romantis menggunakan gambar asli dirinya dengan Saga, benar-benar membuat Gisca merasa terharu. Seumur hidupnya, Gisca tak pernah membayangkan akan ada novel yang dirinya sendiri sebagai pemeran utamanya.“Novel ini nggak mungkin selesai kalau bukan Bu Sakina yang menulisnya,” kata Gisca. “Jujur, sejak awal Bu Sakina itu udah menjadi pendengar yang baik dan nggak heran bakalan sukses menuliskan apa yang Bu Sakina dengar dari kami sehingga sekarang udah menjadi novel setebal empat ratusan halaman ini,” kata Gisca. “Untuk
“Dia adalah siapa?” tanya Gisca tak sabaran. Bisa-bisanya Saga malah menggantung kalimatnya padahal Gisca sudah sangat penasaran.“Barra belum meninggal,” kata Saga dengan santainya, seolah apa yang dikatakannya bukanlah hal besar.Berbeda dengan Saga yang santai, justru Gisca sangat terkejut. Jujur saja, berita meninggalnya Barra yang belakangan ini mencuat tidak membuatnya senang maupun sedih, tapi tetap saja fakta jika pria itu masih hidup mengejutkan baginya.“Lalu kenapa kalau belum meninggal? Kamu mau mempertemukanku dengannya? Apa orang yang akan kita temui adalah dia?” tanya Gisca setelah menstabilkan ekspresinya.“Tentu bukan. Untuk apa aku mempertemukanmu dengannya? Menurutku, Barra sudah menjadi bagian dari masa lalu. Baik masa lalumu maupun masa laluku. Meskipun aku tahu dia masih hidup, aku merasa nggak ada gunanya untuk berurusan dengannya lagi,” jelas Saga.“Tapi bagaimana bisa? Sedangkan berita yang beredar….”“Dia memanipulasi keadaan dengan memalsukan kematiannya. Se
Saat Gisca dan Saga menjalani kehidupan yang bahagia sambil perlahan melupakan skandal yang pernah terjadi, sementara itu Riana tidak jauh berbeda. Wanita itu sangat nyaman dengan kehidupannya bersama putri semata wayangnya, Raline.Seiring berjalannya waktu, Riana sudah belajar lebih banyak tentang berdamai dengan keadaan. Ia yang awalnya seolah hanya diam demi menjaga reputasinya, kini mulai menyadari bahwa langkah yang diambilnya adalah paling tepat.Riana sadar, seandainya ia mengamuk atau membalas dendam, hal itu hanya akan membuang-buang energinya lantaran tidak akan mengubah kenyataan. Itu sebabnya ia mantap untuk menganggap semua yang terjadi padanya adalah ujian dalam hidupnya. Ia juga tidak akan menyesali apa pun lagi.Sekarang, yang Riana tahu Barra sudah meninggal. Sejujurnya terkadang ia tak pernah membayangkan hubungannya dengan Barra berakhir begini. Namun, Riana tak bisa berbuat apa-apa kalau sudah berurusan dengan takdir. Dan satu hal yang pasti, jika suatu saat nanti