Beranda / Romansa / Teman Tapi Menikah / BAB 45 - I Know You'll be Worth the Wait

Share

BAB 45 - I Know You'll be Worth the Wait

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu udah pikirin pertanyaanku waktu itu, Nai?”

“Pertanyaan—oh.” Rinai mengatupkan bibirnya saat ingat apa yang barusan dimaksud Atlas.

Di hari ketiga Rinai dirawat, Atlas kembali menjenguknya saat jam besuk. Ksatria sedang pergi ke coffee shop dan ayahnya baru saja izin pergi sebentar. Jadilah hanya tinggal mereka berdua di kamar ini.

Pertanyaan yang dimaksud Atlas adalah pertanyaan yang diajukan Atlas ketika lelaki itu datang ke rumahnya hari Minggu lalu, saat Aleah juga datang mengikutinya ke rumah Rinai.

“Aku mau kita bisa menjalani hubungan yang lebih dari temen, Nai, dan tentu aja ke jenjang yang lebih serius. Kamu mau nggak?”

Pertanyaan sederhana dengan jawaban yang sulit Rinai dapatkan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Teman Tapi Menikah   BAB 46 - Hubungan Itu Bernama ‘Jalanin Aja Dulu’

    “Kamu nggak dandan aja cantik ya, Nai. Nyesel juga sih dulu nggak usaha banget nyingkirin Ksatria.”Rinai tersenyum malu mendengar pujian tersebut, “Makasih lho, Nara.”“Stop it, Bastard,” tegur Ksatria sambil memicingkan matanya kepada Nara. “Nggak usah genit sama Rinai.”“Posesif,” cibir Nara. “Kukasih tahu aja, kalau kamu posesif nanti Rinai kabur, Sat.”Ksatria mendengus pelan dan berniat menjauhkan Nara dari ranjang Rinai, karena Nara kebetulan duduk di kursi yang tak jauh dari ranjang perempuan itu.Tetapi, Kalu dengan isengnya menahan bahu Ksatria supaya lelaki itu tetap bertahan di sampingnya, di sofa.Hari ini giliran semua sahabat Ksatria yang men

  • Teman Tapi Menikah   BAB 47 - Biar Semua Orang Tahu Tentang Kita

    “Kamarnya di mana, Sayang?”“Itu, yang paling ujung.” Leona menunjuk pintu kamar yang sudah terlihat semakin dekat. “Tapi Pak Anwar tadi bilang, Mas Sandy lagi pulang buat istirahat.”“Oh, iya? Bagus dong, bisa gantian kita yang jagain Rinai,” sahut Haydar. “Papa juga hari ini nggak ada meetingkok. Kamu abis ini ada perlu, Yang?”“Nggak.” Leona menggeleng. “Aku emang udah niat mau di sini sampai nanti Mas Sandy dateng.”Kalau sedang tidak di kantor suaminya atau bicara dengan suaminya, Leona memang kerap kali menyebut Sandy dengan panggilan ‘Mas’. Karena lelaki itu memang lebih tua darinya setahun dan di luar hubungan kerja pun, mereka sangat akrab.“Berarti yang

  • Teman Tapi Menikah   BAB 48 - Sudah Benarkah Keputusannya?

    “Kamu mau minum? Makan? Atau mau aku?”“Nggak, nggak, nggak.”“Yah….” Ksatria mendesah pelan. “Padahal kalau kamu mau dipangku aku, aku nggak keberatan lho.”Rinai melotot kepada Ksatria yang hanya membalas dengan cengiran lebarnya seperti biasa.“Mau popcorn?”“Kalau itu aku mau.” Rinai menanggapi tawaran Ksatria dengan anggukan.Selagi Ksatria mengambil stoples berisi popcorn asin untuk Rinai, Rinai sendiri menatap ke sekeliling rumahnya yang sudah ia tinggalkan selama beberapa saat. Rumah itu masih terlihat bersih meski Rinai tahu, ayahnya jarang pulang ke rumah untuk menjaganya.

  • Teman Tapi Menikah   BAB 49 - Oh, Jadi Ini yang Namanya Jebakan Batman

    “Kamu beneran nggak apa-apa aku tinggal kerja?”“Nggak apa-apalah,” jawab Rinai dengan bersemangat. “Justru aku bosen lihat mukamu.”Ksatria memicingkan matanya. “Nggak mungkin.”“Mungkin aja, Sat. Kita udah temenan dari bayi, kamu pikir seumur hidupku aku nggak pernah bosen liat mukamu?”“Jadi kamu pernah bosen?”“Sering.”“Duh.” Tiba-tiba Ksatria memegangi dadanya. “Sakit banget dengernya.”Rinai tentu saja hanya bercanda dan ia segera tergelak melihat bagaimana berlebihannya Ksatria.“Udah sana, kerja.&rdq

  • Teman Tapi Menikah   BAB 50 - Pulang ke Pelukanmu

    “Jadi Mbak Rinai belum jadian juga sama Mas Al?”Rinai memang tak terlalu pintar menyembunyikan reaksinya atas hal-hal tertentu, termasuk ketika dengan frontalnya Shahia menanyakan hal tersebut.“Belum.” Atlas-lah yang menjawab pertanyaan Shahia. “Kamu sih, kurang kenceng doanya.”“Yah, gimana sih, Mas Al.” Shahia mengerucutkan bibirnya, lalu menyandarkan kepala di bahu Rinai yang duduk di sampingnya “Ayo, usaha lebih kenceng lagi dong. Perempuan kayak Mbak Rinai nih satu banding sejuta alias langka banget!”“Kamu gencar banget promosiin aku, Sha,” canda Rinai kepada Shahia.“Abisnya aku kan nggak mau Mbak Rinai ketemu laki-laki yang nyia-nyiain Mbak gitu aja. Jadi aku cuma kenalin dan promosiin

  • Teman Tapi Menikah   BAB 51 - Bukan Lelaki Terbaik untuk Rinai

    “Mbak Rinai nggak nyesel?” Shahia bertanya dengan sangsi. “Ini si Bangsat-nya VIP lho, Mbak. Belum terlambat kok kalau Mbak mau ganti orang.”Dengan dramatis (sepertinya Rinai mulai tertular Ksatria), Rinai menggeleng. “Aku juga pengennya gitu, Sha. Tapi gimana ya….”“Nai!” Tanpa Ksatria sendiri sadari, ia sudah melotot dan merajuk pada Rinai. “Kok kamu gitu sih sama aku?”“Abisnya gimana ya, Sat…. Sebenernya kan yang dibilang Shahia ada benernya.” Rinai sengaja menoleh pada Ksatria yang masih duduk di sampingnya. “Ini Ksatria lho, si Bangsat-nya VIP Club.”Ksatria mendengus pelan. Lama kelamaan kalau ia biarkan Shahia lebih lama lagi bersama dengan Rinai, hubungannya dengan Rinai bisa bubar jalan karena tiba-tib

  • Teman Tapi Menikah   BAB 52 - Ini Pertama Kalinya Mereka (Resmi) Berkencan (I)

    “Orang kalau mau kencan biasanya pakai baju apa?”“Nggak pakai baju?”“Orang gila!” maki Rinai kepada Shua yang terhubung dengannya melalui sambungan telepon.“Serius, Nai, skin to skin bagus juga lho.”“Ah, capek ngomong sama kamu!” desis Rinai kesal.Panggilan itu sudah terhubung sejak setengah jam yang lalu dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir. Karena malas memegang ponsel sambil mondar-mandir, Rinai mengaktifkan mode loudspeaker.Hari masih cukup pagi, kalau Rinai tak ada janji, ia mungkin masih tertidur sampai sekarang. Tapi hari ini adalah jadwal kencannya dengan Ksatria dan tiba-tiba saja, Rinai tidak tahu harus memakai pakaiannya yang mana.

  • Teman Tapi Menikah   BAB 53 - Ini Pertama Kalinya Mereka (Resmi) Berkencan (II)

    Rinai hanya memutar kedua bola matanya begitu mendengar ucapan Ksatria dan masuk ke mobil lelaki itu. Ksatria sendiri tertawa melihat reaksi Rinai, kemudian mulai mengemudikan mobilnya keluar dari halaman rumah.Di mobil, Rinai sibuk mengganti stasiun radio dan berhenti di Prambors. Setelahnya, Rina bertanya kepada Ksatria, “Kita mau ke mana emangnya hari ini, Sat?”“Sebenernya aku nggak tahu kita enaknya ke mana, Nai,” aku Ksatria seraya. “Kupikir kita harus ke tempat yang belum pernah kita datengin karena ini kencan pertama kita secara resmi. Semalam aku tidur sampai jam tiga buat nyari ide, nggak ketemu-ketemu.“Aku pengennya hari ini ya spesial buat kamu, tapi ternyata minimnya pengalamanku bener-bener bikin aku nggak bisa kepikiran tempat kencan yang ideal buat kamu.”

Bab terbaru

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Kejutan yang Tidak Ada Habisnya

    "Rinai beneran ninggalin kamu berdua sama Rengga?""Iya." Ksatria menyuapi Rengga yang menerima suapannya dengan riang. "Kenapa?""Wah... kasihan Rinai nanti pas pulang," jawab Yogas dari seberang sana. "Menurut pengalamanku setelah lihat temen-temen kita, bapak dan anak kecil yang ditinggal sama istrinya pasti akan bikin kekacauan.""Aku nggak bikin kekacauan," tampik Ksatria, setengah keki. Enak saja Yogas bicara seperti itu! Maksudnya Ksatria dan Rengga bisa jadi biang onar sampai Rinai pusing, begitu?!“Lagipula kamu juga ditinggal Shua!” sambung Ksatria. “Nggak usah jemawa gitu!”“Tapi aku nggak pernah separah Badai dan Ipang.”“Halah, itu kan karena Tuhan belum nunjukin aibmu aja!”

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Napak Tilas Ksatria dan Rinai

    "Berhenti cengar-cengirnya, bisa nggak? Kamu nggak takut dikira kurang waras sama orang lain kah?"Ksatria menggeleng tanpa pikir panjang. Tangannya meraih tangan Rinai yang ada di atas meja, tapi perempuan itu dengan iseng menarik tangannya menjauh dari Ksatria."Aku nggak takut, soalnya nggak peduli kata orang." Ksatria masih saja nyengir saat menjawab Rinai. "Aku seneng banget.""Aku juga."Ah, senang sekali mendengar dari bibir Rinai secara langsung kalau ia juga senang.Ksatria merekam senyum di wajah Rinai dengan latar belakang dinding Huize Trivelli yang dipenuhi figura dan hiasan dinding lawas lainnya.Sore ini Rinai mengajak Ksatria ke sebuah restoran yang bisa dibilang cukup tersembunyi di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Restor

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rencana yang Tidak Diketahui Ksatria

    Rinai melangkah keluar dari lift dengan perasaan rindu. Wah, ternyata ia lumayan rindu datang dan bekerja di sini, di Heavenly & Co. Dari perusahaan keluarga Ksatria ini juga, tumbuh kecintaan Rinai terhadap wewangian dan semua proses menyangkut wewangian."Mbak Rinaiii!"Rinai terkekeh melihat bagaimana hebohnya Fiona saat melihat dirinya. Ia merentangkan tangan dan Fiona yang segera keluar dari mejanya langsung menyambut Rinai ke dalam pelukan."Kangen deeeh," kata Fiona sambil mengeratkan pelukannya pada Rinai. Rinai sendiri tertawa mendengarnya. "Apa kabar? Sehat, Mbak?""Sehat kok. Kamu sendiri?""Sehattt, Bos Kecil jarang lembur soalnya, hehehe."Rinai tertawa dan merenggangkan pelukan mereka. Setelah menikah dengan Ksatria, h

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Mereka yang Baru menjadi Orangtua

    Kehidupan sebagai orangtua baru bukanlah hal yang mudah.Ksatria belajar banyak hal dari pengalamannya selama enam bulan ini bersama Rengga, anak pertamanya dengan Rinai. Pengalaman Ksatria saat ikut menyaksikan bagaimana tumbuh kembang anak-anak sahabatnya, nyatanya hanya sebagian kecil daripada apa yang harusnya ia lakukan."Rengga ganteng, anaknya Papa yang ganteng juga... tidur yuk...." Ksatria masih menimang-nimang tubuh mungil Arengga Cakra Abimayu di dalam dekapannya. Anaknya yang biasa dipanggil Rengga itu masih menangis, meski tangisannya sudah tidak sekeras tadi. "Kan minum susu udah... dibawa keliling kamar udah... sekarang waktunya bobo yuk? Ikut Mama tidur... siapa tahu ketemu di mimpi."Omongan panjang lebar Ksatria kali ini ternyata berhasil meredakan tangis anaknya. Kini, tangisan Rengga semakin memelan. Anaknya itu mulai mengerj

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Jangan Sampai seperti Ksatria

    Mungkin jika dibandingkan dengan lelaki sebayanya, Ksatria telah melalui hari persalinan lebih banyak dibanding orang-orang di luar sana.Ksatria pernah beberapa kali ikut menemani sahabatnya yang menanti kelahiran buah hati mereka dengan harap-harap cemas. Jadi ia sudah cukup berpengalaman untuk mengetahui bagaimana biasanya seorang calon ayah menghadapi situasi seperti ini.Dulu, Ksatria akan mencatat di dalam hatinya bahwa ia akan melakukan A atau tidak akan melakukan B kalau suatu hari ia akan mendampingi istrinya melahirkan. Tapi lihatlah saat ini….Pengetahuan yang Ksatria simpan, entah hilang ke mana saat harinya sebagai calon ayah baru datang.“Kacau banget kelihatannya.” Yogas datang sambil tertawa. Tangan lelaki itu menyodorkan segelas kopi hangat yang langsung d

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Hal yang Tidak Disangka oleh Semua Orang dari Seorang Ksatria

    Ksatria menatap nanar ke arah laptopnya, di mana terpampang fotonya dan Rinai di SUBO saat mereka masih sebagai kekasih. Lelaki itu mengembuskan napasnya, sebal karena lima menit yang lalu, formulir untuk RSVP ke SUBO besok telah ditutup alias reservasinya sudah penuh.Padahal Ksatria ingin sekali ke sana. Sejak semalam lelaki itu sudah membayangkan bagaimana indahnya makan siang dengan menu yang tidak ia tahu apa (karena memang begitu sistem di Subo, mereka tidak punya menu pasti), sambil mendengarkan lagu-lagu gubahan Glenn Fredly dan The Bakuucakar lewat piringan hitam.Hal itu memang sudah pernah ia dan Rinai lakukan. Tapi Ksatria tiba-tiba terpikirkan ingin mengulangi lagi salah satu momen kencan manisnya dengan sang istri."Pak Ksatria....""Hmmm?" Ksatria bergumam asal tanpa mendongak untuk me

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rasa Bersalah Itu Tetap Ada

    Menjelang ulang tahun Rinai, Ksatria selalu excited dan bingung di waktu yang sama.Hadiah apa yang kira-kira dibutuhkan dan akan disukai Rinai? Apa Rinai akan tersenyum lebar saat menerima hadiah darinya?Pertanyaan-pertanyaan sejenis masih sering mampir di kepala Ksatria, meskipun sudah puluhan kali ia mencari hadiah untuk Rinai alias sudah nyaris seumur hidup ia habiskan dengan momen yang sama.Siapa bilang Ksatria tidak pernah berpikir keras jika harus memberikan hadiah untuk sahabat slash istrinya itu?Karena selalu ingin memberikan yang terbaik dan sebisa mungkin memang berguna juga disukai Rinai, Ksatria selalu berakhir dengan kebingungan sendiri dan berpikir sangat keras untuk waktu yang lama.Seperti sekarang ini.

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Bahagianya Rinai (Saat Ini), Bukan Bahagianya Ksatria

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria melangkah menuju rumah Rinai sambil berpikir mau makan siang dengan apa hari ini—ayam penyet sambal cabai hijau atau soto daging dengan tambahan kikil dan babat yang terlihat tidak sehat, tapi melenakan.Baru sampai di teras, pintu rumah Rinai tiba-tiba terbuka. Perempuan itu terlihat cantik dengan midi skirt hitam dan blus longgar berwarna baby pink. Ada pita di rambutnya dan hal itu memberi tahu Ksatria kalau sahabatnya ini sedang senang.Iya, Rinai kerap kali mengenakan jepitan berhias pita tersebut hanya saat sedang senang.“Baru mau kupanggil,” sapa Ksatria. “Udah siap? Yuk.”“

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Apakah Ini Pertama Kalinya untuk Ksatria Menyadari Perasaannya?

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria mengetukkan jemarinya di stir mobil, mencoba bersabar menunggu Rinai yang belum juga keluar dari rumahnya. Lelaki itu mengecek jam di tangannya. Memang sih, masih ada satu setengah jam lagi sebelum kelas dimulai. Tapi biasanya Rinai sudah akan menyuruh Ksatria menyetir ke kampus dengan alasan tidak ingin datang mepet dan mendapat kursi tidak strategis di kelas."Ke mana sih dia?" gerutu Ksatria. Lelaki itu akhirnya tidak tahan menunggu dan bergegas keluar dari mobilnya yang masih parkir di halaman rumah.Pandangan Ksatria mengedar ke sekitar dan setelah merasa aman (tidak ada pegawai rumahnya yang berkeliaran di sekitar), Ksatria mengeluarkan kotak rokok dan lighter-nya dari saku celana jeans

DMCA.com Protection Status