Norita bangkit dari tempat duduknya, ia berjalan mendekati anaknya itu dan memeluk erat sambil menangis sesegukkan.
Jordi hanya terdiam menerima pelukan dari sang mama yang memang sampai saat ini tidak pernah ia rasakan. Terlalu dingin hubungan yang terjadi antara Norita dan Jordi. Hubungan mereka hanya sekedar kebutuhan uang. Tidak ada hubungan kasih sayang antara ibu dan anak."Maafkan mama, Jor." Norita menangis terus. Menyesali dengan apa yang telah ia lakukan selama ini terhadap anaknya sendiri. Terlalu tidak peduli karena merasa Jordi sudah cukup dewasa untuk menghadapi semua permasalahan hidup."Ma ... please jangan mencampuri percintaan Jordi lagi, maka Jordi akan memaafkan mama. Kita bisa menjadi keluarga yang hangat lagi.""Baiklah, terserah Jordi. Mama tidak memaksa Jordi lagi."Sudahlah, lebih baik Norita mengalah saja daripada ia kehilangan anaknya. Tapi tentunya ia akan mencari cara bagaimana membuat Alice menyingkir dari hidup Jordi."Ser"Jordi kenapa, Nino?" Alice mulai tegang karena mendengar suara Nino yang bergetar sedikit ketakutan."Jordi kecelakaan. Sekarang lagi dibawa ambulans ke rumah sakit terdekat. Nanti saya akan menghubungi kamu saat sudah sampai ke rumah sakit itu."Seketika tubuh Alice lemas mendengar berita yang sangat mengejutkan itu."Iya ... iya, Nino. Thanks. Nanti saya akan ke rumah sakit."Alice segera menutup sambungan teleponnya dengan Nino. Ia sangat khawatir dan jantungnya berdegup dengan sangat cepat. Apa yang terjadi dengan Jordi? Pantas saja dari tadi Jordi menelepon dirinya tapi Alice tidak sempat mengangkat telepon itu karena terlalu banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.Menyesal?Pastinya Alice menyesal. Andaikan waktu bisa diputar. Huft ... sayangnya semua itu hanya andaikan saja.Dengan langkah yang gontai, Alice mendatangi ruangan Nathan. Ia hendak meminta izin kepada sang bos untuk keluar dari kantor sebentar.Tok! Tok! Tok!Alice me
Alice sudah tiba terlebih dahulu di rumah sakit. Ia langsung mencari Nino yang katanya sudah menunggu di UGD. Para dokter akan menyiapkan operasi karena luka yang dialami Jordi cukup parah terutama di bagian kepala. Terjadi pendarahan yang cukup serius dan Jordi tidak sadarkan diri. Tidak lama kemudian, Norita juga sampai di rumah sakit itu. Ia melihat Alice dan langsung menampar gadis itu. "Apakah kamu senang melihat Jordi seperti ini, HAH?" bentak Norita yang sudah sangat marah. Ia tidak suka melihat wajah Alice dan ia benci karena Alice sudah mengambil Jordi darinya. Alice mengubah Jordi secara keseluruhan sehingga terus membangkang pada mama kandungnya sendiri. "Ma-maaf, Tante." Alice menundukkan kepala. Ia sama sekali tidak berani melihat Norita."Sudah aku katakan sebelumnya, jauhi dirimu dari Jordi! Jangan pernah berharap lebih dari Jordi! Alice terdiam mendengar semua bentakan dari Norita. Ia tak bisa membalas apapun"Sek
"Tolong cek untuk keadaan Jordi. Aku tak akan bisa masuk ke ruangan Jordi nanti. Pasti Tante Norita tak akan mengizinkan aku untuk masuk dan mengecek keadaan Jordi," pinta Alice dengan penuh harap kepada Nino. "Tenang, Al. Aku akan membantu sebisaku." Nino menepuk bahu Alice perlahan. "Thanks, Nino." "Ayo, kita pulang dulu." Alice menganggukkan kepalanya. Nino pun segera mengantarkan Alice ke rumahnya. Sementara itu, Jordi harus dioperasi besar. Kepalanya terluka sangat parah. "Tante, Norita!" panggil seorang wanita yang suaranya sangat Norita kenal. "Ya Tuhan, untung kamu datang, Anita." "Apa yang terjadi? Kenapa Jordi kecelakaan.""Tante tak tahu, Nita! Sungguh, Tante bingung." ujar Norita sangat panik.CEKLEK!Pintu ruangan operasi terbuka dan dokter yang mengurus Jordi adalah ternyata ayah dari Anita."Papa, bagaimana keadaan Jordi?" tanya Anita sangat khawatir."Pendarahan di kepa
"iya, Tante. saya akan bantu Tante." "Terima kasih ya, Nita. Tante sangat bersyukur karena ada kamu." "Sama-sama, Tante." Anita menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. Tak lama kemudian, Jordi pun dimasukkan ke ruangan perawatan. Norita dan Anita pun bisa bernafas lega. ‘Semoga kamu hilang ingatan ya, Anakku. Kita mulai lembaran baru. Kita akan hidup dengan lebih baik dan Mama akan menjauhkan kamu dari Alice.’ ujar Norita dari dalam hatinya. Mungkin terdengar seperti doa yang jahat, tapi bagaimana lagi? Norita berpikir kalau ini adalah tanda dari Tuhan agar dia bisa memulai hidup baru dengan Jordi. * Alice kembali ke rumahnya dengan langkah yang gontai. Pikirannya berkecamuk dan sangat khawatir dengan keadaan Jordi. “Al, kenapa? Ada apa?” tanya Ranti yang sangat khawatir dengan keadaan anaknya itu. “Jordi kecelakaan, Ma.” “Bagaimana keadaannya sekarang?” Ranti pun khawatir. Alice menggelengkan kepalanya. “Aku sama sekali tak tahu bagaimana keadaan Jordi,
"Dia calon istri kamu, Jor." tukas Norita dengan sangat yakin. Mata Anita langsung membelalak saja mendengar ucapan dari Norita. Hanya saja, ia tak berani bicara apapun."Calon istriku? Benarkah itu?" tanya Jordi seakan tak percaya.Terpaksa, Anita menganggukan kepalanya.Jordi tersenyum dan terlihat sedikit menyesal. "Maaf, aku benar-benar tak ingat dengan kamu.""Tak apa, Jor. Kamu dan Anita bisa memulai lembaran baru. Tak ada yang perlu disesalkan." tukas Norita.Wanita itu mengambil tangan Anita dan Jordi. Menumpuknya bersama."Kalian akan jadi pasangan yang sangat bahagia dan mama restui.""Terima kasih, Ma.""Ya sudah. Mama sudah mengurus kepindahan kita ke Singapura.""Kenapa harus pindah, Ma?" tanya Jordi yang masih bingung dengan keadaan saat ini."Uhm, ada dokter yang bisa membantu untuk memulihkan tubuhmu lebih cepat. Teknologi di sana lebih maju. Tentunya kamu berharap bisa sembuh dong.""Iya, Ma."Norita langsung memeluk tubuh Jordi. Ia sangat senang sekarang anaknya men
Alice pulang ke rumahnya dengan langkah gontai. Wajahnya sudah sembab."Ada apa, Nak? Apa yang terjadi?" tanya Ranti yang sangat khawatir dengan keadaan anaknya itu."Jordi, Ma." tukas Alice sambil menangis tersedu-sedu. Ia langsung memeluk tubuh Ranti. Sungguh, Alice tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Wanita itu kalut dengan semua keadaan yang terjadi. "Jordi kenapa, Al?" Ranti semakin cemas saja. Alice adalah anak yang jarang menangis, maka dari itu Ranti sangat takut dengan apa yang terjadi dengan Alice saat ini."Jordi meninggal, Ma.""HAH! Astaga ..."Alice tak dapat menghentikan tangisnya. Ia terus menangis dan menangis di pelukan Ranti. Ia harus melepaskan semua kesedihannya dan hanya kepada Ranti, Alice bisa menangis."Tenang, Al. Tenang.""Semua salah Al, Ma.""Salah bagaimana? Apa salah kamu? Ayo duduk dulu."Ranti melepaskan pelukan Alice dan membawa anaknya menuju ke atas sofa. "Ceritakan apa yang terjadi, Al." tukas Ranti lembut.Alice menatap Ranti dengan rasa
Jordi dan Alice berada di dalam sebuah mobil SUV mewah, membelah kota Jakarta yang sudah lenggang di jam sembilan malam. Mereka baru saja pulang dari club malam untuk merayakan kelulusan mereka."Alice," panggil Jordi yang sudah mulai kegerahan. Tidak tahu apa yang sedang terjadi kepada dirinya."Kenapa, Jor?" Alice juga merasakan hal yang sama dengan Jordi. Kepanasan dengan tubuhnya sendiri."Bisa ke apartemen gue dulu gak?" Jordi mulai membuka satu kancing kemejanya. Rasanya sangat panas."Loe sakit? Gue juga nih. Agak panas badan gue. Gak enak gitu. Apa gue masuk angin ya?" Alice juga merasakan hal yang tidak enak di tubuhnya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menghilangkan kesalahan di tubuhnya itu. Sangat aneh dan Alice tidak pernah merasakannya."Ya sudah, kita ke apartemen dulu cari obat. Gue takut kecelakaan kalau anter ke rumah loe. Mana satu jam pula perjalanan. Apartemen gue cuma sedikit lagi sampai," tawar Jordi."Ok. Apa tadi jus jeruknya sudah basi ya? Loe tad
Alice terbangun saat matahari sudah bersinar terang benderang. Entah jam berapa sekarang ini, tapi rasanya tubuh Alice sangat sakit. Ia melihat ke sekeliling dan ternyata ia berada di apartemen milik Jordi. Alice sudah sangat hafal dengan interior kamar Jordi yang sering ia kunjungi.Betapa terkejutnya Alice melihat Jordi tidur di sampingnya. Jordi bertelanjang dada dan lebih terkejut lagi saat mendapati dirinya sendiri hanya berlapiskan selimut. Ia melihat ke arah dalam selimut dan Alice mendapati bahwa ia tidak mengenakan pakaian apapun."ARGH! WHAT HAPPENNED, JORDI?" jerit Alice histeris dan sekaligus membangunkan Jordi yang sudah mengeluarkan tenaga berlebihan tadi malam.Jordi yang masih mengumpulkan roh dan tenaganya segera terbangun karena teriakan Alice. Ia mendapati dirinya tanpa sehelai benangpun dan hanya di tutupi oleh oleh selimut tebal. Sementara Alice, hal yang sama terjadi pada Alice.Jordi segera berposisi duduk dan berpikir ulang dengan apa yang terjadi semalam."Maaf