"Sayang?""A ... aku keluar sebentar lagi. Tu ... tunggu ya."Gerakan tangan Eric semakin cepat. Sampai akhirnya, aku hampir jatuh berlutut di lantai ....Pintu terbuka.Suamiku menatapku dengan bingung dan bertanya, "Sayang, kenapa wajahmu merah sekali?"Dengan wajah yang memerah karena gairah, aku menunduk malu dan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.Eric menjawab dengan tenang dan wajar, "Sepertinya karena pijatannya melancarkan peredaran darah. Itu normal."Khawatir suamiku akan menyadari sesuatu, aku segera mendorongnya keluar. "Bukannya kamu bilang mau pergi dinas seminggu setelah aku masuk ke sini? Sudah sana, pergi saja, nggak usah khawatirkan aku."Akhirnya, suamiku pun pergi setelah aku paksa. Sepanjang sisa hari itu, pikiranku terus dipenuhi oleh Eric.Tak disangka, dengan penampilan sesopan itu, tubuhnya ternyata sangat kekar. Saat menahanku, otot lengannya tampak sangat jelas. Begitu mengerahkan tenaga, urat-urat di lengannya tampak menonjol.Seandainya saja otot-otot
Keesokan harinya, aku terbangun saat hari sudah siang.Begitu membuka mata, yang kurasakan hanyalah tubuh yang segar, tidak ada rasa lengket sama sekali.Saat melihat Eric, ingatanku langsung kembali. Ekspresiku pun silih berganti antara pucat dan muram. Sementara itu, Eric bersikap seolah tak terjadi apa-apa dan tetap menjalankan pekerjaannya seperti biasa.Pukul sepuluh malam, Eric kembali mengetuk pintu kamar tepat waktu.Tubuhku yang sudah terbiasa dengan sentuhan minyak pijat, mulai merindukan sensasinya. Namun, jauh di lubuk hati, aku tidak ingin terus mengkhianati suamiku. Kali ini aku tidak membiarkan Eric masuk, melainkan bersembunyi dalam selimutku.Hanya saja, teknikku kalah jauh dibandingkan Eric ....Di saat napasku masih terengah-engah, selimutku tiba-tiba tersingkap.Eric datang.Barusan pikiranku penuh dan kacau, sampai-sampai aku tak sadar kapan dia masuk ke ruanganku.Setelah menilai penampilanku sejenak, Eric berkata sambil tertawa, "Apa serunya Nyonya main sendiri?
Suamiku dan Melinna.Suamiku yang selama ini terlihat dingin dan tak berhasrat, kini wajahnya penuh gairah. Sementara Melinna sedang berlutut di depannya. Seseorang yang katanya sedang dinas dan satu lagi yang izin cuti.Mereka ternyata berselingkuh di lantai bawah tempat aku tinggal.Aku tidak berteriak, juga tidak marah. Aku hanya memandangi suamiku yang kemudian menjatuhkan tubuh Melinna ke atas ranjang. Mereka saling bergumul seolah tak ada siapa pun yang melihat. Sepertinya mereka tidak bisa melihatku dan Eric."Tenang saja, ini kaca satu arah," jelas Eric sambil menekan sebuah tombol lagi.Lalu, terdengarlah suara suamiku dan Melinna dari balik kaca itu.Melinna bertanya, "Antara aku dan istrimu, siapa yang lebih membuatmu nyaman?"Tubuh Melinna yang mungil menempel erat pada suamiku. Entah apa yang dilakukannya, suamiku terkesiap dan mengumpat pelan, lalu memukul bokong Melinna."Istriku nggak segenit kamu dong. Cepat atau lambat, aku bakal mati di tanganmu." Suamiku yang selama
Drrt drrt drrt ....Getaran benda di dalam tubuhku telah mencapai puncak. Napasku terengah-engah dan aku berusaha menggigit selimut dengan keras. Pinggangku terangkat tinggi, kemudian diturunkan dengan keras. Benda itu bahkan bisa menyengat listrik.Kalau diteruskan seperti ini, aku bisa mati di sini ....Aku mengambil ponsel dan menelepon Eric. "Turun ke bawah," katanya singkat lalu menutup panggilan.Aku segera mengenakan pakaian, memastikan bayiku tidur dengan aman, lalu melangkah keluar kamar. Jarak menuju lantai bawah yang biasanya hanya lima menit, kini baru bisa kutempuh dalam waktu 15 menit.Begitu masuk ke ruangan itu, mataku langsung tertuju ke arah dinding kaca besar.Benar saja, kedua orang yang baru keluar tadi, kini sedang berhubungan badan lagi di sebelah."Pakai ini." Eric memberiku sebuah pakaian untuk menghalangi pandanganku. Setelah kulihat kembali, bukannya terlihat seperti pakaian, benda itu lebih mirip beberapa helai tali yang menghubungkan potongan-potongan kain
Hari itu, di perjalanan menuju rumah sakit, aku hampir tertabrak mobil.Pengemudinya adalah seorang pria muda yang cukup tampan. Setelah mengantarkanku ke rumah sakit, dia juga menemaniku menjalani berbagai pemeriksaan karena khawatir akan terjadi sesuatu padaku.Setelah itu, kami saling menambahkan kontak. Dia sering mengajakku mengobrol, bahkan beberapa kali mengajakku keluar. Awalnya aku menolak beberapa kali. Namun, setelah waktunya dirasa tepat, aku pun setuju untuk keluar bersamanya.Orang ini kurang mahir. Dengan polosnya, dia langsung memilih hotel sebagai tempat bertemu. Hanya saja, meskipun tahu ini jebakan, aku tetap datang sesuai janji.Semua ini direkam oleh orang suruhan Eric dan disebarkan di internet. Dia menangis-nangis, menuduhku berselingkuh dengan begitu dramatisnya.Warganet pun mulai mengungkit pernikahanku sebelumnya, mencaci maki bahwa aku adalah wanita yang doyan berselingkuh, dan ramai-ramai menuntut agar aku keluar dari pernikahan tanpa membawa apa pun.Tujua
Hari itu, di perjalanan menuju rumah sakit, aku hampir tertabrak mobil.Pengemudinya adalah seorang pria muda yang cukup tampan. Setelah mengantarkanku ke rumah sakit, dia juga menemaniku menjalani berbagai pemeriksaan karena khawatir akan terjadi sesuatu padaku.Setelah itu, kami saling menambahkan kontak. Dia sering mengajakku mengobrol, bahkan beberapa kali mengajakku keluar. Awalnya aku menolak beberapa kali. Namun, setelah waktunya dirasa tepat, aku pun setuju untuk keluar bersamanya.Orang ini kurang mahir. Dengan polosnya, dia langsung memilih hotel sebagai tempat bertemu. Hanya saja, meskipun tahu ini jebakan, aku tetap datang sesuai janji.Semua ini direkam oleh orang suruhan Eric dan disebarkan di internet. Dia menangis-nangis, menuduhku berselingkuh dengan begitu dramatisnya.Warganet pun mulai mengungkit pernikahanku sebelumnya, mencaci maki bahwa aku adalah wanita yang doyan berselingkuh, dan ramai-ramai menuntut agar aku keluar dari pernikahan tanpa membawa apa pun.Tujua
Drrt drrt drrt ....Getaran benda di dalam tubuhku telah mencapai puncak. Napasku terengah-engah dan aku berusaha menggigit selimut dengan keras. Pinggangku terangkat tinggi, kemudian diturunkan dengan keras. Benda itu bahkan bisa menyengat listrik.Kalau diteruskan seperti ini, aku bisa mati di sini ....Aku mengambil ponsel dan menelepon Eric. "Turun ke bawah," katanya singkat lalu menutup panggilan.Aku segera mengenakan pakaian, memastikan bayiku tidur dengan aman, lalu melangkah keluar kamar. Jarak menuju lantai bawah yang biasanya hanya lima menit, kini baru bisa kutempuh dalam waktu 15 menit.Begitu masuk ke ruangan itu, mataku langsung tertuju ke arah dinding kaca besar.Benar saja, kedua orang yang baru keluar tadi, kini sedang berhubungan badan lagi di sebelah."Pakai ini." Eric memberiku sebuah pakaian untuk menghalangi pandanganku. Setelah kulihat kembali, bukannya terlihat seperti pakaian, benda itu lebih mirip beberapa helai tali yang menghubungkan potongan-potongan kain
Suamiku dan Melinna.Suamiku yang selama ini terlihat dingin dan tak berhasrat, kini wajahnya penuh gairah. Sementara Melinna sedang berlutut di depannya. Seseorang yang katanya sedang dinas dan satu lagi yang izin cuti.Mereka ternyata berselingkuh di lantai bawah tempat aku tinggal.Aku tidak berteriak, juga tidak marah. Aku hanya memandangi suamiku yang kemudian menjatuhkan tubuh Melinna ke atas ranjang. Mereka saling bergumul seolah tak ada siapa pun yang melihat. Sepertinya mereka tidak bisa melihatku dan Eric."Tenang saja, ini kaca satu arah," jelas Eric sambil menekan sebuah tombol lagi.Lalu, terdengarlah suara suamiku dan Melinna dari balik kaca itu.Melinna bertanya, "Antara aku dan istrimu, siapa yang lebih membuatmu nyaman?"Tubuh Melinna yang mungil menempel erat pada suamiku. Entah apa yang dilakukannya, suamiku terkesiap dan mengumpat pelan, lalu memukul bokong Melinna."Istriku nggak segenit kamu dong. Cepat atau lambat, aku bakal mati di tanganmu." Suamiku yang selama
Keesokan harinya, aku terbangun saat hari sudah siang.Begitu membuka mata, yang kurasakan hanyalah tubuh yang segar, tidak ada rasa lengket sama sekali.Saat melihat Eric, ingatanku langsung kembali. Ekspresiku pun silih berganti antara pucat dan muram. Sementara itu, Eric bersikap seolah tak terjadi apa-apa dan tetap menjalankan pekerjaannya seperti biasa.Pukul sepuluh malam, Eric kembali mengetuk pintu kamar tepat waktu.Tubuhku yang sudah terbiasa dengan sentuhan minyak pijat, mulai merindukan sensasinya. Namun, jauh di lubuk hati, aku tidak ingin terus mengkhianati suamiku. Kali ini aku tidak membiarkan Eric masuk, melainkan bersembunyi dalam selimutku.Hanya saja, teknikku kalah jauh dibandingkan Eric ....Di saat napasku masih terengah-engah, selimutku tiba-tiba tersingkap.Eric datang.Barusan pikiranku penuh dan kacau, sampai-sampai aku tak sadar kapan dia masuk ke ruanganku.Setelah menilai penampilanku sejenak, Eric berkata sambil tertawa, "Apa serunya Nyonya main sendiri?
"Sayang?""A ... aku keluar sebentar lagi. Tu ... tunggu ya."Gerakan tangan Eric semakin cepat. Sampai akhirnya, aku hampir jatuh berlutut di lantai ....Pintu terbuka.Suamiku menatapku dengan bingung dan bertanya, "Sayang, kenapa wajahmu merah sekali?"Dengan wajah yang memerah karena gairah, aku menunduk malu dan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.Eric menjawab dengan tenang dan wajar, "Sepertinya karena pijatannya melancarkan peredaran darah. Itu normal."Khawatir suamiku akan menyadari sesuatu, aku segera mendorongnya keluar. "Bukannya kamu bilang mau pergi dinas seminggu setelah aku masuk ke sini? Sudah sana, pergi saja, nggak usah khawatirkan aku."Akhirnya, suamiku pun pergi setelah aku paksa. Sepanjang sisa hari itu, pikiranku terus dipenuhi oleh Eric.Tak disangka, dengan penampilan sesopan itu, tubuhnya ternyata sangat kekar. Saat menahanku, otot lengannya tampak sangat jelas. Begitu mengerahkan tenaga, urat-urat di lengannya tampak menonjol.Seandainya saja otot-otot
Namaku Tasya, seorang wanita muda yang baru saja melahirkan.Demi pemulihan yang lebih baik dan agar bisa merawat bayi dengan optimal, suamiku mendaftarkanku di pusat perawatan pasca-melahirkan terbaik di kota. Kudengar ada seorang perawat di sana yang memiliki teknik pijat warisan keluarga dan banyak ibu yang baru melahirkan berhasil pulih total berkat perawatannya.Seorang sahabatku pernah mencoba perawatannya juga. Diam-diam dia memberitahuku bahwa setelah dipijat oleh perawat itu, kulitnya jadi jauh lebih halus, bahkan bentuk payudaranya pun jadi terlihat lebih berisi.Setelah kuceritakan pada suamiku, dia justru lebih bersemangat dariku dan tak sabar mengantarkanku ke pusat perawatan tersebut."Nyonya, selamat datang. Ini adalah perawat pijat yang Anda pilih, namanya Eric. Ini adalah pengasuh bayi Anda, Melinna."Di dalam kamar rawat VIP yang mewah, aku memandangi Eric dari atas sampai bawah dengan agak terkejut. Tak kusangka, perawat pijat yang begitu terkenal ternyata adalah seo