Beranda / Romansa / Tawanan Pewaris Psikopat / BAB 61. Hancur Perlahan

Share

BAB 61. Hancur Perlahan

Penulis: authorsemesta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-27 22:36:10
Charlie begitu mudah menemukan keberadaannya. Seolah, dia memang tidak memungkinkan untuk pergi jauh. Pria itu datang dan menjemputnya. Sama sekali tidak terlihat marah, meraih tangan Meta dengan lembut dan membawanya pulang. Gadis itu hanya diam, memikirkan berbagai hal.

Edward benar-benar mengingkari janjinya. Pria itu sendiri yang berjanji akan datang dan menyelamatkannya. Apa Edward benar-benar ingin melepasnya begitu saja.

“Bagaimana dengan Papa? Kamu bilang akan membawaku bertemu dengannya sebelum pergi jauh,” ucap Meta membuka pembicaraan.

Ada dua permintaan yang belum Edward penuhi, dan seharusnya Meta bisa meminta Edward membebaskannya dari kukungan Charlie, meski harus membayar mahal. Namun, kekecewaan terbesar terhadap Edward yang pergi tanpanya, membuat Meta mengurunkan niat.

Mungkin untuk sementara waktu dia akan mengikuti keinginan Charlie. Dia juga bisa bertemu dengan Adam sesuai janji pria itu.

“Tentu saja, kita akan pulang hari ini dan bertemu Adam saat tiba di In
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 62. Jangan Memancingku

    Meta mengerutkan dahi, merasa ada yang janggal pada interaksi Adam dan Charlie. Adam terlihat marah, sementara Charlie berusaha menenangkan pria paruh baya itu. Dia tidak bisa mendengar begitu jelas pembicaraan kedua orang itu, hanya raut wajah mereka yang bisa Meta lihat.Charlie datang terburu-buru, bersamaan dengan beberapa pengawal yang mulai mengepung Adam. Pria paruh baya itu tampak meneriakkan sesuatu. Meta gelisah, berusaha untuk keluar. Namun, terlambat pintu mobil sudah terkunci rapat.“Apa yang kamu lakukan pada Papa?”“Mereka tidak akan menyakiti Adam. Mereka hanya bertugas untuk menghalangi dia sampai kita pergi,” sahut Charli, mengambil ponsel. Pria itu mulai sibuk menghubungi asistennya, menyuruh wanita itu untuk bersiap menyambut kedatangan mereka.Meta tidak tahu ke mana Charlie akan membawanya. Rasa khawatir pada Adam membuatnya tidak tenang. Sesuatu pasti tengah terjadi hingga Adam tampak tidak berpihak pada Charlie.“Apa! Apa mereka gila? Bagaimana bisa menjual se

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 63. Sang Penyelamat

    Charlie menyeret Meta dengan paksa, hingga gadis itu beberapa kali hampir terjungkal. Kakinya terasa sakit dipaksa berjalan. Semua itu menjadi tidak penting, saat Meta mulai menyadari ke mana Charlie membawanya. Pria itu sudah mulai gila sepertinya. Sebuah rumah yang cukup jauh dari perkotaan. Meta mulai cemas, tidak akan ada yang menemukannya di tempat itu bahkan jika dia benar-benar mati bersama Charlie. “Kamu benar-benar sudah gila!” “Aku tau itu. memangnya apa lagi yang bisa membuatku tetap waras?” Meta menghela napas, mencoba tenang. Dia harus berpikir jernih untuk menemukan jalan keluar. Kali ini harus berhasil. Dia hanya asal bicara tentang kematian. Masih ada janji yang harus dia tepati artinya dia harus tetap hidup sampai janjinya terpenuhi. “Mau tau tempat apa ini?” tanya Charli mengunci pintu, dan menyimpan kunci ke dalam sakunya. Meta tidak terlalu penasaran, tetapi melihat foto seorang wanita di atas nakas, membuatnya mulai penasaran. Wanita itu adalah Grace. “Iyap,

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 64. Bayaran yang Setimpal

    Charlie berhasil membuat kemarahan Edward mencapai puncak kemarahannya. Dada pria itu bergemuruh hebat saat menemukan Charlie yang hampir menyentuh tawanannya. Hanya dia yang boleh melakukannya! hanya dia yang boleh menyentuh tawanannya, memperlakukan gadis itu sesuka hatinya. Charlie hanya orang luar yang mencoba merebut tawanannya. “Sialan!” umpat Edward. Rupanya Charlie menyiapkan orang-orangnya untuk menyambut Edward. Satu lawan puluhan orang, cukup menguras energi. Regano bersama para pengawalnya harus membantu Adam. Benar-benar menyusahkan. “Jangan menyentuhnya sialan!” teriak Edward. Fokus pria itu terbagi, memperhatikan Charlie yang terus saja melancarkan aksinya, sementara musuhnya terus saja menyerang. “Ck, jangan berisik. Ini menyenangkan, lagipula Meta terlihat menyukainya. Benar kan, Sayang,” Meta menggeleng kuat, air matanya mengalir semakin deras. Tubuhnya kini hampir tanpa busana. Terlambat sedikit saja, Charlie benar-benar bisa melihat tubuh mulusnya. “Bodoh! Haru

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 65. Jangan Jatuh Cinta!

    Edward menyelamatkan Meta yang ke sekian kalinya. Pada awalnya, Meta mulai ragu akan jalan yang dia pillih. Dia berpikir Edward benar-benar menyerahkannya pada Charlie. Rupanya, pria itu sedang menyiapkan pembalasan yang setimpal. Pembalasan yang tidak pernah Meta pikirkan. Edward mengambil semua saham dan investasi yang Charlie buat untuk masa depan, kemudian menghancurkan satu per satu orang di sisi Charlie, hingga tidak satu pun membantu Charlie. Lebih buruk lagi tidak satu pun keluarga yang menerima Charlie, atau peduli pada pria itu. Alhasil, Charlie dikuburkan di pemakaman umum. “Istirahat dulu, kalau merasa suasana hati memburuk beritahu aku,” ucap Ren. Charlie pasti membuat Meta trauma. Dipaksa menjadi orang lain dan diperlakukan tidak baik, pasti membuat mental Meta kacau. Gadis itu hanya belum merasa dampaknya. Dalam waktu dekat, Meta akan merasa suasana hatinya memburuk, kemudian mulai berhalusinasi, ditambah lagi ketakutan yang berakhir jadi sebuah trauma. “Terima kasih,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 66. Kelakuan Meta

    Tingkah Meta hari ini benar-benar menguji kesabaran Edward. Pasalnya sejak pagi gadis itu sama sekali tidak melepas pelukannya, merengek dalam dekapan Edward. Meta tidak mengizinkan Edward bergerak sedikit saja dari tempat tidurnya. “Jangan memancingku, Ta,” Ke sekian kalinya, Edward memberi peringatan, dan gadis itu masih saja mengabaikannya, memeluk Edward bak guling. Nyaman, satu kata yang menggambarkan perasaannya saat tidur dalam pelukan pria itu. “Aku masih nganntuk tapi takut tidur sendiri. gimana kalau mimpi buruk lagi,” ucap gadis itu. Suara serak khas bangun tidur. Meta menguap bebeapa kali, mengambil posisi senyaman mungkin, tidak peduli jika itu akan membuat Edward marah. “Dalam hitungan tiga, kalau gak bangun juga, kamu harus menerima hukuman,” Edward mulai menghitung. Tepat pada hitungan ketiga, pria itu mendorong Meta menjauh, hingga nyaris terjatuh dari tempat tidur. Meta membuka mata, lantas tampak berkaca-kaca. Gadis itu terlihat begitu menderita hingga Edward ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 67. Iam (Not )Alone

    Waktu itu semua masih berjalan baik. Meski kehilangan sahabat yang teramat munafik dan hanya memanfaatkan dirinya, Meta tidak pernah benar-benar sendirian. Yoona selalu menjadi tempat untuknya pulang, membagikan apa pun yang dia alami di luar rumah. Yoona dan Adama adalah rumah untuk Meta. “Ta, kenapa gak pernah cerita apa pun sama aku?” tanya Xadira penasaran. Meta pasti memiliki kehidupan yang cukup rumit, sama seperti dirinya. Xadira sering berbagi meski pada akhirnya hanya jadi sebuah misteri, sementara Meta hanya diam saja seolah hidupnya baik-baik saja. “Karena aku gak pernah merasa kesepian. Aku punya rumah unttuk pulang, lantas untuk apa aku membutuhkan telinga orang lain untuk mendengarkanku lagi?” “Kamu sangat beruntung kalau begitu. Kuharap kamu selalu beruntung dalam hal apa pun, Ta. Orang sepertimu akan sangat sakit jika tidak punya rumah untuk pulang lagi,” tutur Xadira. Meta mengerti, tidak terbiasa tanpa kehadiran Yoona dan Adam, membuat dia terkadang begitu takut ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 68. Waktu

    Meta meminta lima bulan untuk bersama Adam bukan tanpa alasan. Meta ingin menghabiskan lima bulan berharga sebelum menyerahkan sisa hidupnya pada Edward. Sama sekali tidak terlintas keinginan untuk melarikan diri. Gadis itu merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Dia harus menepati janji pada Xadira, apa pun yang terjadi. Satu langkah sudah ddia ambil, dan tidak akan pernah bisa mundur lagi. “Wherever i go you will find me! Aku memegangnya begitu erat, ke mana pun aku pergi, kamu akan berhasil menemukanku, meski kita berada di zona waktu yang berbeda sekalipun,” ucap Meta. Sejak memutuskan sebuah pilihan, tidak selangkah pun Edward membiarkan Meta pergi dari sisinya. Gadis itu sendiri malah merasa lebih nyaman dalam dekapan Edward, tidak peduli jika sewaktu-waktu pria itu akan menuntut bayaran atas permintaan keduanya. Kehormatan sebagai seorang wanita akan segera direnggut darinya. Meta sendiri tidak tahu akan bagaimana selanjutnya. 4 tahun, dia akan menjalani pendidikan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 69. Backingan

    Asnaf mendapatkan kebebasannya setelah dikurung bertahun-tahun di penjara bawah tanah oleh putraya sendiri. sebuah keberuntungan menemukan gadis yang bisa dijadikan pancingan. Faktanya Edward masih memiliki sedikit hati nurani, berbeda dengan dirinya yang lebih kejam.Tanpa rasa iba, dia mulai mempermainkan calon korbannya, memberikan rasa takut dan trauma mendalam, sebelum benar-benar menghabisinya. Asnaf tertawa senang, menikmati penderitaan korbannya. Semakin menjerit dan memohon ampun padanya, semakin senang pula dirinya.“Uluh, apakah sakit?” tanyanya memberi goresan lagi pada tubuh sang korban. Jeritan memekakan telinga kembali terdengar. Asnaf seolah tuli, hinga terus saja memberikan goresan.“Bunuh saja aku! Jangan menyiksaku dnegan cara ini!” teriak korbannya lagi.Asnaf menggeleng kecil, tidak suka mengakhirinya dengan cepat. Korbannya hharus merasakan sakit sampai rasanya ingin mati saja, dan semakin menyiksa saat tak kunjung mendapatkannya jua.“Kumohon bunuh saja aku!” li

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07

Bab terbaru

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 134. New Life

    Dua tahun berlalu begitu saja. Dengan sedikit bantuan dari world agency hukumannya bisa selesai lebih cepat. Dia kini bisa menghirup udara dengan bebas. Tangannya terentang, menyambut dunia barunya.Mobil hitam berhenti, membuat senyumnya semakin lebar.“Selamat datang kembali, Edward,” sapa Regano.Tidak ada embel-embel ‘tuan’ lagi, karena sejak hari itu mereka hanyalah saudara yang akan memulai hidup baru. Edward terkekeh, lantas masuk ke dalam mobil, mendahului sang supir.“Bagaimana keadaannya?”Sebulan yang lalu, dia akhirnya mendengar berita terbaiknya. Meta akhirnya bangun setelah tidur cukup lama. Edward sungguh berpikir tidak memiliki kesempatan untuk bersama wanitanya lagi. Namun, harapan itu sedikit memudar kala mengetahui kalau Meta kehilangan cukup banyak kenangannya.“Keadaannya mulai membaik, meski harus menjalani latihan untuk bisa berjalan lagi,” jelas Regano.Selain memori, Meta juga sempat tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya atau disebut lumpuh total. Sebulan t

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 133. Cinta yang Sempurna

    Dia terlahir dengan julukan monster, tatapan benci bercampur rasa takut yang sering dijumpainya. Bukan hanya orang-orang, bahkan ibunya tak pernah mau menatapnya sebagai seorang putra. Bertahun-tahun, dia hidup dalam kegelapan. Edward Leonardo, namanya. Si pria berhati dingin dan beku. Tidak ada cinta, bahkan tidak ada rasa sedikit pun. Ditolak oleh orang-orang memaksa kepribadian gelapnya muncul. Asnaf adalah role model yang dia miliki, satu-satunya. Hanya Asnaf-yang sama dengannya- yang mau dekat dengan Edward. Asnaf membesarkannya dengan cara yang salah, hingga Edward tumbuh sesuai keinginan pria psikopat tersebut. Waktu berjalan begitu cepat. Edward yang tanpa perasaan, dinobatkan sebagai leader dalam organisasi besar dunia. Mafia yang akan mengambil organ milik orang lain yang tak mampu memenuhi target. Apa saja, termasuk hidup mereka jadi jaminannya. “Kamu hanya perlu menjalani hukuman penjara selama dua tahun, leader,” ucap Mr. Secret A. Tidak ada pilihan. Masalah sudah mera

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 132. Perjuangan Terakhir

    Bagi Dion terlalu mudah mengakhiri rasa sakit hanya dengan membunuh Edward. Bertahun-tahu dia hidup dalam penderitaan setelah kehilangan gadis yang dia sayangi, sementara Edward terus beraksi tanpa takut sedikit pun. Kali ini, dia hanya ingin pria itu merasakan penderitaan yang sama dengannya. Dia ingin Edward merasakan ketakutan yang luar biasa. “Kamu pikir aku akan mudah melakukannya?” Dion terkekeh, menarik Meta agar mengikuti langkahnya. Tidak seorang pun berani melangkah. Meta menangis, menatap Adam yang semakin melemah. Dia sungguh ingin berlari dan memeluk pria tersebut. “Tolong Papa,” gumam Meta sebelum Dion memaksanya masuk ke dalam mobil. Edward menurut, menyuruh anak buahnya untuk segera membawa Adam ke rumah sakit. Dia dan Regano akan mengejar mobil yang Dion bawa. Di dalam mobil Meta hanya terus menangis, bukan karena dirinya dalam bahaya, melainkan karena takut tidak bisa melihat Adam lagi. “Kamu hebat! Aku akui itu. Kamu bisa membuat leader tergila-gila, bahkan tak

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 131. Te Amo, Meta

    Kakinya terus melangkah, tanpa keinginan melihat ke belakang. Dia semakin jauh ke dalam kegelapan, ke tengah pepohonan yang semakin menjulang tinggi. Rasa takut kerap muncul. Namun, tekad untuk segera pergi dari tempat itu tak kalah besar. Dia terus melangkah lebar. Sebelah tangannya memegang satu-satunya pistol yang jadi alatnya untuk saat ini.Dor!Dia kembali menembak di salah satu pohon, memberi petunjuk. Dia sadar akan ada seseorang yang mencarinya nanti. Petunjuk itu akan membantunya untuk ditemukan lebih mudah.“Sssh, bertahanlah, Nak. Kita akan segera keluar dari tempat ini,” gumamnya mengelus perutnya yang semakin perih.Sesuatu yang buruk bisa terjadi jika dia terlambat keluar dari tempat itu.“Awss,”Pada akhirnya, Meta kehilangan tenaga untuk terus melangkah. Rasa sakit melanda seluruh tubuhnya, bukan hanya perut. Napasnya mulai tercekat, pelipinya dipenuhi keringat. Tubuhnya lemas, seolah tenaganya terserap habis tanpa sisa.“Ed, tolong,” gumamnya lirih. Dia bersandar di

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 130. Rasa yang Tak Seharusnya

    Dari mana semua permasalahan ini bermula? Rasa cinta yang tidak bisa dikendalikan adalah awal semua dimulai. Azura jatuh hati pada pangeran kegelapan. Jika waktu diputar dan Azura tidak pernah menikah dengan Asnaf, mungkin kisah ini gak akan dimulai. Tidak ada Edward atau pewaris gen psikopat dari pria kegelapan tersebut. Satu sisi, jika saja Dion tidak jatuh hati pada gadis kecil itu, pasti tidak akan ada akar pahit, hingga sejauh ini.Rasa yang tak seharusnya hadir, terkadang menjadi sebuah kesalahan, menjadi pemicu akan skenario yang lebih rumit. Akan tetapi, apakah manusia bisa mengatur segalanya? Tentu saja tidak.Sebagai seorang anak, Edward dulunya selalu mengikuti jejak Asnaf, sampai semua semakin memburuk saat Asnaf hampir saja menjadikan Xadira-putrinya sendiri- sebagai korbannya. Edward jelas tidak terima, dan memutuskan untuk mengurung Asnaf selama bertahun-tahun. Pada awalnya, pria itu akan rutin memerintah anak buahnya mengirimkan beberapa ekor kelinci sebagai pemuas has

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 129. Misi Penyelamatan

    Meta berusaha menahan diri untuk meneriaki Dion sekarang juga. Rasa bencinya menumpuk begitu mengetahui kalau Dion yang memaksa Xadira melompat dari atas gedung. Perlahan tangannya menyusup ke sela kemeja yang dikenakannya, meraih sesuatu dari dalam sana. “Kamu tidak ingin minum dulu, manis? Bukankah kamu butuh tenaga untuk menghadapi ini semua?” Dion menyodorkan segelas susu. Awalnya Meta curiga, tetapi juga tidak memiliki pilihan lain. Dia menegok cairan kental berwarna putih itu meski sedikit. “Manis sekali,” tangan Dion terulur, membersihkan sisa susu di bibir Meta. Pria itu tersenyum hingga memunculkan lesung pipinya. Dia memperhatikan detail wajah Meta, sangat indah. Pantas saja Edward yang notabenya tidak memiliki hati, bisa luluh pada gadis itu, bahkan sampai membuat Meta mengandung keturunannya. “Seandainya kita bertemu lebih awal, mungkin aku akan jatuh cinta padamu. Sayang sekali, kamu adalah milik dari musuhku sendiri,” lontar pria itu lebih mirip seperti psikopat menge

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 128. Kebenaran

    Satu per satu kebenaran terungkap. Edward yang ternyata tidak mewarisi gen dari Asnaf. Banyak hal yang berubah akibat satu kebenaran yang disembunyikan. Azura jelas tidak terima akan kegagalan itu. Saat itu juga, dia mengajukan agar rumah sakit tersebut ditutup, didukung dengan data yang ada. Akan lebih banyak korban jika rumah sakit itu terus beroperasi. “Mulai sekarang, kamu harus hidup normal. Kalau perlu keluar saja dari world agency,” pinta Azura. “Tidak semudah yang Mama pikirkan,” Azura mengangguk paham. Perlahan, dia ingin Edward menjalani hidup selayaknya pemuda pada umumnya. Mungkin, jika Meta mau kembali, hidup putranya itu akan lebih sempurna. “Soal Meta, Mama sungguh minta maaf udah buat kalian takut memiliki anak. Sekarang, Mama justru ingin segera menimang cucu. Melihat keriput yang semakin banyak, rasanya tak sabar dipanggil nenek,” Azura terkekeh, membayangkan dirinya menimang bayi mungil. Dia bisa menebus kesalahan dengan membantu Meta membesarkan cucunya dengan

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 127. Akar Pahit

    Saat kesempatan itu datang, Meta hanya ingin memperbaiki apa yang rusak di antara dia dan Edward. Mungkin cara Xadira salah, tetapi dia tetap seorang adik yang ingin saudaranya sembuh. Jika aku tidak bisa, maka setidaknya kamu harus membantu Bang Edward untuk sembuh. Tolong, wujudin mimpi aku, Ta. Meta akhirnya membuka mata. Mimpi itu kembali, mimpi yang sama di mana Xadira muncul dan memintanya untuk kembali. Xadira berkali-kali mengigatkannya untuk berhati-hati dengan Dion. “Sudah bangun, manis?” Meta menoleh, Dion tersenyum miring. Meta memegangi keningnya yang terasa pening, baru sadar ada cairan kental berwarna merah di tangannya. Benar juga, dia sempat kejar-kejaran sebelum kecelakaan itu terjadi. Rasa pusing menyerangnya, tetapi itu tidak seburuk rasa khawatir pada anaknya. Meta memegangi perutnya, bersyukur tidak terjadi hal buruk pada anak itu. “Kamu butuh sesuatu?” tanya Dion bersikap sok manis, hingga membuat Meta ingin muntah di hadapan pria itu. Si perusak yang mengha

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 126. Secret Son of SM Group

    Perkembangan baru terlihat hari ini, setelah dua bulan berlalu. Kelopak mata sang leader akhirnya menunjukkan pergerakan, sebelum akhirnya terbuka. Langit-langit putih menyambutnya. Pertama kali selam hidupnya, dia terbaring selama itu di rumah sakit.Pintu ruangan yang terbuka, menarik atensi pria itu. Wajah Azura tampak sembab, kantung matanya menghitam bersama kerutan yang menandakan usia wanita itu yang semakin menua. Sudut bibir Azura terangkat, membentuk lengkungan sabit tipis.“Akhirnya kamu bangun juga, Nak,” gumam Azura penuh haru.Dua bulan dipenuhi rasa takut akan kehilangan. Hanya Edward yang kini dia miliki. Tangan Azura terulur, membantu pria itu untuk duduk, lantas menyodorkan air minum untuknya. Meski tampak enggan, Edward tidak menolak semua bantuan wanita tersebut.“Mama baik-baik aja?”Tangis Azura pecah mendengar pertanyaan putranya. Tak menunda lagi, dia memeluk tubuh putranya dengan lembut. Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan hati Azura saat ini. Hanya tangi

DMCA.com Protection Status