Share

Bab 71

Bab 71

Pur cepat menghentikan motornya dan mendekati Ibu Amina. Mesin motor, tetap ia nyalakan sebagai penerang.

“Mas Pur, hati – hati,” kata Eril pelan. Dia khawatir Ibu Amina yang memegang arit di tangannya. Walaupun ia tahu lelaki itu bisa silat.

“Tenang Mas, saya bisa atasi ini.”

Penampilan perempuan tua di depannya itu benar - benar berantakan. Rambutnya yang biasa ia gelung dibiarkan terurai dan awut - awutan.

Jika saja lelaki itu tidak mengenalnya, ia bakalan lari tunggang - langgang melihat wanita berjalan malam - malam sendirian di tengah sawah.

"Bude, mau ke mana?" tanya Pur. "Biar saya anterin."

Ibu Amina, terkejut melihat kedatangan Pur dan Eril. "Gak, kamu pulang saja. Bude mau bunuh orang!" Mata Ibu Amina menyala merah.

"Istighfar Bude. Siapa yang mau Bude bunuh? Ayo kita pulang. Mba Amina, Mba Ajeng, dan Ayang menunggu Bude. Pakde juga tadi telpon bingung nyari Bude." Pur memegang tangan kanan Ibu Amina yang memegang arit.

Tangan perempuan itu kaku dan tak mau melepaska
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status