Home / Romansa / Tawanan Kastil Putih / Sembunyilah! Tetap Akan Aku Temukan.

Share

Sembunyilah! Tetap Akan Aku Temukan.

Author: Rin Ririn
last update Last Updated: 2021-09-02 00:07:54

                Aaron melempar jas yang selama setengah jam terakhir dipakainya begitu saja ke ranjang. Dalam hitungan detik berikutnya dia menarik Aurora dalam pelukan.

                Meskipun cukup terbiasa, namun diperlakukan demikian oleh Aaron masih tetap membuat jantung Aurora berlompatan tidak karuan.

                “Kamu diam sepanjang pemotretan,” ucap Aaron.

                “Apa belum cukup fotografer itu aja yang mengarahkan gaya kamu?”

                Aaron mengerucutkan bibirnya, “Cium aku!”

       
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tawanan Kastil Putih   Hati Tidak Bisa Berbohong

    Seperti tanggungjawab lainnya pada mantan-mantan tenaga kesehatan yang pernah bekerja di kastil putih miliknya, Nick memberikan Aurora pekerjaan yang layak dengan gaji yang amat sangat cukup. Meskipun tawaran inti yang Nick sembunyikan ditolak mentah-mentah oleh anak pendonor ginjal untuk Aaron itu, namun tidak mengapa. Setidaknya, dia telah berhasil menjauhkan Aurora dari putra kesayangannya. Dan kini Aaron Theodore Johansson sudah menjadi milik Nick kembali. Sejak dulu bahkan sedari kecil, Aaron telah menyadarinya. Dia dengan otak cerdasnya memahami satu hal dari seorang Tuan Johansson. Pria yang menjadi ayah kandungnya itu memilki satu arogansi yang tidak akan mungkin bisa diruntuhkan. Bahkan jika sebagian orang telah mengatakan bahwa dua puluh tahun kelinglungan putranya adalah bagian dari seb

    Last Updated : 2021-09-06
  • Tawanan Kastil Putih   Hubungan Rumit Aaron dan Aurora

    Seketika mata Aurora terbeliak. Jantungnya pun tiba-tiba berdegub dengan kencang. Sudah cukup lama memang, namun Aurora ingat dengan benar perlakuan yang dia dapatkan. Pelukan yang tiba-tiba dari sebuah tangan kekar dan panjang serta aromanya pun masih serupa. Aaron? “Aku kangen sama kamu.” Aurora meneguk liurnya. Benar ini Aaron batin Aurora dalam hati. “Kenapa kamu pergi tanpa pamit?”

    Last Updated : 2021-09-06
  • Tawanan Kastil Putih   Nasehat Riana

    Sudah amat larut saat Aaron mengantarkan Aurora ke hunian kecilnya. Tadinya pria itu ingin mengantarnya sampai depan kos, namun Aurora bersikeras menolak. Namun, siapa sangka tetap saja ada orang yang mengetahui kejadian itu. Aaron menelan ludah. Dia tidak begitu mengingat wajah wanita yang berdiri di depannya. Namun, jika Aurora mengatakan bahwa wanita itu adalah kakaknya maka sebuah sikap yang patut harus dia tunjukkan. Demi apa? Demi harapan akan restunya, mungkin. Dengan tenang, Riana menatap pria berpostur gagah nan menawan itu. Seperti halnya adiknya, Riana juga tidak banyak mengenal lawan jenis. Terutama beberapa tahun terakhir ini saat dia fokus untuk mempersiapkan praktik mandiri. Namun, berk

    Last Updated : 2021-09-09
  • Tawanan Kastil Putih   Keputusan Tanpa Kisi-kisi

    “Apa? Dokter Maureen sendiri yang bilang?” tanya Salma dengan tidak percaya. Aurora menengok juga pada seorang perawat UGD yang cukup baik padanya sejak hari pertama dirinya masuk kerja itu. Sedangkan Dokter Maureen adalah dokter senior, namun merangkap sebagai kepala rumah sakit alias dialah yang memiliki rumah sakit besar di mana Aurora mengabdikan diri saat ini. Dia juga yang beberapa waktu lalu berbincang dengan Alice. Dari gerak-geriknya waktu itu sepertinya Alice sangat akrab dengan Dokter Maureen. “Iya,” sahut seorang perawat lain. “Aku juga melihat postingannya di Instagram.”&nbs

    Last Updated : 2021-09-09
  • Tawanan Kastil Putih   Pembuktian Atas Apa yang Aaron Rasakan

    Dalam hidup, terutama di tahun-tahun kesuksesannya, hampir tidak ada yang menyangkal bakat sukses yang dimiliki seorang Alice. Ditambah lagi dia adalah putri tunggal seorang Surya Praja Pangestu. Orang-orang selalu berkata bahwa Alice merupakan jelmaan bidadari surga yang memiliki segalanya yang diinginkan seorang wanita. Banjir pujian, awalnya tidak membuat Alice berbangga diri terlalu berlebihan. Dia hanya sebatas menghargainya tanpa menenggelamkan diri dalam pujian yang jika terlalu dipikirkannya maka akan menggoyahkan bahkan bisa menjatuhkan semua yang kini ada dalam genggamannya. Namun, malam ini, dia tidak mampu lagi menguasainya ketika semua mata tertuju padanya. Dia yang mengenakan gaun bernua

    Last Updated : 2021-09-09
  • Tawanan Kastil Putih   Bukan Cinderella

    Berdansa, Aurora pernah mempraktikkan itu. Sayang sekali, itu sudah lama. Namun, siapa sangka malam ini dia harus menggunakan ‘skill’ yang terkubur dalam itu dengan sebaik-baiknya. Untung saja Aaron memandunya. Jika tidak maka habislah dia! “Kamu cantik malam ini,” bisik Aaron di sela-sela gerakan gemulai mereka yang lama-kelamaan terlihat semakin romantis saja. Ini bukan pujian pertama Aaron pada Aurora. Tadi saat keluar dari salon, Aaron sudah memujinya dan bahkan selama ini pun putra Tuan Johansson itu selalu menyelipkan hal-hal semacam itu di setiap rayuan atau apapunlah namanya. Aurora tahu pria itu tidak berbohong, tentang pujiannya bahkan juga perasaannya. Namun, orang-o

    Last Updated : 2021-09-10
  • Tawanan Kastil Putih   Rencana Alice yang Gagal

    “Selamat pagi, Aaron!” sapa Alice. Aaron baru selesai bersiap untuk pergi bersama Baron ke perusahaan utama sesuai jadwal yang Tuan Johansson berikan seminggu sebelumnya ketika tiba-tiba putri Surya Praja Pangestu itu muncul. “Tunggu aku di mobil!” perintah Aaron pada Baron. Semenjak Aaron tahu bahwa selama ini Baronlah yang menjadi orang kepercayaan ayahnya di bangunan kastil yang Aaron tinggali secara khusus, diam-diam Aaron melobinya. Dia ingin menjadikan pria yang usianya hampir kepala empat itu agen ganda. Baron mengangguk.&nbs

    Last Updated : 2021-09-10
  • Tawanan Kastil Putih   Kuntum Bunga yang Tidak Mudah Layu

    “Aku memiliki segalanya yang dimiliki Aurora bahkan lebih!” kata Alice. “Tapi, kenapa kamu lebih memilih dia?” Aaron menghentikan langkahnya. “Apa yang Aurora miliki, tapi aku nggak punya?” Sejujurnya Aaron tidak pernah berniat bicara terlalu banyak malam ini. Dia hanya ingin memperjelas penolakannya saja lalu pergi. Namun, sikap wanita bergaun merah jambu itu memaksanya. “Dia memiliki hatiku.”&

    Last Updated : 2021-09-10

Latest chapter

  • Tawanan Kastil Putih   Merajut Asa

    “Tidak ada obat lain yang mampu menyembuhkan seorang pria, kecuali wanita yang dia cintai.” Mata Aaron terpejam sempurna dan sebuah senyum tercetak begitu jelas membingkai kedua belah bibirnya. Hari ini mungkin hari yang sama dengan hari lainnya, namun bagi Aaron hari ini sangatlah istimewa. Bagaimana tidak? Wanita yang membuatnya mengikrarkan diri sebagai bajingan sejati kini telah kembali padanya. “Apa kamu suka?” “Mataharinya?” tanya Aurora. Masih dengan posisi yang sama dengan dua puluh menit sebelumnya, membelai terus-menerus rambut pria yang berbaring santai di pangkuannya. Dengan cepat Aaron membuka mata lalu segera bangun. “Apa?” tanya wanita bermata bulat itu dengan tanpa dosa. “Kita nggak lagi bahas matahari, kamu tau itu?” protes Aaron. Aurora tertawa. “Kenapa kamu ketawa? Apa marahku lucu buat kamu?” “Iya,” tukas Aurora. “K

  • Tawanan Kastil Putih   Layani Aku Malam Ini!

    Aurora mengetahui kedatangan Aaron lewat jendela. Dia juga dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan pria itu jatuh bangun dalam kepayahan. Sudah bisa Aurora pastikan, malam ini Aaron sedang dalam pengaruh minuman. Dengan langkah gesa dia menuju bangunan yang dulu menjadi tempatnya mencari biaya pengobatan sang ayah. Masih lorong yang sama sehingga dengan mudah dia melewatinya meskipun sepatu yang dia gunakan haknya cukup tinggi. Dia mendengar suara Aaron yang mendesah dengan kesal menaiki tangga. Semakin dekat dia semakin tahu bahwa pria itu mungkin akan rubuh lagi dalam waktu dekat untuk itulah Aurora semakin mempercepat langkahnya. Deg!&

  • Tawanan Kastil Putih   Bertemu Kembali

    “Aurora?” kejut Thea. “Kapan kamu datang?” tanyanya dengan binar bahagia dan dengan cepat memeluk teman lamanya itu. Aurora tersenyum, “Sore tadi.” “Kastil ini menyeramkan tanpa kehadiranmu! Tuan Muda benar-benar gila sekarang!” lapor Thea pada Aurora. Dan masih banyak lagi kalimat yang Thea keluarkan dari mulut ceriwisnya, curahan hati yang mungkin lama dia pendam dan tidak tahu harus dia curahkan pada siapa. Namun, isi pokok dari semua celotehan itu tidak lebih dari sekedar fakta yang buram. Yang pasti hanya satu, tuan muda kastil putih itu senantiasa pula

  • Tawanan Kastil Putih   Kerelaan Aurora

    Dia pria yang kaya. Fisiknya rupawan, tinggi, gagah, dan sempurna. Ditambah dengan kemampuannya yang cerdas bahkan ketika dua puluh tahun berlalu dengan dia tertimbun trauma tidak dapat menghentikan sepak terjangnya untuk menjadi satu-satunya yang terpilih mewarisi semua aset milik keluarga. Bukan hanya sekedar dia putra tunggal saja, namun juga karena dia mumpuni. Nick, ayahnya percaya bahwa Aaron bisa mengelola semua yang dia wariskan dengan baik. Kepercayaan itu tidak dilandasi kasih sayang semata ayah kepada anak, melainkan dari segi potensi. Putranya itu memang mahakarya terbaik yang pernah dia miliki. Sampai suatu ketika anak laki-laki semata wayangnya itu membuat keputusan demi keputusan di lua

  • Tawanan Kastil Putih   Melepaskan Apa yang Sudah Menjadi Milik Orang

    Dua hari lalu, Raanana datang ke rumah Ken. “Aku mengganggu waktu pensiunmu?” “Sedikit,” jawab Ken. “Syukurlah maka dengan begitu kau pasti berpikir sekarang untuk apa aku menemuimu?” Ken duduk juga menyandingi wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya itu. “Dia bersikeras untuk nggak mau memberitahukan alamatnya. Jadi, jangan memaksaku!” ucap Ken seolah sudah tahu maksud kedatangan Raanana.&n

  • Tawanan Kastil Putih   Menggali Harapan yang Terkubur

    “Di sini dia tinggal?” tanya Amanda pada wanita yang berdiri berkacak pinggang di sebelahnya. Wanita seusia Amanda itu membenarkan letak kacamatanya dan membaca sekali lagi tulisan yang tertera di selembar kertas. Lalu, dengan mantap dia mengangguk. “Kalau berdasarkan catatan dari keponakanmu, memang di sinilah tempat tinggalnya.” Amanda Carelia melihat sekeliling. Rumah di depannya berukuran kecil bahkan masih jauh kalah kecil daripada taman samping kastil tempatnya tinggal selama ini. Namun, begitu tampak sangat rapi dan terawat. Bangunan utamanya ada di tengah di kerumuni oleh tanaman-tanaman bunga dengan berbagai warna. Dan yang membuat berbeda adalah sebuah kedai minuman k

  • Tawanan Kastil Putih   Wujud Rasa Kecewa

    Brakh! Pria paruh baya itu terkejut mendengar suara meja yang sengaja digebrak oleh atasannya. “Hei, Pak Tua!” kata Aaron. “Aku dianggap gila selama puluhan tahun. Tapi, aku lebih cerdas darimu! Aku bahkan bisa membuat laporan semacam itu hanya dengan mata tertutup! Jadi, selama ini apa kerjamu?” teriaknya bertubi-tubi. Baron melirik pengawal yang berdiri tegap di sebelahnya, sesama rekan abdi setia yang berpindah haluan seiring tahta yang beralih dari sang ayah ke putra tunggalnya. Dia tidak sedang bermain mata, melainkan memberikan kode pada rekannya itu bahwa malam ini mereka be

  • Tawanan Kastil Putih   Mencari Wanita yang Tepat

    Gael datang menemui Alice seusai sidang yang menjatuhkan vonis pada wanita itu bahwa dia sedang ada dalam gangguan jiwa. Kondisi Alice tidak banyak berubah, kecuali rambut yang tampak kusut dan tatapan kosongnya. Gael menggeleng lemah. Seperti itulah akhir untuk orang yang terlalu mengikuti ambisi dalam diri. “Bisa buka aja borgolnya?” pintanya pada salah seorang petugas yang mendampingi Alice. Gael merasa iba pada wanita itu. “Untuk apa kamu datang? Mau menertawakan aku?” Tidak Gael sangka bahwa dia akan mendengar pertanyaan itu dari Alice yang sudah lesu dan layu.&n

  • Tawanan Kastil Putih   Pergi. Mungkin selamanya ...

    Dua sepupu itu datang hampir bersamaan dan bertemu di perempatan sebuah lorong. Mereka itu Gael dan Ken yang kemudian melihat apa yang Nick lakukan pada Aurora. Mereka juga menjadi saksi bagaimana bibi mereka membela wanita itu. Tentu saja itu di luar dugaan, namun melihat dari yang terjadi sepertinya memang hati seorang ibu lebih mudah luluh daripada seorang ayah. “Aku lelah,” tutur Amanda. Nick diam menatap istrinya. Cinta pertamanya itu terlihat berbeda dari wanita yang dikenalnya selama ini. “Nyonya Johansson, Anda tidak perlu … .”&n

DMCA.com Protection Status