Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / 189. Makan Malam Biasa

Share

189. Makan Malam Biasa

Author: VERARI
last update Last Updated: 2025-02-19 17:01:17
Antonio segera mengoreksi ucapannya begitu melihat pipi Donna merona. “Ruang kerja Tuan Robin sedang digunakan kakakmu dan rekan-rekannya! Ruang bawah tanah juga penuh tahanan dan polisi! Jangan salah paham!” Dia yakin jika Donna pasti berpikir yang tidak-tidak.

“Iya … iya, Tuan!” Donna mencebik sambil melirik kesal pada tangan kanan Robin itu.

Antonio mengabaikan Donna, lalu masuk untuk menemui Poppy. “Nyonya, Tuan Robin sudah menunggu di ruang makan.”

“Tunggu sebentar Antonio. Sedikit lagi selesai.” Poppy buru-buru menghias kue.

“Biarkan Tuan Matteo yang melanjutkan. Tuan Robin harus segera makan, Nyonya.” Antonio mengingatkan jika Robin belum makan selama berhari-hari.

Poppy langsung tersadar. Dia mencuci tangan, lalu melepaskan celemek. “Mohon bantuannya, Tuan Matteo.”

Dia segera mengikuti Antonio yang berjalan lebih dulu. Langkahnya cukup cepat hingga berhasil melangkah di samping Antonio.

“Kau belum mengobati wajahmu?”

“Nanti juga sembuh sendiri. Saya sudah biasa mendapa
VERARI

Robin habis mandi parfum.

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sybil
lupa ngancingin celana kalik
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
rada² lebay yaa bang rob penampilannya mau mkn mlm doang wkwk
goodnovel comment avatar
Yu Mi
lupa gk pake celana y bang apa lupa gk pake sendal wkwkwkwkwkwk, Robinnn kamu gemesin bgt dah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   190. Rencana Kejutan untuk Poppy

    ‘Sialan!’ batin Robin panik, fokus menatap kancing kemejanya yang hampir terbuka. Tangannya diam-diam menyelinap ke bawah meja selagi memajukan badan. Dia membenarkan kancing kemeja dengan cepat sambil melirik istrinya, berharap ketidaksempurnaannya tak terlihat. “Makan yang banyak, Robin. Kau harus mengembalikan tenagamu.” Poppy mengulurkan setengah daging panggang miliknya ke atas piring Robin. Dia mulai memberikan perhatian kecil agar suaminya hanya fokus padanya, melupakan kesedihannya sejenak. ‘Dia sampai menyuruhku untuk memukulnya,’ batin Poppy sedih, mengira jika Robin ingin merasakan sakit di tubuhnya agar luka di hatinya sedikit berkurang. “Kau yang seharusnya makan lebih banyak.” Robin justru mengembalikan daging itu ke piring Poppy. Dia juga ingin menunjukkan bahwa dirinya telah berubah, menjadi pria yang dapat diandalkan istrinya. Bukan pria cengeng dan pemabuk seperti para pria dari Pulau Solterra. “Tidak, Robin. Kau yang lebih membutuhkan banyak energi. Aku tid

    Last Updated : 2025-02-19
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   191. Kejutan Romantis

    Poppy segera melepas penutup matanya. “Apa yang sedang kau lakukan?”Pria itu tersenyum lebar. “Kembalilah ke kamarmu. Robin akan memberimu kejutan. Tapi, sepertinya dia tidak bisa melakukannya sekarang.”“Tidak mau,” tolak Poppy. Dia sangat penasaran dengan kejutan apa yang akan diberikan suaminya.“Oh, ayolah … kau tidak mau membantuku?”Poppy mengamati pria itu penuh selidik, berusaha mencari tahu apa yang akan dia lakukan. Namun, Poppy tak bisa menebak hanya dari raut wajahnya yang terlihat polos. Sebab, orang itu adalah penipu ulung yang mampu membohongi banyak orang, bukan hanya menipu dirinya.“Bantu aku kali ini saja,” pintanya memelas.Poppy merengut, namun akhirnya mengikuti kemauan orang itu. Dia harus menahan rasa penasarannya malam ini, kembali ke kamarnya … demi kebaikan suaminya.***Robin menelan ludah ketika melihat kue buatan Poppy di atas meja, tak sabar ingin mencicipinya. Para pelayan sedang menyiapkan minuman anggur, vas bunga, dan lilin di dekatnya.Di lantai at

    Last Updated : 2025-02-20
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   192. Kejutan Tak Menyenangkan

    *Beberapa saat lalu, sebelum Donna datang ke kamar Antonio …Donna kembali ke kamarnya seusai membantu pekerjaan Poppy di dapur. Dia menepuk pundaknya yang letih sambil membuka pintu kamar, namun ada kaki di dekat pintu yang menghalangi.Ketika melihat seorang pria berdiri di belakang pintu, Donna menjadi sangat kesal. “Penipu ini,” geramnya selagi mendorong pintu lebih kuat. “Kenapa bersembunyi di sini?! Bagaimana kalau ada yang melihat dan mengira aku menyembunyikan seorang pria?!”“Aku harus ke mana lagi? Hanya kau yang ada di pihakku. Lagi pula, selama ini aku juga bersembunyi di kamarmu. Biarkan aku berpikir sebentar di sini.”Donna mendecak sebal. Pria itu melompat tidur di kasurnya sesuka hati. Dia ingin sekali meremas-remas wajah pria itu, namun tak mampu melakukannya.“Oh, ya, tolong cegah Antonio mengikuti Robin setelah makan malam. Apa pun yang terjadi, kau harus memastikan Antonio tidak berada di sekitar Robin.”“Bagaimana caranya? Tuan Robin dan Tuan Antonio seperti magne

    Last Updated : 2025-02-20
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   193. Sangat Menyesal

    Selama bertahun-tahun, Robin Luciano yang mencoba menghancurkan bisnis gelap keluarganya pun tak luput dari perbuatan buruk. Dia sanggup melakukan apa pun demi memutus rantai kejahatan keluarganya. Robin hanya menolong orang-orang yang dapat terhindar dari pantauan Dante. Namun, tak sedikit orang-orang yang tak bersalah diabaikannya agar dirinya tetap terlihat sebagai calon kepala mafia sempurna di depan kakeknya. ‘Pengorbanan kecil perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.’ Begitu prinsip hidupnya selama ini. Namun, menurut pandangan orang lain, pengorbanan sekecil apa pun tak bisa disepelekan. Sebab, orang-orang yang diabaikan Robin itu juga memiliki kehidupan yang layak untuk diperjuangkan. Nyawa setiap orang itu berharga. Puncak dari kejahatan yang dilakukan Robin adalah membunuh adik kandungnya sendiri. Dan setelah tahu identitas Rafael, dia teringat semua kejahatan yang pernah dilakukannya. ‘Mereka mungkin masih punya keluarga yang menanti di suatu tempat.

    Last Updated : 2025-02-20
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   194. Nyata

    Wajah hantu Rafael semakin pucat pasi. Dia sudah yakin bahwa Robin tak akan pernah menyentuhnya. Selama beberapa hari dia menghantui kakaknya, Robin hanya meringkuk seperti orang kehilangan akal sehat. Rupanya, kehadiran Poppy cukup memengaruhi kesadaran Robin sepenuhnya. Robin kali ini tidak mabuk berat dan sedang dalam kondisi sangat waras, sebelum melihat jiwa adiknya gentayangan, lalu tiba-tiba dapat dipegang.“Kau ….”Ekspresi Robin benar-benar tampak terkejut. Matanya bergerak naik turun, menatap wajah Rafael dan genggaman tangannya bergantian, berulang-ulang.“Kau sampai bisa menyentuh jiwaku. Apa kau akan membunuhku untuk kedua kalinya?” Suara Rafael semakin lirih dan dramatis.Sayangnya, Rafael tak bisa mempertahankan sandiwaranya. Robin benar-benar sadar jika sosok di depannya bukan hantu gentayangan atau halusinasi atas rasa bersalahnya.“Brengsek!” geram Robin, menarik kaos Rafael. Entah bagaimana caranya Rafael bisa selamat dari maut, yang pasti, Robin sangat yakin jika

    Last Updated : 2025-02-21
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   195. Aku Juga

    Telapak tangan Robin berkeringat ketika membuka kotak perhiasan itu, lalu mengulurkan ke arah istrinya. “Kau harus menjadi teman hidupku sampai ajal menjemput.”Poppy ternganga. Seumur hidupnya, dia hanya memimpikan adegan romantis dengan seorang pria.Menikah dengan seorang Robin Luciano tak akan bisa mewujudkan harapan kecilnya itu. Tanpa disangka, Robin melakukan sesuatu yang tak terduga.“Harus?” Poppy hanya bisa mengucap satu kata pertanyaan. Dia terkejut dan terharu sampai sulit mencari kata yang tepat.“Benar. Kau harus menjadi istriku seumur hidupmu.”Semua kalimat yang ditemukan Robin di internet tak ada yang benar-benar sesuai dengan keinginannya. Dia tak mau bertanya, namun mengharuskan Poppy agar menjadi pasangannya sampai akhir hidup mereka.“Sejak kau menghilang, aku mulai menyadari perasaanku. Dan aku tidak akan melepaskanmu setelah kau kembali padaku. Kau sendiri yang mengatakan akan terus bersamaku. Jangan berani menarik ucapanmu.”Setiap kata diucapkan penuh ketegasan

    Last Updated : 2025-02-21
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   196. Malam Indah

    “Robin … sudah cukup,” rengek Poppy.Mereka berbaring sambil berpelukan di ranjang kamar Robin. Meski matanya terpejam, Robin tetap memberikan tusukan cinta, menggerakkan pinggulnya dengan lembut.“Iya, sebentar lagi,” racau Robin setengah sadar.“Kita sudah melakukannya tanpa jeda sampai jam tiga begini, Robin. Biarkan aku tidur.”Robin mencium kening Poppy. Dia masih haus kehangatan istrinya.“Hmm, tidurlah ….”Poppy menggeliat ingin membebaskan diri. Namun, gerakannya justru membuat mata Robin terbuka.“Uhhh … enak sekali, istriku …. Lakukan lagi.”“Aku lelah … lepaskan aku …,” pinta Poppy.Poppy menyesal karena menyuruh Robin memaksanya. Dia memang menikmatinya, tapi kali ini terlalu lama. Bahkan, Robin yang terkantuk-kantuk tetap menggoyang pinggulnya.“Apa kau tega membuatku kedinginan? Milikku bisa demam jika kau melepasnya. Tidurlah kalau kau mengantuk. Jangan menghiraukanku.”“Mana bisa aku tidur kalau kau terus bergerak begini!”Poppy akhirnya menyerah membebaskan diri. Sema

    Last Updated : 2025-02-22
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   197. Menjagamu

    “Eungh ….” Rafael menghela napas panjang dengan mata menggantung. Ketika sadar dengan perbuatannya, dia sontak bangun.Donna yang merasakan badannya berguncang langsung membuka mata. Rafael kalang kabut mencari alasan, lalu kembali berbaring sambil memejamkan mata, seakan-akan tak pernah terjadi.‘Sial! Aku benar-benar seperti pria brengsek! Padahal aku selalu mengutuk kebejatan kakek!’ sesal Rafael dalam hati.“A-apa ini???”Donna bangun dengan ekspresi terkejut, terguncang melihat tangannya basah. Matanya semakin terbelalak ketika melihat Rafael tidur di sebelahnya.“Ahhhhhh!!!!!” jerit Donna sekuat tenaga.BRAK!!Pintu terbuka lebar. Pandangan Donna seketika beralih menatap kakaknya dengan roman muka kaget.Franco yang akan membangunkan adiknya, juga tak bisa menahan keterkejutan itu. Wajahnya merah padam, kedua tangannya mengepal erat selagi melihat Rafael bertelanjang dada di ranjang adiknya.“Donna!!” bentak Franco penuh amarah.Rafael tak mungkin berlagak tidur lagi dengan kegad

    Last Updated : 2025-02-22

Latest chapter

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   X

    Karya ini spesial untuk seseorang yang mengalami trauma serupa. Saya menulis ini dengan harapan X bisa jadi seperti Poppy yang akhirnya menemukan kebahagiaan sejati, serta dijadikan penghiburan dan motivasi. Respons trauma pada setiap individu itu berbeda-beda--saya tahu-- tapi saya yakin jika kamu bisa melaluinya. Waktu akan menyembuhkan lukamu, semua orang di sekitarmu akan selalu membantu. Kalau memang masih ada orang-orang toxic yang menghakimi nasib burukmu/hidupmu, abaikan saja ... seperti Rafael mengabaikan kebencian kakeknya. Maafkan kesalahan mereka untuk membuat hidupmu lebih nyaman dan damai, seperti Poppy memaafkan kesalahan besar ibu tirinya. Semua orang berhak bahagia, begitu pula denganmu ... 🌞 Sedikit dari Author ... Sebenarnya V tipe yang ... ini loh karyaku, mau suka atau nggak itu dari perspektif masing-masing, mungkin ada penulis lain yang baca cuma butuh inspirasi tanpa meninggalkan jejak, mungkin orang tertentu yg kalau pas cerita nggak sesuai dengan kei

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   223. Poppy

    “Oh, jangan menangis, Nick,” pinta Robin, berusaha menidurkan putranya. Namun, suara tangisan Nick semakin kencang. Poppy lantas ikut membantu Robin menenangkannya. “Lihat wajah Nick, suamiku. Dia menangis, tapi seperti sedang marah … seperti kau yang sering marah tidak jelas.” Poppy terkekeh. “Dia akan menjadi pria yang lebih tampan dariku kelak.” Poppy tiba-tiba mencium pipi Robin. “Tapi, kau tetap jadi pria yang paling tampan untukku.” Meski telah hidup bersama lebih dari setahun, wajah Robin masih merona setiap kali mendengar pujian istrinya. Debaran dalam dadanya pun masih sama seperti awal-awal menyadari cintanya. Perasaan Robin tak berubah. Hanya sikapnya yang berubah menjadi lebih penyayang. “Jangan terlalu banyak membaca novel! Awas saja kalau kau juga merayu pria lain!” “Itu tidak akan pernah terjadi.” Poppy malah mengusap-usap wajahnya ke wajah suaminya sambil terkekeh. “Aku tahu kau suka dirayu.” Robin masih menyimpan aura misterius. Namun, Poppy merasa lebih ban

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   222. Ratu

    “Dokter! Cepat periksa istriku!” titah Robin.Poppy tampak begitu lemas. Napasnya berat dan matanya tertutup rapat.“Istri Anda hanya kelelahan, Tuan.”Robin bernapas lega. Dia kembali menggenggam tangan istrinya. Seandainya dia bisa melahirkan, dia akan menggantikan peran Poppy daripada melihatnya begitu tak berdaya.Menyaksikan istrinya melahirkan, Robin sontak teringat pada Sienna. Apa pun kesalahannya, Sienna juga pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkannya.Robin merenung sambil menciumi punggung tangan Poppy. Dia yang merasa lebih tinggi dari para wanita, sampai membeli seorang istri, juga bersikap buruk pada ibunya, ternyata hanya pria lemah yang tak lebih kuat dari mereka.“Silakan menunggu di luar, Tuan. Kami akan bersiap memindahkan Nyonya Poppy ke kamar.”Robin keluar dari ruang bersalin dengan wajah bahagia. Keluarganya menyambut dengan pelukan hangat sambil memberikan selamat.Ketika memeluk Sienna, ucapan lirih lolos dari mulutny

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   221. Kemarahan Capri

    Capri akan makan siang ketika Antonio meneleponnya. Dia sampai tersedak suapan pertama saat mendengar Poppy keguguran dan sedang diperiksa dokter.Dengan kecepatan penuh, Capri mengemudikan mobil sampai ke rumah sakit yang dikatakan Antonio. Dia bahkan kena tilang karena melanggar rambu lalu lintas jalan. Untung saja, dia tak mengalami kecelakaan.Melihat orang-orang berkumpul di ruang pemeriksaan, serta rekan sejawatnya yang pucat pasi, Capri merasakan firasat buruk. Tanpa basa-basi, dia segera mengikuti dokter itu untuk memeriksa kondisi Poppy.Setelah menunggu beberapa menit, Capri keluar sambil menunduk.“Jangan katakan itu,” gumam Robin, enggan mendengar berita buruk.Capri membuka mulut akan bicara. Namun, teriakan seorang wanita dari kejauhan menghalanginya.“Robin!!!” seru Sienna sambil menangis.Dia langsung memeluk putranya. “Tidak apa-apa. Yang penting Poppy selamat. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   220. Keguguran

    “Istriku!!” Robin panik bukan main. Poppy tak pernah menunjukkan wajah kesakitan seperti itu, bahkan ketika dia menyiksanya.Poppy memegangi perutnya yang terasa melilit kencang. Bayi dalam perutnya seakan memberontak ingin keluar, berputar-putar di dalam perutnya.Robin dapat merasakan gerakan bayi dari perut istrinya yang begitu jelas, seperti menendang tangannya. Bayi itu bahkan ikut menyalahkannya, pikir Robin.Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor telepon Antonio di ponselnya sampai ibu jarinya hampir salah menekan nomor orang lain.“Cepat kemari! Istriku kesakitan!”“Baik, Tuan!”Antonio yang menunggu di luar, bergegas lari kencang ke dalam bersama para pengawal. Kedatangan mereka membuat pengunjung lain kaget dan panik.Sementara itu, Robin sudah berhasil menggendong istrinya. Cukup berat, namun dia tak begitu merasakannya.Mereka akhirnya bertemu di koridor. Para pengawal segera mengawal Robin, juga Antonio yang membawa sepatu Poppy yang terjatuh.“Cepat ke rumah sakit!” t

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   219. Dua Kali ...

    “Wah! Terima kasih banyak, Tuan Robin! Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Wanita muda itu lalu pergi tanpa melihat Poppy.Robin berdiri canggung, tak berani menatap istrinya. “Ayo, makan … makan dulu.”Robin jelas menyembunyikan sesuatu!Ketika akan digandeng suaminya, Poppy segera menarik tangannya. “Apa-apaan itu tadi? Sejak kapan kau jadi ramah pada orang lain?!”Sebelum pertanyaan Poppy terjawab, seorang pelayan restoran mendekati mereka. “Tuan Robin, saya akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.”Dengan bibir cemberut, Poppy akhirnya menunda kemarahannya. Sampai di dalam ruangan VIP restoran, dia langsung menatap tajam suaminya yang duduk berseberangan darinya.“Kau belum menjawabku!”Sepanjang mengenal Robin, baru kali ini Poppy melihat kegugupan suaminya itu.Robin bingung … harus dari mana dia mulai menceritakannya?‘Tidak, itu bukan rahasia. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sesuatu dari istriku,’ batin Robin.“Kenapa kau membiarkan wanita lain mendekatimu? J

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   218. Wanita Asing

    Dante tak punya niat lagi untuk membesarkan seorang Luciano yang bisa membangkitkan kerajaan mafianya. Dia sudah pasrah dengan hidupnya yang akan segera berakhir.“Yang penting, istri dan anakmu sehat. Kuharap, Poppy dapat melahirkan cicitku tanpa masalah,” ucap Dante tulus selagi menahan sakit di jantungnya.Sebelum mengunjungi Dante, Robin ingin membicarakan banyak hal. Termasuk menunjukkan bahwa dia telah mengubah Pulau Luciano seperti keinginannya selama ini. Robin selalu ingin menyalahkan keputusan kakeknya. Namun sekarang, dengan keadaan Dante yang seperti itu, ucapannya hanya terkunci dalam hati.“Bagaimana keadaan Stefan?” Meskipun begitu, Dante masih belum bisa menerima sosok Sienna. Sejak dulu hingga saat ini, Dante merasa jika keluarganya berantakan karena wanita itu.“Papa sudah semakin sehat dengan hadirnya mama.”“Baguslah.” Tapi, Dante tak menunjukkan kebenciannya pada Sienna secara gamblang. Dia khawatir Robin tak mau menjenguknya lagi.“Rafael juga menemukan bakat b

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   217. Sulitnya Berubah

    “Maaf, Tuan.” Antonio lupa pada kecemburuan Robin yang semakin bertambah kuat selama istrinya mengandung. Bahkan, Robin pernah menugaskan tiga pengawal untuk ikut membangun proyek di Pulau Luciano hanya karena tersenyum menyapa Poppy dalam jarak dekat.Beruntung, penggunaan senjata sekarang diawasi ketat oleh Rafael supaya tak terjadi kekacauan yang tidak perlu. Kalau tidak, Robin mungkin akan menembak semua orang yang dipikirnya mencoba merayu Poppy.“Jangan keterlaluan, Antonio! Cepat cari pendamping daripada merayu istri orang lain!” Robin berdecak sebal selagi menuntun istrinya.“Baik, Tuan. Saya akan memikirkannya.”Mereka pun segera melaju ke rumah tahanan wanita.Awalnya, Carita menolak bertemu. Namun, Robin menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Carita tanpa sepengetahuan Poppy.Dibalik kaca pembatas, Poppy akhirnya bisa menatap wajah ibu tirinya dari dekat. Carita terlihat kurus dan lusuh. Matanya tampak sayu, tak bisa menatap lurus ke arah anak tirinya.“Bagaimana kabarmu?”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   216. Di Bawah Satu Atap yang Sama

    Robin mewujudkan harapan Poppy sesuai ucapannya. Setiap hari selama berbulan-bulan, dia selalu memanjakan istrinya itu.Dengan kasih sayang yang Poppy dapatkan dari keluarga barunya, traumanya menghilang sepenuhnya. Dan kini, dia siap menemui ibu tirinya yang mendekam di balik jeruji besi.“Apa kau yakin akan menemuinya? Tidak bisakah menunggu setelah kau melahirkan?” Robin mengusap perut buncit istrinya yang duduk di pangkuannya. Wajahnya sesekali mengernyit ketika Poppy bergerak.Berat … namun, Robin tak mengeluh sedikitpun.“Aku yakin. Seminggu lagi aku akan melahirkan. Aku ingin dia mengetahuinya. Biar bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkanku selama ini.” Kebencian Poppy pada Carita berangsur menghilang, meski dia belum bisa memaafkan sepenuhnya. “Aku akan mendampingimu, sekaligus menjenguk kakek.”Dante Luciano dirawat di rumah sakit kepolisian. Sebulan lalu, Dante mengalami gagal ginjal parah, juga komplikasi penyakit lainnya.Robin juga baru tahu jika Dante ternyata

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status