Share

112. Robin Sakit Keras

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-23 12:32:56
“Tuan, saya mendapat informasi kalau Nyonya Poppy akhir-akhir ini terlihat murung. Apakah kita perlu menyuruh Tuan Capri untuk memeriksa kondisinya? Mungkin ada beberapa sebab yang memicu traumanya tanpa disadari orang-orang di kediaman.”

Mendengar nama Poppy disebut, Robin yang sejak tadi duduk tenang di kursi penumpang belakang dalam mobil itu langsung gelisah. Dadanya pun terasa panas karena Antonio menyebut nama Poppy seperti sedang jatuh cinta, menurut pikirannya sendiri.

“Dia memang selalu murung! Kenapa kau yang khawatir? Apa kau diam-diam jatuh cinta padanya?!”

“Tidak, Tuan. Tuan Capri berpesan pada saya untuk memantau kondisi Nyonya Poppy secara berkala dan menyuruh untuk menghubunginya jika terjadi kejanggalan. Saya juga baru menerima laporan dari pengawal setelah mengaktifkan ponsel.”

Di Pulau Luciano, mereka menggunakan alat komunikasi lain untuk menghindari penyadapan meski sudah melakukan banyak pencegahan. Oleh karena itu, karyawan kediaman tidak bisa menghubungi mereka
VERARI

GWS, Rob..

| 3
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
ann’sbooks
Cieee yang kangen, Robin lucu bgt wkwkwk
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
Robin gemesin bgt sih ^^ kaya ank ABG yg baru kenal cinta n' lg kasmaran²nya sm pasangan . deg²an kalo mau ktmu pacar, eeh kalo ini ktmu istri yaa hehe :p
goodnovel comment avatar
Tsu
robin knp kiyowo bgt ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   113. Stefan Luciano

    “Tuan Stefan lebih tenang dari sebelumnya. Tidak ada laporan khusus dari para pengawal,” jawab Antonio. “Rafael tidak datang dan sengaja menunjukkan wajahnya lagi, bukan?” Pria bernama Stefan itu mengamuk setelah melihat Rafael dari jendela kamarnya. Robin bahkan belum sempat mengunjungi Stefan sejak saat itu, karena dia langsung terbang ke Pulau Luciano setelah menjenguk Dante, dan tanpa memberi pesan pada siapa pun. “Tidak, Tuan Rafael sibuk mengurus pekerjaan di perusahaan setelah kepergian Anda.” Ketika sampai di depan pintu rumah besar itu, Robin sempat ragu melangkah masuk. Namun, Antonio membuka pintu tanpa menyadari keraguan Robin, lalu mempersilakannya. Langkah Robin terasa berat ketika mendengar suara Stefan sedang bicara. Pria yang dulu selalu dia panggil dengan sebutan papa dengan senyuman hangat itu sedang bicara sendiri di depan foto ibu kandung Robin yang tergantung di dinding. “Aku hari ini belajar memasak khusus untukmu, Sayang. Segera pulang dan kita makan malam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   114. Masa Lalu Pilu

    Awal mula bertemu dengan Poppy, Robin Luciano seakan sedang berhadapan dengan Sienna Lori, ibu kandungnya. Sienna memiliki rambut hitam bergelombang, dengan perawakan ramping dan setinggi Poppy. Sikap Poppy pun hampir mirip dengan Sienna yang terlihat lemah dan membutuhkan perlindungan. Namun, akhirnya menusuk keluarganya sendiri dari belakang. Robin menyelamatkan Poppy karena merasa iba dengan nasibnya. Di lain sisi, dia ingin memiliki Poppy untuk melampiaskan kebenciannya kepada Sienna yang menghilang entah ke mana. “Dia siapa yang kau maksud? Apa kau sedang membicarakan mamamu?” Pertanyaan Stefan menyadarkan Robin. Stefan merangkak naik, kemudian mencengkeram kedua lengan Robin. Manik amber ayahnya yang lebih gelap dari milik Robin itu terlihat tak begitu bercahaya, hanya berkilau oleh air mata. “Apa maksudmu mengatakan itu? Mamamu tidak mungkin menggoda pengawal!” Stefan mengira ucapan Robin barusan ditujukan pada Sienna. Dia bahkan tak pernah mengenal Poppy atau hanya menden

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   115. Robin Pulang

    Dua pengawal yang selalu menjaga Stefan langsung masuk ke dalam kamar setelah mendengar teriakan Stefan semakin keras. Sementara itu, Antonio melangkah ke depan, merentangkan tangan kirinya ke depan badan Robin. “Tuan, mari kita keluar dari sini,” pinta Antonio. Bukan hanya sekali Robin membuat Stefan mengamuk. Robin selalu terang-terangan mengatakan fakta kelam sehingga malah memperparah kondisi Stefan. “Tch! Aku juga mau pergi.” Sebelum meninggalkan ruangan itu, Robin menatap ayahnya yang sedang diikat di atas ranjang oleh dua pengawal. Stefan bisa melukai diri sendiri jika kedua tangannya dibiarkan bebas ketika sedang kambuh. “Tolong jangan berkunjung ke sini dulu sebelum Tuan Stefan tenang. Saya akan segera memanggil dokter.” Pengawal lain yang baru saja datang langsung menegur Robin. Penampilannya berbeda dari pengawal lainnya dan tak terlihat takut menghadapi Robin jika berhubungan dengan kondisi Stefan. Larry, kepala pengawal elite itu adalah orang kepercayaan Stefan dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   116. Sial!

    Semenjak Robin memindahkan Stefan di bangunan lain, lantai tiga di kediamannya bisa dimasuki oleh siapa pun. Akan tetapi, belum ada yang tahu mengenai hal tersebut sebelum hari ini, karena Robin lebih dulu menghilang selama seminggu ke Pulau Luciano. Saat ini, ada beberapa pelayan yang sedang membersihkan area di lantai tiga, kecuali kamar Robin yang hanya boleh dimasuki Antonio dan kepala pelayan. Robin duduk tenang di kursi sambil mendengarkan beberapa laporan Antonio mengenai pekerjaan di kantor. “Antonio, kau bisa istirahat sekarang,” titah Robin, setelah Antonio selesai dengan laporannya. “Saya akan mengawasi para pelayan dulu, Tuan. Mereka baru sekali naik ke lantai ini. Saya khawatir mereka akan melakukan kesalahan.” “Terserah kau saja. Jangan mengeluh kalau kau sakit atau kelelahan.” Robin membuka kancing baju sampai dada hingga terlihat otot kekarnya. Sejak tadi, dia merasakan pakaian melilit tubuhnya hingga dadanya terasa sesak, namun setelah membuka kancing pun, rasa se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   117. Tak Mau Menahan Diri

    Beberapa saat lalu, sebelum Poppy sampai di lantai tiga … “Donna, apa yang harus aku lakukan setelah ini?” Poppy duduk lemas di kursi kamarnya, melihat Donna memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper dengan raut wajah murung. Pelayan pribadi yang akan menjadi orang asing baginya setelah hari ini, menghentikan aktivitasnya, lalu duduk di samping Poppy. “Tuan Robin belum tentu akan mengusir Anda, Nyonya. Mungkin, tuan hanya ingin memindahkan barang-barang Anda ke lantai tiga supaya Anda bisa satu kamar dengannya.” Poppy menggeleng pelan. “Kau tahu kalau itu mustahil.” Sebelum Donna menjawab, Antonio datang membawa map di tangannya. Dia langsung masuk karena pintu kamar terbuka lebar. “Nyonya, Tuan Robin sudah menunggu Anda sejak tadi. Mari, saya akan mengantar Anda.” Meskipun Antonio tahu bahwa tuannya akan bercerai dengan Poppy, dia masih bersikap sopan, sulit mengubah kebiasaannya. “Baik.” Poppy berjalan di belakang Antonio dengan gelisah. Dia ingin bertanya alasan Rob

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   118. Ciuman Terakhir

    Dada Robin berdesir-desir, seperti tertiup angin semilir. Beban yang selalu memenuhi dadanya lenyap begitu mendengar ucapan Poppy. “Apa kau sedang merayuku?” Namun, Robin kembali memberikan batasan, menganggap jika ucapan Poppy hanya sebatas tipuan. “Saul mengajarimu dengan baik.” Poppy menggeleng pelan. Setetes air mata yang mengandung ketulusan yang tak dihargai menitik di pipinya. Dia lantas mengusap wajah Robin penuh kelembutan selagi mengangkat kaki kirinya hingga duduk di pangkuan Robin dan berhadapan dengan sempurna. Kedua tangan Poppy mencengkeram pundak Robin. Mata mereka beradu cukup lama, mencoba menelisik isi pikiran masing-masing. “Apa kau sungguh akan membuangku?” Lidah Poppy yang terasa kelu bersusah payah menanyakan itu. “Benar. Aku sudah tidak membutuhkanmu lagi.” DEG! Kata-kata Robin bagaikan pisau yang membelah jantungnya, memutuskan harapannya. Akan tetapi, Poppy enggan berhenti untuk berusaha. Dia hanya wanita biasa yang tak memiliki apa pun, sedang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   119. Nona

    Robin mengacak kasar rambutnya. Ucapan Poppy membuatnya tak bisa berbuat lebih jauh. Dia adalah pria tegas dan selalu membuktikan ucapannya. Oleh karena itu, dia tak bisa mengingkari keputusannya, meskipun semua gara-gara Antonio. “Antonio, kau benar-benar brengsek!” geram Robin sambil menekan nomor Antonio di ponselnya. “Halo, Tuan. Saya baru sampai di apartemen. Ada perlu apa menghubungi sa–” “Sialan! Apa yang sudah kau lakukan?!” “Apa maksud Anda, Tuan?” Suara Antonio dari seberang telepon terdengar panik. “Kenapa kau memberikan poin-poin tidak penting dalam pemutusan kontrak dengan perempuan itu?!” Antonio terdiam cukup lama, mengingat isi dokumen yang dibuatnya dengan sempurna. Dia hanya melindungi Robin dari hal-hal yang tak diinginkan, termasuk apabila Poppy tiba-tiba mencoba menggoda Robin dan mengacaukan rencana mereka. Lawan bisnis mereka bisa memanfaatkan Poppy setelah perceraian. Antonio hanya menambahkan beberapa perjanjian yang menguntungkan untuk melindungi Robin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   120. Poppy

    Di mata para pengawal, Robin Luciano adalah sosok yang menyelamatkan hidup mereka. Akan tetapi, tak bisa dipungkiri jika Robin tetaplah seorang kepala mafia. Tangan Robin tak sepenuhnya bersih. Dia pun pernah melukai seseorang jika dianggapnya perlu. Elio tahu betul itu, karena dia adalah pengawal khusus Robin yang selalu ada ketika bertransaksi dengan bisnis ilegal Luciano. Namun, menembak Antonio adalah bayangan terburuk dan mengerikan hingga membuat Elio ketakutan. Dia merasa perlu memberi tahu seseorang yang dapat menahan Robin, sebab tak ada satu pun pengawal yang berani menentangnya. “Tunggu di sini,” titah Robin ketika dia sampai di tempat parkir bawah tanah apartemen Antonio. “Baik, Tuan.” Setelah kepergian Robin, Elio segera menelepon Larry. Dia tak begitu mengenal para pengawal elit Robin yang dapat keluar masuk ke lantai tiga, yang dia pun baru hari ini pernah menginjakkan kaki di sana. Namun, beruntung dia memiliki nomor ponselnya. “Halo, Tuan Larry, saya adalah peng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   170. Cari Istriku!

    Robin marah besar! Dia tak bisa duduk dengan tenang di ruang kerjanya, lalu berdiri selagi menelepon Antonio.“Lanjutkan rencana kita tanpaku. Kalau aku sudah menemukan istriku, aku akan segera menyusulmu.”“Baik, Tuan. Jangan khawatirkan kami. Anda tahu kemampuan kami, bukan?” balas Antonio dari seberang telepon.“Aku percaya padamu, Antonio. Jangan mengecewakanku.”Setelah bicara singkat tentang kemajuan rencana mereka, Robin kembali berteriak memanggil pengawal, menanyakan informasi terbaru istrinya. Namun, dia lagi-lagi dibuat marah karena Poppy belum ditemukan.“Tuan, ada satu pengawal yang juga menghilang bersama Nyonya Poppy.”Robin mendadak teringat dengan kenangan buruk keluarganya di masa lalu. Dia sontak terbayang wajah Dell, pengawal yang mengaku tertarik pada istrinya.“Panggil para pengawal yang selalu bersama istriku kemari!” perintahnya.Dia lupa dengan nama Dell. Pikirannya akhir-akhir ini hanya dipenuhi oleh Poppy dan rencana besarnya. Namun, dia masih mengingat waja

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   169. Pilihan Robin

    “Wah, aku menunggu kakak iparku, kenapa malah kakakku yang datang?” sambut Rafael dengan nada kecewa yang dibuat-buat.Ketenangan Rafael justru membuat Robin sedikit resah. Dia pikir, Rafael akan kecewa setelah melihat kemunculannya, bukan Poppy. Akan tetapi, Rafael hanya duduk di kursi, tanpa memperlihatkan kekagetan.Kendati demikian, Robin menunjukkan ketenangan. Rafael mungkin hanya menyembunyikan kegelisahan.“Sayang sekali, kau tidak bisa mencuri milikku, Rafael.”“Milikmu apa yang kau maksud? Istrimu atau kerajaan mafiamu?” Rafael menyeringai. “Katakan yang jelas, karena aku menginginkan keduanya.”Robin mengepalkan tangan, menahan diri agar tak gegabah menghadapi Rafael. Melihat keyakinan adiknya, Robin yakin bahwa Rafael telah menyiapkan sesuatu.“Aku sedang sangat sibuk. Katakan apa maumu yang sebenarnya?”Rafael terkekeh sampai memegang perutnya, menganggap pertanyaan kakaknya sangat menggelikan. “Kau benar-benar seperti kakek kita, Robin, selalu menganggapku sedang bermain

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   168. Perangkap

    Robin Luciano telah mendapat kabar bahwa Alice sudah menggantikan istrinya di kamar, Poppy juga telah berada di luar bahaya. Dia tak akan ragu lagi menggunakan senjata, melangkah tegas bersama para pengawal.“Bangun! Sudah saatnya menjebak tikus-tikus sialan itu!” Para pengawal yang tadinya dikabarkan pingsan di dekat gerbang, langsung berdiri tegak setelah mendengar perintah Robin, sandiwara mereka berakhir. Mereka lalu mengikuti di belakang pengawal Robin yang lain.Robin menyeringai dalam kegelapan. Para penyusup itu mematikan listrik sehingga tak ada pencahayaan.“Untung saja aku mengikuti ucapan Antonio.”Saat dalam perjalanan pulang, Robin mendapat informasi baru mengenai pergerakan Rafael dan sekutunya. Dia segera menyiapkan perangkap setelah tahu bahwa Rafael akan mempercepat rencananya.Suara tembakan masih terdengar di dalam kediaman. Namun, Robin tak sedikit pun khawatir. Dia sudah menambah jumlah pengawal khusus tanpa ada yang tahu, serta menyuruh pengawal lama untuk meng

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   167. Orang Kepercayaan

    Poppy terbelalak kaget, dadanya berdebar kencang. Dia ingin berteriak, tetapi tangan seseorang membungkam mulutnya.“Poppy, jangan berteriak dan bicara dengan pelan,” bisik Alice.Poppy melirik ke samping, melihat Alice berjongkok di dekat ranjangnya dengan ekspresi serius. Kemudian, dia mengangguk sebagai jawaban.Saat ini, waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Alice biasanya tidur lebih awal, tetapi sekarang tiba-tiba muncul di kamarnya yang seharusnya telah dikunci dari dalam.“Apa yang kau lakukan di sini, Alice? Bagaimana kau bisa masuk?” tanya Poppy sembari duduk.“Dengarkan aku baik-baik, Poppy. Segera temui Nyonya April di lantai satu lewat balkon kamar ini.”“Ap–”Alice kembali membekap mulut Poppy yang akan berteriak. “Ada tangga tali yang sudah kusiapkan di pagar balkon untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu. Turunlah dengan tangga itu dan jangan menimbulkan suara.”“Kenapa? Apa yang terjadi?” bisik Poppy dengan suara panik.“Ada penyusup memasuki rumah ini. Semua

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   166. Kawan dan Lawan

    “Tuan Larry!” seru Poppy ternganga. Dia celingukan di sekelilingnya. Beruntung, tak ada orang yang mendengar.‘Tunggu, kalau dia tahu kejadian itu ….’ Wajah Poppy sontak merah padam ketika mengingat Robin pernah menghukumnya di elevator!“Waktu itu aku sedang memperbaiki sandi elevator. Hanya hari itu saja aku tidak sengaja mengintip.”Tampaknya, Larry tahu apa yang pernah terjadi di ruang sempit itu. Dia pasti dapat mencium aroma dari cairan cinta yang tertinggal ketika akan menemui Stefan yang saat itu masih mendiami lantai tiga.Namun, Poppy tentu tak akan menyadarinya. Dia mengurut dadanya, lega karena kejadian memalukan itu tak terlihat siapa pun.“Bukankah kau tadi bilang, aku tidak boleh membicarakan tentangmu. Mengapa kau ikut masuk?” tanya Poppy ketika masuk ke bangunan utama kediaman.“Aku akan menemui ibu palsumu. April adalah teman baikku. Ada yang ingin kubicarakan dengannya.”“Ya ampun, kau selalu membuatku terkejut!”“Kau pasti akan terkejut lagi setelah tahu kalau dia

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   165. Pulang

    Robin masih melihat foto surat Rafael untuk istrinya. Dia tampak bimbang membuat keputusan.“Tuan, rencana besar kita akan dimulai dua hari lagi. Anda bisa mengurus Rafael, sementara saya yang akan memimpin keberangkatan ke Pulau Solterra.” Antonio menunjukkan tekad yang besar dari sorot matanya.Antonio adalah sosok yang dapat dipercaya. Dalam kondisi apa pun, dia masih bisa menjaga ketenangannya. Namun, Robin sedikit khawatir jika Antonio akan meluapkan emosinya ketika penyerbuan dimulai.Ketika Robin datang ke Pulau Solterra malam itu, dia dapat melihat tatapan tajam Antonio saat mendekati Saul, seperti ingin mencekiknya dengan kedua tangannya sendiri. Mungkin karena Saul sedang menyembunyikan Poppy di balik punggungnya, Antonio menahan kemarahannya waktu itu, pikir Robin.“Tidak. Aku akan pergi ke sana bersamamu.”“Tuan, Anda juga tahu jika saya tidak akan berbuat sembarangan hanya karena dendam pribadi saya. Saya bersumpah tidak akan mengacaukan rencana Anda,” ucap Antonio bersun

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   164. Jangan Membenci Rafael

    “Aku aku pernah meyakini jika Nyonya Sienna tidak pernah berselingkuh. Dari sifatnya, kau juga bisa menebak itu, bukan?”Poppy mengangguk.“Tapi, ada saksi mata yang melihat perselingkuhan mereka. Dia adalah Rod, tangan kanan Tuan Dante, sebelum digantikan Luca. Selain itu, ada bukti hasil tes DNA yang menyatakan bahwa Tuan Rafael bukan anak kandung Tuan Stefan.”“Tapi, Tuan Dante bisa memalsukan hasil tes seperti itu dengan mudah, apalagi waktu itu belum maju seperti sekarang. Robin bahkan bisa membuat identitas baru untukku dalam semalam.”Raut wajah Larry yang sebelumnya tenang, kini terlihat keruh, membayangkan masa lalu pahit tuannya. “Kau benar. Aku bisa menyelidikinya lebih dalam, tapi Nyonya Sienna tiba-tiba menghilang, serta meninggalkan pesan bahwa dia sudah tidak bisa hidup bersama dengan Tuan Stefan karena tidak mencintainya lagi … sekaligus membenarkan perselingkuhannya dengan salah satu pengawal kediaman.”“Mustahil …,” gumam Poppy kecewa.“Tuan Stefan pasti mengatakan pa

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   163. Masa Lalu

    Poppy kembali bingung. Apakah Larry berada di pihak Rafael? Namun, sudah jelas jika Stefan mengatakan membenci putra bungsu yang bukan darah dagingnya.“Pengawal Robin di depan pasti akan melapor padanya kalau tahu kau datang dari luar. Aku akan mengantarmu.”“Tunggu sebentar.” Poppy mencegah Larry yang akan berdiri. “Bisakah … kau memberi tahuku … di mana Nyonya Sienna saat ini?”“Mengapa kau ingin tahu?”Meski telah mendengar dari Stefan, tetapi Poppy masih penasaran apakah ucapannya benar atau hanya efek dari kejiwaannya yang terganggu. Poppy ingin tahu dan mencari solusi agar bisa menyembuhkan luka di hati suaminya.“Aku hanya ingin mengenal Robin lebih dalam. Dia tidak akan mengatakannya padaku. Kuharap, dia bisa membagi luka di hatinya denganku.”Larry dapat melihat dengan jelas pipi Poppy merona. Dia tersenyum samar, kembali duduk dengan santai.“Kalau kau tidak keberatan mendengarkanku dan menyimpan rahasia ini dari siapa pun.”Poppy segera mengangguk. Larry lalu mulai berceri

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   162 Menantumu

    Larry baru kali ini bertatap muka dengan Poppy dalam jarak yang cukup dekat. Rupanya, ada alasan khusus mengapa Robin memilih wanita ini, pikirnya. Perawakan dan rambut Poppy hampir mirip dengan Sienna. “Kau … siapa? Mengapa kau ada di sini?” Stefan mendadak sadar jika Poppy bukanlah istrinya.Saat ini, Poppy dan Stefan bersimpuh di lantai. Mereka baru selesai menenangkan diri setelah menangis cukup lama. ‘Mungkinkah dia terlalu banyak menangis sehingga pandangannya menjadi jernih dan melihatku bukan sebagai istrinya lagi?’ batin Poppy bertanya-tanya.“Aku bertanya padamu! Jangan membuatku mengulang pertanyaanku dua kali! Apa kau gadis bayaran papaku untuk menggodaku?!” sergah Stefan. Caranya membentak, bahkan kalimatnya sangat mirip dengan putranya.“Saya adalah menantu Anda. Istri Robin Luciano.”Poppy melirik ke arah Larry yang sudah membuka mulut akan mencegahnya menjawab jujur. Seharusnya Poppy tidak mengatakan identitasnya, sebab Stefan masih menganggap Robin masih seperti bel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status