Sabar Robin, Antonio nggak salah apa-apa..
Beberapa saat lalu, sebelum Poppy sampai di lantai tiga … “Donna, apa yang harus aku lakukan setelah ini?” Poppy duduk lemas di kursi kamarnya, melihat Donna memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper dengan raut wajah murung. Pelayan pribadi yang akan menjadi orang asing baginya setelah hari ini, menghentikan aktivitasnya, lalu duduk di samping Poppy. “Tuan Robin belum tentu akan mengusir Anda, Nyonya. Mungkin, tuan hanya ingin memindahkan barang-barang Anda ke lantai tiga supaya Anda bisa satu kamar dengannya.” Poppy menggeleng pelan. “Kau tahu kalau itu mustahil.” Sebelum Donna menjawab, Antonio datang membawa map di tangannya. Dia langsung masuk karena pintu kamar terbuka lebar. “Nyonya, Tuan Robin sudah menunggu Anda sejak tadi. Mari, saya akan mengantar Anda.” Meskipun Antonio tahu bahwa tuannya akan bercerai dengan Poppy, dia masih bersikap sopan, sulit mengubah kebiasaannya. “Baik.” Poppy berjalan di belakang Antonio dengan gelisah. Dia ingin bertanya alasan Rob
Dada Robin berdesir-desir, seperti tertiup angin semilir. Beban yang selalu memenuhi dadanya lenyap begitu mendengar ucapan Poppy. “Apa kau sedang merayuku?” Namun, Robin kembali memberikan batasan, menganggap jika ucapan Poppy hanya sebatas tipuan. “Saul mengajarimu dengan baik.” Poppy menggeleng pelan. Setetes air mata yang mengandung ketulusan yang tak dihargai menitik di pipinya. Dia lantas mengusap wajah Robin penuh kelembutan selagi mengangkat kaki kirinya hingga duduk di pangkuan Robin dan berhadapan dengan sempurna. Kedua tangan Poppy mencengkeram pundak Robin. Mata mereka beradu cukup lama, mencoba menelisik isi pikiran masing-masing. “Apa kau sungguh akan membuangku?” Lidah Poppy yang terasa kelu bersusah payah menanyakan itu. “Benar. Aku sudah tidak membutuhkanmu lagi.” DEG! Kata-kata Robin bagaikan pisau yang membelah jantungnya, memutuskan harapannya. Akan tetapi, Poppy enggan berhenti untuk berusaha. Dia hanya wanita biasa yang tak memiliki apa pun, sedang
Robin mengacak kasar rambutnya. Ucapan Poppy membuatnya tak bisa berbuat lebih jauh. Dia adalah pria tegas dan selalu membuktikan ucapannya. Oleh karena itu, dia tak bisa mengingkari keputusannya, meskipun semua gara-gara Antonio. “Antonio, kau benar-benar brengsek!” geram Robin sambil menekan nomor Antonio di ponselnya. “Halo, Tuan. Saya baru sampai di apartemen. Ada perlu apa menghubungi sa–” “Sialan! Apa yang sudah kau lakukan?!” “Apa maksud Anda, Tuan?” Suara Antonio dari seberang telepon terdengar panik. “Kenapa kau memberikan poin-poin tidak penting dalam pemutusan kontrak dengan perempuan itu?!” Antonio terdiam cukup lama, mengingat isi dokumen yang dibuatnya dengan sempurna. Dia hanya melindungi Robin dari hal-hal yang tak diinginkan, termasuk apabila Poppy tiba-tiba mencoba menggoda Robin dan mengacaukan rencana mereka. Lawan bisnis mereka bisa memanfaatkan Poppy setelah perceraian. Antonio hanya menambahkan beberapa perjanjian yang menguntungkan untuk melindungi Robin
Di mata para pengawal, Robin Luciano adalah sosok yang menyelamatkan hidup mereka. Akan tetapi, tak bisa dipungkiri jika Robin tetaplah seorang kepala mafia. Tangan Robin tak sepenuhnya bersih. Dia pun pernah melukai seseorang jika dianggapnya perlu. Elio tahu betul itu, karena dia adalah pengawal khusus Robin yang selalu ada ketika bertransaksi dengan bisnis ilegal Luciano. Namun, menembak Antonio adalah bayangan terburuk dan mengerikan hingga membuat Elio ketakutan. Dia merasa perlu memberi tahu seseorang yang dapat menahan Robin, sebab tak ada satu pun pengawal yang berani menentangnya. “Tunggu di sini,” titah Robin ketika dia sampai di tempat parkir bawah tanah apartemen Antonio. “Baik, Tuan.” Setelah kepergian Robin, Elio segera menelepon Larry. Dia tak begitu mengenal para pengawal elit Robin yang dapat keluar masuk ke lantai tiga, yang dia pun baru hari ini pernah menginjakkan kaki di sana. Namun, beruntung dia memiliki nomor ponselnya. “Halo, Tuan Larry, saya adalah peng
Apartemen tipe loft mewah yang memiliki dua lantai itu tak ada dinding pemisah antara ruang tamu dan dapur di sebelahnya. Robin dapat melihat adegan mesra istrinya dengan si pengawal dengan sangat jelas. Indra pendengarannya pun tak salah ketika mendengar pengawalnya memanggil istrinya hanya dengan nama.Begitu pula awal mula perselingkuhan ibunya dan si pengawal, pikir Robin. Dalam kepalanya hanya terbayang pengkhianatan tanpa adanya usaha untuk mencari tahu situasi yang sebenarnya terjadi.Ketenangan yang selalu Robin jaga, hilang seketika oleh cemburu buta. Semuanya tampak jelas di mata dan telinganya.“Brengsek!”Mata Antonio terbelalak ketika Robin mengeluarkan revolver dari saku bagian dalam jasnya. “Tuan! Apa yang akan Anda lakukan?!”“Keparat itu … aku akan membunuhnya!” geram Robin, mengacungkan revolver ke arah Poppy dan Dell yang berdiri sejajar dari arahnya.Poppy bahkan tak merasakan jarinya perih oleh goresan pisau. Tatapannya fokus ke arah pistol di tangan Robin yang te
Kini, kecemburuan Robin terlihat begitu jelas. Hanya Poppy yang menyadari, tidak dengan dua pria lainnya. Dell tampak bingung di tengah ketakutannya. Dia selalu bekerja dengan baik, tak pernah pula berpikir mencuri sesuatu di kediaman. “Apa … apa maksud Anda?” KLIK! Wajah dua orang di depan Robin memucat ketika mendengar Robin menarik pelocok pistol. Antonio pun hanya diam di tempat, tak berani merebut senjata yang siap ditembakkan. “Aku seharusnya menghabisimu sejak dulu jika pada akhirnya kau menjadi orang yang akan mencuri istriku.” Semua orang yang mendengar perkataan Robin tercengang, kecuali Poppy. Antonio bahkan sampai membuka mulutnya karena tak menyangka Robin masih menganggap Poppy sebagai istri, sedangkan sebelumnya Robin bersikeras menceraikannya. Ketika membicarakan tentang rencana mereka saat masih dalam perjalanan pulang, Robin berulang kali menegaskan jika dia tak membutuhkan Poppy lagi. Antonio jelas-jelas mengingatnya. Oleh karena itu, dia segera mencatat beb
Robin tak menjawab. Pikirannya mendadak berputar-putar mengingat semua kemarahannya.Jika dipikir-pikir, mengapa dirinya marah? Mengapa dia tak rela melihat Poppy bersama pria lain? Dan mengapa dia kecewa setelah mengingat Poppy menandatangani surat perceraian mereka?Manik amber Robin bergerak samar dan pelan ke kanan kiri, menunjukkan kebingungan yang hanya dapat dilihat Larry. “Kalau Anda cemburu melihat pria lain mendekati Nyonya Poppy, mengapa Anda harus menceraikannya? Itu salah Anda sendiri karena melakukan hal gegabah yang tidak sesuai dengan isi hati,” imbuh Larry, “Jangan mengkambinghitamkan orang lain karena kepengecutan Anda.”Robin menatap nyalang pada Larry. Namun, Larry tetap tenang, seolah-olah dia tak menyinggung Robin.“Apa katamu? Aku cemburu?” geram Robin selagi mendekatkan wajahnya. “Apa kau tertular kegilaan Stefan?”“Lalu mengapa Anda marah sampai akan menghabisi nyawa anak buah Anda sendiri, sementara hubungan Anda dan Nyonya Poppy sudah berakhir?”Robin memund
Robin kian mendekat ke arah Poppy. Matanya melihat bibir lembab Poppy dengan tatapan lapar. “Aku datang untuk menagih hutangmu,” ujar Robin dengan suara berat. “A-apa maksud Anda?” Poppy melirik ke atas, tepat pada wajah Robin, tetapi langsung mengalihkan pandangan ke arah lain karena Robin terlalu dekat. “Aku hanya menyuruhmu menandatangani dokumen perceraian untuk jaga-jaga dan tidak berniat menceraikanmu untuk saat ini.” ‘Tidak masuk akal! Sudah jelas kau menyuruhku keluar dari kediaman dan memaksaku tanda tangan pada dokumen perceraian!’ jerit Poppy dalam hati, frustasi dengan tingkah Robin yang sesuka hati memutuskan. “Tapi, Tu–” Robin dengan cepat menekan bibir Poppy dengan bibirnya, melumatnya tanpa menunggu balasan. Dia melirik ke arah Dell dengan satu sudut bibir terangkat, tampak jelas sedang menunjukkan kemenangannya. Sementara itu, Poppy dengan panik mendorong Robin yang bergeming. Dia sangat malu oleh ciuman mendadak yang Robin lakukan di depan orang lain. Namun, Ro
Robin marah besar! Dia tak bisa duduk dengan tenang di ruang kerjanya, lalu berdiri selagi menelepon Antonio.“Lanjutkan rencana kita tanpaku. Kalau aku sudah menemukan istriku, aku akan segera menyusulmu.”“Baik, Tuan. Jangan khawatirkan kami. Anda tahu kemampuan kami, bukan?” balas Antonio dari seberang telepon.“Aku percaya padamu, Antonio. Jangan mengecewakanku.”Setelah bicara singkat tentang kemajuan rencana mereka, Robin kembali berteriak memanggil pengawal, menanyakan informasi terbaru istrinya. Namun, dia lagi-lagi dibuat marah karena Poppy belum ditemukan.“Tuan, ada satu pengawal yang juga menghilang bersama Nyonya Poppy.”Robin mendadak teringat dengan kenangan buruk keluarganya di masa lalu. Dia sontak terbayang wajah Dell, pengawal yang mengaku tertarik pada istrinya.“Panggil para pengawal yang selalu bersama istriku kemari!” perintahnya.Dia lupa dengan nama Dell. Pikirannya akhir-akhir ini hanya dipenuhi oleh Poppy dan rencana besarnya. Namun, dia masih mengingat waja
“Wah, aku menunggu kakak iparku, kenapa malah kakakku yang datang?” sambut Rafael dengan nada kecewa yang dibuat-buat.Ketenangan Rafael justru membuat Robin sedikit resah. Dia pikir, Rafael akan kecewa setelah melihat kemunculannya, bukan Poppy. Akan tetapi, Rafael hanya duduk di kursi, tanpa memperlihatkan kekagetan.Kendati demikian, Robin menunjukkan ketenangan. Rafael mungkin hanya menyembunyikan kegelisahan.“Sayang sekali, kau tidak bisa mencuri milikku, Rafael.”“Milikmu apa yang kau maksud? Istrimu atau kerajaan mafiamu?” Rafael menyeringai. “Katakan yang jelas, karena aku menginginkan keduanya.”Robin mengepalkan tangan, menahan diri agar tak gegabah menghadapi Rafael. Melihat keyakinan adiknya, Robin yakin bahwa Rafael telah menyiapkan sesuatu.“Aku sedang sangat sibuk. Katakan apa maumu yang sebenarnya?”Rafael terkekeh sampai memegang perutnya, menganggap pertanyaan kakaknya sangat menggelikan. “Kau benar-benar seperti kakek kita, Robin, selalu menganggapku sedang bermain
Robin Luciano telah mendapat kabar bahwa Alice sudah menggantikan istrinya di kamar, Poppy juga telah berada di luar bahaya. Dia tak akan ragu lagi menggunakan senjata, melangkah tegas bersama para pengawal.“Bangun! Sudah saatnya menjebak tikus-tikus sialan itu!” Para pengawal yang tadinya dikabarkan pingsan di dekat gerbang, langsung berdiri tegak setelah mendengar perintah Robin, sandiwara mereka berakhir. Mereka lalu mengikuti di belakang pengawal Robin yang lain.Robin menyeringai dalam kegelapan. Para penyusup itu mematikan listrik sehingga tak ada pencahayaan.“Untung saja aku mengikuti ucapan Antonio.”Saat dalam perjalanan pulang, Robin mendapat informasi baru mengenai pergerakan Rafael dan sekutunya. Dia segera menyiapkan perangkap setelah tahu bahwa Rafael akan mempercepat rencananya.Suara tembakan masih terdengar di dalam kediaman. Namun, Robin tak sedikit pun khawatir. Dia sudah menambah jumlah pengawal khusus tanpa ada yang tahu, serta menyuruh pengawal lama untuk meng
Poppy terbelalak kaget, dadanya berdebar kencang. Dia ingin berteriak, tetapi tangan seseorang membungkam mulutnya.“Poppy, jangan berteriak dan bicara dengan pelan,” bisik Alice.Poppy melirik ke samping, melihat Alice berjongkok di dekat ranjangnya dengan ekspresi serius. Kemudian, dia mengangguk sebagai jawaban.Saat ini, waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Alice biasanya tidur lebih awal, tetapi sekarang tiba-tiba muncul di kamarnya yang seharusnya telah dikunci dari dalam.“Apa yang kau lakukan di sini, Alice? Bagaimana kau bisa masuk?” tanya Poppy sembari duduk.“Dengarkan aku baik-baik, Poppy. Segera temui Nyonya April di lantai satu lewat balkon kamar ini.”“Ap–”Alice kembali membekap mulut Poppy yang akan berteriak. “Ada tangga tali yang sudah kusiapkan di pagar balkon untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu. Turunlah dengan tangga itu dan jangan menimbulkan suara.”“Kenapa? Apa yang terjadi?” bisik Poppy dengan suara panik.“Ada penyusup memasuki rumah ini. Semua
“Tuan Larry!” seru Poppy ternganga. Dia celingukan di sekelilingnya. Beruntung, tak ada orang yang mendengar.‘Tunggu, kalau dia tahu kejadian itu ….’ Wajah Poppy sontak merah padam ketika mengingat Robin pernah menghukumnya di elevator!“Waktu itu aku sedang memperbaiki sandi elevator. Hanya hari itu saja aku tidak sengaja mengintip.”Tampaknya, Larry tahu apa yang pernah terjadi di ruang sempit itu. Dia pasti dapat mencium aroma dari cairan cinta yang tertinggal ketika akan menemui Stefan yang saat itu masih mendiami lantai tiga.Namun, Poppy tentu tak akan menyadarinya. Dia mengurut dadanya, lega karena kejadian memalukan itu tak terlihat siapa pun.“Bukankah kau tadi bilang, aku tidak boleh membicarakan tentangmu. Mengapa kau ikut masuk?” tanya Poppy ketika masuk ke bangunan utama kediaman.“Aku akan menemui ibu palsumu. April adalah teman baikku. Ada yang ingin kubicarakan dengannya.”“Ya ampun, kau selalu membuatku terkejut!”“Kau pasti akan terkejut lagi setelah tahu kalau dia
Robin masih melihat foto surat Rafael untuk istrinya. Dia tampak bimbang membuat keputusan.“Tuan, rencana besar kita akan dimulai dua hari lagi. Anda bisa mengurus Rafael, sementara saya yang akan memimpin keberangkatan ke Pulau Solterra.” Antonio menunjukkan tekad yang besar dari sorot matanya.Antonio adalah sosok yang dapat dipercaya. Dalam kondisi apa pun, dia masih bisa menjaga ketenangannya. Namun, Robin sedikit khawatir jika Antonio akan meluapkan emosinya ketika penyerbuan dimulai.Ketika Robin datang ke Pulau Solterra malam itu, dia dapat melihat tatapan tajam Antonio saat mendekati Saul, seperti ingin mencekiknya dengan kedua tangannya sendiri. Mungkin karena Saul sedang menyembunyikan Poppy di balik punggungnya, Antonio menahan kemarahannya waktu itu, pikir Robin.“Tidak. Aku akan pergi ke sana bersamamu.”“Tuan, Anda juga tahu jika saya tidak akan berbuat sembarangan hanya karena dendam pribadi saya. Saya bersumpah tidak akan mengacaukan rencana Anda,” ucap Antonio bersun
“Aku aku pernah meyakini jika Nyonya Sienna tidak pernah berselingkuh. Dari sifatnya, kau juga bisa menebak itu, bukan?”Poppy mengangguk.“Tapi, ada saksi mata yang melihat perselingkuhan mereka. Dia adalah Rod, tangan kanan Tuan Dante, sebelum digantikan Luca. Selain itu, ada bukti hasil tes DNA yang menyatakan bahwa Tuan Rafael bukan anak kandung Tuan Stefan.”“Tapi, Tuan Dante bisa memalsukan hasil tes seperti itu dengan mudah, apalagi waktu itu belum maju seperti sekarang. Robin bahkan bisa membuat identitas baru untukku dalam semalam.”Raut wajah Larry yang sebelumnya tenang, kini terlihat keruh, membayangkan masa lalu pahit tuannya. “Kau benar. Aku bisa menyelidikinya lebih dalam, tapi Nyonya Sienna tiba-tiba menghilang, serta meninggalkan pesan bahwa dia sudah tidak bisa hidup bersama dengan Tuan Stefan karena tidak mencintainya lagi … sekaligus membenarkan perselingkuhannya dengan salah satu pengawal kediaman.”“Mustahil …,” gumam Poppy kecewa.“Tuan Stefan pasti mengatakan pa
Poppy kembali bingung. Apakah Larry berada di pihak Rafael? Namun, sudah jelas jika Stefan mengatakan membenci putra bungsu yang bukan darah dagingnya.“Pengawal Robin di depan pasti akan melapor padanya kalau tahu kau datang dari luar. Aku akan mengantarmu.”“Tunggu sebentar.” Poppy mencegah Larry yang akan berdiri. “Bisakah … kau memberi tahuku … di mana Nyonya Sienna saat ini?”“Mengapa kau ingin tahu?”Meski telah mendengar dari Stefan, tetapi Poppy masih penasaran apakah ucapannya benar atau hanya efek dari kejiwaannya yang terganggu. Poppy ingin tahu dan mencari solusi agar bisa menyembuhkan luka di hati suaminya.“Aku hanya ingin mengenal Robin lebih dalam. Dia tidak akan mengatakannya padaku. Kuharap, dia bisa membagi luka di hatinya denganku.”Larry dapat melihat dengan jelas pipi Poppy merona. Dia tersenyum samar, kembali duduk dengan santai.“Kalau kau tidak keberatan mendengarkanku dan menyimpan rahasia ini dari siapa pun.”Poppy segera mengangguk. Larry lalu mulai berceri
Larry baru kali ini bertatap muka dengan Poppy dalam jarak yang cukup dekat. Rupanya, ada alasan khusus mengapa Robin memilih wanita ini, pikirnya. Perawakan dan rambut Poppy hampir mirip dengan Sienna. “Kau … siapa? Mengapa kau ada di sini?” Stefan mendadak sadar jika Poppy bukanlah istrinya.Saat ini, Poppy dan Stefan bersimpuh di lantai. Mereka baru selesai menenangkan diri setelah menangis cukup lama. ‘Mungkinkah dia terlalu banyak menangis sehingga pandangannya menjadi jernih dan melihatku bukan sebagai istrinya lagi?’ batin Poppy bertanya-tanya.“Aku bertanya padamu! Jangan membuatku mengulang pertanyaanku dua kali! Apa kau gadis bayaran papaku untuk menggodaku?!” sergah Stefan. Caranya membentak, bahkan kalimatnya sangat mirip dengan putranya.“Saya adalah menantu Anda. Istri Robin Luciano.”Poppy melirik ke arah Larry yang sudah membuka mulut akan mencegahnya menjawab jujur. Seharusnya Poppy tidak mengatakan identitasnya, sebab Stefan masih menganggap Robin masih seperti bel