Share

118. Ciuman Terakhir

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-25 16:35:55
Dada Robin berdesir-desir, seperti tertiup angin semilir. Beban yang selalu memenuhi dadanya lenyap begitu mendengar ucapan Poppy.

“Apa kau sedang merayuku?” Namun, Robin kembali memberikan batasan, menganggap jika ucapan Poppy hanya sebatas tipuan. “Saul mengajarimu dengan baik.”

Poppy menggeleng pelan. Setetes air mata yang mengandung ketulusan yang tak dihargai menitik di pipinya. Dia lantas mengusap wajah Robin penuh kelembutan selagi mengangkat kaki kirinya hingga duduk di pangkuan Robin dan berhadapan dengan sempurna.

Kedua tangan Poppy mencengkeram pundak Robin. Mata mereka beradu cukup lama, mencoba menelisik isi pikiran masing-masing.

“Apa kau sungguh akan membuangku?” Lidah Poppy yang terasa kelu bersusah payah menanyakan itu.

“Benar. Aku sudah tidak membutuhkanmu lagi.”

DEG!

Kata-kata Robin bagaikan pisau yang membelah jantungnya, memutuskan harapannya. Akan tetapi, Poppy enggan berhenti untuk berusaha.

Dia hanya wanita biasa yang tak memiliki apa pun, sedang
VERARI

Ditinggal kau, Rob...

| 9
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sintia Novita
Lanjut pliss tiap hari dbuat penasaran hah
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
lanjuuutt thor ..... penasaran sm kputusan n' tindakan Robin selanjutnya .
goodnovel comment avatar
Keiko
sukurin wkwk. puas bgt baca part Poppy ninggalin robin. pasti nanti ada adegan sweetnya habis ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   119. Nona

    Robin mengacak kasar rambutnya. Ucapan Poppy membuatnya tak bisa berbuat lebih jauh. Dia adalah pria tegas dan selalu membuktikan ucapannya. Oleh karena itu, dia tak bisa mengingkari keputusannya, meskipun semua gara-gara Antonio. “Antonio, kau benar-benar brengsek!” geram Robin sambil menekan nomor Antonio di ponselnya. “Halo, Tuan. Saya baru sampai di apartemen. Ada perlu apa menghubungi sa–” “Sialan! Apa yang sudah kau lakukan?!” “Apa maksud Anda, Tuan?” Suara Antonio dari seberang telepon terdengar panik. “Kenapa kau memberikan poin-poin tidak penting dalam pemutusan kontrak dengan perempuan itu?!” Antonio terdiam cukup lama, mengingat isi dokumen yang dibuatnya dengan sempurna. Dia hanya melindungi Robin dari hal-hal yang tak diinginkan, termasuk apabila Poppy tiba-tiba mencoba menggoda Robin dan mengacaukan rencana mereka. Lawan bisnis mereka bisa memanfaatkan Poppy setelah perceraian. Antonio hanya menambahkan beberapa perjanjian yang menguntungkan untuk melindungi Robin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   120. Poppy

    Di mata para pengawal, Robin Luciano adalah sosok yang menyelamatkan hidup mereka. Akan tetapi, tak bisa dipungkiri jika Robin tetaplah seorang kepala mafia. Tangan Robin tak sepenuhnya bersih. Dia pun pernah melukai seseorang jika dianggapnya perlu. Elio tahu betul itu, karena dia adalah pengawal khusus Robin yang selalu ada ketika bertransaksi dengan bisnis ilegal Luciano. Namun, menembak Antonio adalah bayangan terburuk dan mengerikan hingga membuat Elio ketakutan. Dia merasa perlu memberi tahu seseorang yang dapat menahan Robin, sebab tak ada satu pun pengawal yang berani menentangnya. “Tunggu di sini,” titah Robin ketika dia sampai di tempat parkir bawah tanah apartemen Antonio. “Baik, Tuan.” Setelah kepergian Robin, Elio segera menelepon Larry. Dia tak begitu mengenal para pengawal elit Robin yang dapat keluar masuk ke lantai tiga, yang dia pun baru hari ini pernah menginjakkan kaki di sana. Namun, beruntung dia memiliki nomor ponselnya. “Halo, Tuan Larry, saya adalah peng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   121. Menangkap Pencuri

    Apartemen tipe loft mewah yang memiliki dua lantai itu tak ada dinding pemisah antara ruang tamu dan dapur di sebelahnya. Robin dapat melihat adegan mesra istrinya dengan si pengawal dengan sangat jelas. Indra pendengarannya pun tak salah ketika mendengar pengawalnya memanggil istrinya hanya dengan nama.Begitu pula awal mula perselingkuhan ibunya dan si pengawal, pikir Robin. Dalam kepalanya hanya terbayang pengkhianatan tanpa adanya usaha untuk mencari tahu situasi yang sebenarnya terjadi.Ketenangan yang selalu Robin jaga, hilang seketika oleh cemburu buta. Semuanya tampak jelas di mata dan telinganya.“Brengsek!”Mata Antonio terbelalak ketika Robin mengeluarkan revolver dari saku bagian dalam jasnya. “Tuan! Apa yang akan Anda lakukan?!”“Keparat itu … aku akan membunuhnya!” geram Robin, mengacungkan revolver ke arah Poppy dan Dell yang berdiri sejajar dari arahnya.Poppy bahkan tak merasakan jarinya perih oleh goresan pisau. Tatapannya fokus ke arah pistol di tangan Robin yang te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   122. Cemburu Buta

    Kini, kecemburuan Robin terlihat begitu jelas. Hanya Poppy yang menyadari, tidak dengan dua pria lainnya. Dell tampak bingung di tengah ketakutannya. Dia selalu bekerja dengan baik, tak pernah pula berpikir mencuri sesuatu di kediaman. “Apa … apa maksud Anda?” KLIK! Wajah dua orang di depan Robin memucat ketika mendengar Robin menarik pelocok pistol. Antonio pun hanya diam di tempat, tak berani merebut senjata yang siap ditembakkan. “Aku seharusnya menghabisimu sejak dulu jika pada akhirnya kau menjadi orang yang akan mencuri istriku.” Semua orang yang mendengar perkataan Robin tercengang, kecuali Poppy. Antonio bahkan sampai membuka mulutnya karena tak menyangka Robin masih menganggap Poppy sebagai istri, sedangkan sebelumnya Robin bersikeras menceraikannya. Ketika membicarakan tentang rencana mereka saat masih dalam perjalanan pulang, Robin berulang kali menegaskan jika dia tak membutuhkan Poppy lagi. Antonio jelas-jelas mengingatnya. Oleh karena itu, dia segera mencatat beb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   123. Menginginkanmu

    Robin tak menjawab. Pikirannya mendadak berputar-putar mengingat semua kemarahannya.Jika dipikir-pikir, mengapa dirinya marah? Mengapa dia tak rela melihat Poppy bersama pria lain? Dan mengapa dia kecewa setelah mengingat Poppy menandatangani surat perceraian mereka?Manik amber Robin bergerak samar dan pelan ke kanan kiri, menunjukkan kebingungan yang hanya dapat dilihat Larry. “Kalau Anda cemburu melihat pria lain mendekati Nyonya Poppy, mengapa Anda harus menceraikannya? Itu salah Anda sendiri karena melakukan hal gegabah yang tidak sesuai dengan isi hati,” imbuh Larry, “Jangan mengkambinghitamkan orang lain karena kepengecutan Anda.”Robin menatap nyalang pada Larry. Namun, Larry tetap tenang, seolah-olah dia tak menyinggung Robin.“Apa katamu? Aku cemburu?” geram Robin selagi mendekatkan wajahnya. “Apa kau tertular kegilaan Stefan?”“Lalu mengapa Anda marah sampai akan menghabisi nyawa anak buah Anda sendiri, sementara hubungan Anda dan Nyonya Poppy sudah berakhir?”Robin memund

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   124. Buruan Hati

    Robin kian mendekat ke arah Poppy. Matanya melihat bibir lembab Poppy dengan tatapan lapar. “Aku datang untuk menagih hutangmu,” ujar Robin dengan suara berat. “A-apa maksud Anda?” Poppy melirik ke atas, tepat pada wajah Robin, tetapi langsung mengalihkan pandangan ke arah lain karena Robin terlalu dekat. “Aku hanya menyuruhmu menandatangani dokumen perceraian untuk jaga-jaga dan tidak berniat menceraikanmu untuk saat ini.” ‘Tidak masuk akal! Sudah jelas kau menyuruhku keluar dari kediaman dan memaksaku tanda tangan pada dokumen perceraian!’ jerit Poppy dalam hati, frustasi dengan tingkah Robin yang sesuka hati memutuskan. “Tapi, Tu–” Robin dengan cepat menekan bibir Poppy dengan bibirnya, melumatnya tanpa menunggu balasan. Dia melirik ke arah Dell dengan satu sudut bibir terangkat, tampak jelas sedang menunjukkan kemenangannya. Sementara itu, Poppy dengan panik mendorong Robin yang bergeming. Dia sangat malu oleh ciuman mendadak yang Robin lakukan di depan orang lain. Namun, Ro

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   125. Balasan Robin

    “Apa yang Anda lakukan, Tuan?!” pekik Poppy terkejut. Robin sudah membuka resleting celana tanpa menurunkannya, memamerkan miliknya yang masih berada di balik kain hitam, tetapi sangat terlihat bentuknya. Pria yang selalu menutup mata Poppy ketika bercinta karena enggan menunjukkan ekspresi kepuasannya itu, kini bertindak terang-terangan dan tak tahu malu. “Kau harus menyelesaikan apa yang sudah kau mulai,” titah Robin. “Berlutut.” Poppy menelan ludah, melihat milik suaminya siap memberikan kenikmatan. Namun, dia enggan melakukan apa pun yang Robin inginkan sekarang. Dia teringat pesan Capri ketika akan pergi ke apartemen bersama Dell sebelumnya, ‘Nyonya, Anda sebaiknya tidak memberikan apa pun yang Tuan Robin inginkan dengan mudah. Tuan Robin tidak akan ragu menyingkirkan Anda lagi jika dia sadar bisa mendapatkan sesuatu dari Anda dengan mudah.’ Kata ‘lagi’ yang Capri ucapkan cukup membingungkan karena Poppy tak pernah berpikir jika mereka akan bertemu dalam waktu dekat. Namun, s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   126. Hidangan Lezat

    “A-Apa?! Tapi, Tuan ….” Poppy menggigit bibir bawahnya. Dia merasakan ambang kenikmatan yang ingin segera dilepaskan, namun tak berani meminta. “Apa lagi yang kau inginkan?” Robin menyeringai licik, ingin membuat Poppy menyadari betapa jengkelnya ditinggalkan saat sedang seperti itu. “Itu … saya …” Kepala Poppy terasa panas, tak bisa berpikir jernih dan tenang. “T-tidak … tidak ada.” Tak mungkin dia meminta Robin untuk melanjutkan aksinya lagi. Dia terlalu malu untuk mengatakannya. “Siapkan makan malam, lalu kita pulang setelah ini.” Robin berlagak acuh tak acuh. Dia duduk sambil menyalakan televisi untuk mengalihkan pikirannya. Pembalasan untuk Poppy seperti pedang bermata dua. Dia puas setelah melihat istrinya sangat kecewa karena tak jadi merasakan kepuasan, tetapi dirinya sendiri justru gelisah karena sebenarnya juga menginginkannya. “Sial,” gumam Robin tak tenang. Robin melihat ke arah Poppy yang masih duduk termenung di meja dapur. Wajah istrinya yang merah pada

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28

Bab terbaru

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   X

    Karya ini spesial untuk seseorang yang mengalami trauma serupa. Saya menulis ini dengan harapan X bisa jadi seperti Poppy yang akhirnya menemukan kebahagiaan sejati, serta dijadikan penghiburan dan motivasi. Respons trauma pada setiap individu itu berbeda-beda--saya tahu-- tapi saya yakin jika kamu bisa melaluinya. Waktu akan menyembuhkan lukamu, semua orang di sekitarmu akan selalu membantu. Kalau memang masih ada orang-orang toxic yang menghakimi nasib burukmu/hidupmu, abaikan saja ... seperti Rafael mengabaikan kebencian kakeknya. Maafkan kesalahan mereka untuk membuat hidupmu lebih nyaman dan damai, seperti Poppy memaafkan kesalahan besar ibu tirinya. Semua orang berhak bahagia, begitu pula denganmu ... 🌞 Sedikit dari Author ... Sebenarnya V tipe yang ... ini loh karyaku, mau suka atau nggak itu dari perspektif masing-masing, mungkin ada penulis lain yang baca cuma butuh inspirasi tanpa meninggalkan jejak, mungkin orang tertentu yg kalau pas cerita nggak sesuai dengan kei

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   223. Poppy

    “Oh, jangan menangis, Nick,” pinta Robin, berusaha menidurkan putranya. Namun, suara tangisan Nick semakin kencang. Poppy lantas ikut membantu Robin menenangkannya. “Lihat wajah Nick, suamiku. Dia menangis, tapi seperti sedang marah … seperti kau yang sering marah tidak jelas.” Poppy terkekeh. “Dia akan menjadi pria yang lebih tampan dariku kelak.” Poppy tiba-tiba mencium pipi Robin. “Tapi, kau tetap jadi pria yang paling tampan untukku.” Meski telah hidup bersama lebih dari setahun, wajah Robin masih merona setiap kali mendengar pujian istrinya. Debaran dalam dadanya pun masih sama seperti awal-awal menyadari cintanya. Perasaan Robin tak berubah. Hanya sikapnya yang berubah menjadi lebih penyayang. “Jangan terlalu banyak membaca novel! Awas saja kalau kau juga merayu pria lain!” “Itu tidak akan pernah terjadi.” Poppy malah mengusap-usap wajahnya ke wajah suaminya sambil terkekeh. “Aku tahu kau suka dirayu.” Robin masih menyimpan aura misterius. Namun, Poppy merasa lebih ban

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   222. Ratu

    “Dokter! Cepat periksa istriku!” titah Robin.Poppy tampak begitu lemas. Napasnya berat dan matanya tertutup rapat.“Istri Anda hanya kelelahan, Tuan.”Robin bernapas lega. Dia kembali menggenggam tangan istrinya. Seandainya dia bisa melahirkan, dia akan menggantikan peran Poppy daripada melihatnya begitu tak berdaya.Menyaksikan istrinya melahirkan, Robin sontak teringat pada Sienna. Apa pun kesalahannya, Sienna juga pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkannya.Robin merenung sambil menciumi punggung tangan Poppy. Dia yang merasa lebih tinggi dari para wanita, sampai membeli seorang istri, juga bersikap buruk pada ibunya, ternyata hanya pria lemah yang tak lebih kuat dari mereka.“Silakan menunggu di luar, Tuan. Kami akan bersiap memindahkan Nyonya Poppy ke kamar.”Robin keluar dari ruang bersalin dengan wajah bahagia. Keluarganya menyambut dengan pelukan hangat sambil memberikan selamat.Ketika memeluk Sienna, ucapan lirih lolos dari mulutny

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   221. Kemarahan Capri

    Capri akan makan siang ketika Antonio meneleponnya. Dia sampai tersedak suapan pertama saat mendengar Poppy keguguran dan sedang diperiksa dokter.Dengan kecepatan penuh, Capri mengemudikan mobil sampai ke rumah sakit yang dikatakan Antonio. Dia bahkan kena tilang karena melanggar rambu lalu lintas jalan. Untung saja, dia tak mengalami kecelakaan.Melihat orang-orang berkumpul di ruang pemeriksaan, serta rekan sejawatnya yang pucat pasi, Capri merasakan firasat buruk. Tanpa basa-basi, dia segera mengikuti dokter itu untuk memeriksa kondisi Poppy.Setelah menunggu beberapa menit, Capri keluar sambil menunduk.“Jangan katakan itu,” gumam Robin, enggan mendengar berita buruk.Capri membuka mulut akan bicara. Namun, teriakan seorang wanita dari kejauhan menghalanginya.“Robin!!!” seru Sienna sambil menangis.Dia langsung memeluk putranya. “Tidak apa-apa. Yang penting Poppy selamat. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   220. Keguguran

    “Istriku!!” Robin panik bukan main. Poppy tak pernah menunjukkan wajah kesakitan seperti itu, bahkan ketika dia menyiksanya.Poppy memegangi perutnya yang terasa melilit kencang. Bayi dalam perutnya seakan memberontak ingin keluar, berputar-putar di dalam perutnya.Robin dapat merasakan gerakan bayi dari perut istrinya yang begitu jelas, seperti menendang tangannya. Bayi itu bahkan ikut menyalahkannya, pikir Robin.Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor telepon Antonio di ponselnya sampai ibu jarinya hampir salah menekan nomor orang lain.“Cepat kemari! Istriku kesakitan!”“Baik, Tuan!”Antonio yang menunggu di luar, bergegas lari kencang ke dalam bersama para pengawal. Kedatangan mereka membuat pengunjung lain kaget dan panik.Sementara itu, Robin sudah berhasil menggendong istrinya. Cukup berat, namun dia tak begitu merasakannya.Mereka akhirnya bertemu di koridor. Para pengawal segera mengawal Robin, juga Antonio yang membawa sepatu Poppy yang terjatuh.“Cepat ke rumah sakit!” t

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   219. Dua Kali ...

    “Wah! Terima kasih banyak, Tuan Robin! Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Wanita muda itu lalu pergi tanpa melihat Poppy.Robin berdiri canggung, tak berani menatap istrinya. “Ayo, makan … makan dulu.”Robin jelas menyembunyikan sesuatu!Ketika akan digandeng suaminya, Poppy segera menarik tangannya. “Apa-apaan itu tadi? Sejak kapan kau jadi ramah pada orang lain?!”Sebelum pertanyaan Poppy terjawab, seorang pelayan restoran mendekati mereka. “Tuan Robin, saya akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.”Dengan bibir cemberut, Poppy akhirnya menunda kemarahannya. Sampai di dalam ruangan VIP restoran, dia langsung menatap tajam suaminya yang duduk berseberangan darinya.“Kau belum menjawabku!”Sepanjang mengenal Robin, baru kali ini Poppy melihat kegugupan suaminya itu.Robin bingung … harus dari mana dia mulai menceritakannya?‘Tidak, itu bukan rahasia. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sesuatu dari istriku,’ batin Robin.“Kenapa kau membiarkan wanita lain mendekatimu? J

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   218. Wanita Asing

    Dante tak punya niat lagi untuk membesarkan seorang Luciano yang bisa membangkitkan kerajaan mafianya. Dia sudah pasrah dengan hidupnya yang akan segera berakhir.“Yang penting, istri dan anakmu sehat. Kuharap, Poppy dapat melahirkan cicitku tanpa masalah,” ucap Dante tulus selagi menahan sakit di jantungnya.Sebelum mengunjungi Dante, Robin ingin membicarakan banyak hal. Termasuk menunjukkan bahwa dia telah mengubah Pulau Luciano seperti keinginannya selama ini. Robin selalu ingin menyalahkan keputusan kakeknya. Namun sekarang, dengan keadaan Dante yang seperti itu, ucapannya hanya terkunci dalam hati.“Bagaimana keadaan Stefan?” Meskipun begitu, Dante masih belum bisa menerima sosok Sienna. Sejak dulu hingga saat ini, Dante merasa jika keluarganya berantakan karena wanita itu.“Papa sudah semakin sehat dengan hadirnya mama.”“Baguslah.” Tapi, Dante tak menunjukkan kebenciannya pada Sienna secara gamblang. Dia khawatir Robin tak mau menjenguknya lagi.“Rafael juga menemukan bakat b

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   217. Sulitnya Berubah

    “Maaf, Tuan.” Antonio lupa pada kecemburuan Robin yang semakin bertambah kuat selama istrinya mengandung. Bahkan, Robin pernah menugaskan tiga pengawal untuk ikut membangun proyek di Pulau Luciano hanya karena tersenyum menyapa Poppy dalam jarak dekat.Beruntung, penggunaan senjata sekarang diawasi ketat oleh Rafael supaya tak terjadi kekacauan yang tidak perlu. Kalau tidak, Robin mungkin akan menembak semua orang yang dipikirnya mencoba merayu Poppy.“Jangan keterlaluan, Antonio! Cepat cari pendamping daripada merayu istri orang lain!” Robin berdecak sebal selagi menuntun istrinya.“Baik, Tuan. Saya akan memikirkannya.”Mereka pun segera melaju ke rumah tahanan wanita.Awalnya, Carita menolak bertemu. Namun, Robin menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Carita tanpa sepengetahuan Poppy.Dibalik kaca pembatas, Poppy akhirnya bisa menatap wajah ibu tirinya dari dekat. Carita terlihat kurus dan lusuh. Matanya tampak sayu, tak bisa menatap lurus ke arah anak tirinya.“Bagaimana kabarmu?”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   216. Di Bawah Satu Atap yang Sama

    Robin mewujudkan harapan Poppy sesuai ucapannya. Setiap hari selama berbulan-bulan, dia selalu memanjakan istrinya itu.Dengan kasih sayang yang Poppy dapatkan dari keluarga barunya, traumanya menghilang sepenuhnya. Dan kini, dia siap menemui ibu tirinya yang mendekam di balik jeruji besi.“Apa kau yakin akan menemuinya? Tidak bisakah menunggu setelah kau melahirkan?” Robin mengusap perut buncit istrinya yang duduk di pangkuannya. Wajahnya sesekali mengernyit ketika Poppy bergerak.Berat … namun, Robin tak mengeluh sedikitpun.“Aku yakin. Seminggu lagi aku akan melahirkan. Aku ingin dia mengetahuinya. Biar bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkanku selama ini.” Kebencian Poppy pada Carita berangsur menghilang, meski dia belum bisa memaafkan sepenuhnya. “Aku akan mendampingimu, sekaligus menjenguk kakek.”Dante Luciano dirawat di rumah sakit kepolisian. Sebulan lalu, Dante mengalami gagal ginjal parah, juga komplikasi penyakit lainnya.Robin juga baru tahu jika Dante ternyata

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status