Beranda / Romansa / Tawanan Cinta Sang Mafia / Bab 75 - Kesepakatan

Share

Bab 75 - Kesepakatan

Penulis: Dayu SA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-13 15:00:35

Suasana di dalam kediaman keluarga Aldrin begitu mencekam ketika Lucas tiba. Tak ada satu pun penjaga yang berani menghentikannya ketika ia menendang pintu utama dengan keras hingga hampir terlepas dari engselnya.

Dengan sorot mata tajam, Lucas berjalan ke tengah ruangan, langsung menatap dua orang yang berdiri di sana—Antonio Aldrin dan Stefan.

Tatapan Lucas kepada ayahnya penuh kemarahan, tetapi saat matanya beralih pada Stefan, ekspresinya lebih dingin, menusuk dengan kekecewaan yang tak tersembunyikan.

“Dari sekian banyak orang,” katanya dengan suara rendah namun tajam, “aku tak menyangka jika kaulah yang kulihat di sini.”

Stefan menundukkan kepala sedikit, tak membela diri. Sorot matanya menunjukkan kekhawatiran saat ia melirik Antonio dan Lucas bergantian.

Lucas mengalihkan perhatiannya kembali kepada ayahnya. "Apa yang kau inginkan, Ayah?"

Antonio diam sejenak, lalu menghela napas panjang. Ia melangkah ke meja di tengah ru
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 76 - Awal yang Baru

    Bab 76: Keputusan dan KonsekuensiLucas berdiri di tengah ruangan, pikirannya masih dipenuhi oleh keputusan yang baru saja ia buat. Ia telah menyetujui untuk mengambil alih organisasi, tetapi dengan caranya sendiri. Namun, ia tahu ini bukanlah akhir dari permasalahan—justru ini adalah awal dari perjalanan yang lebih besar.Tatapannya kembali beralih ke Antonio, pria yang masih berdiri dengan ekspresi tenang namun penuh pertimbangan. Lucas belum bisa sepenuhnya mempercayai ayahnya, tetapi untuk saat ini, ia harus fokus pada satu hal terlebih dahulu.“Di mana Emma?” tanyanya, suaranya rendah tetapi penuh tekanan.Stefan yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara. “Dia baik-baik saja. Kami tidak menyakitinya, dia hanya dikurung di salah satu kamar di lantai atas.”Lucas menatap Stefan dengan dingin. “Kau pikir aku akan percaya begitu saja?”Stefan menahan napas, lalu mengangguk. “Aku mengerti kalau kau marah, Lucas. Tapi aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 77 - Rumah

    Bab 77: Langkah PertamaLucas duduk di kursi besar di ruang kerjanya, tatapannya tajam menelusuri dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja. Ini adalah awal dari perubahan besar yang ingin ia lakukan, tetapi ia sadar jalan yang harus ditempuh tidak akan mudah. Organisasi ini telah berdiri selama bertahun-tahun dengan sistem yang sudah mengakar, dan mengubahnya bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam.Di hadapannya, duduk beberapa orang kepercayaannya. Stefan ada di sana, bersama beberapa anak buah lama yang selama ini selalu berada di sisinya. Rapat kecil ini bukan hanya sekadar membicarakan strategi, tetapi juga menentukan masa depan organisasi.Lucas mendongak dan menatap semua orang di ruangan. “Aku akan membuat beberapa perubahan dalam cara organisasi ini berjalan,” katanya dengan nada tegas. “Dan aku ingin kalian mengerti bahwa perubahan ini tidak akan langsung diterima oleh semua orang.”Stefan mengangguk pelan, menunjukkan bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 78 - Menjalin Keseimbangan

    Pagi di kediaman Aldrin terasa lebih tenang dibanding malam sebelumnya. Namun, bagi Lucas, ketenangan ini hanyalah permukaan dari lautan yang sedang bergolak. Ia tahu perubahan yang ia rencanakan tidak akan berjalan dengan mulus. Akan ada pihak yang menentang, bahkan dari dalam lingkaran terdekatnya sendiri.Lucas menatap cangkir kopi di hadapannya tanpa benar-benar menyentuhnya. Di sisi lain meja, Stefan duduk dengan ekspresi serius. Ia sudah mengenal Lucas cukup lama untuk tahu bahwa pria itu sedang tenggelam dalam pikirannya."Kau tidak akan minum?" Stefan bertanya, memecah keheningan.Lucas mengangkat pandangannya dan menghela napas sebelum akhirnya mengambil cangkir itu dan menyesap sedikit kopi yang mulai mendingin. "Aku masih memikirkan langkah berikutnya," katanya pelan.Stefan mengangguk. “Kita sudah mulai menarik diri dari beberapa transaksi yang paling berisiko. Tapi kau tahu ini akan mengundang banyak pertanyaan.”Lucas menata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 79 - Beradaptasi

    Emma berjalan perlahan menyusuri koridor panjang kediaman Aldrin. Dinding batu yang kokoh, dekorasi klasik yang berkesan megah, serta penjaga yang berdiri tegap di beberapa sudut ruangan membuat tempat ini terasa lebih seperti benteng daripada rumah.Sejak Lucas memutuskan untuk mengambil alih organisasi dengan caranya sendiri, keadaan semakin sibuk. Ia menghabiskan banyak waktu dengan rapat, menyusun strategi, dan bernegosiasi dengan pihak-pihak yang tidak setuju dengan kebijakan barunya. Emma tahu bahwa semua ini melelahkan bagi Lucas, tetapi ia juga menyadari bahwa dirinya bukan bagian dari dunia ini.Ia tidak bisa ikut campur terlalu dalam.Namun, ia juga tidak ingin hanya menjadi penonton yang pasrah.Emma berhenti di depan jendela besar yang menghadap ke halaman belakang. Beberapa orang terlihat berlatih bela diri di sana. Itu mengingatkannya pada pelajaran dasar yang pernah diajarkan Lucas kepadanya. Saat itu, ia merasa cukup percaya diri, tetapi kejadian penculikan kemarin mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 80 - Latihan Menembak

    Lucas duduk di belakang meja kayu besar di ruang kerjanya, kedua matanya fokus menelusuri dokumen yang tersusun rapi di hadapannya. Cahaya lampu di ruangan itu memberikan kesan temaram, menciptakan bayangan di sudut-sudut ruangan yang sunyi. Beberapa hari terakhir, ia sibuk menyusun ulang strategi untuk organisasi. Ia tahu keputusannya menarik diri dari proyek-proyek lama akan menuai reaksi, tetapi tidak menyangka dampaknya akan datang secepat ini.Ketukan di pintu membuyarkan konsentrasinya."Masuk," perintahnya tanpa mengangkat kepala.Pintu terbuka, dan seorang pria bertubuh tegap dengan wajah serius melangkah masuk. Itu adalah salah satu orang kepercayaannya, pria yang selama ini selalu berada di garis depan dalam mengawasi pergerakan organisasi di bawah kendalinya.Lucas akhirnya mengangkat kepalanya. "Apa yang terjadi?"Pria itu meletakkan sebuah map di atas meja, ekspresinya semakin berat. "Ada laporan terbaru, Tuan. Beberapa organisasi besar yang selama ini berada di bawah nau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 81 - Serangan Organisasi Morelli

    Suara tembakan menggema di lapangan latihan saat Emma kembali menarik pelatuk. Kali ini, pelurunya lebih dekat ke tengah target. Napasnya sedikit memburu, tetapi ada kilatan kepuasan di matanya.Lucas yang berdiri di sampingnya hanya mengangguk pelan. “Lebih baik,” komentarnya singkat, tapi itu sudah cukup untuk membuat Emma tersenyum tipis.Ia menurunkan pistolnya dan menoleh ke arah Lucas. “Aku ingin mencoba lagi.”Namun, sebelum Lucas bisa merespons, langkah kaki cepat terdengar mendekati mereka. Stefan muncul dengan ekspresi serius, langkahnya tegas seolah membawa kabar buruk.Lucas segera menangkap ketegangan di wajah bawahannya itu. “Apa yang terjadi?” tanyanya tajam.Stefan melirik sekilas ke arah Emma, lalu kembali menatap Lucas. “Kita punya masalah. Sebuah serangan terjadi di salah satu bisnis legal kita. Pelakunya meninggalkan pesan untukmu.”Lucas langsung mengernyit. Ia mengambil pistol dari tangan Emma dan meletakkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 82 - Langkah Balasan

    Malam turun dengan perlahan, menyelimuti kota dalam bayangan kelam. Di dalam kediaman Lucas, suasana tetap hening meski di balik dinding-dinding kokoh itu, sebuah rencana sedang dirancang. Lucas duduk di depan meja panjang di ruang rapat pribadinya, dikelilingi oleh Stefan dan beberapa orang kepercayaannya.Peta besar terbentang di atas meja, menunjukkan wilayah-wilayah kekuasaan mereka dan daerah-daerah di mana Morelli beroperasi. Stefan mengetuk salah satu titik dengan jarinya. “Di sinilah mereka paling rentan. Salah satu jalur distribusi mereka melewati wilayah yang kita kendalikan.”Lucas mengamati peta itu dengan ekspresi datar, tetapi matanya menunjukkan betapa tajam pemikirannya saat ini. “Kita tidak akan menyerang secara langsung,” katanya. “Tapi kita bisa membuat mereka kehilangan keuntungan besar.”Gavin, salah satu anak buahnya yang paling loyal, mengangguk setuju. “Kalau kita berhasil menghentikan suplai mereka, bisnis mereka akan lumpuh dalam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 83 - Serangan Balik

    Malam di kota itu tak pernah benar-benar sepi, terutama bagi mereka yang hidup dalam bayang-bayang. Lampu jalan berkelip samar, menerangi jalanan yang dipenuhi oleh hiruk-pikuk kendaraan. Di sebuah gedung tinggi di pusat kota, beberapa pria bersenjata telah bersiap.Mereka adalah orang-orang Morelli, dikirim untuk melaksanakan perintah Ricardo: menyerang salah satu bisnis legal yang dimiliki oleh Lucas. Namun, apa yang mereka tidak sadari adalah bahwa Lucas sudah memperkirakan langkah ini.Di lantai atas gedung yang menjadi target mereka, Lucas duduk di sebuah ruangan kecil bersama Stefan dan beberapa anak buah kepercayaannya. Dari jendela, ia bisa melihat pergerakan musuh.“Mereka datang,” ujar Stefan sambil mengamati layar laptop yang menampilkan rekaman CCTV. “Lima orang di pintu depan, tiga di sisi belakang.”Lucas menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Mereka pikir kita lengah.”Stefan menyeringai. “Mau kita beri kejutan?”Lucas m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17

Bab terbaru

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 94 - Janji di Bawah Langit Malam [END]

    Emma menatap langit malam yang terbentang luas di atasnya. Kilauan bintang-bintang tampak berkelip di antara gelapnya malam, menciptakan pemandangan yang menenangkan. Angin berembus lembut, membelai kulitnya dengan kesejukan yang menenangkan. Ia berdiri di samping Lucas, di sebuah bukit kecil yang menawarkan pemandangan kota dari kejauhan. Tempat ini begitu sunyi, seolah terpisah dari dunia yang penuh hiruk-pikuk di bawah sana. Emma mengerti bahwa Lucas tidak membawa dirinya ke sini tanpa alasan. "Tempat ini..." Emma membuka suara, memecah keheningan di antara mereka. "Kenapa kau membawaku ke sini?" Lucas mengalihkan pandangannya dari hamparan kota dan menatap Emma. "Ini tempat yang sering kudatangi saat aku butuh berpikir," jawabnya pelan. "Di sini, aku bisa merasa bebas. Tidak ada gangguan, tidak ada tekanan, hanya aku dan pikiranku sendiri." Emma mengangguk mengerti. Ia bisa merasakan ketenangan yang sama. Dalam sebulan terakhir, hidup mereka penuh dengan kekacauan. Konflik

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 93 - Masa Depan yang Baru

    Matahari baru saja terbit di ufuk timur, menyapu kediaman Lucas dengan cahaya keemasan yang lembut. Setelah malam yang panjang dan penuh ketegangan, pagi ini terasa lebih tenang. Tidak ada lagi ancaman yang membayangi, tidak ada lagi pertarungan yang harus dihadapi. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Lucas bisa menarik napas lega.Ia berdiri di balkon kamarnya, menatap hamparan taman di bawah sana. Udara pagi yang sejuk menyentuh wajahnya, membawa aroma embun yang menyegarkan. Namun, pikirannya masih terpusat pada satu hal—Emma.Wanita itu telah melalui begitu banyak hal. Ia terluka karena menjadi bagian dari dunianya, dunia yang penuh dengan bahaya dan intrik. Tetapi, meskipun demikian, Emma tidak pernah menunjukkan penyesalan. Ia tetap berada di sisinya, menghadapi semuanya dengan keteguhan hati yang luar biasa.Lucas tahu, ada satu hal yang harus ia lakukan sekarang.Tanpa ragu, ia melangkah keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar te

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 92 - Penerimaan Antonio Aldrin

    Malam di kediaman Lucas begitu sunyi. Udara dingin menyusup melalui jendela besar di ruang kerjanya, tetapi pria itu tetap duduk tegak di balik meja kayu besar, menatap laporan-laporan yang tersusun rapi di hadapannya. Setelah semua konflik yang ia hadapi, organisasi mulai kembali stabil. Ia telah menyingkirkan Morelli dan Vasquez, membuktikan bahwa ia bukan pemimpin yang bisa diremehkan. Namun, Lucas tahu bahwa masih ada satu orang lagi yang harus ia hadapi—ayahnya.Seakan menjawab pikirannya, ketukan keras terdengar di pintu ruang kerjanya. Lucas tidak terkejut. Ia sudah menduga bahwa cepat atau lambat pria itu akan datang menemuinya."Masuk," katanya, suaranya tetap dingin dan terkendali.Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok Antonio Aldrin. Meski usianya sudah semakin tua, auranya masih menekan, menandakan bahwa ia adalah seseorang yang telah lama terbiasa dengan kekuasaan. Namun, malam ini, ada sesuatu yang berbeda pada dirinya. Sorot matanya t

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 91 - Langkah Terakhir

    Malam sudah larut, tetapi Lucas masih duduk di ruang kerjanya, menatap peta besar yang terhampar di mejanya. Titik-titik merah menandai lokasi para sisa anak buah Morelli dan Vasquez yang masih berkeliaran. Beberapa di antara mereka sudah melarikan diri ke luar negeri, tetapi sebagian kecil masih bertahan, berusaha mencari perlindungan.Lucas menghela napas panjang. Satu langkah lagi, dan ini semua akan selesai.Pintu ruang kerja terbuka tanpa ketukan. Stefan masuk dengan ekspresi tegas. "Semuanya sudah siap. Anak buah kita sudah berada di posisi masing-masing."Lucas mengangguk, lalu berdiri. "Bagus. Pastikan tidak ada celah bagi mereka untuk melarikan diri.""Kita juga sudah mengamankan jalur komunikasi mereka. Jika mereka mencoba meminta bantuan, pesan itu tidak akan pernah sampai," tambah Stefan.Lucas menyeringai kecil. "Kali ini, aku ingin memastikan mereka tidak punya tempat untuk kembali."Stefan menatapnya sejenak sebelu

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 90 - Langkah Baru

    Pagi menjelang dengan tenang di kediaman Lucas. Sinar matahari keemasan menyelinap melalui celah-celah jendela besar, menerangi ruangan dengan kehangatan yang lembut. Suara burung di kejauhan terdengar samar, berpadu dengan desiran angin yang berembus perlahan.Emma membuka matanya perlahan. Rasanya tubuhnya lebih ringan, meski masih ada sedikit nyeri di lengannya yang belum sepenuhnya pulih. Saat ia menggerakkan kepalanya, matanya langsung menemukan sosok Lucas yang masih duduk di sampingnya, menatapnya dengan ekspresi lembut."Kau tidak tidur?" suara Emma serak karena baru bangun.Lucas menggeleng pelan. "Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja."Emma tersenyum kecil. Ia tahu Lucas masih merasa cemas, tetapi ia juga tahu pria itu tidak akan mengatakannya secara langsung. Jadi, ia hanya meraih tangan Lucas dan menggenggamnya erat. "Aku sudah lebih baik. Kau tidak perlu terus mengkhawatirkanku."Lucas menghela napas, lalu akhirnya i

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 89 - Sisa-Sisa Pengkhianatan

    Malam telah larut ketika Lucas duduk di ruang kerjanya, menatap peta besar yang terbentang di atas meja. Wilayah kekuasaan yang sebelumnya dikuasai Morelli dan Vasquez kini sepenuhnya berada di bawah kendalinya. Namun, meskipun kedua orang itu telah ditangkap dan dihabisi, Lucas tahu bahwa masalah tidak berhenti di situ. Stefan berdiri di sampingnya, melaporkan perkembangan terbaru. "Beberapa anggota bawahan Morelli dan Vasquez masih bertahan. Mereka kehilangan pemimpin, tetapi tidak kehilangan ambisi." Lucas menghela napas. "Aku sudah menduga ini. Mereka tidak akan menyerah begitu saja." "Tepat," Stefan mengangguk. "Ada laporan bahwa sebagian dari mereka mencoba membentuk kelompok baru. Mereka masih belum cukup kuat untuk menantang kita secara langsung, tetapi jika dibiarkan, mereka bisa menjadi ancaman dalam beberapa bulan ke depan." Lucas menatap peta di hadapannya. "Siapa pemimpin mereka sekarang?" Stefan

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 88 - Harga Sebuah Penghianatan

    Ruangan itu gelap dan dingin, hanya diterangi oleh satu lampu gantung yang menggantung rendah di langit-langit, memberikan cahaya redup yang membuat bayangan panjang di dinding. Bau debu bercampur darah masih terasa di udara, dan suara napas berat memenuhi keheningan.Di tengah ruangan, dua pria yang terikat pada kursi dengan tangan ke belakang tampak gemetar. Morelli dan Vasquez, dua pemimpin organisasi yang berani mengkhianati Lucas, kini tidak lebih dari bayangan diri mereka yang dulu.Lucas berdiri di depan mereka, mengenakan kemeja hitam dengan lengan yang digulung hingga siku. Matanya dingin, penuh ketegasan. Ia tidak langsung berbicara, membiarkan ketegangan menggantung di udara, membiarkan ketakutan menyusup ke dalam tulang kedua pria itu.Stefan berdiri di sudut ruangan, mengamati dengan ekspresi santai, tetapi matanya penuh kewaspadaan. Beberapa anak buah Lucas berjaga di sekitar, memastikan tidak ada celah bagi Morelli dan Vasquez untuk melarikan diri.Akhirnya, Lucas menar

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 87 - Amarah yang Belum Reda

    Suasana di dalam kastil terasa tegang. Para penjaga masih berjaga di berbagai sudut, memastikan tidak ada lagi penyusup yang berkeliaran. Stefan telah memerintahkan pembersihan menyeluruh, tetapi atmosfer tetap dipenuhi ketegangan.Di dalam salah satu kamar di sayap barat, Emma terbaring di tempat tidur dengan perban yang melingkari bahunya. Dokter pribadi keluarga Aldrin baru saja selesai membersihkan dan menutup lukanya.Meskipun bukan luka yang fatal, rasa nyeri masih terasa setiap kali Emma bergerak. Namun, yang lebih mengganggunya bukanlah rasa sakit itu sendiri—melainkan ekspresi Lucas.Ia berdiri di sudut ruangan, diam, dengan ekspresi yang gelap dan penuh kemarahan yang tertahan.“Lucas…” Emma memanggil pelan.Lucas tidak segera menjawab. Ia hanya menatapnya dalam-dalam, seolah mencoba memastikan bahwa Emma benar-benar masih di sana, masih bernapas, masih hidup.Butuh beberapa saat sebelum ia akhirnya mendekat. Ia duduk d

  • Tawanan Cinta Sang Mafia    Bab 86 - Amarah yang Tak Terbendung

    Dunia seakan melambat saat suara tembakan bergema di luar kastil. Emma menatap keluar jendela dengan mata membelalak, napasnya tertahan melihat beberapa pria bersenjata yang mulai menyerbu area luar.Pelayan yang tadi bersamanya langsung menarik tangannya. “Nona, kita harus pergi! Ini berbahaya!”Emma tersentak dari keterkejutannya dan mengangguk cepat. Mereka berdua bergegas melewati koridor kastil yang panjang, tetapi baru beberapa langkah, suara ledakan kecil terdengar dari luar, mengguncang dinding-dinding kastil.Panik mulai menjalari tubuh Emma. “Lucas! Aku harus menemui Lucas!”“Tuan Lucas pasti sudah bergerak!” Pelayan itu mencoba menenangkannya, tetapi suara alarm yang mulai meraung di seluruh kastil membuat situasi semakin mencekam.Para penjaga segera bergerak, mengambil posisi untuk mempertahankan kastil dari serangan mendadak ini. Emma bisa melihat beberapa orang berlari menuju titik pertahanan, dan di tengah kekacauan itu, ia merasakan ketakutan yang luar biasa.Namun, s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status