Halo para Readers! Buat yang mau tahu visual karakter novel Taruhan Dengan CEO Muda, bisa di @yuriin.here, ya! Jangan lupa untuk follow juga agar bisa mengetahui perkembangan novel ini secara berkala, terima kasih! See you, ya!
"Bicaralah dengan para tamu terlebih dulu, Ayah akan pergi sebentar. Jika kau merasa tidak nyaman, tinggalkan saja tamu itu," ujar Kaze lalu melangkah pergi bersama orang-orang penting lainnya. "Dasar Ayah ini!" gumam Verlyn pelan. Verlyn menoleh ke arah sekitar dan melihat Kayn yang sedang berbincang dengan orang-orang tidak jauh darinya. Verlyn langsung bersemangat dan segera menghampiri Kayn sembari mengangkat gaunnya. "Kayn!" panggil Verlyn. Kayn dan orang-orang yang sedang berbincang dengannya menoleh ke arah Verlyn dan orang-orang itu menyambutnya dengan senyuman dan mengucapinya selamat secara bergantian. "Selamat untuk Anda, Nona Verlyn!" "Nona tampak cantik dengan gaun elegan itu!" "Aku sudah menduga-duga bahwa putri Nona Verlyn lebih cantik jika di lihat dari jarak sedekat, ini!" "Sebuah kehormatan bagi kami untuk bisa berbincang langsung dengan Anda, Nona.." Verlyn tersenyum dan membalasnya dengan anggukkan. "Terima kasih untuk ucapan dan pujian dari Anda sekalian,
"Sampai jumpa, Verlyn! Kita akan segera bertemu lagi!" ujar Varsel sembari melambaikan tangannya ke arah Verlyn dan Kaze.Verlyn tersenyum dan mengangguk senang. "Iya, Nyonya Varsel! Terima kasih dan hati-hati di jalan!" balas Verlyn sembari ikut melambaikan tangannya ke arah Varsel.Varsel membungkukkan sedikit badannya lalu melangkah pergi bersama dengan orang-orang penting lainnya.Verlyn menghela napas lega karena sudah selesai berbincanh dengan Nyonya Varsel dan beberapa orang penting perusahaan Kizen yang lain lalu menoleh ke arah Kaze yang sedang menatap layar ponselnya."Ayah, sudah–selesai, kan? Aku ingin makan, sekarang," ujar Verlyn.Kaze hanya terdiam sembari fokus menatap layar ponselnya itu. Verlyn mengangkat bahunya sedikit lalu melangkah pergi meninggalkan Kaze di sana dan segera menghampiri Kayn yang masih berbincang dengan orang-oramg di sana."Kau mau kemana, Verlyn?" tanya Kaze tiba-tiba.Verlyn langsung menghentikan langkahnya dan mendengus kesal lalu membalikkan
'Sepertinya memang benar, dari arti senyumannya itu.. Dia memang sengaja, memprovokasiku!' batin Verlyn kesal.Verlyn memejamkan matanya dan menghela napas perlahan untuk menenangkan emosi yang sedang naik di dalam pikirannya sekarang lalu membuka matanya kembali.Verlyn tersenyum lebar ke arah Fadaron yang membuat raut wajahnya seketika terheran-heran."Anda benar, Tuan Fadaron," ujar Verlyn tiba-tiba yang membuat orang-orang di sekitarnya langsung berhenti berbisik dan menoleh ke arah Verlyn.Kaze juga ikut menoleh ke arah Verlyn dan menatapnya bingung. "Verlyn, apa maksudmu? Kau tidak perlu membalas perkataan Tuan Fadaron karena beliau hanya bercanda, Verlyn.." ujar Kaze dengan nada lembut."Oh, iya kah?" Verlyn menoleh ke arah Kaze dengan matanya yang lebar. "Jadi Tuan Fadaroj hanya sedang bercanda, Ayah?" tanya Verlyn memastikan.Kaze mengangguk pelan sembari tersenyum. "Iya Verlyn, jadi kau cukup mendengarkannya–saja," balas Kaze.Verlyn terdiam sesaat lalu menyentuh dagunya unt
Para orang tua yang memuji Verlyn seketika di ragukan kembali oleh perkataan Fadaron yang mampu memutar balikkan suasana, seolah Fadaron memperlihatkan kemampuannya dalam mempengaruhi seseorang kepada Verlyn. "Perkataan Tuan Fadaron benar, jika cerita yang Nona Verlyn sampaikan itu memang benar adanya. Seharusnya beliau memiliki buktinya, bukan–begitu, semuanya?" tanya Sihon. Orang-orang mengangguk setuju dengan perkataan Sihon tadi lalu kembali menoleh ke arah Verlyn yang masih terdiam sembari membalas tatapan tajam mereka. "Jadi Nona Verlyn, apakah Anda memiliki–sebuah–bukti?" Fadaron mengulangi pertanyaanya. Verlyn berpikir sejenak sembari menyentuh dagunya. "Hm.. bukti, ya?" Verlyn menoleh ke arah Kaze yang dari tadi menatapnya sama seperti orang-orang di sana. "Apa Ayah bisa menelepon Tuan Mistecrof, sekarang?" tanya Verlyn dengan santai kepada Kaze. Semua orang kembali di buat terkejut oleh Verlyn setelah mendengar permintaan Verlyn kepada Kaze yang terdiam sesaat lal
'Akhirnya selesai juga!' Verlyn melangkah keluar dari ruangan itu bersama dengan Kaze dengan perasaan kesal yang sudah terbendun dari awal saat Fadaron memprovokasi dirinya. "Menyebalkan, aku akan mengatakan semua kejadian ini kepada Kayn, nanti!" gumam Verlyn pelan. Kaze menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Verlyn yang masih terus melangkah sembari menatap ke bawah. "Verlyn," panggil Kaze pelan. Verlyn tersadar dan langsung menoleh ke arah Kaze yang berada di belakangnya sekarang. "Iya, Ayah?" balas Verlyn lalu menghampiri Kaze. Kaze terdiam sesaat lalu menghela napas panjang sebelum mengatakan hal yang ingin dia katakan kepada Verlyn. "Verlyn, mengapa kau–" "Aku tahu, Ayah," potong Verlyn cepat. Verlyn melipat tangannya sembari menatap ke arah lain. "Aku tahu bahwa aku sudah melakukan hal yang seenaknya, tadi. Tapi, aku tidak bisa terima jika Ayah di rendahkan seperti itu! Aku juga harus membuktikaj kepada mereka bahwa aku memang cocok untuk–mendapatkan–posis
"Apa memang bisa begitu, Kayn? Bukankah orang tertinggi bebas mengatur orang-orang yang posisinya lebih rendah?" tanya Verlyn heran setelah mendengar penjelasan dari Kayn.Kayn mengangguk pelan. "Mereka disebut sebagai petinggi perusahaan karena merekalah yang mendukung seseorang untuk menjadi seorang CEO agar posisinya menjadi lebih kuat dan orang lain tidak bisa menjatuhkannya," jelas Kayn panjang lebar.Verlyn berpikir sejenak sembari menyentuh dagunya dan mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. "Jadi, alasan Ayahku tidak bisa melawan mereka saat itu, karena Ayahku harus menghormati mereka untuk membalas budi?" tanya Verlyn lagi."Tepat sekali, mereka juga memiliki hak untuk mengatur dan mengubah arahan dari Presdir. Jadi, Ayahmu tidak bisa apa-apa karena memang beliau tidak bisa melawan," jawab Kayn.Verlyn mulai mengerti apa yang di jelaskan Kayn kepadanya dan paham mengenai alasan mengapa Kaze hanya diam dan tidak membalas perkataan para orang tua saat di ruangan itu."Semuanya me
'Geira Serrezet..' Verlyn terus menerus memikitkan nama itu sembari terdiam dan tidak menyantap sarapannya."Verlyn?" panggil Caroline menyadarkan Verlyn dari lamunannya."I–iya, ibu?" balas Verlyn sambil menoleh ke arah Caroline yang sedang menatapnya."Apa kau merasa sakit? Dari tadi ibu perhatikan, kau baru makan sedikit dan terus terdiam setelah memasukkan beberapa suap nasi," ujar Caroline khawatir.Verlyn langsung menggeleng cepat sembari melambaikan tangannya kepada Caroline. "Tidak, ibu. Aku hanya.. sedikit gugup datang ke perusahaan sebagai–seorang–Presdir.. Ya, hanya karena itu, ibu, hehe.." balas Verlyn dengan sedikit berbohong.Caroline tersenyum sembari menggeleng pelan. "Santai saja, Verlyn. Kau pasti bisa melakukannya dengan baik!" ujar Caroline menyemangati Verlyn.Verlyn mengangguk dengan semangat lalu beranjak dari kursinya. "Baik ibu, terima kasih sudah memberiku semangat! Aku akan pergi sekarang, sampai jumpa!"Verlyn melangkah pergi menuju pintu rumah sambil memba
'Sudah berapa lama waktu berlalu?'Verlyn terus menerus mengerjakan beberapa dokumen yang diperintahkan oleh Kaze dan Verlyn baru bisa menyelesaikan 10 dokumen dari 25 dokumen yang ada."Saat dengan Nyonya Varsel, perasaan tidak sebanyak ini.." gumam Verlyn pelan.Fayyara masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kotak sedang berwarna coklat dan segelas minuman cup berukuran besar."Nona, sebaiknya Anda makan dulu saja, sekarang. Saya membawakan ini untuk Anda!" Fayyara menaruh kotak dan minuman tersebut di atas meja Verlyn.Verlyn menengadah ke atas dan menatap sayu Fayyara. "Kau mendapatkan itu dari mana, Fayyara?" tanya Verlyn."Ini dari ayah Anda, Nona! Beliau mengatakan kepada saya bahwa sebaiknya Anda makan terlebih dulu sebelum kembali melanjutkan pekerjaan Anda yang menumpuk itu," jawab Fayyara.Verlyn terdiam sesaat sembari menatap ke arah kotak dan minuman cup besar di depannya sekarang. Verlyn membuka kotak itu dan melihat makanan yang paling dia sukai, yaitu mie pedas d