Share

Bab 134 S2

Penulis: Yuri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Perbatasan Kawasan Desa Damnit.

"Aku sudah, tidak–kuat–lagi.."

Verlyn jatuh tersungkur dengan ke dua tangannya yang menyentuh tanah. Napasnya tersengal-sengal setelah melewati banyak jebakan berbahaya yang sudah ia lewati sebelumnya.

Kayn mengatur napasnya perlahan lalu kembali melihat peta di tangannya dan area hutan di sekelilingnya.

"Kayn,,," Verlyn menoleh ke arah Kayn yang masih fokus menatap peta di tangannya lalu berusaha bangkit kembali dengan ke dua tangannya yang bertumpu di lutut. "Kapan kita, akan sampai?"

Kayn masih terus menatap ke arah peta. "Kita harus bermalam di sini, kita tidak mungkin sampai di perbatasan desa Goferow karena hari sudah mulai gelap.."

"Apa?" Verlyn mengerutkan dahinya heran setelah mendengar jawaban dari Kayn lalu berdiri dan menghadap ke arahnya.

"Kita memiliki senter, bukan? Kita bisa melewati jebakan-jebakan itu jika kita lebih berhati-hati, kan?"

Kayn melipat peta itu dan memasukkannya ke dalam saku lalu menoleh. "Desa Goferow tidak di penuhi je
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 135 S2

    "Kenyang sekali, rasanya.." Verlyn menguap lebar dan tidak lupa dia menutupinya dengan tangan. "Dan mataku terasa berat."Verlyn masuk ke dalam tenda dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur tipis di sana setelah menyantap banyak makanan instan yang di buat oleh Kayn sedangkan dirinya hanya diam memperhatikan cara masak Kayn dari dekat."Hei, bantu aku membereskan peralatan dulu!" ujar Kayn dari luar tenda.Verlyn membuka kembali kelopak matanya dan memaksakan tubuhnya untuk bangun lalu mengucek matanya. "Padahal aku sudah sangat lelah, hari ini.."Verlyn keluar dari tenda dan mulai merapikan peralatan masak tadi dengan perlahan karena rasa kantuk yang semakin berat dan membuat mata Verlyn ingin segera terpejam kembali.Kayn menggeleng pelan melihat tingkah Verlyn yang seolah semua hal di sini adalah dia yang mengerjakannya, padahal sebaliknya."Kau bahkan tidak melakukan apapun sama sekali, bagaimana bisa selelah, itu?""Apa kau bilang?!"Verlyn menoleh cepat dam menatap sinis

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 136 S2

    Kawasan Hutan Perbatasan Desa Goferow.'Aku tidak menyangka hewan buas yang mengincar kami lebih banyak dari perkiraanku, sebelumnya..' batin Kayn.Dirinya dan Verlyn kini sedang bersembunyi di balik pohon besar rindang dari pantauan beruang hitam yang sedang kelaparan di belakang mereka.Kayn sedikit mengintip ke arah belakang pohon untuk melihat posisi beruang hitam yang sedang mencari-cari mereka dengan cepat. Kayn menghela napas panjang dan berusaha memikirkan cara untuk lepas dari pandangan beruang tersebut.'Jika terus seperti ini, ada kemungkinan bahwa beruang itu akan menemukanku dan Verlyn di sini dengan cepat!' batin Kayn.Verlyn melepas genggaman tangannya dari tangan Kayn lalu membuka resleting tasnya perlahan agar tidak terdengar oleh beruang. Kayn yang tiba-tiba tidak merasakan genggaman tangan Verlyn, langsung menoleh dan melihat Verlyn yang tengah membuka tutup daging kaleng lalu kembali mencari sesuatu di dalam tasnya."Apa yang sedang kau lakukan, Verlyn?" tanya Kayn

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 137 S2

    Kawasan Hutan Dalam Desa Glosica.'Apa ada sesuatu yang sedang merasuki pikiran dalam Kayn? Dia bahkan sampai menjaga dan memantauku agar aku tetap selalu berada, di sisinya..'Verlyn terus mengikuti langkah Kayn di belakangnya karena tangan Verlyn sendiri terus di genggam oleh Kayn dari saat awal masuk ke kawasan desa Glosica.Verlyn menatap ke arah tangannya yang terus di genggam oleh Kayn dengan erat. Ke dua pipinya sedikit memerah dan berusaha untuk berpikir jernih dan tidak terlalu percaya diri.'Ya, dia pasti terpaksa menjagaku agar dia tidak di marahi ibunya setelah kembali ke kota, kan?' pikir Verlyn dalam hatinya.'Tapi sebelum itu..' Verlyn menatap ke arah Kayn. 'Apa kami akan terus melanjutkan perjalanan saat langit sudah larut, begini?!'Kayn tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat langkah Verlyn ikut terhenti. Dia menoleh dan menatap ke arah Verlyn."Apa kau masih sanggup berjalan? Atau kau sudah mengantuk, Verlyn?" tanya Kayn yang tampak sedang memastikan keadaannya s

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 138 S2

    "K–Kayn, apa mereka adalah penduduk asli desa ini, Kayn?!" bisik Verlyn."Mungkin iya. Padahal aku sudah memilih rute yang tidak melewati pedalaman desa secara, langsung.."Verlyn dan Kayn mundur perlahan setelah mereka ketahuan dan di kerumuni oleh sekelompok pria berpakaian sederhana yang masing-masing membawa obor di tangan mereka."Apa kita akan menjadi santapan, mereka..?" tanya Verlyn pasrah.Kayn mengeratkan genggaman tangannya seolah meyakinkan Verlyn bahwa dia akan baik-baik saja di sini. "Tenanglah, Verlyn. Jangan gegabah.."Salah satu di antara mereka melangkah mendekat ke arah Verlyn dan Kayn sambil membawa tombah yang terbuat dari bambu dan mengarahkannya ke arah mereka."Katakan kepada kami, kalian berasal dari mana?! Dan apa yang kalian inginkan dari desa kami!?" tanya pria tua bermuka garang itu."K–kami.." Verlyn menelan ludah dan tiba-tiba tidak bisa mengeluarkan suara dari mulutnya.'Anxiety sialah!' batin Verlyn kesal.Di sisi lain, Kayn berusaha tenang dan menatap

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 139 Season 2

    Kawasan utama Desa Fandaria. "Kami akan mengantar Anda berdua untuk menemui Tetua Cherryn di rumahnya," ujar pria tua yang sebelumnya menodongkan tombak ke arah mereka. Verlyn dan Kayn mengangguk lalu mengikuti pria tua itu di belakangnya sambil terus berpegangan tangan karena Verlyn masih merasa sedikit takut dengan tatapan orang-orang yang ikut berjalan di sekitar mereka. "Kau masih takut, Verlyn?" tanya Kayn pelan. Verlyn menggeleng cepat dan menengadah ke arah Kayn. "Ti–tidak, Kayn! Aku hanya masih bingung dengan sikap mereka yang tiba-tiba berubah drastis kepada kita, sekarang ini ..." "Begitu, ya? Jika kau merasa tidak nyaman, katakan saja kepadaku, oke?" Verlyn tersenyum dan mengangguk lalu kembali menatap ke arah tanah dengan perasaan yang campur aduk. 'Mereka tiba-tiba berubah seperti ini setelah melihat kalung liontinku ... Sebenarnya, ada apa?' Tiga puluh menit lalu. Jalan Masuk Desa Fandaria. "Apa kau benar-benar yakin itu nama nenekmu, Verlyn?" tanya Ka

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 140 S2

    Varzaniam, tempat tinggal Tetua Desa Fandaria dari turun temurun.Pria tua itu berhenti di depan sebuah rumah kayu yang ukurannya lebih besar dari rumah kayu yang lain di sekitarnya.'Sepertinya pemilik rumah kayu ini sangat memperhatikan kebersihan dan kerapihan area depan rumahnya, ya?'Verlyn takjub melihat halaman depan rumah kayu itu yang bersih dan di tumbuhi beberapa bunga yang indah dengan berbagai macam warna.Pria tua itu menoleh dan menjelaskan secara singkat tempat rumah kayu ini kepada Verlyn dan Kayn."Ah, jadi ini adalah tempat tinggal Tetua Desa Fandaria yang berarti tempat ini adalah rumah, nenekku?"Pria tua itu mengangguk. "Anda benar, Nona Verlyn. Mari ikuti saya untuk menemui beliau, dan.." Dia menoleh ke arah Kayn dan terdiam.Kayn mendengus pelan. "Kayn,,,""Maaf, saya lupa. Dan juga Tuan Kayn, mari ikuti saya.."Pria tua itu menaiki tangga yang mengarah ke pintu rumah tersebut. Verlyn dan Kayn mengikutinya kembali dari belakang.Setelah sampai di atas, pria tua

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 141 S2

    Verlyn dilema dengan apa yang harus dia lakukan sekarang agar Cherryn tidak menghukum Wallace karena kejadian itu.Kayn mengerti perasaan Verlyn lalu mengeratkan genggaman tangan Verlyn untuk sesaat, membuatnya menoleh dan saling kontak mata dengan Kayn yang memberikan kode untuk memintanya tetep tenang dan jangan ketakutan.Verlyn mengangguk pelan dan tersenyum kecil lalu kembali menoleh ke arah Cherryn yang masih memperhatikan Wallace dengan tatapan tajam."N–nenek,,, biar saya dan Kayn yang menjelaskan apa yang terjadi saat itu.." Verlyn menarik napas dalam-salam sebelum menceritakannya."Saat itu, aku dan Kayn.."Cherryn mendengarkan cerita dari Verlyn dan Kayn dengan seksama dan mereka mengatakannya dengan jujur. Karena hal itu, Cherryn ingin semakin menghukum Wallace namun segera di tahan oleh Verlyn sebelum dia melakukannya."Jangan hukum dia, nenek. Aku mohon, beliau bersikap seperti itu demi keamanan desa. Dan dia tidak mengenaliku karena aku memakai penutup kepala saat itu.

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 142 S2

    "Seperti di dalam cerita dongeng, anak-anak!"Verlyn tersenyum dengan mata yang melebar setelah mendengar cerita lengkap dari Cherryn. Kayn juga setuju dengan perkataan Verlyn tadi.Meskipun tidak masuk akal dan sulit untuk di percaya dengan logika, tapi bukti cerita dari Cherryn ada di depan matanya sekarang, yaitu keturunan generasi ke-10 Cleovoranta, Cherryn Nesvaranda.'Aku kira hal seperti ini hanya ada di film dan cerita dongeng saja. Aku tidak menyangka bia melihat buktinya langsung di depan, mataku..' batin KaynVerlyn menepuk tangannya sekali dengan perasaan senang. "Pantas saja nenek terlihat muda! Aku kira karena pengaruh gaya hidup dan lingkungan nenek di sini, ternyata karena keturunan, ya!" ujar Verlyn kagum.Cherryn tersenyun malu dan mengangguk. "Kau juga adalah salah satu keturunan nenek moyang kita, Verlyn!""Ibumu juga termasuk ke dalam keturunan tersebut," lanjut Cherryn.Mata Verlyn membelalak terkejut dan semakin penasaran dengan cerita dari Cherryn itu. Dia meno

Bab terbaru

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 160 Season 2

    Setelah memasuki area tengah hutan dengan pohon yang besar dan rindang di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan membangun 2 tenda besar yang di bawa oleh Wallace di kereta kudanya.Cherryn sudah tertidur lebih dulu di dalam tenda dan Wallace tidur di dalam kereta kuda. Verlyn masih terjaga di luar tenda sambil memandangi langit malam dan menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar.Verlyn menutup kedua matanya dan menghela napas panjang lalu merasa ada seseorang yang sudah duduk di sebelahnya setelah dia membuka matanya dan menoleh."Kau belum tidur, Kayn?"Kayn menggeleng pelan lalu menoleh ke arah Verlyn. "Kau sendiri belum tidur, Verlyn," balasnya.Verlyn tersenyum tipis lalu kembali menengadah menatap langit malam. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ...""Masalah di kota?" lanjut Kayn cepat.Verlyn kembali menoleh ke arah Kayn lalu tersenyum. "Kau sudah sangat mengenal diriku, ya?"Kayn ikut tersenyum. "Entah lah. Jika di katakan kalau aku sud

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 159 Season 2

    Ace yang sedang menengadah ke langit biru yang sudah sedikit tercampur dengan warna jingga lalu menghela napas panjang."Ayah sama sekali belum menyentuh makanannya dan tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali ..." Ace menggenggam erat besi balkon dengan perasaan kesal. "Jika terus seperti ini ...""Ace ,,," lirih Selvania pelan.Ace membalikkan badannya dan menghadap ke arah Selvania yang tampak sedang gelisah dan khawatir sambil menaruh kedua tangannya di atas dada."Ace, ayah sama sekali belum keluar dari ruang kerjanya dari pagi, dan sekarang hari sudah menjelang sore, bagaimana ini?" tanya Selvania khawatir.Selvania menundukkan kepalanya. "Beliau juga tidak memakan sarapannya, terlebih setelah mendengar kabar lain bahwa Verlyn tidak ada di dalam vila ..." lanjut Selvania lesu.Ace melangkah mendekat ke arah Selvania lalu memeluknya sambil membelai rambutnya yang berwarna kuning sedikit panjang itu."Tenang lah, Nia ,,," ucap Ace lembut.Selvania memejamkan matanya dan mengan

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 158 Season 2

    Jersey City, Kediaman Kaze."Ace, apa kita tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikkan ibu?" tanya Selvania khawatir.Ace yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya hanya menghela napas panjang dan menggeleng pelan."Aku tidak tahu lagi, Nia. Aku pikir Ibu akan terus tinggal di rumah ini saat Verlyn tinggal di vila untuk sementara waktu, tapi nyatanya, Ibu yang ingin tinggal terpisah dengan kita dan tiba-tiba ... ukh ,,,"Ace memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing daripada hari kemarin. Selvania segera menghampiri Ace dan memberikan teh kepada yang ada di meja kepadanya.Ace menerima teh itu dan meneguknya perlahan lalu memejamkan matanya sambil mengatur napas."Sebaiknya kau istirahat dulu, Ace. Jika kondisimu seperti ini, kita tidak akan bisa membantu ayah di persidangan, nanti," pinta Selvania khawatir."Aku tidak akan bisa istirahat jika sudah memikirkan masalah ayah dan ibu, Nia. Sudah dari semalam aku tidak bisa tidur dengan lelap," balas Ace denga

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 157 Season 2

    Hari ke-14 di Desa Fandaria."Sudah siap, Verlyn, Kayn?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk sambil menggendong tas gunung masing-masing dan membawa kantong plastik sedang yang berisi bekal untuk perjalanan mereka ke kota nanti.Mereka melangkah keluar dari rumah secara bergantian dan menuruni tangga perlahan. Para warga sudah berkumpul di depan rumah Cherryn untuk memberikan ucapan terima kasih dan doa untuk Verlyn dan Kayn sebelum pergi dari desa Fandaria.Salah satu anak menarik pelan jaket Verlyn, membuatnya menoleh ke bawah dan melihat Kila yang berada di sana bersama dengan Risa yang terlihat sudah sehat walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat."Eh, Kila!" Verlyn menoleh ke arah Risa dengan senyuman yang sama. "Ada Risa juga, rupanya. Apa Risa sudah merasa lebih baik, sekarang?" tanya Verlyn.Risa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Ini berkat usaha Kak Verlyn dan Kak Kayn, aku sangat berterima kasih!" jawab Risa pelan.Verlyn mengangguk lalu membelai rambut p

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 156 Season 2

    "Jadi, kau merasa kalung liontinmu itu menghilang setelah terjatuh ke sungai?" tanya Cherryn setelah Verlyn selesai bercerita.Verlyn mengangguk sambil menurunkan pandangannya. "Aku berpikir begitu karena aku dan yang lain tidak bisa menemukan kalung liontin itu sama sekali di rerumputan di tepi sungai, nek."Verlyn memainkan jari jemarinya. "Aku minta maaf, akibat keteledoranku sendiri kalung liontin uang berharga itu, menghilang ..." lanjut Verlyn dengan perasaan bersalah.Cherryn menyeruput tehnya perlahan dan menghela napas pelan. "Dugaanmu memang benar, Verlyn. Tapi, kalung liontin itu tidak menghilang dan jatuh ke dasar sungai," balas Cherryn.Verlyn dan Kayn kompak terkejut mendengar hal itu dan mendongak bersama ke arah Cherryn yang dengan santainya menaruh cangkir tehnya di atas meja lalu mengambil ikan Silver Fish yang tergeletak di atas meja di depannya.Cherryn membuka sedikit mulut ikan Silver Fish dan memperlihatkannya kepada Verlyn dan Kaun. "Apa kalian melihat ada bend

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 155 Season 2

    "Nenek belum tidur, kan?!" tanya Verlyn sambil mengatur napasnya setelah sampai di depan rumah Cherryn."Aku tidak tahu pasti, Nenek biasanya sudah tidur di kamarnya saat kita pulang ..." Kayn melirik ke arah ikan berwarna perak berkilau yang terlihat tenang tanpa air di genggaman kedua tangan Verlyn lalu kembali menatap Verlyn yang menunggu jawaban selanjutnya.Kayn menghela napas pelan. "Sebaiknya kita masuk dulu dan segera beritahukan hal ini kepada nenek," ajak Kayn.Verlyn mengangguk setuju lalu segera menaiki tanggal lebih dulu, di ikuti oleh Kayn di belakangnya. Setelah masuk ke rumah, Verlyn dan Kayn di kagetkan oleh Cherryn yang baru saja keluar dari kamar."Nenek!" kompak Verlyn dan Kayn.Cherryn menoleh dan sedikit terkejut melihat Verlyn dan Kayn yang tampak berantakan dan lusuh di dekat pintu.Cherryn melirik ke arah ikan yang sedang di bawa oleh Verlyn dan menyipitkan kedua matanya lalu berjalan ke arah Verlyn dan Kayn untuk melihat ikan itu lebih dekat lagi."Kalian ,,,

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 154 Season 2

    Kayn dan anak-anak lain di sana ikut membantu mencari kalung liontin merah milk Verlyn yang menghilang karena tidak sengaja terjatuh tadi di area tepi sungai."Apa kalung itu terjatuh saat aku membantumu menghindari bola karet tadi, Verlyn?" tanya Kayn."Mungkin saja? Saat pagi tadi, aku memakai kalung itu dengan terburu-buru. Jadi, aku tidak tahu apakah jeratannya kuat atau malah longgar," jawab Verlyn dengan nada lesu.Kayn menghela napas pelan lalu melanjutkan kembali pencarian kalung liontin merah itu. Perlahan, langit yang awalnya berwarna biru kini berubah menjadi jingga muda tapi mereka semua sama kali belum mendapatkan hasil."Kenapa kita tidak menemukannya setelah mencari berjam-jam, ya?" tanya Lina, teman bermain Kila.Kila menyeka keringat yang ada di dahinya lalu menggeleng pelan sambil mengatur napasnya. "Entah, Lina. Seharusnya salah satu dari kita sudah berhasil menemukannya jika terjatuh di area rerumputan di tepi sungai, tapi ini tidak."Verlyn merasa semakin tidak be

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 153 Season 2

    Hari ke-13 di Desa Fandaria."Ikan yang memakan berlian? Jangan konyol, Kila ..."Verlyn mengikat rambut panjangnya sambil menatap ke arah layar ponselnya. Di desa Fandaria tidak ada cermin sama sekali, sehingga Verlyn hanya bia mengandalkan kamera ponsel miliknya untuk di jadikan sebagai pengganti cermin."Jika ada ikan seperti itu, pasti hanya ada di cerita dongeng," gumam Verlyn sambil mengenakan kembali kalung liontin merah ke lehernya dengan hati-hati."Apa kau sudah selesai bersiap?" tanya Kayn tiba-tiba yang sudah berdiri di depan tirai kamarnya."Kau tahu kan hari ini kita harus bisa menemukan ikan itu? Kau tahu sekarang sudah hari ke berapa, kan?" lanjutnya.Verlyn memutar bola matanya. "Aku akan segera keluar!" balas Verlyn sedikit kesal.Sebelum Verlyn mematikan ponselnya, dia melihat tanda sinyal di bagian atas layarnya dan hanya melihat tanda silang yang mengartikan bahwa benar-benar tidak ada sinyal di tempat ia berada saat ini."Haah, ternyata benar-benar tidak ada siny

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 152 Season 2

    Hari ke-12 di Desa Fandaria."Kita akan langsung pergi ke sungai saja?"Verlyn mengangguk lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Kayn. Cherryn menghampiri mereka dari arah dapur."Tunggu, Verlyn, Kayn!"Verlyn dan Kayn menghentikan langkah dan membalikkan badannya menghadap ke arah Cherryn yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kotak yang terikat oleh tali."Kalian mau ke sungai lagi, kan?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk bersama. "Iya, nek. Apa ada hal lainnya yang harus aku dan Kayn lakukan?"Cherryn menggeleng pelan sambil tersenyum lalu menyodorkan kotak di tangannya itu kepada Verlyn. "Nenek sudah tahu kalian akan pergi ke sungai, jadi nenek bawakan makanan ini untuk makan siang dan makan malam agar kalian tidak perli bolak-balik kemari."Verlyn menerima kotak tersebut dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih, begitu juga dengan Kayn yang berdiri di sebelah Verlyn. Cherryn menatap ke arah Kayn lalu menepuk pelan pundaknya."Kayn, aku titi

DMCA.com Protection Status