Home / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Bab 50. Stempel Kepemilikan

Share

Bab 50. Stempel Kepemilikan

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2021-06-04 13:37:14

Bunda Anin duduk di tepian tempat tidur, di samping menantunya.

"Sayang, apa kedatangan Bunda mengganggu kalian?" tanya Bunda Anin sembari tersenyum. 

Wanita paruh baya itu merasa bahagia melihat anak dan menantunya kembali rukun. Ia berharap tidak ada lagi kesalahpahaman di antara mereka berdua.

"Nggak kok, Bun. Aku senang bunda ke sini," balas Sisil dengan cepat. 

Wanita mungil yang baru saja melepas keperawanannya itu tidak merasa terganggu dengan kedatangan mertuanya, tapi ia hanya merasa malu. 

"Bunda harap kalian bahagia selamanya." Bunda Anin mencium kening menantunya dengan penuh cinta. "Bunda keluar dulu ya," ucapnya sembari membelai lembut pipi sang menantu.

"Iya, Bun." Sisil tersenyum sebelum sang bunda keluar dari kamarnya.  

Setelah mertuanya keluar dari kamar, Sisil turun dari tempat tidur, ia berjalan sangat hati-hati karena daerah terlarangnya masih terasa perih.

"Kenapa serasa ada yang mengg

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
galak banget sil šŸ˜šŸ˜
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 51. Nambah Juga Boleh

    "Emang dasar Beruang mesum!" Sisil mendorong wajah suaminya supaya menjauh dari wajahnya. "Dulu aku pikir kamu sama Andin bagai langit dan bumi, Andin begitu pecicilan dan gesrek parah, kamu begitu kalem dan tertutup, tapi ternyata ... aku tertipu," cibir Sisil pada sang suami."Aku kalem kalau dekat orang lain, tapi kalau dekat sama kamu, entah kenapa aku nggak bisa menutup diri," ujar Aldin sembari tertawa pelan. Lalu menurunkan sang istri di tempat tidur."Aku sungguh tertipu," balas Sisil sembari mendelikkan matanya pada sang suami.Aldin malah tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat yang diucapkan istrinya. "Tapi, cintaku no tipu-tipu, Sayang.""Tapi, cemburunya benar-benar nyata." Sisil mencibir laki-laki yang masih menertawakannya.Aldin adalah laki-laki yang tidak bisa menahan rasa cemburunya. Persis seperti Andin dan kedua orang tuanya."Itu tandany

    Last Updated : 2021-06-04
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 52. Meminta Adik Bayi

    Sisil dan Aldin membulatkan matanya saling menatap, lalu menoleh pada sumber suara. Mereka lupa kalau di rumah itu ada si kembar Bara dan Gara."Ikutan apa?" tanya Aldin pura-pura tidak paham dengan apa yang diucapkan sang keponakan yang berdiri di sampingnya."Bikin anak," jawab Bara dengan santai. "Aku udah punya Abang, tapi belum punya Adek. Aku mau tahu caranya dapat bayi."Bara pikir mendapatkan adik bayi segampang mendapatkan mainan yang dia inginkan."Sayang, gimana cara ngejelasinnya. Ini benar-benar rumit," bisik Aldin ditelinga istrinya."Kamu sih ngomong sembarangan!" protes Sisil dengan nada yang pelan. "Turunkan aku!"Sisil meminta turun dari gendongan suaminya untuk menjelaskan kepada Bara. 'Gue harus jawab apa? Gara-gara si Beruang mesum nih,' batin Sisil sembari garuk-garuk kepala."Kenapa Tante cantik dan Om ganteng malah

    Last Updated : 2021-06-05
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 53. Gigitan Serangga Ganteng

    Aldin dan Bara menyusul Sisil yang sudah berjalan lebih dulu ke ruang makan."Om 'kan udah dewasa ya. Itu artinya Om dan Tante bisa mendapatkan adik bayi dong, sama kayak Mommy dan Daddy?" tanya anak laki-laki yang ada dalam gendongan Aldin."Iya, Sayang. Makanya kamu jadi anak yang baik supaya Tuhan cepat mengabulkan keinginanmu!" ujar Aldin pada keponakannya yang menggemaskan, tapi terkadang suka menyebalkan."Kalau aku jadi anak baik, apa Tuhan akan cepat memberiku adik bayi?" Bara mengalungkan tangannya di leher kakak laki-laki sang mommy."Tentu," balas Aldin dengan cepat. "Jadilah anak yang baik, mainannya dibereskan sendiri kalau sudah selesai bermain. Supaya Mommy bangga sama kamu dan memberimu adik bayi secepatnya."Aldin menjawab setiap pertanyaan keponakannya dengan sangat hati-hati. 'Nih anak banyak tanya, kalau aku salah jawab, bisa bahaya," ucapnya dalam hati.

    Last Updated : 2021-06-05
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 54. Lemah Di hadapanmu

    "Enak aja!" Sisil memukul lengan suaminya dengan keras.Aldin tertawa terbahak-bahak mendengar omelan istrinya. "Aku lemah kalau ada di hadapanmu, Sayang. Kekuatanku lenyap seketika." Aldin memeluk istrinya dari samping."Nggak ada kekuatan aja, sampai bikin aku nggak bisa jalan, apalagi kalau punya kekuatan," gumam Sisil pelan, tapi masih terdengar oleh Aldin."Kamu bisa aja." Aldin semakin erat memeluk istrinya."Lepasin ah!" Sisil melepaskan lengan sang suami yang merangkul bahunya."Al, kok Bunda jadi ngeri ngelihat kamu." Bunda Anin mengedikkan bahunya sembari mendelikkan mata pada sang putra.Kini Sisil yang tertawa mendengar ucapan mertuanya. "Aku juga ngeri, Bun.""Kata Daddy jangan banyak bicara kalau sedang makan," celetuk Gara yang membuat Sisil dan yang lainnya terdiam."Ayo kita makan! Aku udah lapar," kini Bara yang berkomentar. "Kalian berisik sekali," lanjutnya sembari menyuapkan satu sen

    Last Updated : 2021-06-06
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 55. Mewarisi Sifat Sang Ayah

    "Al ... kamu inget nggak kapan resminya kita jadian?" tanya Sisil pada suaminya.Kerutan di dahi laki-laki itu menandakan kalau ia sedang berpikir keras."Sayang, maaf ya, aku melupakannya," ucap Aldin. "Harusnya kemarin kita merayakan hari jadi kita. Aku benar-benar mengecewakanmu." Aldin memeluk wanita cantik yang duduk di sampingnya.Sisil menoleh pada laki-laki yang memeluknya, ia pun melupakan tanggal bersejarah itu. 'Aku pun lupa,' ucap Sisil dalam hati sembari menahan senyumnya.Sejujurnya ia bertanya seperti itu untuk mengetes laki-laki yang memeluknya, benar-benar suaminya bukan karena sikap Aldin yang sekarang sangat berbeda dengan sikapnya yang dulu."Kenapa kemarin kamu nggak bilang?" tanya Aldin yang semakin erat memeluk istrinya yang membuat sang bunda menggelengkan kepalanya."Sebenarnya aku juga lupa," balas Sisil sembari menyeringai. "Aku cuma mau ngetes kamu aja. Soalnya kamu beda banget sama Aldin y

    Last Updated : 2021-06-06
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 56. Si Gundul

    Aldin memutar kenop pintu kamarnya. Lalu, masuk ke dalam dan menutup pintu itu dengan mendorongnya menggunakan kaki. Tapi, ia kesulitan saat ingin mengunci pintu kamar itu."Sayang, tolong kamu kunci pintunya!" Aldin meminta tolong pada wanita cantik yang ada dalam gendongannya."Nggak usah dikunci, Al." Sisil menolak untuk mengunci pintu kamarnya.Baik Bi Nani ataupun pelayannya yang lain tidak ada yang berani masuk ke dalam kamar itu tanpa seizin yang punya."Kalau nanti ada yang masuk bagaimana?" Aldin bersikeras ingin pintu kamar itu dikunci. "Ada Bara dan Gara kalau sampai dia masuk tanpa ketuk pintu dulu, bagaimana?""Ya udah biarin aja. Emangnya kenapa?" tanya Sisil pada suaminya.Aldin mendudukkan sang istri di tepian tempat tidur. Lalu, ia bersimpuh di hadapan istrinya dengan bertumpu pada lutut. "Yang, kalau nanti malam si Gundul khilaf bagaim

    Last Updated : 2021-06-07
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 57. Hukuman Untuk Si Gundul

    Aldin menggelitiki pinggang Sisil, hingga sang istri tertawa terpingkal-pingkal karena kegelian. “Mulai lagi ya, kamu pikir aku nggak tahu, kamu cuma mau mengalihkan pembicaraan aja ‘kan?”“Ampun, Al,” ucap Sisil sembari tertawa terbahak-bahak. “Iya deh, aku ngaku.”Walaupun Sisil tidak merasa mengatakan semua itu, tapi ia harus mengakuinya supaya Aldin berhenti menggelitikinya. Akhirnya Aldin melepaskan sang istri, lalu memeluknya dengan sangat erat. “Lain kali aku rekam kalau kita sedang bercinta,” bisik Aldin di telinga istrinya. “Supaya kamu nggak bisa mengelak lagi.”Sisil memukul bahu suaminya dengan sangat keras. “Gila kamu, Al.” Sisil benar-benar marah dengan ucapan sang suami. Padahal Aldin hanya bercanda, berbicara seperti itu supaya sang istri percaya dengan ucapannya.“Aku

    Last Updated : 2021-06-10
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 58. Hukuman Untuk Sisil

    Sisil memiringkan tubuhnya menghadap sang suami. “Sejak kapan kamu di situ?” tanya wanita cantik yang menyelimuti seluruh tubuhnya dengan rapat.“Barusan, jawab Aldin dengan santainya. Lalu, masuk ke dalam selimut yang dipakai sang istri.Aldin memeluk istrinya dengan sangat erat. “Aku mencintaimu, Sayang.”“Al, lo mau matiin gue?” protes Sisil pada sang suami yang memeluk tubuh kecilnya dengan sangat erat, hingga ia merasa tidak nyaman.“Kamu bilang apa? Coba sekali lagi!” Aldin bangun dari tidurnya, lalu menindih tubuh sang istri. Ia berdiri di atas tubuh Sisil dengan bertumpu pada lututnya.Sisil bingung apa ada yang salah dengan ucapannya. Ia tampak berpikir keras mengingat semuanya. Setelah ia sadar dengan kesalahannya, wanita cantik itu segera meminta maaf pada sang suami.“Maaf, Al,” ucap Sisil sembari menyeringai memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih. “Aku lup

    Last Updated : 2021-06-11

Latest chapter

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status