Home / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Bab 35. Memulai Kembali

Share

Bab 35. Memulai Kembali

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2021-05-19 20:22:36

Sisil menghabiskan waktu di rumah sang sahabat dengan putra kembar sahabatnya itu. Kedua anak itu sangat lucu dan menggemaskan. Mereka anak-anak yang baik dan cerdas.

"Tante, Nancy udah tua ya? Dia sering sakit-sakitan," tanya Gara saat melihat kelincinya di dalam kandang saja, sementara yang lain sedang bermain di luar kandang.

"Dia lebih tua dari kalian," jawab Sisil sembari tersenyum. 

"Nancy mengalami kembung, dia sedang nggak nafsu makan, tapi tadi udah diperiksa ke dokter. Nanti juga baikan," ujar Nabil dari arah belakang Sisil. 

"Kamu masih sempet ngurusin kelinci ini?" tanya Sisil pada sahabat laki-lakinya.

Nabil menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. "Aku udah jatuh cinta sama kelinci-kelinci ini," jawab Nabil sembari mengelus bulu halus kelinci kecil berwarna putih yang merupakan anak Nancy dan Joy.

Sisil dan Nabil mengobrol sambil bercanda, mereka sangat akrab. Sehingga, seseorang yang melihatnya dari kejauhan

Nyi Ratu

Kakak semua maaf masih slow update. Saya usahakan untuk selalu update setiap hari.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
aldin ...aldin masih aja cemburuan 🤣🤣🤣🤭
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 36. Kesempatan Kedua

    “Al ….” Sisil mendorong pelan tangan sang suami yang ingin menyuapi es krim ke dalam mulutnya. “Jangan buat aku semakin membencimu,” ucap Sisil pelan seperti orang yang sedang berbisik. Ia tidak mau kalau Bara dan Gara yang duduk di hadapannya mendengar pembicaraan dia dan Aldin.“Aku hanya ingin menyuapimu, itu aja,” balas Aldin tidak kalah pelan dengan Sisil. Tangannya yang memegang satu sendok es krim rasa coklat masih berada di depan mulut Sisil yang membuat gadis mungil itu terpaksa membuka mulut, dan melahap es krim dari sendok suaminya. "Terima kasih udah memberi aku kesempatan kedua."“Om, aku juga mau dong, disuapin kayak Tante cantik,” pinta Bara sembari mencondongkan badannya ke depan meja dan membuka mulutnya lebar-lebar.Aldin terpaksa menyuapi keponakannya itu sampai es krim di tangannya habis. “Yah, punya Om habis.” Aldin sengaja menyuapi B

    Last Updated : 2021-05-20
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 37. Tambah Tiga Istri

    “Al, alergi debu? Kok aku nggak tahu,” tanya Sisil pada sahabatnya. Ia sama sekali tidak mengetahui kalau sang suami alergi dengan debu.“Bukan alergi yang parah. Dia cuma bersin-bersin tanpa henti kalau menghirup udara yang berdebu, yang tahu juga hanya keluarga aja. Dia nggak mau orang lain tahu, takutnya nanti orang berpikir kalau dia anak yang manja, nggak mau kena debu sedikit pun.”“Tapi, tadi dia nggak ada bersin-bersin,” sahut Sisil sembari mengingat kejadian tadi pagi.“Mungkin dia memakai masker saat bersih-bersih rumah,” jawab Andin sebelum mendekati kedua jagoannya. “Kesayangan Mommy abis dari mana.” Andin berjongkok lalu memeluk kedua jagoan kembarnya.Andin menggandeng tangan kedua anaknya masuk ke dalam rumah. “Kita makan siang dulu ya, nanti boleh main lagi.”Sisil dan sahabatnya berserta dua

    Last Updated : 2021-05-21
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 38. Kembali Perhatian

    Aldin terkejut mendengar reaksi keponakannya. Ternyata kedua keponakannya begitu menyayangi Sisil. Padahal tadi ia sedang bercanda dengan Haidar.“Ya ampun, Sayang, Om cuma bercanda,” sahut Aldin sembari mengacak-acak rambut Gara. “Om nggak mungkin nambah istri lagi. Istri satu aja kewalahan ngadepinnya kalau lagi marah,” imbuhnya dengan pelan sembari melirik sang istri yang duduk di sampingnya.“Sisil merasa lega mendengar ucapan suaminya. Walau sebenarnya ia yakin kalau sang suami hanya bercanda, tapi tetap aja dia merasa cemas kalau laki-laki yang ia cintai itu tidak mengatakannya secara langsung.“Kalau Om bawa Tante yang lain, aku bakal marah sama Om, nggak mau berteman lagi,” ancam Gara kepada om gantengnya.“Iya, bener. Aku juga nggak mau main lagi sama Om ganteng. Kita nggak berteman.” Kini Bara yang menimpali.&

    Last Updated : 2021-05-21
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 39. Ragu Dengan Sang Suami

    “Nggak usah gombal! Aku kebal dengan gombalan,” ujar Sisil setelah menaruh botol air mineral itu di atas nampan. “Tukang gombal digombalin,” gumam Sisil dengan pelan, tapi masih bisa didengar oleh sang suami.Aldin tersenyum bahagia melihat perubahan sikap istrinya. Walau masih berbicara sedikit kasar, tapi setidaknya ia mau menanggapi ucapannya, tidak mendiamkannya seperti sebelummnya.“Aku masuk dulu,” pamit Sisil pada suaminya. Ia mencoba menyingkirkan egonya, berusaha bersikap baik kepada sang suami. Berharap laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya itu kembali seperti dulu. Seperti sebelum mereka berselisih paham. Walaupun ia tidak yakin kalau suaminya sudah benar-benar berubah.Aldin mengangguk sembari menyuguhkan senyum termanisnya kepada wanita mungil yang mengisi semua ruang di hatinya. “Terima kasih, My lovely.”Sisil hanya tersenyum menangga

    Last Updated : 2021-05-22
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 40. Gajah Bengkak

    “Bunda, Aldin maksa mau ikut. Padahal aku bilangnya ke dia mau ke pasar,” ucap Sisil dengan pelan seperti sedang berbisik pada mertuanya setelah ia masuk kedalam rumah dan menghampiri sang mertua yang sedang berkumpul di ruang keluarga.Bunda Anin ingin mengajak menantunya ke salon untuk memanjakan diri supaya menantunya itu sedikit melupakan permasalahan rumah tangganya. Ia berharap pernikahan anaknya bisa diselamatkan.Sang bunda melirik kepada putranya. “Kamu mau ikut?” Ia menatap anaknya dari ujung kaki hingga ujung kepala. “Penampilanmu kayak gini, malu-maluin Bunda aja.” Sang bunda menarik-narik ujung kaus anaknya yang terlihat sangat kusut.Aldin memperhatikan penampilannya sendiri. Ia merapikan kausnya yang terlihat sangat kusut karena tadi ditaruh sembarangan di atas meja. “Walaupun bajuku kusut, tapi aku ‘kan tetap ganteng,” gumamnya yang membuat semua orang

    Last Updated : 2021-05-22
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 41. Demi Cinta Istri

    Perubahan sikap Aldin tidak dipercaya begitu saja oleh Sisil, bahkan sang bunda pun tidak mempercayai anaknya itu. Bagaimana bisa dia berubah dalam waktu sehari tanpa ada alasan yang membuat semua orang percaya kalau dia sudah menyadari kekeliruannya.“Kita mau langsung ke pasar, Bun?” tanya Aldin saat mereka sudah berada di dalam mobil dan Aldin siap mengantar kedua wanitanya.“Bunda sama Sisil mau ke salon,” jawab Bunda Anin sembari menahan senyum. Dari dulu anak laki-lakinya itu tidak pernah mau mengantarnya ke salon. Ia takut ditertawakan oleh temannya jika mengantar sang bunda ke tempat perawatan kecantikan itu.“Ke salon?” Aldin menoleh ke belakang di mana ada dua wanita cantik yang dia sayangi. “Tadi kata Sisil mau ke pasar,” lanjutnya sembari melirik istrinya.“Nggak jadi,” jawab Bunda Anin. “Besok pagi aja ke pasarnya. Kalau p

    Last Updated : 2021-05-23
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 42. Menunggu

    Kedua wanita cantik itu keluar dari mobil bersama-sama. Menantu dan mertua yang sama-sama cantik. Wanita berharga dalam hidup Aldin.Aldin mengekori istri dan bundanya yang berjalan lebih dulu. Ia berjalan sembari melihat ke kiri dan ke kanan khawatir ada orang yang mengenalinya."Al, kamu tunggu di mobil aja!" titah sang bunda kepada putranya. Ia tahu kalau Aldin sebenarnya merasa malu mengantar ke tempat perawatan kecantikan. 'Apa kamu benar-benar udah berubah, Nak, hingga kamu mengesampingkan rasa malu kamu?' Bunda Anin bertanya-tanya dalam hatinya."Nggak apa-apa, Bun, aku ikut ke dalam aja. Lagian aku juga lagi nggak ada kerjaan," sahut Aldin sembari tersenyum.Laki-laki dengan tubuh tegap, rahang tegas, alis tebal dan tatapan yang dingin, berjalan mengekori kedua bidadarinya masuk ke tempat perawatan kecantikan.Aldin menunggu istri dan bundanya di ruang tunggu salon kecantikan itu. Satu jam sudah ia berada di sana, tapi istri dan bundanya be

    Last Updated : 2021-05-26
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 43. Aldinku Yang Dulu

    Sisil membelalakkan mata mendengar perkataan Aldin. Ia yakin pasti suaminya merasa malu bertemu dengan pegawainya di tempat perawatan kecantikan. Wanita mungil itu semakin merasa bersalah terhadap laki-laki yang baru beberapa hari menjadi istrinya. Sudah membuatnya menunggu hingga berjam-jam lamanya ditambah dengan pertemuannya dengan pegawai perusahaan yang dia pimpin.“Al, maafin Bunda ya, Nak. Kamu pasti bete ya nungguin kita perawatan apalagi tadi ketemu dengan pegawai kamu, apa itu nggak akan merusak citramu, Sayang?” tanya sang bunda pada putra kesayangannya.Bunda Anin hanya ingin menguji anaknya, apa putra kesayangannya itu sudah berubah atau belum, ia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran kepada Aldin. Namun, setelah melihat sang anak melakukannya dengan tulus, ia jadi merasa bersalah.“Nggak apa-apa, Bun,” balas Aldin sembari tersenyum, walaupun sang bunda bisa melihat atau nggak seny

    Last Updated : 2021-05-27

Latest chapter

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEO   THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status