Home / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Bab 43. Aldinku Yang Dulu

Share

Bab 43. Aldinku Yang Dulu

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2021-05-27 14:51:43

Sisil membelalakkan mata mendengar perkataan Aldin. Ia yakin pasti suaminya merasa malu bertemu dengan pegawainya di tempat perawatan kecantikan. Wanita mungil itu semakin merasa bersalah terhadap laki-laki yang baru beberapa hari menjadi istrinya. Sudah membuatnya menunggu hingga berjam-jam lamanya ditambah dengan pertemuannya dengan pegawai perusahaan yang dia pimpin.

“Al, maafin Bunda ya, Nak. Kamu pasti bete ya nungguin kita perawatan apalagi tadi ketemu dengan pegawai kamu, apa itu nggak akan merusak citramu, Sayang?” tanya sang bunda pada putra kesayangannya.

Bunda Anin hanya ingin menguji anaknya, apa putra kesayangannya itu sudah berubah atau belum, ia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran kepada Aldin. Namun, setelah melihat sang anak melakukannya dengan tulus, ia jadi merasa bersalah.

“Nggak apa-apa, Bun,” balas Aldin sembari tersenyum, walaupun sang bunda bisa melihat atau nggak seny

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 44. Susu Untuk Suamiku

    Seseorang yang berdiri dibalik pintu adalah Nyonya rumah itu sendiri. Sisilia Sandra yang sudah dua minggu menjadi menantu keluarga Pradipta.“Ternyata dia sangat tersiksa, tapi kenapa dia nggak bilang aja? Apa dia berpura-pura baik hanya untuk tujuan tertentu? Atau dia benar-benar ingin memulai kembali hubungan ini?” Sisil bertanya-tanya dalam hatinya. “Ya Tuhan, kenapa aku selalu berburuk sangka pada suamiku sendiri?’ batin Sisil sembari memandang sang suami yang sedang dipijat oleh pelayan setianya.“Pak, nanti jangan bilang kalau aku habis diurut ya,” pinta Aldin kepada Pak Karsa yang sedang memijat kakinya. “Nyonya muda sering sakit kalau kelelahan dan banyak pikiran.”“Siap, Tuan Muda,” jawab Pak Karsa dengan sopan.Sisil merasa terharu mendengar ucapan suaminya. ‘Dia benar-benar Aldinku. Laki-laki yang aku cintai telah kembali,&

    Last Updated : 2021-05-28
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 45. Menutup Luka Hati

    “Ngapain ke kamar?” Sisil menepis tangan Aldin. Walaupun sudah memaafkan suaminya, tapi ia belum siap untuk melakukan hubungan suami istri. Entah apa yang masih mengganjal pikirannya, Sisil masihi ragu melakukan itu semua. ‘Ya Tuhan aku tahu menolak suamiku itu dosa, tapi aku nggak bisa melakukannya dengan paksaan,’ gumam Sisil dalam hati.Aldin sadar, mungkin sang istri belum sepenuhnya memaafkan segala kesalahan yang pernah ia lakukan, tapi laki-laki tampan dengan brewok tipis di pipi bagian bawahnya akan berusaha memaklumi perlakuan istrinya karena semua itu akibat ulahnya sendiri.Hal terpenting baginya adalah wanita mungil itu tidak lagi menginginkan perpisahan. Selanjutnya ia akan fokus untuk mengobati luka di hati sang istri.“Aku mau mandi, Sayang. Masa aku harus mandi di kolam renang.” Aldin kembali menggenggam kedua tangan istrinya.Laki-laki yang mempunyai senyuman yang menawan itu menatap lekat m

    Last Updated : 2021-05-29
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 46. Jangan Berhenti

    Aldin mengangkat istri mungilnya seperti sedang mengangkat karung beras. Laki-laki dengan wajah rupawan itu terus saja berjalan walau sang istri terus meronta di atas bahunya.“Al, turunin aku!” Sisil memukuli punggung suaminya supaya laki-laki itu menurunkannya.“Lebih keras lagi, Sayang!” ucap Aldin sembari tertawa geli.“Al, kepalaku pusing.” Sisil terpaksa berbohong supaya Aldin menurunkannya.Mendengar keluhan Sisil, Aldin menurunkan istrinya, tapi bukan menurunkannya ke lantai melainkan hanya berpindah posisi. Kini Sisil berhadapan dengan sang suami, ia melingkarkan kakinya di pinggang laki-laki dengan tubuh yang berotot itu supaya tidak terjatuh.Aldin tiba-tiba mengecup bibir istrinya sembari berjalan menuju kamar, ia tidak peduli walaupun pelayan di rumahnya melihat adegan mesra itu.“Al!” Sisil m

    Last Updated : 2021-05-30
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 47. Buka Segel ( khusus 21+)

    Kini tubuh polos Sisil berada dalam kungkungan suaminya. Aldin kembali melumat bibir istrinya dengan rakus, lalu menyusuri leher jenjang sang istri dan meninggalkan jejak kepemilikan di leher Sisil yang putih mulus itu.Laki-laki yang mempunyai senyuman menawan itu sengaja memberikan stempel kepemilikan di tempat yang terlihat supaya atasan sang istri yang merupakan sepupunya sendiri melihat tanda itu. ‘Dia milik gue, Lang. Selamanya akan menjadi milik Aldin Putra Pradipta,’ batin Aldin yang masih saja memikirkan hal itu di malam pertama, tepatnya siang pertama karena mereka melakukannya sebelum malam.Sementara Sisil memejamkan mata menikmati sentuhan bibir sang suami yang sibuk menciumi tubuhnya. Ia menggigit bibir bawah ketika Aldin menyesapi puncak bukit miliknya.“Aaa ….” Sisil menggelinjangkan tubuhnya saat Aldin membenamkan wajah di antara kedua pahanya. Aldin menyesapi daerah terlar

    Last Updated : 2021-06-01
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 48. Kurang Ajar

    “Aku mandi duluan ya.” Sisil turun dari tempat tidur, tapi baru satu langkah ia melangkahkan kakinya sudah terjatuh karena tidak bisa menopang tubuh kecilnya. “Astaga! Kenapa kakiku lemas banget.”“Sil!” Aldin segera turun dan menghampiri istrinya. Ia duduk bersimpuh di depan wanita cantik yang sedang meringis menahan sakit di daerah terlarangnya. “Kamu kenapa?”“Kakiku lemas banget,” ucapnya. “Aku mau ke kamar mandi.”Sisil merasa heran kenapa tiba-tiba kakinya tidak mempunyai tenaga sama sekali, padahal tubuhnya merasa baik-baik saja, tidak ada keluhan apa pun.“Biar aku gendong.” Aldin bangun, lalu menggendong istrinya masuk ke dalam kamar mandi dan menaruhnya di bathup. Ketika Aldin hendak membantu membersihkan tubuh mungil itu, Sisil menepisnya. “Aku bisa sendiri, Al. Kamu mandi

    Last Updated : 2021-06-03
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 49. Drakula Penghisap Darah

    “Aargh …!” Bara dan Gara langsung turun dari tempat tidur, berlari keluar kamar sambil berteriak. Ada Drakula Penghisap darah!”Kedua anak kembar itu lari ketakutan saat mendengar sang tante digigit drakula. Mereka pikir di rumah tantenya benar-benar ada drakula.“Nenek, ayo kita pulang!” Bara dan Gara menarik tangan sang nenek yang sedang duduk di ruang tamu. “Di sini ada drakula,” ucap Bara pada neneknya.“Drakula?” Alis Bunda Anin bertaut, merasa bingung dengan ucapan kedua cucunya. “Maksud kalian apa? Nenek nggak ngerti,” ucapnya. Lalu menyuruh Bara dan Gara untuk duduk di sampingnya.“Ada apa, Nyonya? Kenapa Tuan kecil berteriak?” tanya Bi Neni, pelayan di rumah Aldin dan Sisil.“Sepertinya mereka habis nonton film horor! Tolong ambilkan air, Bi!” Bunda Anin mengira kedua cucunya

    Last Updated : 2021-06-03
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 50. Stempel Kepemilikan

    Bunda Anin duduk di tepian tempat tidur, di samping menantunya."Sayang, apa kedatangan Bunda mengganggu kalian?" tanya Bunda Anin sembari tersenyum.Wanita paruh baya itu merasa bahagia melihat anak dan menantunya kembali rukun. Ia berharap tidak ada lagi kesalahpahaman di antara mereka berdua."Nggak kok, Bun. Aku senang bunda ke sini," balas Sisil dengan cepat.Wanita mungil yang baru saja melepas keperawanannya itu tidak merasa terganggu dengan kedatangan mertuanya, tapi ia hanya merasa malu."Bunda harap kalian bahagia selamanya." Bunda Anin mencium kening menantunya dengan penuh cinta. "Bunda keluar dulu ya," ucapnya sembari membelai lembut pipi sang menantu."Iya, Bun." Sisil tersenyum sebelum sang bunda keluar dari kamarnya. Setelah mertuanya keluar dari kamar, Sisil turun dari tempat tidur, ia berjalan sangat hati-hati karena daerah terlarangnya masih terasa perih."Kenapa serasa ada yang mengg

    Last Updated : 2021-06-04
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 51. Nambah Juga Boleh

    "Emang dasar Beruang mesum!" Sisil mendorong wajah suaminya supaya menjauh dari wajahnya. "Dulu aku pikir kamu sama Andin bagai langit dan bumi, Andin begitu pecicilan dan gesrek parah, kamu begitu kalem dan tertutup, tapi ternyata ... aku tertipu," cibir Sisil pada sang suami."Aku kalem kalau dekat orang lain, tapi kalau dekat sama kamu, entah kenapa aku nggak bisa menutup diri," ujar Aldin sembari tertawa pelan. Lalu menurunkan sang istri di tempat tidur."Aku sungguh tertipu," balas Sisil sembari mendelikkan matanya pada sang suami.Aldin malah tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat yang diucapkan istrinya. "Tapi, cintaku no tipu-tipu, Sayang.""Tapi, cemburunya benar-benar nyata." Sisil mencibir laki-laki yang masih menertawakannya.Aldin adalah laki-laki yang tidak bisa menahan rasa cemburunya. Persis seperti Andin dan kedua orang tuanya."Itu tandany

    Last Updated : 2021-06-04

Latest chapter

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEO   THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status