Share

Bab 176. Bodoh

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-03 22:56:21

Sisil berjalan mendekati suaminya. Ia menyilangkan tangan di atas perut buncitnya. “Sepertinya kamu sangat senang aku pergi? Apa kamu mau aku menghilang lagi dari kehidupanmu?”

“Honey, kamu sedang bicara dengan siapa?” Aldin berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang diucapkan istrinya. Laki-laki itu celingukan seperti sedang mencari seseorang.

“Jangan pura-pura bodoh! Kamu sudah bodoh karena selalu diperdaya perempuan laknat itu. Tapi, kamu nggak bisa membodohiku.”

Sisil sangat kesal mendengar ucapan Alidin. Saat ini ia begitu sensitif dengan apa yang diucapkan suaminya. Walaupun ia sadar ucapannya juga terlalu kasar yang akan menyinggung hati sang suami.

“Honey, tadi aku berbicara seperti itu kepada Rudi,” elak Aldin sembari melingkarkan tangannya pada pinggang sang istri yang semakin melebar.

“Aku nggak bodoh sepertimu!” Sisil melepas tangan Aldin yang melingkar di pinggangnya. Lalu, wanita itu keluar dari ruangan sang suami setelah mengam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
riasani
apa aq ada melewatkan satu bab?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 177. Benci Jadi Cinta

    “Memangnya gue punya salah apa sama lo?” tanya Sisil dengan ketus kepada asisten suaminya sembari mendelikkan matanya pada laki-laki yang duduk di kursi kemudi.“Sudahlah, lupakan! Ratu mah nggak pernah salah,” sahut Rudi sembari mencebikkan bibirnya. Ia tidak mau berdebat dengan Sisil yang sudah pasti akan kalah telak melawan Ibu hamil itu.“Memangnya gue nyebelin ya? Aldin aja nggak mau deket-deket sama istrinya sendiri?” tanya Sisil dengan suara yang terdengar memelas. “Perasaan, gue biasa aja.”‘Perasaan lo doang,’ batin Rudi. Sang asisten pun pura-pura tersenyum kepada wanita hamil itu. Padahal ia ingin sekali membungkam mulutnya dengan sambal. “Kamu itu menyenangkan, selalu membuat orang tersenyum. Mungkin Aldin bicara kayak gitu sama gue, bukan sama lo.”Demi kebaikannya, laki-laki itu berbohong, ia nggak mau bermasalah dengan wanita yang sangat menyebalkan semenjak hamil

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 178. Mencari Rumah Amy

    "Sakit, Sil." Rudi mengusap-usap lengannya sembari menggerutu. "Udah ayo jalan lagi!" Sisil tidak memedulikan ocehan sahabat suaminya yang juga teman sekolahnya waktu berseragam putih abu. "Jalan ke mana? Kita udah sampai, Sil!" sahut Rudi dengan ketus. "Ibu hamil tenaganya kuat banget. Apa itu juga bawaan orok?" gumamnya sembari mendelikkan mata pada Sisil. Rudi segera keluar dari dalam mobil, begitu pun dengan Sisil. Wanita hamil itu mengedarkan pandangannya. "Di mana rumahnya? Kenapa kita parkir di kebon?" Sisil beringsut mendekati Rudi, ia melingkarkan tangannya di lengan sang asisten suaminya. "Tadi dipukuli, sekarang dipeluk-peluk, takut lo ya!" tukas Rudi pada istri bos-nya. "Lagian kenapa lo parkir di sini sih?" Sisil tidak berani jalan lebih dulu karena melihat pepohonan besar yang ada di sekitarnya. "Nggak ada tempat parkir lagi," jawabnya. "Lagian itu juga ada rumah, Sil. Kenapa sih lo takut banget?" "Sepi ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 179. Toko Emas Berjalan

    Rudi memeluk tubuh Sisil hingga tubuh kecil yang membuncit itu tertutup tubuh tegapnya untuk menghalangi dari panci yang melayang. Dan akhirnya benda logam itu melayang mengenai kepala Rudi. "Aww ...!" "Kenapa, Rud?" tanya wanita yang ada dalam dekapan Rudi. "Kita menjauh dulu!" Rudi mengajak Sisil untuk melangkahkan kakinya tanpa melepas pelukannya. Ia khawatir kalau istri bos-nya itu terkena lemparan barang dari dalam rumah Amy. Walaupun Sisil selalu mengejeknya, tapi sebenarnya Rudi menyayangi sahabat-sahabatnya. Hanya saja sejak hamil teman sekolahnya itu menjadi wanita yang sangat julid pada status jomlonya. Setelah menjauh dari rumah Amy, Rudi melepas pelukannya. "Di sini aman kayaknya," kata Rudi sembari meraba kepalanya. "Kepala lo nggak kenapa-kenapa?" tanya Sisil yang terlihat sangat khawatir dengan keadaan laki-laki yang melindunginya dari panci terbang. "Coba gue lihat!" Rudi membalikkan ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 180. Gue Udah Pasrah

    Setelah mendengar ancaman, dan melihat raut wajah Rudi yang serius, wanita paruh baya itu meminta maaf pada Sisil.Sisil hanya tersenyum menanggapi permintaan maaf dari wanita itu karena ia tahu kalau ibu-ibu itu tidak tulus meminta maaf padanya."Sudahlah, Rud, ayo kita ke rumah sakit! Satu jam lagi waktunya untuk menjenguk calon istrimu."Sisil terkekeh sembari mengayunkan langkahnya lebih dulu, meninggalkan sang asisten yang masih berdiri memandang barang-barang Amy yang berserakan.Sampai beberapa menit Sisil sudah ada di dalam mobil, tapi sang asisten belum muncul juga."Rudi lagi ngapain sih?" gerutu Sisil di dalam mobil. Ia sudah kesal menunggu asisten sang suami.Ketika ia hendak membuka pintu mobil. Rudi masuk sembari membawa barang-barang penting milik Amy dalam box karton."Apa itu?" Sisil mencondongkan kepalanya untuk melihat isi box itu."Ini dokumen penting milik Amy, gue nggak bisa percaya kepada oran

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 181. Mengendalikan Rasa

    "Kalian dari mana saja? Kenapa lama sekali? Saya sudah menunggu kalian sejak tadi." Aldin langsung mencecar dengan beberapa pertanyaan saat Rudi, dan Sisil datang.Laki-laki itu sangat kesal walau hanya menunggu beberapa menit saja. Bukan kesal karena menunggu lama di rumah sakit, melainkan kesal karena sang istri pergi terlalu lama dengan laki-laki lain.Walaupun laki-laki itu adalah sahabatnya sendiri, tapi tetap saja ia merasa cemburu dengannya.Namun, CEO tampan itu tidak memperlihatkan kecemburuannya yang akan membuat masalah baru dengan istrinya.Kali ini ia sudah bisa mengendalikan rasa cemburunya yang berlebih. Aldin percaya kalau istrinya tidak mungkin mengkhianati."Hubby, tenang dulu! Tadi ada masalah di sana. Yang punya rumah membuang semua barang-barang Amy karena sudah menunggak uang sewa rumah itu selama tiga bulan." Sisil menjelaskan dengan pelan supaya sang suami mengerti."Betul, Bos," sahut Rudi, "Saya harus membereskan ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 182. Restu Calon Mertua

    “Istri?” Maksudnya, Nak Rudi sudah mempunyai istri? Atau sudah menikahi anak saya?” tanya Bu Rahmi kepada dua laki-laki yang berdiri di samping tempat tidurnyaWanita yang masih terbaring di ranjang rumah sakit itu menatap Aldin, dan Rudi secara bergantian. Ia khawatir kalau Amy menjadi wanita simpanan Rudi untuk mendapatkan uang yang lebih banyak untuk biaya pengobatannya.“Bukan, Bu. Mana mungkin saya menikahi Amy tanpa restu orang tua. Kemarin waktu Dokter bertanya tentang keluarga Amy, saya bilang kalau saya ini suaminya supaya gampang mengurus administrasi.”Rudi tersenyum sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sejujurnya ia malu mengatakan itu semua. Mengaku-ngaku sebagai suami gadis yang awalnya dibenci Rudi..Asisten CEO itu buru-buru menjelaskan semuanya kepada wanita tua yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Ia tidak mau kalau beliau salah paham.“Ibu kira kalian menikah tanpa meminta rest

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 183. Nyonya Rudi

    "Sejak hari ini Bos karena istrimu mau membantuku," jawab Rudi sembari menggaruk kepalanya. 'Apa dia juga cemburu, aku berbicara seperti itu kepada istrinya?'Laki-laki itu masih berdiri di depan pintu ruang perawatan Bu Rahmi untuk menunggu Bos, dan istrinya.Sejujurnya ia khawatir kalau Amy tidak mau menerima maafnya. Tapi, Rudi akan terus berusaha untuk meluluhkan hati wanita itu.Rudi menarik napas panjang, ia sudah merasa kesal dengan bos-nya yang terlihat sengaja mengulur-ulur waktu. "Sudahlah, aku pergi sendiri aja."Akhirnya laki-laki itu melangkah keluar dari ruang perawatan Bu Rahmi menuju kamar rawat Amy yang berada di sebelahnya.Rudi mengetuk pintu sebentar, lalu masuk ke dalam ruangan itu walau belum ada sahutan dari dalam.Melihat laki-laki tampan masuk ke dalam ruangan itu sendiri membuat suster berpikir kalau orang yang datang adalah suami dari pasiennya. "Saya permisi sebentar, Nyonya, nanti saya ke sini lagi.""Saya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 184. Penolakan Amy

    "Tapi, saya punya satu permintaan." Rudi menatap dengan serius wajah Amy yang masih terlihat pucat."Permintaan?" tanya Amy dengan pelan sembari menatap Rudi. "Maafkan saya, Tuan. Jika anda meminta ganti rugi atas biaya pengobatan ini, saya minta waktu untuk menyicilnya."Melihat ruang perawatannya yang begitu mewah, ia yakin kalau itu menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Membayar kamar inap ibunya saja ia harus bekerja siang malam.Apalagi dengan ruang perawatan VVIP yang terlihat seperti kamar hotel. Ia tidak akan sanggup untuk melunasinya walau harus bekerja dua puluh empat jam sehari.'Bagaimana aku membayarnya? Walau dengan menjadi budaknya seumur hidupku, aku yakin tidak akan bisa menutup utang-utangku.'Wanita itu berpikir keras bagaimana caranya untuk membayar semua biaya pengobatan yang dikeluarkan untuknya, dan sang ibu."Cicil lah dengan cinta," sahut Sisil sembari terkikik geli.Amy tampak bingung dengan ucapan ist

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12

Bab terbaru

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEO   THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status