Di sebuah area yang begitu gelap, tampak dua orang pemuda tengah menatap dengan ragu satu sama lain. Kelompok dua orang itu adalah pemuda yang membawa masuk beberapa telur berbulu putih bersama mereka pada waktu sebelumnya. Kelompok orang itu tengah asik membayangkan kemajuan kekuatan mereka setelah hari-hari melelahkan ini, namun kelompok itu kini hanya bisa menghentikan lamunan mereka dan mulai bertanya-tanya. Ada sebuah suara nyaring yang terdengar di telinga dua orang itu yang kemungkinan berasal dari kejauhan. Jelas hal ini begitu mengganggu kenikmatan dalam fantasi mereka. “Apakah kau juga mendengar sesuatu?” “Ya aku yakin mendengar suara logam yang renyah.” jawab sosok itu dengan setuju. Dengan ini dua orang itu menatap dengan tampilan begitu serius untuk waktu yang lama. Tampak mengerti satu sama lain, kelompok dua orang itu bergerak dengan perlahan menuju ke sumber suara. Mereka begitu waspada saat mencoba untuk mendekati area itu. Jelas mereka selalu saja dibayangi
Di sebuah gua berongga yang ada di dalam alam kecil, seorang pemuda tegap tengah mendongak ke atas dengan tampilan yang begitu kesusahan. Sosok pemuda itu seolah mengintip sesuatu yang ada di atasnya dengan begitu penasaran. “Arghhhh sial, aku sudah lelah berkeliling!” keluh Surya saat berhenti untuk mendongak. Pemuda yang lemas itu tidak lain adalah Surya, dia baru saja selesai untuk mengelilingi area gua gelap yang berongga itu. Pemuda itu pada awalnya begitu yakin bahwa dia bisa menemukan jalan keluar dari tempat ini, namun setelah beberapa saat berjalan menyusuri, Surya sama sekali tak bisa menemukan bahkan setitik cahaya. Dengan ini Surya hanya bisa berpikir untuk kembali melalui tempat dia terjatuh pertama kali. Meskipun Surya pada awalnya tak berharap banyak karena dia merasakan bahwa dia telah terjatuh cukup jauh, Surya sama sekali tak menyangka bahwa jarak anata dua dan juga lubang tempatnya terjatuh begitu jauh. Bahkan Surya sama sekali tidak bisa melihat lubang itu da
“Aaaaa...” Suara membuka mulut terdengar saat Surya mulai menggerakan daging buaya mentah yang ada di tangannya untuk masuk ke dalam mulutnya. Pemuda itu begitu takut saat mengarahkan daging mentah itu ke dalam mulutnya, dia bahkan menutup mata dengan cara yang bergetar saat melakukan kegiatan itu. Surya jelas sangat tidak sudi untuk makan hal itu, namun saat dia berpikir bahwa perutnya telah begitu ganas meminta makan, Surya hanya bisa menyetujuinya. Pemuda itu bahkan sekarang menjadi rindu saat dia berubah menjadi harimau dan tak memakan apa-apa selain minum air karena tak ingin makan daging mentah. Meskipun ingin, Surya sama sekali tidak bisa. jelas bahwa energinya sudah benar-benar habis, bagaimana bisa Surya pulih dengan cepat jika dia hanya mengandalkan tubuhnya untuk memulihkan energinya dengan sendirinya. Jelas itu akan membutuhkan waktu yang lama! Surya sudah jelas-jelas muak berada di tempat yang mengerikan ini. Dengan ini Surya pasrah terhadap dirinya sendiri saat b
Di sebuah gua yang gelap, tampak seorang pemuda tengah menunduk dengan girang saat memperhatikan sebuah benda kubus di tanganya. “Ahahahah kau yakin benda ini akan berhasil!” Surya menebak dengan begitu semangat. Dengan ini pemuda tegap yang tampil buruk beberapa lalu mulai berjalan dengan ringan menuju ke satu arah. Pemuda itu kini tak lagi tertekan seperti sebelumnya, dia bisa bernafas begitu lega seolah tak ada hal buruk yang akan menimpanya. Setelah beberapa saat berjalan, Surya pun akhirnya sampai di tengah-tengah dari area yang telah lama ditempatinya. Area itu masih sama saja seperti area lain yang ada di gua di sekitarnya. namun meskipun begitu, hanya ada sedikit rongga yang berdekatan sehingga surya lebih leluasa di dalamnya. Setelah Surya sampai di tempat itu, pemuda itu dengan semangat meletakan benda kubus yang telah lama dibawanya dengan tampilan yang begitu berbinar. Pemuda itu meletakan benda kubus itu dengan penuh perhitungan seolah tengah meletakan anaknya dan b
“Huft begitu bosannya...” keluh seorang pemuda berambut coklat saat menggendong sebuah benda yang memiliki ukuran dua kali kepala orang dewasa menggunakan kedua tangannya. “Hey cepatlah jangan bermalas-malasan, kita akan segera tambah kuat beberapa waktu lagi.” Sela sosok berambut hijau yang juga membawa benda sama menceramahi sosok yang ada di dekatnya. “Ahhh untuk apa kita begitu bersemangat menaruh mayat-mayat ini. kita akan bisa menyelesaikan ini kapan saja, bukankah pekerjaan kita ini begitu sederhana, tak usah terburu-buru dan membuatnya rumit." sosok berambut coklat tampak kesal saat berkata dengan malas. Mendengar hal ini, sosok berambut hijau hanya bisa mengeluh dengan tak berharap. “Karena hal itu lah kita harus semangat, apakah kau ingin terus menjadi seperti ini sementara yang lain bisa naik jabatan?” Sosok rambut coklat yang mendengarkan hal ini masih saja menjawab dengan malas. “Ahhh apanya yang naik jabatan, sudah bisa makan, minum, berjudi dan bermain dengan perem
Di sebuah area gelap yang berongga, tampak dua orang tengah berbicara satu sama lain dengan canggung. “Siapa yang akan mempercayaimu? Bukankah kau sendiri tahu bahwa ada begitu banyak orang di tempat ini?” “A-ah aku yakin bahwa telah merasakan sesuatu tepat di sana.” Sosok yang lain itu terus mengarahkan jarinya ke satu arah. Sosok yang berkata pertama kali hanya bisa menggelengkan kepalanya tak berharap. “Kau sungguh sudah tak tertolong, apakah kau ingin aku bilang pada orang di atas bahwa kau bermalas malasan?” Mendengar hal ini, sosok yang menunjuk itu menjadi gugup. “Aa—ahhh t-tapi.” “Tidak ada tapi-tapi, cepat lanjutkan tugasmu!” sosok itu berkata marah ke arah pemuda yang menunjuk itu. Melihat respon pihak lain yang begitu keras, sosok pemuda yang menunjuk itu hanya bisa pasrah saat berjalan dengan malas menuju ke satu arah. Sementar sosok pemuda yang menunjuk itu telah pergi, sosok yang memerintahkannya untuk pergi mulai melihat ke arah yang telah pemuda itu tunjuk seb
Di sebuah area yang tenang, seorang pemuda tegap tengah duduk dengan penasaran menatap ke arah beberapa hal yang ada di telapak tangannya. Pemuda itu tidak lain adalah Surya yang baru saja berdamai dengan dirinya sendiri saat tak mampu mencari cara yang tepat untuk keluar dari masalahnya. Karena begitu tidak tahu apa yang harus dia lakukan, pemuda itu kemudian kembali menggunakan kubus yang telah diwariskan oleh bunglon kepadanya untuk membuat sebuah tempat yang aman. Setelah itu, pemuda tegap yang masih sedikit kesal itu mulai merencanakan untuk melihat semua barangan jarahannya. Surya yang masih saja menatap sejumlah cincin yang ada di telapak tangannya tampak bingung. “Ahhh hal mana dulu yang aku lihat?” tanya Surya masih saja berkonflik. Jelas bahwa pemuda itu tidak benar-benar ingin melihat ke dalam sekumpulan cincin itu sekarang. Namun karena tak ada lagi yang bisa dia lakukan, Surya pun mulai mengambil salah satu cincin yang ada di tangannya. Selain karena Surya ingin me
Sosok Surya tampil sedikit buruk saat melihat ke satu arah. Pemuda itu baru saja melakukan kegiatan menyenangkan saat dia menutup mata ketika memilih cincin yang akan dia lihat isinya. Namun Surya yang senang itu hanya bisa sedikit heran, ini semua karena hal yang didapati surya adalah kalung dengan batu biru di tengahnya. Meskipun tampilan dari kalung itu begitu glamor dan tampak mahal, Surya entah mengapa tampil begitu buruk sampai-sampai dia menghilangkan ekspresi bahagianya yang terpampang cerah di wajahnya pada saat sebelumnya. “Ahhh aku baru ingat bahwa benda ini berasal dari sosok itu.” Surya berkata dengan mengejek. Pemuda itu baru saja ingat bahwa kalung itu merupakan benda yang ditinggalkan oleh pemimpin dari dua orang yang surya telah lihat cincin penyimpanannya pada waktu sebelumnya. Surya sudah melihat isi dari kalung biru permata itu pada awalnya, Surya jelas kecewa dengan isi kalung itu, pemuda tegap itu berharap begitu banyak saat berpikir bahwa dia seharusnya men
“Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski
Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal
“Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua
“Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak
Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t
“Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t
Abar dan sosok lain yang ada di sebelahnya tampak mematung saat melihat sekelompok orang yang tengah berlari tidak jauh dari dirinya.Abar pada awalnya berpikir bahwa teriakan sebelumnya adalah kode atau semacam teriakan serangan khusus, namun setelah melihat sekelompok orang yang berlari menjauh dan tak berniat untuk menyerang, hanya membuat Abar menjadi terpana.“Apa situasinya?” Abar tanpa sadar bergumam sendiri.Sosok yang sedari tadi berada di sebelah Abar juga tampak bingung, dia juga ingin bertanya hal yang sama dengan apa yang baru saja di gumamkan Abar sebelumnya. Namun hal itu terhenti karena sebuah batu yang ada di tangannya mulai bergetar.Sosok yang memegang batu itu mulai melihat isi pesan dari batu itu dengan wajah yang aneh, seolah ada hal yang mengganggu pikirannya.Setelah beberapa saat melihat isi pesan dari batu komunikasi miliknya, sosok yang tampil dengan wajah aneh itu tiba-tiba saja merubah raut wajahnya.Sosok itu langsung saja berlari dengan gila-gilaan saat
Di sebuah area hutan yang lebat, sekelompok orang tengah berlari dengan gila-gilaan menuju ke satu arah. “Sial! Apa yang membuat orang itu sampai-sampai mengirim pesan darurat seperti ini?” tanya Kakhi saat berlari sambil melihat sebuah batu yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, kakhi jelas telah sepakat untuk membantu Abar berurusan dengan musuhnya, dengan ini Kakhi yang merupakan salah satu orang yang di percayai tuannya salah satu si bengis menyuruh beberapa orang untuk ikut dengan Abar. Dia berharap beberapa lusin orang itu bisa dengan mudah menjatuhkan lawannya. Namun selang beberapa saat yang singkat, sosok itu malah mendapat pesan di batu komunikasi dengan notifikasi cahaya. Biasanya batu hanya akan bergetar saat salah seorang mengirim pesan. Hal ini merupakan notifikasi umum. Dan ini sangat jelas bagi para anggota dari kelompok itu. Namun hal yang dilihatnya kali ini membuatnya sedikit panik, cahaya hanya akan keluar jika hal yang dikirimkan dalam batu komunikasi bena
Serangan yang kuat dan sejumlah orang melaju dengan cepat ke arah seorang pemuda. Kelompok orang itu begitu besemangat seolah telah di suntik oleh narkoba. Sementara itu, pemuda yang telah menjadi arah serangan itu terkejut sebentar sebelum akhirnya Kembali tenang dan tenang. Sosok Abar yang melihat ini dari kejauhan hanya bisa mencibir. “Cihhh, tidak ada gunanya berlagak keren sekarang!” Sosok Abar berkata penuh dengan kebencian pada awalnya, namun setelah beberapa saat, Surya yang awalnya mematung seolah ketakutan itu tiba-tiba saja bergerak. Dengan seuara tebasan pedang yang jelas tajam, sejumlah kepala munusia terbang kemudian jatuh dengan buruk ketanah. Setelah itu, sejumlah tubuh kaku yang jelas-jelas merupakan tubuh kelompok yang sebelumnya menyerang mulai jatuh dengan layu satu persatu. Abar yang melihat ini langsung saja menjadi negri. “Ahhh apakah dia sekuat ini? tidak mungkin! tidak mungkin” Pemuda itu dengan panik berterika. “Tidak-tidak kalian semua serang, janga