Niko berjalan menuju kamar Clara dan hendak membangunkannya, namun efek bius membuat Clara tidak bisa bangun walau Niko membangunkannya.Niko menggendong tubuh Clara dan berjalan ke pinggir kolam renang dan melemparkan Clara ke sana hingga Clara terkejut dan bangun saat dinginnya air membasahi tubuhnya.Burrrrrr ..."Aahhhh ... Tolong ... Aku tenggelam!" Clara berteriak saat dirinya hendak tenggelam.Niko segera masuk ke dalam kolam dan menghampiri Clara dan menolongnya. Niko menari tangan Clara ke pinggir kolam dan menggendongnya seperti sedang menggendong anak kecil.Pluupppp ..."Dasar sialan!" Clara yanv kesal melempar air ke wajah Niko.Niko tertawa melihat wajah kekanak-kanakan Clara saat ini yang sangat polos."Maafkan aku ya, Sayang. Aku kesulitan saat akan membangunkanmu, jadi aku harus melemparmu agar kamu segera bangun," ujar Niko sembari menahan tawa."Tidak, aku ...."Blurbbbbb ...Clara tidak dapat menyelesaikan ucapannya saat Niko kembali membawa Clara menyelam ke dala
Setelah Clara selesai membuka semua kadonya, tiba-tiba Yola terpikirkan untuk membahas mengenai perayaan ulang tahun Clara yang jatuh pada tanggal 20 Maret ini dan juga berencanakan melakukan resepsi pernikahan karena Clara sudah lulus sekolah."Hmm Mbak Yulia, kan tanggal 20 Maret ini Clara ulang tahun yang ke 20. Bagaimana kalau kita membuat acara perayaan ulang tahun Clara sekaligus resepsi pernikahan Niko dan Clara. Bagaimana?" Yola memberi ide yang semua orang tidak pikirkan.Clara sedikit terkejut mendengar ide mertuanya yang ingin mengekspos status pernikahannya dengan Niko.Tapi Clara bergantung pada keputusan orang tuanya saat ini."Saya rasa sih harusnya tidak masalah, Mbak. Clara juga sudah lulus sekolah dan ini terhitung wajar. Bagaimana, Ayah?" Yulia meminta pendapat Adnan sebagai suami."Saya juga setuju. Lebih cepat lebih baik biar anak-anak kita juga terhindar dari fitnah." Adnan dengan bijak memberikan pendapatnya."Papa gak ditanya, Ma?" Sela Abimanyu merajuk karena
Sesampainya di kota Jakarta dengan kepadatan penduduk dan juga polusi yang menumpuk.Tempat yang pertama kali mereka tuju saat ini adalah rumah Yola karena mereka akan membahas kelanjutan mengenai acara ulang tahun sekaligus resepsi pernikahan Clara dan Niko.Tapi sebelum itu, mereka semua harus beristirahat sejenak karena lelah duduk di dalam mobil dengan waktu yang cukup lama.Tidak ada hal aneh yang terjadi selain tingkah nakal Niko yang terus menganggu Clara di depan semua orang yang membuat Clara tidak bisa marah dengan Niko dan hanya mendengus kesal.Saat Clara membantu Yola menyiapkan cemilan di dapur, Niko dengan nakal terus mencolek leher dan pinggang Clara hingga Clara terkejut dan menahan geli.Melihat wajah polos Clara yang kesal namun tidak bisa marah, Niko menjadi lebih bersemangat untuk mengganggunya. Untung saja Yola memperhatikan tingkah Niko dan memarahinya."Niko, pergilah ke depan. Sana mengobrol dengan para pria lain," ujar Yola memelototi Niko."Terima kasih, Ma.
Niko berharap, setelah dirinya mengatakan ini pada Raja, Raja akan mengerti dan mulai menjaga jarak dari istrinya yang terkadang kekanak-kanakan dan labil.Suami mana yang tidak cemburu melihat interaksi istrinya kepada pria lain dengan sangat baik seperti itu? Apalagi Niko sangat tau jika Raja memiliki perasaan terhadap Clara walaupun Clara hanya menganggap Raja sebagai seorang kakak, tapi tetap saja sebisa mungkin Niko harus membuat agar Raja menjauhi Clara.Bagaimana pun Clara tidak tau mengenai perasaan Raja, jadi percuma saja jika Niko melarang Clara berhubungan lagi dengan Raja karena mereka pasti ujung-ujungnya akan bertengkar.Apagi Raja adalah seorang penyelamat bagi Clara, dan Niko juga menghargai usaha Raja itu yang selalu melindungi Clara dari masalah apapun.Setelah pembahasan masalah resepsi selesai, Yulia dan Adnan memutuskan untuk berpamitan pulang. Clara ingin ikut orang tuanya pulang karena sejak beberapa bulan ini Clara tinggal bersama mereka saat Niko sedang dalam
Beberapa hari kemudian.Sesuai yang telah keluarga Niko dan Clara rencanakan bahwa hari ini merupakan hari dilangsungkannya acara resepsi pernikahan sekaligus perayaan ulang tahun untuk Clara yang ke 20 tahun.Sebelumnya, keluarga Niko dan Clara sudah mendatangi KUA untuk mengurus pernikahan mereka agar sah secara hukum karena sebelumnya pernikahan mereka hanya sah di mata agama (siri).Acara pernikahan Niko dan Clara digelar cukup mewah dan meriah di kediaman Yola dan Abimanyu karena rumah mereka lah yang paling memungkinkan untuk didekorasi.Untuk acara ulang tahun, Clara ingin acaranya di gelar di rumah orang tuanya, Yulia dan Adnan di rumah sederhana mereka.Tema dekorasi seluruh ruangan merupakan Blue Ice karena Clara sangat suka warna biru.Gaun pengantin Clara juga berwarna blue ice yang dipadu dengan brukat dan juga dihiasi dengan mutiara asli sebagai pelengkap. Hijab simple yang Clara kenakan juga tidak mengurangi kecantikan dari wajah polosnya.Clara tampak sangat cantik dan
Clara langsung murung dan mulai menduga-duga saat melihat Niko tidak ingin Clara tau siapa yang menghubunginya."Ada apa? Itu hanya partner bisnis. Jangan marah," ujar Niko membujuk Clara tapi Clara mulai merajuk dan tidak ingin Niko menyentuhnya.Belakangan ini Niko dibuat kebingungan dengan tingkah Clara yang selalu acak. Emosi Clara juga menjadi tidak stabil dan sensitif.Seperti hari ini, sesaat Clara terlihat senang, namun setelahnya Clara mulai murung dan terkadang Clara marah tanpa sebab atau marah pada hal kecil.Niko menyentuh pundak Clara agar Clara duduk berhadapan dengannya tapi Clara menolak dan menepis tangannya.Plakk!Sedang Pak Darto yang kali ini menjadi sopir sepasang pengantin baru resmi ini hanya diam saja sambil sesekali mengintip dengan kaca yang berada di atas kepalanya.Pak Darto mulai panas dingin melihat pertengkaran suami istri ini yang bisa jadi berakhir dengan adegan uwu.Dan benar saja apa yang baru Pak Darto pikirkan, lelah dengan ambekan dari Clara yan
Sudah sangat larut malam tapi teman-teman Clara masih betah berada di rumah dan tidak ingin pulang sedang Clara dan semua orang terlihat kelelahan."Guys, sepertinya sekarang kalian harus pulang. Maaf, aku bukan bermaksud mengusir kalian, tapi kalian memang lupa waktu sekarang." Clara memberanikan diri menyuruh teman-temannya pulang walau Clara masih ingin mereka tinggal karena di sisi lain Clara memang merasa lelah."Ya ampun, Ra. Masa di usir kita, tega banget." Putri memulai dengan dramanya."Eh, ngomong-ngomong kalian mau kuliah di mana?""Kalau aku sih paling di sekitar sini aja yang ada fakultas perguruannya biar bisa jadi guru terus mepetin Pak David," jawab Renata jujur."Aduh, Ren. Gatel banget sih. Kayak gak punya harga diri aja, masa iya kamu yang ngejar cowok," jawab Putri yang jijik dengan jawaban Renata."Suka aku dong, kok kamu yang sewot.""Hahahha, uda-uda kita bahas ini di grup WA aja. Oke? Sini minta nomor kalian," ujar Clara menengahi."Oke, makasih banyak, Ren, Pu
Clara tidak bisa menjawab pertanyaan Yulia karena sulit menemukan fokus. Semuanya tampak berputar di kepala Clara yang membuatnya terasa pusing."Pusing, Bun. Kepela Clara pusing," jawab Clara merengek manja lalu memejamkan matanya.Yola dan Niko datang dengan membawa segelas teh dan roti lalu menyerahkannya pada Yulia.Yulia menerima gelas teh tersebut dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Sesendok demi sesendok Yulia dengan sabar menyuapi putrinya minum agar punya tenaga. Yulia juga membaca doa setiap menyuapkan sendok tersebut ke mulut Clara yang mungil.3 sendok teh berhasil masuk ke mulut Clara, namun saat Yulia memberi Clara roti, Clara melah memuntahkannya hingga Clara lemas dan hampir pingsan.Yola yang berinisiatif menelpon dokter keluarga mereka agar datang ke alamat yang Yola kirim dengan cepat sedang Yulia yang panik di bantu Niko membereskan muntahan Clara dan mengganti baju Clara.Clara yang lemas tidak bisa berbuat apa-apa saat Yulia dan Niko mengganti pakaiannya. T
Raja mulai menikmati waktunya saat ini bersama Kania dengan saling menyalurkan hasrat yang sempat tertahan sebelumnya.Tanpa melepas panggutannya Raja mulai membuka kancing baju Kania satu persatu. Kania yang kaget hanya tersentak sejenak dan melepaskan panggutan mereka namun kembali menyesap menikmati manisnya bibir Raja sembari memejamkan mata.Selesai dengan pemanasan singkat, Raja membawa Kania masuk ke dalam kamar dengan menggendongnya dari arah depan sedang Kania menyilangkan kakinya di punggung Raja untuk melanjutkan aktivitas halalnya.Raja membaringkan tubuh Kania dengan lembut ke atas ranjang dan mulai mengungkung Kania.Kania mulai bergetar geli saat bibir Raja berjalan dari dagunya ke leher lalu berhenti di atas gunung kembar milik Kania dan Raja bisa merasakan getaran tak biasa itu.Kania memejamkan mata sembari mwnggigit bibir bawahnya menikmati setiap sentuhan yang Raja berikan padanya.Tubuh Kania kini menggelinjang tegang dengan dada membusung saat tangan Raja dengan
"Yasudah, kamu tunggu disini. Aku akan segera kembali membawa makanan dan juga pakaian untukmu." Raja segera berlalu setelah memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Kania sendirian di dalam kamar hanya dengan handuk."Oke," singkat Kania membenarkan posisi handuknya.Kania tidak tahu harus memanggil Raja dengan sebutan apa sekarang karena sebelumnya Raja memarahinya karena masih menggunakan panggilan secara formal pada Raja.Sembari menunggu Raja datang, Kania keluar dari kamarnya masih dengan menggunakan handuk untuk melihat-lihat isi rumah yang tidak begitu besar tersebut."Apa yang kamu lakukan?" tanya Raja yang muncul tiba-tiba di belakang Kania dan mengejutkan Kania yang asik melihat-lihat lukisan yang terpajang di sekitar kamar."Ah itu, aku, aku cuman lihat-lihat aja kok." Kania yang kaget pun menjawab sembari tergagap."Ambil, ini pakaianmu. Aku akan menyiapkan makanan." Raja menyerahkan sebuah kantung tas berisi pakaian baru yang baru Raja beli di toko terdekat untuk Kani
Setelah acara doa selesai, Kania dan Raja menandatangi semua berkas dan juga buku nikah mereka yang diurus secara kilat dan express oleh anak buah Raja.Kini Raja dan Kania telah resmi menjadi sepasang suami dan istri. Dan orang tua Kania berarti juga akan menjadi orang tua Raja.Setelah semua acara selesai, Kania dan Raja serta Burhan dan Sulis berpisah karena Raja dengan terang-terangan ini berduaan dengan Kania."Bapak, Ibuk, anak buah Raja nanti akan bawa Bapak dan Ibuk ke rumah Raja yang baru. Di sana belum ada orang, jadi itu kesempatan untuk Bapak dan Ibuk untuk beradaptasi. Saya dan Kania akan berada di sini untuk malam ini dan akan menyusul besok. Oke?" Raja menjelaskan."Baiklah, Nak." Burhan dan Sulis menjawab sembari menahan tawa sedang Kania bersemu merah."Hati-hati ya, Pak, Buk." Kania mencium tangan kedua orang tuanya yang hendak berangkat.Anak buah Raja membawa Burhan dan Sulis ke Jakarta tepatnya di rumah baru Raja yang belum dihuni oleh siapapun.Sedang Raja kembal
"Hmm, kamu sangat polos atau bodoh? Atau, apakah kamu berpura-pura?"Raja menarik kedua tangan Kania ke pinggangnya dan mulai menempelkan bibirnya ke bibir hangat Kania.Kania yang kaget juga takut, memaksa agar Raja melepaskan tangannya.Plakkk!Satu tamparan mendarat ke wajah dingin Raja dari Kania."Maaf!" Kania perlahan berjalan menjauh dan hendak kabur karena takut Raja akan berbuat tak senonoh padanya dan Kania tidak ingin hal itu terjadi."Pergilah, maka aku akan menyiksa keluargamu!" Kania terhenti saat mendengar ancaman Raja yang sangat menakutkan.Rasanya Raja yang saat ini sedang bersama dengan Kania bukanlah Raja yang biasa, Raja yang membuat Kania kagum padanya.Saat ini Kania telah kehilangan perasaan bangga dan takjubnya pada Raja dan berubah menjadi perasaan kesal dan juga takut."Jangan, aku mohon ...." Kania kembali dan memohon di bawah kaki Raja."Itu tergantung bagaimana perlakuanmu terhadapku!""Aku akan menuruti anda, tapi jangan dengan hal ini." Kania memelas de
Raja membawa Kania dan keluarganya ke sebuah tempat. Bukan mereka, tapi hanya Burhan dan Sulis.Raja meminta anak buahnya yang mengikuti mobilnya dari belakang agar membawa Burhan dan Sulis ke sebuah penginapan yang masih berada di sekitar Bandung sedang Raja membawa Kania ke tempat berbeda.Sedang anak buah Pak Darto pergi mendatangi rumah Pak Darto dan memberi kabar jika ada sebuah komplotan yang menyerang mereka dan menculik Kania serta keluarganya.Pak Darto yang murka setelah mendengar laporan anak buahnya mulai mengepalkan tinjunya, mengeraskan rahangnya dan memukuli anak buahnya."Dasar kalian bodoh! Gak becus! Cari sampai ketemu siapa orang yang berani membawa calon istriku! Siapa yang berani menantangku?" Pak Darto mengamuk dan menghancurkan barang-barang di rumahnya dan membuat kedua istrinya ketakutan.Pak Darto segera berganti pakaian untuk mendatangi rumah Kania dan mencari tahu apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu."Pasti pria sombong itu yang membawa calon istr
Clara menoleh ke arah terakhir kali Clara melihat Ameera dan Steve bermain. Clara kebingungan dan mulai berjalan mendekati ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki.Seketika kepanikan Clara menyerang saat tidak dapat menemukan Ameera dan Steve di sekitar odong-odong ataupun mereka.Clara berbalik dengan wajah paniknya dan membuat Niko juga panik."Sayang, anak-anak gak ada. Tadi mereka di sini." Clara menarik tangan Niko ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki."Maksud kamu gak ada gimana, Sayang?" Niko bergegas menyisir pandangan untuk mencari Ameera dan Steve."Sayang, dimana mereka?""Ayo coba kita cari. Tenang, Sayang. Tolong tenang, jangan panik." Niko berusaha menemangkan Clara walau dirinya juga sebenarnya panik.Di sini, Niko dan Clara panik karena kehilangan Ameera dan Niko sedang di tempat lain, Raja sibuk dengan masalah Kania.Dari kejauhan Raja memantau Pak Darto dan anak buahnya mendatangi rumah Kania dengan membawa beberapa gaun dan juga perhiasa
Raja bingung mendengar Pak Darto yang sejak tadi terus memanggil Kania calon istrinya dan menatap Pak Darto dengan tajam."Kania? Apa kamu pulang kampung hanya untuk menikahi pria tua beristri ini?" Raja dengan santai menunjuk ke wajah Pak Darto dengan tangannya."Apa karena hutang itu? Kalau gitu katakan berapa hutang mereka, saya akan membayarnya!" "Tadinya saya kira anda pegawai bank, ternyata tidak. Ckk, kalau gitu anda siapa?" Pak Darto menuding Raja dengan jarinya."Ckk, hahahahh." Raja tertawa setelah melepar ke arah Pak Darto sebuah cek kosong dan menghinanya.Pak Darto sangat tersinggung dan marah saat Raja menghinanya namun Pak Darto semakin murka saat melihat kedua istrinya berjongkok dan hendak berebut cek yang Raja lemparkan."Berdiri! Hentikan! Kemarikan cek itu!" Pak Darto merampas ceknya dari salah satu istrinya dan merobeknya."Terserah saja, yang penting berarti hutang mereka lunas, 'kan?" Raja berjalan maju dan menarik kerah baju Pak Darto."Beraninya anda, orang a
Raja sudah berada di rumah Kania dan bertemu dengan orang tua dan adik perempuan Kania sedang Kania sedang pergi ke pasar terdekat.Keluarga Kania menyambut Raja dengan baik setelah Raja memperkenalkan diri sebagai bos Kania dan tujuan Raja datang ke rumah Kania tidak lain adalah ingin membantu membiayai pengobatan ayah Kania, Burhan.Kania yang baru pulang dari pasar bersama ibunya, Sulis merasa terkejut melihat mobil yang seperti Kania kenali berada di halaman rumahnya.Namun Kania mencoba tetap berpikir positive tentang hal itu dan bersikap biasa saja di hadapan ibunya."Mobil siapa ini ya, Nia?" Sulis bertanya pada Kania walau tidak menuntut Kania untuk menjawab."Kania gak tau, Buk. Yuk kita masuk dulu," ujar Kania santai.Mata Kania melotot kaget saat dirinya baru saja masuk ke dalam rumah dan melihat Raja di sana sedang mengobrol dengan ayahnya yang sedang sakit.Perasaan bingung, malu dan juga sedih bersatu dalam benak Kania. Tapi sebisa mungkin Kania harus mengatur perasaanny
Di tempat lain, Raja masih belum tidur sampai dini hari karena sibuk dengan laptopnya. Steve tidur dengan cepat tadi saat Raja memberinya susu hangat dan menidurkannya di ranjang kamarnya."Aku menemukanmu, Kania." Raja bermonolog dengan suara pelan saat layar laptopnya menunjukkan posisi Kania berada."Dia tidak menelpon aku ataupun Steve, apa dia merencanakan sesuatu?" Pikir Raja sembari mengusap wajah lelahnya."Aku akan mencoba mencari tau soal ini besok. Steve sudah nyaman dengan wanita ini, akan sulit bagi Steve untuk beradaptasi dengan pengasuh baru jika Kania tidak kembali dalam waktu dekat." Raja bermonolog lagi namun kali ini sembari menatap Steve yang tengah terlelap."Steve butuh Kania. Bukan aku yang butuh," ujar Steve lagi yang masih tidak ingin mengakui perasaannya.Setelah selesai dengan tugasnya, Raja membaringkan tubuhnya sejenak di samping Steve dan mengistirahatkan matanya yang terasa kering dan lelah karena harus bekerja sejak pagi.Pagi hari.Setelah Steve bangun